penyebabnya harus segera dilakukan. Perdarahan dari bagian anterior kavum nasi
biasanya akibat mencungkil hidung, epistaksis idiopatik, rinitis anterior dan penyakit
infeksi. Sedangkan dari bagian posterior atau media biasanya akibat hipertensi,
arteriosklerosis, fraktur atau tumor. Lakukan pengukuran tekanan darah dan periksa
tambahan foto tengkorak kepala, hidung dan sinus paranasal, kalau perlu CT-scan.
Penatalaksanaan
Prinsip:
o Menghentikan Perdarahan
o Mencegah Komplikasi
Tatalaksana:
o Hentikan perdarahan
3. First Aid
4. Pemasangan tampon:
a. Anterior
Apabila kauter tidak dapat mengontrol epistaksis atau bila sumber perdarahan
menggunakan kapas atau kain kassa yang diberi vaselin atau salap antibiotik.2,10
Tampon ini dipertahankan selama 3 – 4 hari dan kepada pasien diberikan antibiotik
b. Posterior
perdarahan hebat dan sulit dicari sumber perdarahan dengan rinoskopi anterior.
Epistaksis posterior dapat diatasi dengan menggunakan tampon posterior, bolloon
1. Tampon Posterior
Prosedur ini menimbulkan rasa nyeri dan memerlukan anestesi umum atau
setidaknya dengan anestesi lokal yang adekuat. Prinsipnya tampon dapat menutup
sekali diperkenalkan oleh Bellocq, dengan menggunakan tampon yang diikat dengan
tiga pita (band). Masukkan kateter karet kecil melalui hidung kedalam faring,
kemudian ujungnya dipegang dengan cunam dan dikeluarkan dari mulut agar dapat
diikat pada kedua ujung pita yang telah disediakan. Kateter ditarik kembali melalui
rongga hidung sehingga tampon tertarik ke dalam koana melalui nasofaring. Bantuan
ini.4,5 Apabila masih tampak perdarahan keluar dari rongga hidung, maka dapat pula
dimasukkan tampon anterior ke dalam kavum nasi. Kedua pita yang keluar dari nares
anterior kemudian diikat pada sebuah gulungan kain kasa didepan lubang hidung,
supaya tampon yang terletak di nasofaring tidak bergerak. Pita yang terdapat di
rongga mulut dilekatkan pada pipi pasien. Gunanya untuk menarik tampon keluar
2. Tampon Balon
epistaksis posterior. Ada dua jenis tampon balon, yaitu: kateter Foley dan tampon
balon yang dirancang khusus. Setelah bekuan darah dari hidung dibersihkan,
sampai balon terlihat di nasofaring. Kemudian balon diisi dengan 10 -20 cc larutan
salin dan kateter Foley ditarik kearah anterior sehingga balon menutup rongga
hidung posterior. Jika dorongan terlalu kuat pada palatum mole atau bila terasa sakit
anterior dan kateter difiksasi dengan mengunakan kain kasa yang dilekatkan pada
cuping hidung. Apabila tampon balon ini gagal mengontrol perdarahan, maka
Penanganan yang paling efektif untuk setiap jenis perdarahan adalah dengan
meligasi pembuluh darah yang ruptur pada bagian proksimal sumber perdarahan
yang tepat pada epistaksis yang berat atau persisten. Ada beberapa pendekatan ligasi
6. Embolisasi
Indikasi rawat:
- Epistaksis berulang dan pada keadaan dengan risiko tinggi (orang tua, debil,
- Saat dirawat pasien tirah baring dengan kepala lebih tinggi, humidifikasi
Komplikasi
- Syok
- Anemia
- Gagal ginjal
- Pemasangan tampon :
- Rhino-sinusitis
- Otitis media
- Septikemia
- Lain-lain :
- Bloody tears
DAFTAR PUSTAKA
Balenger JJ, Snow JrJB. Otorhinolaryngology, Head and Neck Surgery, 15th
Roland NJ, McRae RDR dan Mc.Cobe AW. Key topics in Otolaryngology, Bios