Laporan 1 Kelompok A - 2
Laporan 1 Kelompok A - 2
Disusun Oleh :
Dina Anggraeni Resphaty 16522048
Muhammad Rikza Hassan 16522154
Aditya Bagus Wicaksana 16522162
Lutfiani Nuraida 16522233
ii
diterapkan tiga misi yaitu memproduksi jam tangan dengan berbagai macam
motif batik daerah di Indonesia pada tali dan dial-nya, membuat produk yang
berkualitas sehingga banyak diminati oleh konsumen dari semua kalangan,
serta menjadi perusahaan yang baik dan konsisten, khususnya dalam lingkup
perusahaan asesoris.
Keyword : Analisis SWOT, Segmentasi Pasar, Targeting, Positioning, Jam
Tangan, Fashion, Visi, Misi
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL .................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
Latar Belakang ......................................................................................... 1
Tujuan ....................................................................................................... 3
Rumusan Masalah .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1. Metode SWOT ......................................................................................... 4
2.2. Visi dan Misi ............................................................................................ 5
2.3. Customer Need ......................................................................................... 5
2.4. Atribut Mutu Produk ................................................................................ 6
2.5. Konsep Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ........................................... 8
2.6. Benchmarking .......................................................................................... 9
2.7. STP ......................................................................................................... 10
2.8. BMC (Business Model Canvas) ............................................................. 10
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.............................................................. 11
Objek Penelitian ..................................................................................... 11
Data Primer dan Data Sekunder ............................................................. 11
Perancangan Kuesioner .......................................................................... 11
Langkah Identifikasi Kebutuhan Pasar ................................................... 12
Perancangan Visi dan Misi ..................................................................... 12
Alur Penilitian ........................................................................................ 14
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 16
4.1. Hasil Pengolahan Data ........................................................................... 16
4.2. Analisis SWOT....................................................................................... 20
4.3. Atribut Mutu Produk .............................................................................. 25
Marketing Mix ........................................................................................ 26
Benchmarking ......................................................................................... 27
Business Model Canvas (BMC) ............................................................. 29
iv
Perumusan Visi dan Misi ....................................................................... 29
BAB V KESIMPULAN ........................................................................................ 31
5.1. Kesimpulan ............................................................................................. 31
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 32
LAMPIRAN .......................................................................................................... 33
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia memiliki berbagai suku bangsa yang mana terdapat ciri khas
tersendiri yang bersifat fisik maupun non fisik atau yang dapat disebut
dengan kebudayaan suku bangsa (Hadijah, 2014). Salah satu kebudayaan
Indonesia yang kita kenal adalah Batik. Batik di Indonesia memiliki
banyak motif, keragaman motif batik tersebut bersumber dari kekayaan
seni budaya Indonesia. (Nugroho, 2013).
Indonesia sudah menapaki era Industri 4.0, yang antara lain ditandai
dengan serba digitalisasi dan otomasi. Namun, belum semua elemen
masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-
perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu
masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di
pusat belanja (Mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi
bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli
masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai
menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian
masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online. Dari beli
baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola
belanja online. (Soesatyo, Generasi Milenial dan Era Industri 4.0, 2018)
Roadmap Implementasi untuk menghadapi era Industri 4.0 telah
resmi dibuat pemerintah, Program yang digagas Kementerian
Perindustrian ini akan dikenal dengan nama MakingIndonesia
4.0.Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi), sebagai langkah awal
Making Indonesia 4.0 terdapat lima industri yang menjadi fokus
implementasi di Indonesia yaitu makanan dan minuman (mamin), tekstil,
otomotif, elektronik dan kimia. (Novalius, 2018)
Perkembangan di era Industri 4.0, trend fashion menjadi salah satu
hal yang paling diminati oleh banyak kalangan. Fashion merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dari aktivitas sehari-hari, benda
1
seperti baju dan aksesoris yang dapat dipakai bukan hanya sebagai
fungsi penutup tubuh ataupun hiasan, namun juga sebagai penyampaian
identitas pribadi (Hendariningrum, 2008).
Salah satu asesoris yang dapat dijadikan sebuah inovasi dalam dunia
industri adalah tali atau gelangan pada jam tangan. Dalam melakukan
aktivitas sehari-hari pun tak luput dari pemakaian jam tangan yang kini
tidak hanya berfungsi sebagai penunjuk waktu, namun juga sebagai
assesoris pelengkap penampilan. Menurut Hendra Theado, selaku
General Manager salah satu perusahaan distributor jam tanagn di
Indonesia yaitu PT Eurobutik Bangun Indonesia bilang, penjualan jam
tangan tahun ini lebih baik dari tahun lalu. "Pasar jam tangan tahun ini
tumbuh 20%-30%," kata Hendra kepada KONTAN, Selasa (7/2).
(Rafael, 2019) Tali atau gelangan merupakan salah satu bagian
terpenting pada jam tangan yang memiliki berbagai macam bahan dan
nilai tersendiri. Tentunya bagi para pengguna jam tangan memiliki
karakteristik masing-masing dalam memilih sebuah tali atau gelangan
jam tangan. Tali pada jam tangan tersebut dapat dijadikan sebuah karya
inovasi yang menggabungkan unsur nilai elegan yang dimanfaatkan
dari kulit hewan serta dipadukan dengan budaya Indonesia yaitu Batik
sebagai ciri khas sehingga dapat memiliki daya tarik utama namun tetap
memperhatikan faktor kenyamanan, ketahanan serta dapat memberikan
semangat, rasa percaya diri, dan kesenangan bagi pemakainya.
Pembuatan tali atau gelangan jam tangan ini bekerja sama dengan
pengerajin batik daerah sebagai bentuk pemberdayaan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta memiliki tujuan untuk
memanfaatkan kebudayaan Indonesia menjadi salah satu branding
negara Indonesia.
2
Tujuan
1. Menentukan produk fashion yang sesuai dengan kombinasi batik.
2. Melakukan analisa terkait peluang pasar terhadarp produk fashion
yang akan dibuat berdasarkan pertimbangan STP dan Marketing Mix.
Rumusan Masalah
1. Produk fashion yang cocok dikombinasikan dengan batik?
2. Pemanfaatan era Industri 4.0 didalam produk?
3. STP dan Marketing Mix dari produk yang akan dijual?
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
2.2. Visi dan Misi
Visi adalah kemampuan untuk melihat pada inti persoalan, pandangan,
wawasan apa yang tampak dalam khayal, penglihatan atau pengamatan.
Atau kemampuan melihat gambaran/wawasan masa depan yang diinginkan
berdasar penglihatan/pengamatan/perbandingan kondisi yang ada/keadaan
sekarang (KBBI,1998). Misi merupakan rangkaian kalimat yang
menyatakan tujuan atau alasan eksistensi organisasi yang memuat apa yang
disediakan oleh perusahaan kepada masyarakat, baik berupa produk
maupun jasa (Wibisono, 2006).
Empat syarat untuk menetapkan dan menulis visi (Bennis & Mische, 1996):
1. Mencakup segala hal dan berani, menekankan hasil yang luar biasa
ketimbang hanya hasil yang bertahap.
2. Menciptakan rasa kekuatan, semangat dan komitmen ketimbang
kegelisahan, kepanikan dan intimidasi.
3. Realistis dan dapat dicapai, digunakan sebagai pedoman bagi semua
aktivitas organisasi.
4. Spesifik dan harus dinyatakan dengan keyakinan.
Misi memiliki tiga syarat dalam penulisannya (Calam & Quniati, 2006) :
1. Menunjukkan dengan jelas apa yang ingin dicapai organisasi dan
bidang kegiatan utama dari organisasi yang bersangkutan.
2. Secara eksplisit mengandung apa yang harus dilakukan untuk
mencapainya.
3. Mengundang partisipasi masyarakat luas terhadap perkembangan
bidang utama yang digeluti organisasi.
5
1. Physiological Needs
Kebutuhan-kebutuhan dasar manusia dan merupakan tingkatan utama
dari kebutuhan manusia.
2. Safety and security needs
Kebutuhan ini tidak hanya didasarkan atas pertimbangan keamanan
fisik, akan tetapi juga rasa aman atas ketertiban, stabilitas, dan
pengendalian hidup seseorang dan lingkungan.
3. Social needs
Kebutuhan ini mencakup kebutuhan akan rasa sayang, rasa saling
memiliki, keinginan untuk bisa diterima dalam lingkungan pergaulan
atau lingkungan sosial.
4. Egoistic needs
Kebutuhan ini dapat berupa orientasi kedalam atau inward orientation
dan keluar atau outward orientation atau bahkan keduanya. Orientasi
kedalam mengarahkan kepada suatu gambaran kebutuhan individu akan
kebebasan, kesuksesan, pengakuan diri, penerimaan diri, dan kepuasan
pribadi terhadap pekerjaan dan telah dilaksanakan. Sedangkan orientasi
keluar mengarahkan kepada suatu gambaran terhadap kebutuhan
reputasi, status. Kesuksesan dan keberhasilan seseorang merupakan
gambaran yang merefleksikan dari orientasi keluar ini.
5. Need for self actualitation
Kebutuhan ini mengarah pada keinginan individu untuk mewujudkan
sesuatu hal yang dapat dilakukan untuk dicapai atau mencapau kepuasan
yang telah didambakan.
6
a. Reputasi Perusahaan; Perusahan menyadari bahwa reputasi akan
mengikuti kualitas produk yang dihasilkan, semakin baik produk yang
dihasilkan maka reputasi akan sebanding dengan produk yang
dihasilkan.
b. Keandalan Produk; Produk yang diedarakan dalam penggunaan handal
dan tidak tidak mengakibatkan kerusakan maupun kecelakaan akan
membuat rasa percaya konsumen terhadap produk.
c. Keterlibatan Global; Dimasa teknologi sekarang kualitas dari produk
menjadi perhatian internasional, arus informasi yang yang cepat
membuat perusahaan harus memenuhi harapan kualitas, desain dan
barang global jika ingin bersaing dengan perusahaan lain.
Dalam melakukan analisis karakteristik suatu produk, ada beberapa dimensi
yang digunakan untuk mengukur kualitas yang bertujuan untuk menyusun
kerangka perencanaan strategis dan analisis. Menurut David Garvin yang
diterjemahkan oleh Drs. M.N. Nasution, M.Sc, (2001) terdapat delapan
dimensi kualitas yang menjadi acuan perusahaan :
7
produk. Karakteristik yang berkaitan dengan daya tahan dari
produk itu.
f. Kemampuan pelayanan (Serviceability) merupakan karakteristik
yang berkaitan dengan kecepatan atau kesopanan, kompetensi,
kemudahan, serta akurasi dalam perbaikan.
g. Estetika (Aesthetics) merupakan karakteristik mengenai
keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi dari preferensi atau pilihan
individual. Dengan demikian, estetika dari suatu produk lebih
banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup
karakteristik tertentu, seperti keelokan, kemulusan, suara yang
merdu, selera, dan lain-lain.
h. Kualitas yang dipersepsikan (Perceived quality) bersifat
subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam
mengkonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri. Hal ini
dapat juga berupa karakteristik yang berkaitan dengan reputasi.
8
dan jasa, dan bentuk barang ataupun jasa yang ditawarkan.
Produk merupakan elemen yang paling penting. Sebab dengan
inilah perusahaan berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan
keinginan dari konsumen. Namun keputusan itu tidak berdiri
sebab produk/jasa sangat erat hubungannya dengan target market
yang dipilih.
b. Price merupakan sejumlah uang yang dibayarkan konsumen
untuk membeli atau mengganti hak milik produk. Price dapat
terdiri dari daftar harga, diskon, potongan harga khusus, periode
pembayaran, dan syarat kredit. Harga suatu produk atau jasa
ditentukan pula dari besarnya pengorbanan yang dilakukan untuk
menghasilkan jasa tersebut dan laba atau keuntungan yang
diharapkan. Oleh karena itu, penetuan harga produk dari suatu
perusahaan merupakan masalah yang cukup penting, karena
dapat mempengaruhi hidup matinya serta laba dari perusahaan.
c. Promotion merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
menyampaikan dan memperkenalkan produk perusahaan pada
pasar sasaran. Promotion dapat terdiri dari promosi penjualan,
periklanan, tenaga penjualan, public relation, dan pemasaran
langsung.
d. Place merupakan berbagai kegiatan untuk membuat produk yang
dihasilkan/dijual terjangkau dan tersedia bagi pasar sasaran.
Place dapat terdiri dari saluran pemasaran, cakupan pasar,
pengelompokan, lokasi, persediaan, dan transportasi.
2.6. Benchmarking
Benchmarking merupakan pencarian dan aplikasi praktek-praktek
yang benar-benar lebih baik secara terus-menerus, yang mengarah
pada kinerja kompetitif yang superior (Gregory H.Watson, 1962).
Sedangkan menurut Ramli benchmarking sebagai suatu proses
belajar yang berlangsung secara sistematis dan terus-menerus
dimana setiap bagian dari suatu perusahaan dibandingkan dengan
9
perusahaan yang terbaik atau pesaing yang paling unggul. (2013:8).
2.7. STP
Menurut Kotler (2012:292) ada tiga elemen dalam strategi
pemasaran, yaitu segmenting, targeting, dan positioning.
a. Segmenting adalah proses mengelompokkan pasar yang luas
bersifat heterogen menjadi kelompok-kelompok lebih kecil yang
memiliki kesamaan dalam hal kebutuhan, keinginan, perilaku,
dan respon terhadap program-program pemasaran yang spesifik.
b. Targeting adalah kegiatan untuk menentukan target di pasar,
tindakan untuk memilih satu segmen ataupun lebih yang hendak
dilayani oleh perusahaan.
c. Positioning adalah bagaiman perusahaan menempatkan dirinya
ataupun menetapkan posisi produk kepada konsumen.
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek Penelitian
Objek pada penelitian pasar kali ini, yaitu mengetahui produk fashion item
seperti apa yang diinginkan mahasiswa UII dengan subjeknya yaitu
mahasiswa aktif dengan asumsi umur 21 tahun sampai 25 tahun dari masing-
masing fakultas yang ada di UII. Universitas Islam Indonesia terdiri dari
delapan fakultas yaitu Teknologi Industri, Sipil dan Perencanaan, Ekonomi,
Hukum, Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Matematika dan IPA, Ilmu
Agama Islam, dan Kedokteran. Terdapat satu kuesioner yang disebar kepada
mahasiswa UII dengan berjumlah 71 responden pada kuisioner 1 dan 39
responden pada kuisioner 2.
Perancangan Kuesioner
Salah satu cara untuk mendapatkan data, yaitu dengan memberikan
kuesioner kepada responden, yaitu mahasiswa khususnya dalam ruang
lingkup Universitas Islam Indonesia. Untuk mengidentifikasi kebutuhan
pasar, diajukan beberapa pertanyaan yang harus dijawab. Kuesioner
disebarkan dalam rentang waktu satu hari, yaitu pada 11 – 12 Maret 2019.
Penyebaran kuesioner dilakukan 2 kali. Kuesioner tersebut berisi pertanyaan
tentang produk fashion item apa yang diminati oleh customer dan bagaimana
spesifikasi dari produk tersebut.
11
Langkah Identifikasi Kebutuhan Pasar
1. Pengumpulan data mentah
Dalam penugasan ini studi kasus yang diangkat adalah pembuatan
produk dengan tema textile and fashion. Peneliti melakukan identifikasi
pasar dan menentukan produk (customer need dan mission statement).
Data mentah didapatkan berupa kuesioner yang diisi oleh responden
yaitu mahasiswa UII.
2. Interpretasi data mentah dari sisi kebutuhan pelanggan
Data mentah dari responden yang telah dikumpulkan lalu diinterpretasi
oleh peneliti dan diolah agar mendapatkan hasil yang relevan dengan
penelitian.
3. Atur kebutuhan pelanggan kedalam sebuah hirarki
Pengaturan kebutuhan pelanggan dari hasil interpretasi data mentah
tidak dibutuhkan dalam penelitian kali ini karena variabel yang
dimunculkan tidak banyak dan dapat diselesaikan dengan cara yang
lebih sederhana.
4. Bangun kepentingan relative antar kebutuhan pelanggan
Kepentingan relative pelanggan terhadap spesifikasi produk
direfleksikan oleh hasil pengolahan data mentah dimana spesifikasi yang
paling banyak terpilih menjadi prioritas, begitu juga sebaliknya.
5. Evaluasi hasil
Dari hasil pengolahan data mentah tersebut didapat beberapa produk
yang memiliki karakteristik atau spesifikasi yang diinginkan pelanggan,
dimana pada akhirnya hanya akan terpilih satu produk.
12
2. Visi dapat memberikan arahan, mendorong anggota organisasi
untuk menunjukkan kinerja yang baik.
3. Dapat menimbulkan inspirasi dan siap menghadapi tantangan
4. Menjembatani masa kini dan masa yang akan datang.
5. Gambaran yang realistik dan kredibel dengan masa depan yang
menarik.
6. Sifatnya tidak statis dan tidak untuk selamanya.
b. Misi
Menurut KBBI, misi adalah “Tugas yang dirasakan orang sebagai suatu
kewajiban untuk melakukannya demi agama, ideologi, patriotisme, dan
sebagainya”. Berarti dalam konteks penelitian ini misi adalah hal atau
aktivitas yang harus dilakukan untuk mencapai visi. Berikut adalah
beberapa kriteria dalam merumuskan misi suatu perusahaan:
1. Penjelasan tentang produk atau pelayanan yang ditawarkan yang
sangat diperlukan oleh masyarakat.
2. Harus jelas memiliki sasaran publik yang akan dilayani.
3. Kualitas produk dan pelayanan yang ditawarkan memiliki daya
saing yang meyakinkan masyarakat.
13
Alur Penilitian
Pada alur penelitian hal pertama yang harus dilakukan pada penelitian ini
adalah menyebar kuesioner 1 dimana pada kuesioner tersebut berisikan mengenai
14
umur, pekerjaan, produk fashion item yang diinginkan, target dari kuesioner 1 ini
adalah sebanyak 71 responden. Setelah itu, dilakukan pengolahan data untuk
memberikan spesifikasi produk yang diinginkan oleh customer pada kuesioner 2
dengan jumlah 39 responden dan melakukan penentuan spesifikasi produk, lalu
menentukan visi dan misi produk yang selanjutnya menentukan segmentasi pasar
dengan menggunakan analisis STP (Segmentation, Targeting, Positioning). Tahap
terakhir adalah dengan menentukan strategi pemasaran dengan menggunakan
metode SWOT.
15
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
16
Gambar 4.1.2. Pekerjaan Responden Kuesioner 1
17
sebanyak 27 responden. Pada pertanyaan ini telah disediakan pilihan
kepada responden agar hasil data yang terkumpul mudah diolah.
18
4.2.1. Kuesioner 2
Pada kuesioner 2, pertanyaan yang diajukan tidak jauh
berbeda dengan pertanyaan kuesioner 1, yang menjadi
perbedaan, yaitu bagaimana spesifikasi jam tangan yang
19
4.2. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan metode yang dilakukan untuk menggambarkan
kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, identifikasi kebutuhan konsumen,
dan konsep bisnis berdasarkan faktor internal dan faktor eksternal yaitu
Strength, Weakness, Opportunities, dan Threats. Berikut ini merupakan
analisis SWOT Produk Jam Tangan.
4.2.1. Analisis Faktor Strategi Internal (IFAS)
Tabel 4.2.1 Faktor-faktor IFAS
No Kekuatan Kode
1 Mempunyai desain menarik A
2 Memiliki kombinasi Batik Indonesia B
3 Tahan Lama C
4 Nyaman digunakan D
No Kekurangan Kode
1 Variansi model terbatas E
2 Ketahanan terhadap air kurang F
20
Tabel 4.2.3 Bobot, Rating, Score IFAS
Kode Bobot Rating Score
A 0,267 3 0,801
B 0,133 4 0,532
C 0,200 3 0,600
D 0,133 4 0,532
TOTAL 2,465
E 0,067 2 0,402
F 0,200 3 0,600
TOTAL 1,002
S–W 1,463
21
a. Variansi model terbatas, yang diberi rating 2 karena tidak semua
masyarakat menginginkan banyak permintaan model untuk Jam
Tangan karena ditakutkan akan memberi kesan kurang elegan
b. Ketahanan terhadap air kurang, yang diberi rating 3 karena hal ini
berpengaruh pada iklim Indonesia yang terkadang akan turun hujan
dengan kepastian yang kurang sehingga akan mengurangi kualitas.
22
Tabel 4.2.5 Teknis Pembobotan EFAS
Faktor A B C D E F G TR Bobot
A X 0 0 1 0 1 1 3 0,143
B 1 X 1 1 1 1 1 6 0,286
C 1 0 X 0 0 1 1 3 0,143
D 0 0 1 X 0 0 1 2 0,095
E 1 0 1 1 X 0 0 3 0,143
F 0 0 0 1 1 X 0 2 0,095
G 0 0 0 0 1 1 X 2 0,095
TOTAL 21 1
23
2. Jam Tangan menjadi atribut fashion sekaligus kebutuhan
masyarakat, yang diberi rating 4, karena dengan menjadi
kebutuhan maka akan tinggi minat beli masyarakat
3. Banyak masyarkaat menginginkan produk murah namun menarik,
yang diberi rating 3 karena dengan prouk yang murah dan menarik
akan menarik minat masyarakat untuk membeli
4. Metode pemasaran secara langsung melalui expo dan online
melalui platform e-commerce, yang diberi rating 4 karena metode
pemasaran ini sedang banyak digandrungi masyarakat dengan
pesatnya juga internet of things sehingga metode ini merupakan
metode berpeluang besar bagi produk perusahaan.
24
4.3. Atribut Mutu Produk
Atribut mutu produk adalah karakteristik mutu produk yang tidak dapat
dinyatakan dalam angka, tetapi dinyatakan sebagai memenuhi atau tidak
memenuhi spesifikasi. Jenis atribut mutu terdapat 2 yaitu tidak dapat
dilakukan pengukuran, yang kedua dapat dilakukan pengukuran namun
terhambat biaya dan waktu. Atribut mutu produk adalah sebagai berikut:
1. Performance
Aspek fungsional dari produk yang biasanya dipertimbangkan konsumen
saat akan membeli produk. Fungsi dari Jam Nusantara ini adalah jam
tangan yang memadukan kebudayaan indonesia yaitu batik, agar dapat
dijadikan sebagai souvenir dari indonesia oleh turis yang sedang
berwisata.
2. Features
Merupakan fungsi tambahan dari fungsi utama sebuah produk. Fungsi
tambahan dari Jam Nusantara ini adalah.
3. Keandalan
Merupakan probabilitas produk melaksanakan fungsinya dengan baik
dalam periode tertentu. Jam Nusantara ini menggunakan mesin Quartz
buatan jepang yang terkenal akan keandalanya dan kepresisianya, serta
menggunakan strap kulit yang didesain khusus khas indonesia yaitu
berpola batik.
4. Konfirmasi
Merupakan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah
ditetapkan sebelumnya berdasarkan respon pelanggan terhadap produk
ini, menggunakan kuesioner, konsumen setuju terhadap kombinasi batik
pada fashion terutama jam tangan dan minat konsumen terhadap produk
jam tangan yang dikombinasikan batik sebesar 50%, 46,7% mungkin
minat dan 3% tidak minat. Oleh sebab itu, produk ini didesain
sedemikian rupa agar sesuai dengan keinginan konsumen.
5. Durability
Merupakan masa pakai suatu produk. Jam Nusantara dapat digunakan
pada periode waktu yang lama hingga Jam Nusantara itu rusak karena
25
menggunakan bahan yang berkualitas seperti dial jam menggunakan
bahan stainless steel yang tahan karat, mesin Quartz dari jepang yang
terkenal awet, serta strap berbahan kulit yang tidak cepat rusak.
6. Kemampuan pelayanan
Merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan,
kompetensi dan kemudahan serta akurasi dalam perbaikan. Jam
Nusantara ini merupakan jam tangan yang ringan dan ukuranya yang
tidak terlalu besar sehingga pengguna akan merasa nyaman jika
menggunakan jam tangan ini.
7. Estetika
Merupakan karakteristik yang bersifat subjektif berkaitan dengan
pertimbangan pribadi atau pilihan individul. Estetika Jam Nusantara ini
terdapat pada desainnya yang unik dan menarik dengan perpaduan
budaya indonesia yaitu batik di dalam dial-nya dan di strap kulitnya.
Marketing Mix
Menurut Kotler dan Amstrong mereka mendefinisikan Marketing Mix atau
bauran pemasaran sebagai sekumpulan variabel–variabel pemasaran yang
dapat dikendalikan, yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tingkat
penjualan yang diinginkan dalam target pemasaran. Kotler menyebutkan
konsep Marketing mix atau baruan pemasaran terdiri dari 4 elemen, yaitu:
Product, Place, Price, dan Promotion.
1. Product
Produk yang ditawarkan adalah fashion item berupa jam tangan.
Perusahaan menawarkan inovasi pada jam tangan berupa tali 2 in 1,
kedua sisi dari tali tersebut dapat dapat gunakan sesuai keinginan.
2. Price
Harga yang ditawarkan pada produk ini, yaitu kisaran Rp 200.000,-
3. Promotion
Promosi yang dilakukan untuk mempromosikan produk ini, yaitu dengan
digital marketing, seperti memposting produk tersebut pada media sosial
dan menjualnya melalui online shop.
26
Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu proses membandingkan dan mengukur
suatu kegiatan organisasi terhadap proses operasi yang terbaik dikelasnya
sebagai inspirasi dalam meningkatkan kinerja perusahaan. Analisis
benchmarking meliputi segmentasi pasar, targeting dan positioning.
1. Segmentasi Pasar
Segmentasi Pasar adalah kegiatan membagi suatu pasar menjadi
kelompok-kelompok pembeli yang berbeda yang memiliki kebutuhan,
karakteristik, atau perilaku yang berbeda. Beberapa variabel utama untuk
melakukan segmentasi pasar konsumen adalah sebagai berikut:
27
4. Segmentasi tingkah laku, produk ini memilih sasaran konsumen
dalam hal bentuk dan harga.
2. Targeting
Targeting merupakan kegiatan yang berisi dan menilai serta memilih
satu ataupun lebih segmen pasar yang akan dimasuki oleh perusahaan.
Setelah menentukan segmentasi pasar, maka yang akan dijadikan target
pemasaran produk ini adalah laki-laki dan perempuan dengan kisaran
usia 21 tahun hingga 25 tahun namun tidak menutup kemungkinan target
konsumen dengan usia lebih dari itu atau kurang dari itu.
3. Positioning
Positioning adalah tindakan merancang produk dan bauran pemasaran
agar tercipta kesan tertentu diingatan konsumen. Dapat dilihat bahwa
produk Jam Nusantara ini memiliki beberapa keunggulan diantaranya
berbahan kuat, ringan, nyaman saat dipakai, dan desain estetik yang
memadukan budaya indonesia yaitu batik. Untuk mengkomunikasikan
produk ini kepada konsumen kami juga melakukan promosi di sosial
media seperti Instagram, dan E-Commerce seperti OLX dan Tokopedia.
28
Business Model Canvas (BMC)
“Menjadi perusahaan tali jam tangan yang dapat bersaing pada skala
Internasional”
1. Memproduksi tali jam tangan dengan berbagai macam motif batik daerah
di Indonesia.
29
2. Membuat produk yang berkualitas sehingga banyak diminati oleh
konsumen dari semua kalangan.
3. Menjadi perusahaan yang baik dan konsisten, khususnya dalam lingkup
perusahaan asesoris.
30
BAB V
KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
1. Dari hasil analisis pasar di atas, produk yang dibutuhkan oleh customer
adalah jam tangan.
2. Dari hasil analisis marketing mix produk yang akan dipasarkan adalah
jam tangan yang memiliki inovasi 2 in 1, dimana dua sisi tali jam tangan
dapat digunakan sesuai keinginan customer. Harga yang ditawarkan
yaitu kisaran Rp 200.000,-. Produk tersebut dipromosikan melalui media
sosial dan online shop. Pada hasil STP, wilayah Indonesia yang akan
dijadikan sebagai segmentasi penjualan produk jam tangan, targeting
produk tersebut adalah mahasiswa berumur 21-25 tahun, tetapi tidak
menutup kemungkinan usia konsumen lebih atau kurang dari 21-25
tahun. Produk tersebut akan dijual melalui media sosial seperti
Instagram, E-Commerce seperti OLX dan Tokopedia.
31
DAFTAR PUSTAKA
32
LAMPIRAN
Kuesioner 1:
Kuesioner 2:
33
34