Anda di halaman 1dari 3

TUGAS METODELOGI PENELITIAN

UJIAN TENGAH SEMESTER


(UTS)

VARIASI AGREGAT BULAT DAN AGREGAT BATU PECAH


TERHADAP KARAKTERISTIK LAPISAN ASPAL BETON
(LASBUTON)

Disusun oleh :

Disusun Oleh:

Disusun Oleh :

SYARIFUDIN EFENDI

416110057

PROGRAM STUDI REKAYASA SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laston merupakan salah satu bahan lapisan permukaan jalan yang
terdiri dari campuran aspal keras dan agregat yang mempunyai gradasi
menerus, dicampur, dihamparkan, dan dipadatkan pada suhu tertentu (DPU,
1983). Campuran Laston menggunakan agregat yang memiliki ukuran dan
diameter yang berbeda-beda. Jenis agreagat yang umum digunakan ada-lah
agregat dari batu pecah. Berdasarkan bentuknya agregat dari batu pecah
dapat dikelompokan menjadi beberapa kelompok, yaitu: berbentuk bulat,
kubus, pipih, dan tak beraturan (Sukirman, 2003). Bentuk agregat akan
mempengaruhi karakteristik campuran Laston yang dihasilkan.
Bentuk agregat pipih kurang baik digunakan untuk struktur
perkerasan jalan, karena sifatnya mudah patah sehingga dapat merubah
gradasi campuran agregat dan interlocking lemah. Agregat pipih adalah
agregat yang lebih tipis dari 0,6 kali diameter rata-rata. Oleh karena itu,
Determination of Flekiness Indexs BS.812 membatasi indeks agregat pipih
dalam campuran Laston maksimum 25%. Penelitian ini adalah untuk
mengetahui bagaimana pengaruh variasi agregat pipih dan agregat bulat
terhadap karakteristik campuran Laston. Variasi agregat pipih dan agregat
bulat yang digunakan adalah 0%, 15%, 20%, 25%, 30%, dan 35%.
Pengujian karakteris-tik campuran dilakukan dengan test Marshall
berdasarkan spesifikasi Bina Marga.

Pemilihan material perkerasan jalan yang tepat sesuai dengan


karakteristik daerah adalah hal penting dalam pencapaian konsistensi
kualitas perkerasan jalan sesuai dengan umur layan yang direncanakan. Pada
perkerasan lentur dengan lapisan permukaan aspal beton, salah satu material
yang berperan penting adalah agregat. Agregat merupakan butir-butir batu
pecah, kerikil, pasir, atau mineral lain, baik yang berasal dari alam maupun
bahan buatan yang berbentuk mineral padat berupa ukuran besar maupun
kecil atau fragmen-fragmen (Sukirman, 2003).

Agregat memiliki beberapa peranan penting pada campuran aspal


beton diantaranya sebagai penyumbang kekuatan struktural terbesar pada
campuran, mengurangi susut perkerasan, dan mempengaruhi kualitas
perkerasan. Berdasarkan proses pengolahannya, agregat digolongkan
menjadi dua jenis yaitu agregat alam dan agregat buatan. Pada umumnya,
konstruksi perkerasan lentur di Indonesia menggunakan agregat buatan atau
batu pecah yang dihasilkan melalui industri pemecah batu yang memiliki
permukaan kasar dan bersudut sehingga memiiki daya lekat yang sangat
baik terhadap aspal. Selain itu, rongga antar agregat yang terjadi relatif lebih
kecil sehingga dapat membentuk ikatan yang baik antar agregat.

1.2.Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latarbelakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
dapat dirumuskan beberapa permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh variasi kadar agregat bulan dan pecah
dalampemanfaatan sebagai material perkerasan terhadap kinerja
campuran aspal beton?
2. Berapakah kadar agregat bulat dan pecah yang dapat menghasilkan kinerja
campuran aspal beton yang optimum?

Anda mungkin juga menyukai