Anda di halaman 1dari 19

Saluran Kemih dan Genitalia Masculina

Sarah Claudia Yosephine Simanjuntak


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Abstrak
Ginjal merupakan organ pada tubuh manusia yang menjalankan banyak fungsi untuk
homeostasis, yang terutama adalah sebagai organ ekskresi dan pengatur keseimbangan cairan
dan asam basa dalam tubuh. Terdapat sepasang ginjal pada manusia, masing-masing di sisi
kiri dan kanan (lateral) tulang vertebra dan terletak retroperitoneal (di belakang peritoneum).
Selain itu sepasang ginjal tersebut dilengkapi juga dengan sepasang ureter, sebuah vesika
urinaria (buli-buli/kandung kemih) dan uretra yang membawa urine ke lingkungan luar tubuh.
Kata Kunci : ureter, vesika urinaria, uretra, urine

Abstract
Kidneys are the organs in the human body that perform many functions for homeostasis,
which primarily is as an organ of excretion and regulating fluid and acid-base balance in the
body. There is a pair of kidneys in humans, respectively on the left and right side ( lateral )
vertebrae and located retroperitoneal (behind the peritoneum ). Besides a pair of kidneys are
also equipped with a pair of ureters, a bladder ( bladder / urinary bladder ) and the urethra
that carries urine out of the body into the environment.
Keyword :ureters, a bladder, urethra, urine

Makroskopis

Ginjal dan Saluran Kemih

Ginjal terletak retro peritoneal sebelah kiri atau kanan columna vertebralis. Ginjal kiri
terletak pada costa 11 sampai vertebra lumbalis 2-3 dan ginjal kanan pada costa 12 sampai
vertebra lumbalis 3-4. Jarak kutub atas kedua ginjal ±7 cm, kutub bawah kedua ginjal 11cm
dan jarak dari kutub bawah ke crista iliaca 3-5cm.
Pembungkus ginjal terdiri dari :
1. Capsula fibrosa
Melekat pada ginjal, hanya menyelubungi ginjal dan mudah di kupas

1
2. capsula adiposa
Mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal serta glandula supra renalis.
Dinding capsula adiposa pada bagian depan tipis sedangkan pada bagian
belakangnya tebal.
3. fascia renalis
Letaknya di luar capsula fibrosa. Terdiri 2 lembar :
- depan : facia prerenalis
- belakang : facia retro renalis
Kedua lembar fascia renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga kantong
ginjal terbuka ke bawah. Oleh karena itu sering terjadi ascending infection.
Ginjal dipertahankan pada tempatnya oleh fascia adiposa, pada keadaan tertentu capsula
adiposa sangat tipis, sehingga jaringan ikat yang menghubungkan capsula fibrosa dan capsula
renalis kendor, sehingga ginjal turun disebut nephroptosis. Nephrophtosis sering terjadi pada
ibu yg sering melahirkan ( grande multipara ).

Letak Ginjal

Bagian – bagian ginjal :


• Cortex renalis
Terdiri dari :
o Glomerulus

2
o pembuluh darah
o Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam
medulla, saluran- saluran tersebut akan bermuara pada papilla renalis 
terdapat garis- garis dari medulla: processus medullaris ( FERHEINI )
• Medulla Renalis
Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga = pyramid renalis
(malphigi). Di antara pyramis-pyramis terdapat columna renalis (Bertini). Saluran-
saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat tembusnya
berupa ayakan = area cribriformis. Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor.
Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major. Beberapa calyx major
menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx =
hillus renalis.

Ginjal

Perdarahan Ginjal berasal dari A. renalis cabang dari Aorta abdominalis setinggi vertebra
Lumbalis 1-2. A. renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri, karena harus menyilang V.
cava inferior di belakangnya. A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan
bercabang 2. Yang satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang dan
satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang. A. Renalis depan &
belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat pertemuannya ± di belakang garis
tengah ginjal. Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal. A. Renalis bercabang

3
lagi & berjalan di antara lobus ginjal yaitu A. interlobaris. A. Interlobaris berada pada
perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata, mengelilingi cortex dan medulla,
sehingga disebut A. arciformis. A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan
sepanjang tepi ginjal (cortex), mempercabangkan vassa afferens (glomerolus). Dalam
glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vassa efferens berupa
anyaman rambut yang di sebut tubuli contorti.
Pembuluh balik ginjal mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul
dalam V. interlobularis disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V.interlobularis→ V.
arcuata→V. interlobaris → V. renalis → V. cava inferior.
Mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler berkumpul dalam V.interlobularis
yang disebut Vv stellatae ( Verheyeni ). Dari V. interlobularis→ V.arcuata→V. interlobaris
→ V. renalis → V. cava inferior.

Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25cm sampai 30cm dan
berdiameter 4mm sampai 6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter
pada pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan
kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini dan
mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal. Dinding ureter terdiri dari 3 lapisan jaringan
yaitu lapisan terluar yang berupa lapisan fibrosa, di tengah adalah muskularis longitudinal ke
arah dalam dan otot polos sirkuler ke arah luar. Lapisan terdalam adalah epitelium mukosa
yang mensekresi selaput mukosa pelindung. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik
intrinsik. Gelombang peristalsis mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh.1 Arteri
untuk pars abdominalis ureter biasanya berasal dari tiga sumber yaitu arteri renalis, arteri
testicularis atau artero ovarica, dan aorta. Pembuluh balik darah dari kedua ureter terjadi
melalui vena testicularis atau vena ovarica.

Lalu ada kandung kemih atau vesika urinaria yang merupakan organ muskular berongga yang
berfungsi sebagai kontainer penyimpangan urin. Pada laki- laki vesika urinaria terletak tepat
di belakang simfisis pubis dan di deoan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak
dibawah uterus di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari. Berbentuk limas
kalo kosong, sedangkan kalo terisi penuh akan berbentuk bulat. Vesika urinaria ini berkerut,
akan tetapi kalau terisi penuh, kerutan tersebut akan hilang. Vesika urinaria ini ditopang di
dalam rongga pelvis dengan lipatan- lipatan peritoneum dan kondensasi fasta. Dinding vesika
urinaria adalah lapisan terluar. Lapisan ini merupakan perpanjangan lapisan peritoneal rongga

4
abdominopelvis dan hanya ada di bagian atas pelvis. Lalu ada lapisan otot yaitu otot detrusor
tang merupakan lapisan tengah. Lapisan iini tersusun dari berkas- berkas otot polos yang satu
sama lain saling membentuk sudut. Hal ini untuk memastikan bahwa selama urinasi, vesika
urinaria akan berkontraksi dengan serempak ke segala arah untuk mengeluarkan urin. Lalu
ada otot sphincter vesika yang berfungsi untuk menahan urin di dalam vesika urinaria. Pada
orang yang sudah lanjut usia, biasanya sphincter ini melemah, shingga orang tua sering
ngompol. Vesika urinaria ini dapat menahan atau menampung urin sebanyak 200- 400cc.2

Genitalia Masculina3

Urethra

Urethra pada laki-laki (masculina) berbeda dengan wanita (femina). Urethra masculina
merupakan pipa fibromuscular dengan panjang 18-22cm dan mempunyai fungsi menyalurkan
urine dari vesica urinaria sampai ke dunia luar dan tempat lewatnya semen/sperma.

Urethra masculina terdiri dari 4 bagian, yaitu:

1. Urethra pars intramuralis (preprostatica) : panjang urethra pars intramuralis adalah


0,5-1,5cm.
2. Urethra pars prostatica : panjang urethra pars prostatica ±3cm, membentang dari
collum vesica urinaria sampai sedikit ventral apex gl.prostata. pada dinding
posteriornya dapat dijumpai:
 Crista urethralis, merupakan rigi yang memanjang.
 Sinus prostaticus, merupakan lekukan di sisi kiri dan kanan crista urethralis
dan muara ductus excretorius prostaticus.
 Colliculus seminalis, merupakan tonjolan di tengah-tengah crista urethralis
dan memiliki lubang yang disebut utriculus prostaticus (utriculus masculinus).
 Muara ductus ejaculatorius di kanan dan kiri utriculus prostaticus.

Jadi dapat disimpulkan bahwa urethra pars prostaticus merupakan pertemuan


saluran urine dan reproduksi.

3. Urethra pars membranasea : urethra pars membranasea merupakan bagian yang paling
pendek, sepanjang 1-2cm, dan membentang apex prostat sampai bulbus penis. Bagian
paling sempit urethra pars membranasea disebabkan oleh otot yang mengelilingi
urethra yaitu m.spinhcter urethra. Urethra bagian ini seluruhnya terletak dalam

5
diaphragma pelvis/diaphragma urogenitale. Selain pendek dan sempit, urethra bagian
ini susah diregangkan dan sangat tipis di bagian distalnya sehingga mudah robek pada
katerisasi.
4. Urethra pars spongiosa : urethra pars spongiosa merupakan bagian urethra terpanjang
yaitu ±15cm dan membentang dari bulbus penis sampai ujung glans penis. Seluruh
bagian urethra pars spongiosa dikelilingi corpus spongiosum/corpus cavernosum.
Pada glans penis terdapat bagian yang melebar disebut fossa naviculare urethrae.
Muara urethra pars spongiosa pada glans penis disebut orificium externum urethra
dan pada bagian anterior bermuara gl.urethralis littre.

Urethra4

Penis

Penis dihubungkan pada symphisis ossis pubis melalui suatu jaringan ikat yang disebut
lig.suspensorium penis.

Penis dibedakan menjadi 3 bagian, yaitu radix penis, corpus penis, dan glans penis. Radix
penis merupakan bagian penis yang melekat ke symphisis ossis pubis dan terdiri dari 3 massa
jaringan erektil yaitu:bulbus penis, crus penis dextra, dan crus penis sinistra.

6
Sedangkan corpus penis merupakan lanjutan radix penis ke arah distal. Pada permukaan
dorsal corpus penis, tepat pada garis tengah, dapat dijumpai V.dorsalis penis superficialis.

Glans penis terletak pada ujung distal corpus penis. Pada glans penis dapat dijumpai alat-alat
sebagai berikut:

1. Meatus/orificium urethra externa.


2. Frenulum, yaitu lipatan kulit yang terletak di caudal meatus urethra externa.
3. Preputium, yaitu lapisan kulit yang menutupi glans penis.
4. Corona glandis, yaitu pinggir dasar glans penis.

Scrotum

Scrotum merupakan suatu kantong yang dibentuk oleh kulit dan fascia. Kulit scrotum
berkeriput dan ditutupi rambut-rambut kasar. Pada bagian tengah scrotum, dapat dijumpai
suatu garis yang disebut Raphe Scrotalis. Scrotum berisi testis dan epidydimis.

Genitalia Masculina5

Testis

Istilah testis berasal dari bahasa Yunani orchis, sedangkan peradangan testis disebut orchitis.
Testis adalah organ reproduksi yang menghasilkan spermatozoa dan sebagai kelenjar
endokrin yang menghasilkan hormon androgen untuk mempertahankan tanda-tanda kelamin
sekunder.

7
Bentuk testis oval dengan konsistensi lunak. Testis dibungkus oleh tunica vaginalis propria
dan terletak dalam cavum scroti. Pada orang normal, testis kiri letaknya lebih rendah daripada
yang kanan. Sedangkan pada situs inversus totalitas dan orang kidal, testis kanan letaknya
lebih rendah dari pada testis kiri.

Pada testis dapat dijumpai sisa-sisa perkembangan ujung cranial ductus paramesonephros
yang disebut appendix testis.

Testis dapat dibedakan menjadi bagian-bagian sebagai berikut: extremitas superior,


extremitas inferior, facies lateralis, facies medialis, margo anterior (convex), dan margo
posterior (datar).

Sedangkan pembungkus testis dari dalam keluar adalah:

1. Tunica albuginea.
2. Tunica vaginalis testis lamina visceralis dan lamina parietalis.
3. Fascia spermatica interna.
4. M. Cremaster
5. Fascia spermatica externa.
6. Tunica dartos.
7. Cutis scroti.

Pada irisan/potongan testis dari margo anterior ke margo posterior dapat dijumpai parenkim
testis dibungkus oleh tunica albuginea. Tunica albuginea memberikan septula testis ke dalam
parenkim testis. Di sebelah luar, tunica albuginea dibungkus lagi oleh tunica vaginalis propria
lamina visceralis.

Di daerah dekat margo posterior testis yang tidak di capai oleh septula testis terbentuk massa
jaringan ikat fibrosa yang memadat, disebut mediastinum testis. Rete testis adalah anyaman
beberapa tubuli seminiferi recti yang memasuki mediastinum. Dari rete testis dibentuk
saluran-saluran yang memasuki caput epididymis disebut ductuli efferentes testis.

8
Rete testis

Testis didarahi oleh a.testicularis, cabang aorta abdominalis. Sedangkan aliran vena nya
bermuara ke v.testicularis, yang kemudian dialirkan ke dalam v.cava inferior.

Pada penderita filariasis terdapat penimbunan cairan antara lapisan tunica vaginalis visceralis
dan parietalis yang disebut Hydrocele testis.

Secara fisiologis, pada masa janin testis yang terletak di dalam cavum abdomen akan turun
dan memasuki scrotum. Peristiwa ini disebut descensus testiculorum. Keadaan dimana testis
tidak turunj ke dalam scrotum disebut Kriptorkismus. Keadaan ini membutuhkan operasi
sedini mungkin.

Epididymis

Epididymis merupakan suatu saluran berkelok-kelok yang panjangnya kurang lebih 6 meter.
Epididymis terletak di sebelah dorsal testis. Epididymis dibedakan menjadi caput epididymis,
corpus epididymis, dan cauda epididymis.

Ductus Deferens

Ductus deferens atau vas deferens adalah suatu saluran berdinding tebal yang dilalui sperma.
Mulai dari anulus inguinalis medialis menuju lateral A.epigastrica inferior kemudian turun ke
dorsocaudal pada dinding lateral pelvis, menyilang ureter di sisi medialnya dan menuju ke
mediocaudal pada permukaan dorsal vesica urinaria. Pada bagian ujung akhir ductus deferens
terdapat bagian yang melebar disebut: Ampulla ductus deferens.

9
Ductus excretorius vas deferens bersama-sama dengan ductus excretorius gl.vesiculosa
membentuk: ductus ejaculatorius.

Mikroskopis

Didalam jaringan korteks ginjal terdapat glomerulus ginjal (korpus malphigi), glomerulus,
tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal dan prosesus fereini. Didalam vaskular
ginjal terdapat kutub vaskular, makula densa, vasa aferen, sel-sel yuksta glomerular, kapsula
bowman, ruang bowman, glomerulus, tubulus kontortus proksimal dan tubulus kontortus
distal. Didalam kutub urinari ginjal terdapat kutub urinari/tubular dan tubulus kontortus
proksimal. Didalam medula ginjal terdapat tunika rektus proksimal, tunika rektus distal,
segmen tipis ansa henle, duktus koligens dan duktus papilaris. Didalam pelvis renalis terdapat
kaliks mayor, kaliks minor, duktus papilaris dan epitel transisional.

Gambaran mikro ureter terdapat epitel transisional, lamina propria, tunika muskularis dan
tunika adventisia.

Vesika urinaria mukosa dilapisi epitel transisional dengan lamina propria dibawahnya.
Lapisan muskular terdiri atas berkas-berkas serat otot polos yang tersusun berlapis-lapis
secara tidak beraturan. Lapisan adventisia yang terdiri atas jaringan ikat jarang sebagian
diliputi peritonium.

Sistem genitalia maskulina terdiri dari duktus genitalis, kelenjar tambahan dan penis. Dalam
hal ini ada beberapa bangunan penting yang harus diketahui, yaitu :

1. Tubulus Kontortus Seminiferus


Dindingnya terdiri dari 3 lapis : Tunika propia, membrana basalis dan epitel
germinativum. Tunika propia tersusun oleh jaringan pengikat fibroelastis. Membrana
basal tipis dan homogen. Epitel germinativum tersusun oleh sel – sel secara epiteloid
dan berlapis. Ada dua macam sel disini yaitu : (1) sel sertoli, sel penyokong,
sustentakuler. (2) sel spermatogenik.
2. Ductus Ekskretorius
Terdiri atas :
a. Tubuli seminiferi rekti
Penampang 20-25 mikron ke mediastinum testis membentuk rete testis yang memiliki
silia atau flagela
b. Ductus Eferent

10
Berjumlah 7-15 buah dengan penampang 0,6 mikron dilapisi epitel selapis dengan
tinggi yang tidak sama. Sel yang rendah mempunyai brush border, sel yang tinggi
mempunyai silia untuk menggerakkan sperma.
c. Ductus Epididimis
Saluran tunggal yang berkelok. Pada bagian proksimal dilapisi epitel pseudokompleks
kolumner dengan stereosilia, pada bagian distal didapatkan sel berbentuk anguler
melekat pada membran basal.
d. Ductus Deferent
Berjalan lurus, lumennya besar, dindingnya tebal. Lamina propia membentuk lipatan
longitudinal. Dindingnya dilapisi sel epitel pseudokompleks kolumner dengan
stereosilia.
e. Ductus Ejakulatorius
Epitelnya pseudokompleks kolumner atau kolumner simpleks. Di dekat muara ureter
epitelnya berubah menjadi transisional. Mukosanya membentuk banyak lipatan tipis
yang mencapai jauh ke dalam lumen, jaringan pengikatnya didominasi sabut elastic.
3. Urethra Pria
Dibagi menjadi 3 segmen:
a. Pars prostatika
Saat menembus kelenjar prostat, tempat muara ductus ejakulatorius dan kelenjar
prostat, epitelnya transisional.
b. Pars membranacea
Mulai dari puncak prostat berakhir pada bulbus kavernosum penis, diliputi epitel
pseudokompleks kolumner.
c. Pars kavernosa
Pada saat melalui korpus kavernosum penis bermuara pada ujung gland penis,
diliputi oleh epitel kolumner kompleks dan beberapa dengan epitel skuamos
kompleks.
4. Kelenjar Tambahan
a. Kelenjar Prostat: Merupakan kumpulan 30-50 kelenjar tubuloalveolar kompleks.
Epitel bervariasi tergantung aktivitas kelenjar ( dapat kolumner simpleks, kuboid
simpleks atau squamos simpleks.
b. Kelenjar Vesikula Seminalis: Epitel pseudokompleks kolumner atau bervariasi
tergantung aktivitas kelenjar.
Mekanisme Kerja Ginjal
11
1) Filtrasi
Ginjal memiliki beberapa fungsi penting didalam tubuh. Ginjal adalah organ terutama
yang berperan dalam mempertahankan stabilitas volume, komposisi elektrolit, dan
osmolaritas. Dengan menyesuaikan jumlah air dan berbagai konstituen plasma yang
dipertahankan di tubuh atau dikeluarkan dalam urin, ginjal dapat mempertahankan
keseimbangan air dan elektrolit dalam kisaran yang sangat sempit yang
memungkinkan kehidupan. Beberapa fungsi ginjal adalah kesimbangan asam basa,
homeostasis, ekskresi sisa- sisa metabolisme seperti urea, kreatinin dan asam urat,
ekskresi bahan- bahan lainnya seperti obat. Ada tiga proses didalam ginjal yaitu
filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.
Cairan yang difiltrasi dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati tiga
lapusan yang membentuk membran glomerulus. Pertama adalah kapiler glomerlus,
yang kedua adalah membran basal, dan yang ketiga adalah lapisan dalam kapsula
bowman. Lapisan- lapisan ini berfungsi sebagai saringan molekuler halus yang
menahan sel darah dan protein plasma akan tetapi air dan molekul yang kecil dapat
menembus filtrasi tersebut. Membran glomerulus jauh lebih permiable daripada
kapiler di tempat lain. Dinding kapiler glomerulus terdiri dari satu lapis sel endotel
gepeng. Lapisan ini memiliki banuak pori besar yang menyebabkannya 100 kali lebih
permeable terhadap air dan zat yang kecil. Lalu terdapat membran basal yang adalah
lapisan gelatinosa aselular yang terbentuk dari kolagen dan glikoprotein yang tersisip
di antara glomerulus dan kapsul bowman. Kolagen menghasilkan kekuatan struktural
dan glikoprotein menghambat filtrasi protein plasma yang kecil. Protein plasma yang
besar tidak dapat melewati filtrasi, akan tetapi albumin, protein plasma yang kecil
masih dapat melewati membran filtrasi. Akan tetapi, karena bermuatan negative,
maka glikoprotein menolak albumin dan protein plasma yang lainnya yang juga
bermuatan negative. Terkadang, karena ada kebocoran, albumin tersebut dapat lolos
dari filtrasi.
Lapisan terakhir membran glomerulus adalah lapisan dalam kapsul bowman. Lapisan
ini terdiri dari podosit yang merupakan sel mirip gurita yang mengelilingi glomerulus.
Setiap podosit memiliki banyak kaki memanjang yang saling menjalain dengan foot
process podosit sekitar. Celah sempit diantara foot process yang berdampingan
disebut sebagai celah filtrasi yang membentuk jalur tempat cairan meninggalkan
kapiler glomerulus menuju kapsul bowman. Karena itu, rute yang dilalui oleh bahan
terfiltrasi melewati membran glomerulus seluruhnya berada di luar sel pertama

12
melalui pori kapiler, kemudian melalui membran basal aselukar dab ajgurnya
melewati celah filtrasi kapsuler. Untuk melaksanakan filtrasi gllomerulus, harus
terdapat gaya yang mendorong sebagian dari plasma di glomerulue menembus
lubang- lubang di membran glomerulus. Filtrasi glomerulus dilakukan oleh gaya-
gaya fisik pasif yang serupa dengan kerja di kapiler di tempat lain.
Ada tiga gaya fisik yang terlibat dalam filtrasi glomerulus. Mereka adalah tekanan
darah kapiler glomerulus, tekanan osmotik protein plasma, dan tekanan hidrostatik
kapsula bowman. Pertama, tekanan darah kapiler glomerulus adalah tekanan cairan
yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerulus. Tekanan ini pada akhirnya
bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi terhadap aliran darah yang
ditimbulkan oleh arteriol aferen dan eferen. Tekanan darah kapiler glomerulus
diperkirakan sebesar 55mmHg lebih tinggi daripada tekanan darah kapiler di tempat
yang lain. Karena tingginya resistensi yang dihasilkan oleh arteriol eferen maka
tekanan darah tidak memiliki kecendrungan untuk turun di sepanjang kapiler
glomerulus seperti di kaliper lain. Tekanan darah glomerulus yang tinggi dan tidak
menurun in cenderung mendorong cairan keluar glomerulus menuju kapsul bowman
di seluruh panjang kapiler glomerulus dan merupakan gaya utama yang menghasilkan
filtrasi glomerulus.
Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong filtrasi, dua gaya lain yang
bekerja menembus membran glomerulus melawan filtrasi.6 Tekanan hidrostatik darah
mendorong cairan dan zat terlarut keluar dari darah dan masuk ke ruang kapsul
bowman. Dua tekanan yang berlawanan dengan tekanan hidrostatik glomerulus
adalah tekanan hidrostatik kapsula bowman yang dihasilkan oleh cairan dalam
kapsula bowman. Tekanan ini cenderung untuk menggerakkan cairan keluar dari
kapsul menuju glomerulus. Tekanan hidrostatik kapsula bowman ini diperkirakan
sekitar 15 mmHg. Tekanan ini, yang cenderung mendorong cairan keluar kapsul
bowman, melawan filtrasi cairan dari glomerulus menuju kapsula bowman. Lalu
tekanan yang ketiga adalah tekanan onkontik atau osmotik protein plasma yang
ditimbulkan oleh distribusi tak seimbang protein- protein plasma di kedua sisi
membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi maka protein plasma terdapat di
akpiler glomerulus tetapi tidak di kapsul bowman. Karena itu, konsentrasi air lebih
tinggi di kapsul bowman daripada di kapiler glomerulus. Gaya osmotik ini rata- rata
30 mmHg, dan sedikit lebih tinggi daripada di kapiler lain. Tekanan ini lebih tinggi
karena air yang difiltrasi keluar darah glomerulus jauh lebih banyak sehingga

13
konsentrasi protein plasma lebih tinggi daripada di tempat lain.6 Tekanan osmotik ini
dihasilkan oleh protein plasma adalah tekanan yang menarik cairan dari kapsul
bowman untuk memasuki glomerulus.
Lalu terdapat tekanan filtrasi efektif (EFP) yang adalah tekanan dorong netto.
Tekananini adalah selisih antara tekanan yang cenderung mendorong cairan keluar
glomerulus menuju kapsula bowman dan tekanan yang cenderung menggerakkan
cairan ke dalam glomerulus dari kapsul bowman. EFP= (tekanan hidrostatik
glomerular)- (tekanan kapsular) + (tekanan osmotik protein plasma). Lalu ada laju
filtrasi glomerular atau glomerular filtration rate (GFR) adalah jumlah filtrat yang
terbentuk per menit pada semua nefron dari kedua ginjal. Pada laki- laki, laju filtrasi
ini sekitar 125 ml/ menit atau 180 L dalam 24 jam; sedangkan pada perempuan,
GFRnya adalah sekitar 110 ml/ menit. GFR berbanding lurus dengan EFP dan
perubahan tekanan yang terjadi akan mempengaruhi GFR. Kontraksi arteriol aferen
menurunkan aliran darah dan mengurangi laju filtrasi glomerular. Sedangkan
kontraksi arteriol eferen menyebabkan terjadinya tekanan darah tambahan dalam
glomerulus dan meningkatkan GFR. Hasil dari filtrasi disebut filtrat. Filtrat dalam
kapsul bowman adalah filtrrat yang bebas dari protein, hanya terdiri dari plasma yang
bebas akan protein.
2) Reabsorbsi
Proses kedua adalah reabsorpsi. Selain protein, semua komponen plasma dapat
difiltrasi. Banyak komponen yang ada didalam filtrat tersebut. Ada yang berguna
untuk tubuh dan ada yang harus diekskresikan dari tubuh. Bahan- bahan yang masih
diperlukan oleh tubuh akan direabsorpsi kembali agar dapat digunakan oleh tubuh.
Reabsorpsi tubulus adalah suatu proses yang samgat selektif. Semua konstituen
kecuali protein plasma memiliki konsentrasi yang sama di filtrat glomerulus dan di
plasma. Sewaktu air dan bahan penting lain direabsorpsi, produk- produk sisa yang
tertinggal di cairan tubulus menjadi sangat pekat. Dari 125 ml/menit cairan yang
terfiltrasi, biasanya 124 ml/mnt direabsorpsi. Tubulus biasanya mereabsorpsi 99%
dari air yang terfiltrasi, 100% gula yang terfiltrasi, dan 99.5% garam yang terfiltrasi. 6
Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi
pasif gradien kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut, atau difusi
terfasilitasi. Sekitar 85% natrium korida dan air serta semua glukosa dan asam amino
pada filtrat direabsorpsi dalam tubulus kontortus proksimal.

14
Ion- ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus
kontortus proksimal ke dalam sel- sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumny
lebih rendah. Ion- ion natrium yang ditranspor secara aktif dengan pompa natrium
kalium akan keluar dari sel- sel epitel untuk masuk ke cairan intertitial di dekat
kapilar peritubular. Karena ion natrium positig bergerak secara pasif dari cairan
tubulus ke sel dan secara aktif dari sel ke cairan intertitial peritubular akan terbentuk
ketidakseimbangan listrik yang justru membantu pergerakan pasif ion- ion negatif.
Dengan demikian, ion klor dan bikarbonat negatif secara pasif berdifusi ke dalam sel-
sel epitel dari lumen dan mengikuti pergerakan natrium yang keluar menuju cairan
peritubular dan kapiler tubular. Carrier glukosa dan asam amino sama dengan carrer
ion natrium dan digerakkan melalui kotranspor. Carrier pada membran sel tubulus
memiliki kapasitas reabsorpsi maksimum untuk glukosa berbagai jenis asam amino
dan beberapa zat terabsorpsi lainnya.
Air bergerak bersama ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area
berkonsentrasi air tinggi dalam lumen tubulus kontortus proksimal ke area
berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertitial dan kapiler peritubular. Seluruh urea
yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerulus. Sekitar 50% urea secara pasif
direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi. Maka dari itu
50% urea yang difiltrasi akan diekresikan ke dalam urin. Seperti kalium, fosfat, dan
sulfat, serta sejumlah ion organik adalah melalui transpor aktifitas. Ada yang disebut
dengan zat ambang tinggi atau high threshold substance yaitu zat yang bila kadarnya
dalam darah normal hampir seluruhnya diabsorpsi kembali dalam tubuli ginjal seperti
glukosa dan asam amino. Sedangkan low threshold substance adalah substancenya
yang tidak direabsorbsi kembali seperti asam urat dan kreatinin. Glukosa, asam
amino, dan kalium di reabsorpsi 100% di ginjal. Glukosa dibawa bersama Na dengan
arah yang sama yang disebut dengan simport dengan cara aktif transport. Kecepatan
maksimal untuk absorpsi glukosa yaitu 350 mg/ menit, kalo glukosa yang difiltrasi
lebih besar daripada kecepatan maksimal akan menimbulkan glukosuria. Renal
treshold untuk glukosa adalah 170- 180 mg%, bila kadar glukosa darah lebih dari 180
mg% itu adalah glukosuria.
3) Sekresi
Proses ketiga adalah sekresi. Mekanisme sekresi tubular adalah proses aktif yang
memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar peritubular melewati sel- sel tubular
menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urin. Zat- zat seperti ion hidrogen,

15
kalium, dan amonium, produk akhir metabolik kreatinin dan asam hipurat serta obat-
obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen dan amonium
diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus pengumpul.
Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan amonium membantu dalam
penganturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular
merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat- zat kimia asing
atau zat yang tidak diinginkan. Seperti reabsorpsi tubulus, sekresi tubulus melibatkan
transpor transepitel, tetapi kini langkah- langkahnya dibalik. Sekresi adalah pemindah
diskret bahan dari kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. Bahan-bahan
terpenting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen, ion kalium, serta anion
dan kation organik, yang banyak di antaranya adalah senyawa yang asing bagi tubuh.
Sekresi H ginjal sangat penting dalam mengantur keseimbangan asam basa di tubuh.
Ion hidrogen yang disekresikan ke dalam cairan tubulus dieliminasi dari tubuh
melalui urin. Ion hidrogen dapat disekresikan oleh tubulus proksimal, distal atau
koligentes dengan tingkat skresi H berganrung pada keasaman cairan tubuh. Ketika
cairan tubuh terlalu asam, maka sekresi H meningkat. Begitu juga ketika cairan tubuh
terlalu basa maka sekresi H menurun.
Ion kalium secara selektif berpindah dalam arah berlawanan di berbagai bagian
tubulus; ion ini secara aktif direabsorpsi di tubulus proksimal dan secara aktif
disekresikan di tubulus distal dan koligentes. Di awal tubulus ion kalium direabsorpsi
secara konstan dan tanpa dikendalikan, sementara sekresi K di bagian distal tubulus
bervariasi dan berada di bawah kontrol. Karena K yang difiltrasi hampir seluruhnya
direabsorpsi di tubulus proksimal maka sebagian besar K di urin berasal dari sekresi
terkontrol K di bagian distal nefron dan bukan dari filtrasi. Sekresi K ditubulus distal
dan koligentes digabungkan dengan reabsorpsi Na oleh pompa Na K basolateral
dependen energi. Ada beberapa faktor yang dapat mengubah laju sekresi K dengan
yang terpenting adalah aldosteron. Hormon ini merangsang sekresi K oleh sel tubulus
di akhir nefron sekaligus meningkatkan reabsorpsi Na oleh sel- sel ini. Peningkatan
konsentrasi K plasma secara kangsung merangsang korteks adrenal untuk
meningkatkan pengeluaran aldosteronnya yang pada gilirannya mendorong sekresi
dan akhirnya ekskresi kelebihan K di urin.6
Sistem Kemih Membawa Urin Keluar Tubuh
Sistem kemih terdiri dari organ pembentuk urin, ginjal dan struktur-struktur yang membawa
urin dari ginjal ke luar untuk dieliminasi dari tubuh. Ginjal adalah sepasang organ berbentuk

16
kacang yang terletak di belakang rongga abdomen, satu di masing-masing sisi kolumna
vertebralis, sedikit di atas garis pinggang. Setiap ginjal mendapat satu arteri renalis dan satu
vena renalis, yang masing-masing masuk dan keluar ginjal di indentasi (cekungan) medial
ginjal yang menyebabkan organ ini berbentuk seperti kacang. Ginjal bekerja pada plasma
yang mengalir melaluinya untuk menghasilkan urin, menghemat bahan-bahan yang akan
dipertahankan didalam tubuh dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak diinginkan melalui
urin.
Setelah terbentuk, urin mengalir ke suatu rongga pengumpul sentral, pelvis ginjal, yang
terletak di bagian tengah medial masing-masing ginjal. Dari sini urin disalurkan ke dalam
ureter, suatu saluran berdinding otot polos yang keluar dibatas medial dekat dengan arteri dan
vena renalis. Terdapat dua ureter, satu mengangkut urin dari masing-masing ginjal ke sebuah
kandung kemih.
Kandung kemih, yang menampung urin secara temporer, adalah suatu kantung berongga
berdinding otot polos yang dapat teregang. Secara periodik, urin dikosongkan dari kandung
kemih keluar melalui saluran lain, uretra, akibat kontraksi kandung kemih. Uretra pada
wanita berukuran pendek dan lurus, berjalan langsung dari leher kandung kemih ke luar. Pada
pria uretra jauh lebih panjang dan berjalan melengkung dari kandung kemih ke luar, melewati
kelenjar prostat dan penis. Uretra pria memiliki fungsi ganda yaitu menjadi saluran untuk
mengeluarkan urin dari kandung kemih dan saluran untuk semen dari organ-organ
reproduksi. Kelenjar prostat terletak di bawah leher kandung kemih dan melingkari uretra
secara penuh.
Sifat-sifat Urin
Volume pada orang dewasa normal, 600–2500 ml urine dibentuk tiap harinya. Jumlah ini
tergantung pada konsumsi air, suhu luar, makanan, dan kondisi fisik. Volume urine berkurang
saat musim panas karena pengeluaran urine berbanding terbalik dengan pengeluaran keringat.
Urine yang dibentuk selama tidur kira-kira setengah dari jumlah urine yang dibentuk selama
aktivitas.
Berat jenis berkisar antara 1,003–1,030 dan bervariasi menurut konsentrasi zat yang terlarut
dalam urine. pH normal antara 4,7 sampai 8,0 dengan rata-rata kecil dari 6,0.
Urine normal berwujud encer berwarna kuning pucat. Warnanya berubah-ubah dengan
jumlah dan konsentrasi urine yang dikeluarkan. Urine segar biasanya jernih dan menjadi
keruh jika didiamkan. Pigmen utamanya adalah urokrom, tetapi juga terdapat sejumlah kecil
urobilin dan hematoporfin. Saat demam, terjadi pemekatan urine, urine menjadi kuning tua
hingga kecoklatan.

17
Urine memiliki bau yang khas dan cenderung berbau amonia jika didiamkan. Bau ini dapat
bervariasi sesuai dengan makanan yang dikonsumsi, misalnya : aspargus memberikan bau
metil merkaptan, pada ketosis ditemukan bau aseton.
Komposisi Urin Normal
Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang
kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi. Eksreksi urin diperlukan
untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk
menjaga homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan
urin sebagai sarana komunikasi olfaktori. Urin disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter
menuju kandung kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra. Urin terdiri dari air
dengan bahan terlarut berupa sisa metabolism (seperti urea), garam terlarut, dan materi
organik. Cairan dan materi pembentuk urin berasal dari darah atau cairan interstisial.7
Komposisi urin berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh,
misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa. Cairan yang
tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang berlebih atau
berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung didalam urin dapat
diketahui melalui urinalisis. Urea yang dikandung oleh urin dapat menjadi sumber nitrogen
yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan kompos.
Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urin. Urin seorang penderita
diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urin orang yang sehat.7
Komposisi air kemih: (1)Air kemih terdiri dari kira – kira 95% air ; (2)Zat-zat sisa nitrogen
dari hasil metabolisme protein asam urea; (3)amoniak dan kreatinin; (4)Elektrolit; (5)natrium;
(6)kalsium; (7)NH3; (8)bikarbonat; (9)fosfat dan sulfat; (10)Pigmen (bilirubin, urobilin);
(11)Toksin; (12)Hormon.
Kesimpulan

Sistem kemih merupakan suatu sistem dimana terjadinya proses penyaringan darah sehingga
darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang
masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam
air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih).

Saluran kemih merupakan alur kolektif organ pembentuk, pengumpul dan pengosongan urin.
Yaitu ginjal, ureter, kandung kemih dan uretra.

18
Berdasarkan skenario keadaan dimana kulit penis (preputium) melekat pada bagian kepala
penis (glans) membuat saluran kemih jadi tersumbat sehingga kesulitan dan kesakitan saat
kencing. Bila alirannya tersumbat maka urin akan mengalir kembali ke tubulus renalis dan
pelvis renalis. Kondisi seperti ini jangan disepelekan. Jika tidak diatasi maka dapat
mengakibatkan sejumlah komplikasi seperti gagal ginjal, retensi urin akut dan infeksi saluran
kemih.

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Clinical anatomy for medical students. 6th ed. USA : Lippincott William &
Wilkins ; 2000. p 142-8.
2. Guyton AC, Hall JE. Textbook of medical physiologi. 11th ed. Singapore : Elsevier
Pte Ltd ; 2008.p.289-415.
3. K. Y. Inggriani. Buku ajar sistem urogenitalia. 2th ed. Jakarta: Bagian Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; 2012. h. 31-32.
4. http://www.google.co.id/search?biw=1024&bih=586&noj=1&tbm=isch&sa=1&q=ur
ethra+masculina&oq=urethra+masculina&gs_l=img.3...3560.5936.0.6107.10.9.0.0.0.
0.15.39.3.3.0....0...1c.1.64.img..7.3.38.vuYWHeaYhP8#imgrc=SENQd6QEChW3JM
%3A Diunduh tanggal 19 September 2015 jam 15.30
5. http://www.google.co.id/search?noj=1&biw=1024&bih=586&tbm=isch&sa=1&q=ge
nitalia+masculina+scrotum&oq=genitalia+masculina+scrotum&gs_l=img.3...102131
8.1028839.0.1029065.40.29.0.3.3.0.395.2912.10j11j1j1.23.0....0...1c.1.64.img..21.19.
2193.415-z31JHME#imgrc=_ Diunduh tanggal 19 September 2015 jam 16.10
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke system. Ed 2. Jakarta: EGC, 2001.
7. Adam S. Mikrobiologi parasitologi. Jakarta: EGC;2004.h.94-9.

19

Anda mungkin juga menyukai