Anda di halaman 1dari 11

PENGOBATAN DENGAN MITOXATRONE DALAM

KEMOTRAPI KANKER
Disusun Oleh :

NOVIANA ANJAR HASTUTI


====================================================================
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Kesehatan merupakan salah satu hal yang paling mahal yang dimiliki manusia,
begitu penting namun sering terabaikan. Sering kali manusia tidak mensyukuri nikmat
sehat yang telah diberikan. Secara sadar maupun tidak sadar manusia banyak melakukan
hal yang merusak kesehatan. Ditemukannya berbagai jenis penyakit baru yang begitu
sulit disembuhkan seharusnya menyadarkan manusia agar selalu menjaga kesehatan
dengan baik. Salah satu penyakit yang banyak ditemukan, mempunyai tingkat
kesembuhan yang kecil, serta masih sulit untuk diobati adalah penyakit kanker. Penyakit
kanker seringkali didefinisikan sebagai penyakit yang disebabkan karena pertumbuhan
sel-sel jaringan yang melampui batas normal. Seperti pada situs www.cancerhelps.com
yang menjelaskan penyakit kanker sebagai berikut:
Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan
sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel-sel kanker akan berkembang
dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya
menyusup ke jaringan sekitarnya (invasive) dan terus menyebar melalui
jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting serta syaraf
tulang belakang. Dalam keadaan normal, sel hanya akan membelah diri
jika ada penggantian sel-sel yang telah mati dan rusak. Sebaliknya sel
kanker akan membelah terus meskipun tubuh tidak memerlukannya,
sehingga akan terjadi penumpukan sel baru yang disebut tumor ganas.
Penumpukan sel tersebut mendesak dan merusak jaringan normal,
sehingga mengganggu organ yang ditempatinya.

Penyakit kanker banyak disebabkan karena adanya faktor genetik, dengan


adanya gen kanker bawaan dari keluarga seseorang dapat memiliki resiko besar untuk
penyakit kanker yang sama. Namun, saat ini faktor genetik bukan hanya penyebab
menigkatnya resiko penyakit kanker, lingkungan, radikal bebas, faktor makanan, virus
hingga stress dapat juga menjadi pemicu utama timbulnya penyakit ini. Penyakit kanker
pun banyak jenisnya, di Indonesia, beberapa jenis kanker seperti kanker serviks, kanker
payudara, kanker hati, dan kanker darah mempunyai jumlah penderita yang cukup banyak
dan tingkat kematian yang cukup tinggi.
Salah satu jenis penyakit kanker tersebut, yang banyak diderita oleh masyarakat
adalah kanker darah, atau yang biasa dikenal dengan leukimia. Kanker darah (leukimia)
merupakan neoplasma ganas sel darah putih (leukosit) yang ditandai dengan bertambah
banyaknya sel darah putih abnormal dalam aliran darah. Sel-sel tersebut berinfiltrasi
secara progresif ke dalam jaringan tubuh, terutama pada sumsum tulang. Akibatnya,
sumsum tulang rusak dan kehilangan fungsinya untuk membuat sel darah merah dan sel
darah putih normal serta platelets (trombosit). Sebagai akibat kekurangan sel darah
merah, maka akan terjadi anemia. Jika kekurangan sel darah putih ini dapat
mengakibatkan penurunan sistem kekebalan tubuh sedangkan kurangnya
produksi platelets dapat mengakibatkan terjadinya perdarahan yang parah.
(www.deherba.com, 2012).
Menurut Iman Zenith (2012) pada tahun 2000, terdapat sekitar 256.000 anak dan
dewasa di seluruh dunia menderita penyakit sejenis leukemia, dan 209.000 orang
diantaranya meninggal karena penyakit tersebut. Hampir 90% dari semua penderita yang
terdiagnosa adalah dewasa. Dalam sebuah situs kesehatan dikatakan bahwa pada anak,
leukemia merupakan jenis kanker yang paling banyak menyerang. Leukemia atau kanker
darah menduduki peringkat tertinggi kasus kanker pada anak karena masih lemahnya
penanganan kanker pada anak.
Penyakit kanker sulit untuk disembuhkan, namun dunia kedokteran dan farmasi
terus-menerus mencari dan mengembangkan obat-obatan yang dapat digunakan untuk
mengatasi penyakit ini. Menurut definisi yang lengkap, obat adalah bahan kimia atau
paduan/campuran bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem
fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa (fungsi diagnostik),
pencegahan (fungsi profilaktik), dan penyembuhan penyakit (fungsi terapeutik), termasuk
di dalamnya peredaan gejala, pemulihan, perbaikan dan peningkatan kesehatan serta
pengubahan fungsi organik, baik pada manusia ataupun hewan. Termasuk di dalamnya
kontrasepsi dan sediaan biologis lainnya (Penjelasan atas PP RI No.72 tahun 1998
tentang Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan). Secara garis besar ada dua
macam bahan obat yaitu bahan-bahan yang secara alami disintesis di dalam tubuh dan
bahan-bahan kimia yang secara alami tidak disintesis di dalam tubuh, biasa dikenal
sebagai “obat kimia (obat sintetik)”.
Pengobatan penyakit leukimia dimulai dengan kemoterapi induksi, dengan
menggunakan kombinasi obat-obatan seperti daunorubisin (DNR), sitarabin (ara-C),
idarubicin, thoguanine, etoposide, atau mitoxantrone. Dalam makalah ini pemaparan
obat kimia sintetik penyakit leukimia difokuskan pada obat mitoxantrone. Beberapa tahun
yang lalu, mitaxantrone dikenal sebagai salah satu obat yang digunakan dalam kemotrapi
penyakit leukimia, namun penelitian terbaru menunujukkan bahwa mitoxantrone dapat
juga menyembuhkan penyakit kanker prostat, multiple sclerosis, kanker payudara, dan
juga penyakit non-hodgkin’s lymphoma.
Walaupun mitoxantrone dapat digunakan untuk pengobatan penyakit kanker,
namun tetap saja obat-obatan sintetik memiliki dampak bagi tubuh. Bagaimana ikatan
senyawa, karakteristik, khasiat, mekanisme serta efek samping mitoxantrone akan
dijelaskan dalam makalah ini.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik mitoxantrone?
2. Bagaimana mekanisme kerja, dosis dan penggunaan mitoxantrone?
3. Bagaimana efek samping dari penggunaan obat mitoxantrone dalam penyembuhan
penyakit kanker?

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui karakteristik mitoxantrone.
2. Mengetahui mekanisme kerja, dosis dan penggunaan mitoxantrone.
3. Mengetahui efek samping dari penggunaan obat mitoxantrone dalam penyembuhan
penyakit kanker
BAB II
PEMBAHASAN

A. Karakteristik Mitoxantrone
Mitoxantrone dikenal dalam dunia farmasi sebagai salah obat sintetis yang
digunakan dalam kemoterapi pengobatan kanker darah. Mitoxantrone dikembangkan
pada tahun 1980 sebagai ‘doxorubicin analogue’ yang berfungsi untuk menemukan agen
penangkal racun. Obat ini diterima oleh FDA pada tahun 1987 sebagai obat bagi orang
dewasa yang menderita leukemia dan pada tahun 1996 digunakan sebagai obat kanker
prostat. Selain dikenal dengan nama mitoxantrone nama pasaran lain dari obat ini adalah
novantrone, dikategorikan sebagai analgesik. Mitoxantrone memiliki struktur senyawa
yang digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Senyawa Mitoxantrone


Sumber. www.wikipedia.com

Nama mitoxantrone berdasarkan IUOAC adalah 1,4-dihidroxy-5,8-bis({2-[2-


hydroxyethyl)amino]ethyl}amino)-9-10-dihydroanthracene-9. Rumus kimia obat ini
adalah C22H28N4O6. Obat mitoxantrone berbentuk larutan dan dikemas dalam botol
sebagai berikut:

Gambar 2. Mitoxantrone dalam Kemasan Botol


Sumber. www.google.com
B. Khasiat Dan Mekanisme Kerja Obat Mitoxantrone
Mitoxantrone merupakan salah satu anti kanker (antineoplastic or cytotoxic)
dalam obat kemotrapi. Kanker dikenal sebagai penyakit yang disebabkan karena
pembelahan sel yang tidak lagi terkontrol oleh jaringan normal. Mitoxantrone diterima
secara cepat oleh jaringan, secara efektif dapat menurunkan perkembangan dari penyakit
dengan beberapa mekanisme yang berbeda. Seperti contoh, obat ini dapat menekan
proliferasi sel T, sel B, dan makrofag. Hal tersebut dijelaskan oleh Edward J. Fox (2000)
sebagai berikut:
Mitoxantrone is effective in reducing disease progression through a variety
of different mechanisms of action. For example, it suppresses the
proliferation of T cells, B cells, and macrophages. It impairs antigen
presentation and decreases the secretion of proinflammatory cytokines.
Mitoxantrone enhances T-cell suppressor function and inhibits B-cell
function and antibody production. Finally, it inhibits macrophage-mediated
myelin degradation. Compared with interferon betas, mitoxantrone has a
broad range of actions and has effects on many different types of immune
cells. (www.neurology.org)
Sebuah situs kesehatan menyebutkan bahwa mitoxantrone adalah bagian dari
kelompok umum obat-obatan kemotrapi yang dikenal sebagai antibiotik. Obat ini
menghentikan pertumbuhan dari sel kanker, dan kemudian menghancurkannya
(www.cancer.org, 2012). Dalam situs lain disebutkan bahwa Mitoxantrone, an analogue
of the anthracyclines, intercalates DNA and inhibits topoisomerase II causing DNA
strand breakage which leads to decreased cell replication. (www.mims.com, 2012). Hal
tersebut berarti, mitaxantrone dapat bekerja sedemikian rupa dalam DNA untuk
menurunkan replikasi sel. Obat ini akan dieksresikan lewat urin dan empedu.
Dalam perkembangannya, mitoxantrone juga dapat digunakan untuk pengobatan
penyakit kanker prostat, multiple sclerosis (MS), kanker payudara, dan juga penyakit
non-hodgkin’s lymphoma. Dengan mengurangi aktivitas sistem kekebalan
tubuh, mitoxantrone memperlambat aktivitas Multiple Sclerosis dan mengurangi
frekuensi kambuh.

C. Dosis dan cara penggunaan Obat Mitoxantrone


Mitoxantrone sulit untuk diserap tubuh, jika pengobatan dilakukan secara oral
maka mitoxantrone akan sulit bekerja. Sehingga pemberian obat mitoxantrone dilakukan
melalui penyuntikan di pembuluh darah, diberikan setiap 3 hari sekali atau seminggu
sekali. Sebelum pemberian obat mitoxantrone, diberikan obat anti-mual terlebih dahulu.
Dosis, penggunaan, dan waktu pemberian obat mitoxantrone dipengaruhi oleh berat dan
tinggi badan, banyaknya darah, kemampuan liver pasien, serta jenis penyakit kanker yang
diderita. Banyaknya darah (nilai hemoglobin) pasien akan diperiksa tiap akan diberi
pengobatan, jika Hb terlalu rendah maka pengobatan akan ditunda. Pemberian
mitoxantrone dibarengi dengan obat anti kanker yang lain. Berikut tabel pemberian dosis
mitoxantrone berdasarkan jenis penyakit kanker yang diderita (www.mims.com, 2012):
Indication & Intravenous
Dosage Acute myeloid leukaemia
Adult: 12 mg/m2 daily for 5 days to induce remission. Alternatively, 12 mg/m2for 3
days in combination with cytarabine.
Intravenous
Breast cancer
Adult: Initially, 14 mg/m2, then repeat every 3 wk. Adjust subsequent dose
according to degree of myelosuppression. Debilitated patients or those who had
previous chemotherapy: May reduce initial dose to 12 mg/m2. As part of a
combination regimen: May reduce initial dose to 10-12 mg/m2.
Intravenous
Prostate cancer
Adult: Initially, 14 mg/m2, then repeat every 3 wk. Adjust subsequent dose
according to degree of myelosuppression. Debilitated patients or those who had
previous chemotherapy: May reduce initial dose to 12 mg/m2. As part of a
combination regimen: May reduce initial dose to 10-12 mg/m2.
Intravenous
Lymphoma
Adult: Initially, 14 mg/m2, then repeat every 3 wk. Adjust subsequent dose
according to degree of myelosuppression. Debilitated patients or those who had
previous chemotherapy: May reduce initial dose to 12 mg/m2. As part of a
combination regimen: May reduce initial dose to 10-12 mg/m2.
Intravenous
Liver cancer
Adult: Initially, 14 mg/m2, then repeat every 3 wk. Adjust subsequent dose
according to degree of myelosuppression. Debilitated patients or those who had
previous chemotherapy: May reduce initial dose to 12 mg/m2. As part of a
combination regimen: May reduce initial dose to 10-12 mg/m2.
Intravenous
Multiple sclerosis
Adult: 12 mg/m2 by IV infusion over 5-15 min. Initially, dose may be given once
every 3 mth provided neutrophil count is >1500 cells/mm3 and LVEF >50%.

Reconstitution: Dilute to at least 50 ml in sodium chloride 0.9% or glucose 5%


solution and inj over at least 3 min into a freely running IV infusion of either
solution.
Incompatibility: Do not mix in the same infusion as heparin.
Sebelum melakukan pengobatan dengan mitoxantrone, terdapat beberapa hal yang perlu
dikonsultasikan terlebih dahulu kepada doktor, antara lain:
1. Jika pasien memiliki alergi terhadap sesuatu, termasuk alergi obat atau makanan
2. Jika pasien memiliki berbagai kondisi kesehatan, seperti masalah jantung, rendahnya
jumlah darah, penyakit liver (termasuk hepatitis), atau infeksi. Kondisi ini akan
mempengaruhi dosis dan aturan penggunaan obat ini
3. Jika pasien menderita penyakit multiple sclerosis, pasien akan menerima pemeriksaan
ekstra pada jantung sebelum, selama, dan setelah pengobatan
4. Jika pasien pernah melakukan pengobatan kanker dengan obat daunorubicin,
doxorubicin, epirubicin, idarubicin (jenis-jenis pengobatan kemotrapi) atau obat-
obatan yang berakibat pada jantung (termasuk metaxantrone). Hal ini akan
memperparah kerusakan jantung
5. Jika pasien hamil, atau dalam usaha untuk hamil, atau ada peluang untuk hamil. Obat
ini dapat menyebabkan kemungkinan ketidaknormalan pada bayi
6. Jika pasien sedang menyusui, obat ini dapat terserap dalam ASI dan mungkin akan
berpengaruh pada bayi
7. Jika pasien mungkin masih ingin memiliki anak, obat ini dapat menyebabkan
kemandulan
8. Tentang resep obat lain yang dikonsumsi, termasuk vitamin dan obat herbal, sehingga
dapat diketahui nantinya kemungkinan terjadi komplikasi.
(diterjemahkan dari www.m.cancer.org, 2012)

D. Efek Samping Penggunaan Obat Mitoxantrone


Pengobatan kemotrapi bertujuan untuk membunuh sel kanker yang tergantung
pada kemampuan sel kanker tersebut membelah diri. Biasanya obat-obatan kemotrapi
bekerja dengan cara merusak DNA atau RNA yang memerintahkan sel kanker untuk
membelah, jika sel kanker tidak dapat membelah diri mereka akan mati. Jadwal
kemotrapi disesuaikan terhadap tipe sel kanker, kecepatan sel membelah diri, dan waktu
pemberian obat yang efektif.
Hal yang menjadi masalah dalam pengobatan kemotrapi adalah obat-obatan
tersebut tidak dapat membedakan sel yang merupakan sel kanker dan sel normal. Sel
normal biasanya akan mengalami regenerasi, mereka mati namun digantikan dengan sel
baru, namun ketika menjalani kemotrapi efek samping kemudian muncul. Sel normal
yang sering terkena efek samping adalah sel darah, sel dalam mulut, perut, dan usus, serta
sel folikel rambut sehingga kemotrapi biasanya dapat mengakibatkan sakit mulut, mual,
diare dan atau kerontokan rambut.
Kemungkinan efek samping yang terjadi dalam penggunaan mitoxantrone dalam
pengobatan kemotrapi antara lain: badan menjadi lemah, luka pada mulut, kerontokan
rambut, diare atau sembelit, tekanan darah rendah, bagian mata yang berwarna putih dan
urin menjadi berwarna biru atau hijau, sakit perut, dan siklus menstruasi menjadi tidak
teratur.

Setiap penyakit pasti ada obatnya, namun obat dapat juga diibaratkan sebagai racun yang
dimasukkan dalam tubuh. Jika obat digunakan dalam takaran yang sesuai dan penggunaan
yang tepat maka obat dapat berperan sebagai racun bagi penyakit. Sebaliknya, apabila
digunakan sembarangan dan tidak mengikuti aturan, obat justru akan menjadi racun bagi
tubuh. Jika anda merasakan adanya ketidakberesan pada tubuh berobatlah dan konsultasikan
penggunaan obat kepada dokter. Namun, hal yang paling penting kemudian adalah agar
selalu menjaga kesehatan, karena pencegahan jauh lebih baik daripada pengobatan. Selain
itu, jangan lupakan kekuatan Sang Maha Penyembuh, karena Dialah obat sesungguhnya dari
segala penyakit.
BAB III
SIMPULAN

Berdasarkan pemaparan yang telah dilakukan di atas, maka kesimpulan dalam makalah ini
adalah:
1. Karakteristik mitoxantrone
Selain dikenal dengan nama mitoxantrone nama pasaran lain dari obat ini adalah
novantrone, dikategorikan sebagai analgesik. Mitoxantrone memiliki struktur senyawa
yang digambarkan sebagai berikut:

Nama mitoxantrone berdasarkan IUOAC adalah 1,4-dihidroxy-5,8-bis({2-[2-


hydroxyethyl)amino]ethyl}amino)-9-10-dihydroanthracene-9. Rumus kimia obat ini
adalah C22H28N4O6.
2. Mekanisme kerja, dosis dan penggunaan obat mitoxantrone
Mekanisme kerja
Mitoxantrone diterima secara cepat oleh jaringan, secara efektif dapat menurunkan
perkembangan dari penyakit dengan beberapa mekanisme yang berbeda. Obat ini
menghentikan pertumbuhan dari sel kanker, dan kemudian menghancurkannya.
Mitaxantrone dapat bekerja sedemikian rupa dalam DNA untuk menurunkan replikasi
sel.
Dosis dan Penggunaan obat
Dosis, penggunaan, dan waktu pemberian obat mitoxantrone dipengaruhi oleh berat dan
tinggi badan, banyaknya darah, kemampuan liver pasien, serta jenis penyakit kanker yang
diderita. Banyaknya darah (nilai hemoglobin) pasien akan diperiksa tiap akan diberi
pengobatan, jika Hb terlalu rendah maka pengobatan akan ditunda. Pemberian
mitoxantrone dibarengi dengan obat anti kanker yang lain.
3. Efek Samping Penggunaan obat Mitoxantrone
Kemungkinan efek samping yang terjadi dalam penggunaan mitoxantrone dalam
pengobatan kemotrapi antara lain: badan menjadi lemah, luka pada mulut, kerontokan
rambut, diare atau sembelit, tekanan darah rendah, bagian mata yang berwarna putih dan
urin menjadi berwarna biru atau hijau, sakit perut, dan siklus menstruasi menjadi tidak
teratur.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ------. Statistik Penderita Kanker di Indonesia. Diambil pada tanggal 16 Febuari 2013
dari www.deherba.com

Anonim. ----- . Kanker. Diambil pada tanggal 20 Febuari 2013 dari www.cancerhelps.com

Anonim. -----. Tinjauan dari Perlakuan Mitoxantrone Untuk Multiple Sclerosis. Diambil pada
tanggal 15 Maret 2013 dari www.id.prmob.net

American Cancer Society. 2012. Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 17 Maret 2013 dari
www.m.cancer.org

Drug Bank. 2013. Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 15 Maret 2013 dari www.drugbank.ca

Edward J. Fox. 2000. Mechanism of Action of Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 15 Maret
2013 dari www.neurology.org

Imam Zenith. 2000. Penyakit Kanker. Diambil pada tanggal 3 Maret 2013 dari www.google.com

MIMS. 2012. Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 15 Maret 2013 dari www.mims.com

The Scott Hamilton CARES (Cancer Alliances for Research Education and Survivor) Initiative.
2012. Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 17 Maret 2013 dari
www.chemocare.com

Wikipedia. 2013. Mitoxantrone. Diambil pada tanggal 15 Maret 2013 dari www.wikipedia.com

Anda mungkin juga menyukai