Pemanfaatan antibodi monoklonal dalam bidang kesehatan, baik untuk diagnostik atau
mengatasi penyakit kanker tertentu, telah banyak dilakukan. Antibodi monoklonal dapat
digunakan untuk tiga tujuan berikut:
Beberapa antibodi monoklonal yang dilakukan untuk pengobatan berasal dari sel mencit
atau tikus, sering menimbulkan reaksi alergi pada pasien yang menerima terapi antibodi
monoklonal tersebut. Hal ini disebabkan karena protein mencit dikenal sebagai antigen asing
oleh sel tubuh pasien, sehingga menimbulkan reaksi respon imun antara lain berupa alergi,
inflamasi dan penghancuran atau destruksi antibodi monoklonal itu sendiri. Untuk mengatasi hal
tersebut maka dikembangkanlah antibodi monoklonal rekombinan manusia, yaitu suatu
monoklonal antibodi yang sebagian atau seluruhnya terdiri dari protein yang berasal dari
manusia, untuk mengurangi efek penolakan oleh sistem imun pasien (Radji, M., 2011).
Kenneth, C., dan Spier, R. E. (1990). Monoclonal Antibodies in Biology and Biotechnology:
Theoritical and Practical Aspects. New York: Cambridge University Perss