Anda di halaman 1dari 8

PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI SAMPEL MAKANAN

DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA


Description Of Microbiological Food Sample Check
In Dr. Soetomo Hospital Surabaya

Miftakhul Nikmah
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
miftakhul.nikmah-2015@fkm.unair.ac.id

Abstrak : Kejadian luar biasa akibat keracunan makanan tahun 2011 yang dihimpun BPOM RI tercatat 128
kasus, sebanyak 18.144 orang terpapar oleh makanan yang terkontaminasi. Tahun 2013 menunjukkan ada 84
kasus keracunan makanan akibat bakteri Escherichia coli, sedangkan pada tahun 2014 terjadi sebanyak 47 kasus
keracunan makanan akibat bakteri Escherichia coli. Di Jawa timur tahun 2012 mencapai 60 kejadian dengan
1.106 kasus keracunan makanan, di Surabaya pada tahun 2015 terjadi sebanyak 93 kasus keracunan makanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan upaya keamanan makanan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif, dengan metode pengumpulan data menggunakan
data sekunder dari hasil pemeriksaan yang dilakukan secara rutin oleh instalasi sanitasi lingkungan berupa hasil
pemeriksaan sampel makanan, alat makan, dan peralatan masak. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan
dengan peraturan yang digunakan oleh rumah sakit. Pemeriksaan sampel makanan, alat makan, dan peralatan
masak dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya setiap 3 bulan sekali dan unit laboratorium sanitasi lingkungan setiap
3
satu minggu sekali. Hasil pemeriksaan sampel alat makan tidak memenuhi syarat dengan hasil 0,39 kol/cm di
3
IRNA Palem 2 dan 15 kol/cm di IRNA Cendana. Kesimpulan dari penelitian ini adalah angka kuman pada
pemeriksaan alat makan belum sesuai dengan Permenkes RI No. 1096 tahun 2011 tentang Higiene Sanitasi
Jasaboga. Disarankan bagian instalasi gizi untuk mengadakan pelatihan kepada petugas pencuci alat makan dan
pengelola dapur IRNA tentang cara pencucian untuk meminimalkan kontaminasi bakteri Escherichia coli dan
untuk memperhatikan cara pencucian alat makan agar meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri.
Kata Kunci : angka kuman, pemeriksaan makanan, rumah sakit

Abstract : The outbreak of food poisoning in 2011 which has been collected by BPOM RI recorded that there was
128 cases. As many as 18,144 people was exposed by contaminated food. There was 84 cases of food poisoning
caused by Escherichia coli bacteria in 2013, while there was 47 cases in 2014. There were 60 incidences with
1106 cases of food poisoning in East Java during 2012. In Surabaya there was 93 cases of food poisoning during
2015. The purpose of this study was to describe food safety in RSUD Dr. Soetomo Surabaya. The research type
was descriptive observational using secondary data from environmental sanitation installation inspection such as
the result of food sample, dinnerware, and cookware examination. Data was compared to the regulation which
was used by RSUD Dr. Soetomo Surabaya. The food samples, dinnerware, and cookware examination were
done by BBTKLPP Surabaya four times a year. The results of the examination of the dinnerware sample in IRNA
3 3
Palem 2 was 0,39 kol/cm and IRNA Cendana was 15 kol/cm , there were not fulfilled the requirements. The
conclusion of this research was the number of germs in the examination of the dinnerware was not in fulfilled the
requirements in the regulation of the Health Minister No. 1096 of 2011 about Sanitation Hygiene of Catering
Service. It is recommended that the nutrition installation to train to kitchenware washer and the IRNA kitchen
managers about how to wash correctly and to pay attention to the washing way in order to minimize the
contamination of Escherichia coli bacteria.
Keywords : number of bacteria, food inspection, hospital

PENDAHULUAN makanan yang didalamnya terdapat kandungan


Makanan sehat adalah makanan yang gizi, bersih, dan terbebas dari bahan berbahaya,
higienis dan bergizi, untuk memperoleh makanan makanan adalah salah satu hal terpenting bagi
kesehatan manusia, sehingga keamanan pangan
sehat diperlukan beberapa persyaratan khusus
diantaranya adalah pengolahan makanan yang yang dikonsumsi perlu terbebas dari kontaminasi
memenuhi syarat, penyiapan makanan yang baik yang disebabkan oleh bakteri mauapun
benar dan pengangkutan yang sesuai (Mukono, bahan lain.
2008). Menurut Badan Pengawas Obat dan Prinsip higiene dan sanitasi makanan adalah
Makanan (BPOM) makanan yang baik adalah pengendalian 4 faktor penyehatan makanan, yaitu
283
Miftakhul Nikmah, Pemeriksaan Mikrobiologi Sampel 284

tempat atau bangunan, peralatan yang digunakan, nosokomial kurang lebih 5,9%. Angka kejadian
orang yang mengolah, dan bahan yang diolah. nosokomial yang tergolong kecil tetapi cenderung
Salah satu hal yang penting adalah alat makan meningkat terdapat di Pontianak yaitu 0.71% pada
dan peralatan masak berisiko dapat menimbulkan tahun 2003, meningkat menjadi 0.91% pada tahun
kontaminasi silang yang dapat menyebabkan food 2004, dan 1.83% pada tahun 2005.
borne disease dan keracunan makanan. Hal ini Kandungan Escherichia coli pada peralatan
dapat disebabkan oleh beberapa hal diantaranya makan dalam batas aman di instalasi gizi RSUP
kontaminasi makanan oleh bakteri patogen, virus, H. Adam Malik semarang, kantin Poltekkes
dan jamur yang terdapat pada makanan sehingga Kemenkes Pontianak, instalasi sanitasi Rumah
mencemari makanan tersebut. Food borne Sakit Umum Daerah Wates Kabupaten Kulon
disease dapat bersifat toksik, hal ini disebabkan Progo, dan RS PKU Muhammadiyah Surakarta
karena agen penyakit yang masuk ke dalam tubuh dalam penelitian Marpaung dkk. (2012), Yulia
manusia melalui konsumsi pangan yang (2016), Handayani (2016), & Andriyani (2009).
terkontaminasi (WHO, 2000). Tetapi dalam penelitian Kirana & Gunawan (2016)
Menurut Undang-Undang no. 44 tahun 2009, menyebutkan hasil pemeriksaan angka lempeng
rumah sakit merupakan salah satu sarana total sendok yang digunakan oleh pasien tidak
kesehatan yang menjadi tempat perkumpulan memenuhi syarat. Terdapat bakteri Escherichia
orang sakit maupun orang sehat yang dapat coli pada pemeriksaan makanan di RSUD Dr.
menjadi tempat penularan penyakit dan Soedarsono dan di instalasi gizi RS X dalam
memungkinkan terjadinya suatu pencemaran penelitian Puspita dkk. (2010) & Apriliyani dkk.
lingkungan serta gangguan kesehatan. (2013). Penelitian Saridewi dkk. (2016) makanan
Kontaminasi yang disebabkan oleh bakteri pada siap saji dikantin RS X dan RS Y tidak mengadung
makanan dan air yang terdapat di rumah sakit bakteri Eschericia coli.
dapat diketahui dari hasil pemeriksaan Tahun 2011 di Indonesia tercatat 128 kasus
bakteriologis di laboratorium (Marpaung dkk, keracunan makanan, terdapat sebanyak 18.144
2012). Infeksi bawaan makanan dapat orang terpapar oleh makanan yang terkontaminasi
menimbulkan berbagai komplikasi penyakit dan tahun 2012 terjadi sebanyak 6.901 kasus KLB
diantaranya dapat memengaruhi sistem keracunan pangan dan 11 orang meninggal. Di
kardiovaskuler, ginjal, persendian, pernafasan, Indoensaia urutan kedua kasus keracunan pangan
sampai dengan sistem imun (WHO, 2000). adalah Provinsi Jawa Tengah yaitu sebanyak 855
Pelayanan gizi di rumah sakit merupakan (12,39%) orang, posisi pertama kasus keracunan
pelayanan yang mendukung upaya penyembuhan pangan adalah Provinsi Banten (16,94%) (Badan
penderita dalam waktu sesingkat mungkin. Pengawas Obat dan Makanan, 2012). Data BPOM
Makanan yang memenuhi kebutuhan gizi akan 2014 terjadi sebanyak 47 kasus keracunan
mempercepat penyembuhan dan memperpendek makanan yang menurun dari tahun 2013
hari rawat pasien. Makanan yang tidak dikelola sebanyak 84 kasus. Data keracunan makanan di
dengan baik dan benar oleh penjamah makanan Surabaya akibat bakteri Escherichia coli pada
dapat berisiko menimbulkan dampak negatif, tahun 2015 sebanyak 93 kasus (Dinas Kesehatan
seperti gangguan kesehatan dan keracunan akibat Kota Surabaya, 2015).
bahan kimia maupun mikroorganisme, tumbuhan Penelitian Andriyani (2009) menyebutkan
atau hewan, dan dapat pula menimbulkan alergi jumlah angka kuman pada alat makan terutama
(Maria, 2011). yang kontak langsung dengan pasien seperti
Menurut WHO tahun 2005 di Amerika Serikat sendok memungkinkan terjadinya penularan
terdapat 1,8 juta orang yang meninggal karena penyakit. Salah satu faktor yang memungkinkan
diare dan adanya kontaminasi air minum. Bahkan terjadinya penularan di rumah sakit adalah sumber
setiap tahun negara ini mengalami 76 juta kasus penyakit. Pasien merupakan sumber penularan
keracunan makanan, 325 orang dirawat dan 5000 penyakit. Pencucian alat makan dengan
orang meninggal dunia akibat keracunan makanan menggunakan detergen dan larutan klorin dapat
(ALPI, 2011). Survei yang dilakukan WHO di menurunkan jumlah angka kuman pada alat
Selandia Baru, Eropa, dan Amerika Serikat makan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah
memperoleh hasil bahwa setiap tahun terdapat Surakarta. Salah satu alasan pentingnya
sampai dengan 10% orang yang menderita pemantauan higiene dan sanitasi makanan di
penyakit bawaan makanan (WHO, 2000). pelayanan gizi rumah sakit karena selama proses
Penelitian Hisyam (2005) menyebutkan di produksi memiliki peluang terjadinya pencemaran
Jakarta terdapat sebesar 41,1% angka infeksi yang dapat membahayakan konsumen.
nosokomial, sedangkan di Surabaya terdapat Pencemaran tersebut misalnya kontaminasi silang
73,3%, dan Yogyakarta terdapat angka infeksi yang terjadi dari pekerja yang kurang menjaga
285 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.10 , No.3 Juli 2018: 283-290

kebersihan diri serta kebersihan alat yang kurang pengambilan sampel ditentukan oleh unit
terjaga dan pencemaran yang diakibatkan oleh laboratorium sanitasi lingkungan.
bahan kimia, mikroorganisme, tumbuhan, atau Pengambilan sampel oleh BBTKLPP
hewan. dilakukan setiap 3 bulan sekali, pengambilan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya telah sampel mencakup sampel makanan, alat makan
melakukan pemantauan higiene dan sanitasi dan peralatan masak, dan pengambilan sampel
makanan yang diproduksi oleh instalasi gizi RSUD yang dilakukan oleh unit laboratorium sanitasi
Dr. Soetomo Surabaya. Pemeriksaan rutin lingkungan dilakukan setiap satu minggu sekali
dilaksanakan setiap satu minggu yang meliputi untuk pengambilan sampel makanan, alat makan,
usap alat makan, peralatan masak dan dan peralatan masak secara bergantian.
pengambilan sampel makanan untuk diperiksa di Pengambilan sampel yang dilakukan oleh
laboratorium instalasi sanitasi, selain pihak BBTKLPP tanggal 23 Mei 2017, unit laboratorium
laboratorium instalasi sanitasi lingkungan juga sanitasi tanggal 29 dan 30 Agustus 2017. Cara
bekerja sama dengan BBTKLPP Surabaya (Balai pengambilan sampel yang dilakukan sesuai
Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan dengan standar operasional prosedur, pegambilan
Pengendalian Penyakit) bertujuan untuk sampel dengan menggunakan usap kapas steril
memperoleh hasil banding dari pemeriksaan pada alat makan dan peralatan masak yang sudah
sampel makanan dan usap alat instalasi gizi dicuci.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Hal ini dilakukan Usap kapas digunakan untuk menguji
karena alat makan dan peralatan masak dapat kualitas bakteriologis alat makan dan peralatan
memengaruhi kontaminasi makanan yang masak, hal ini dilakukan dengan cara kapas steril
dikonsumsi oleh pasien, hal ini bertujuan untuk yang dioleskan ke sampel alat makan dan
mengetahui sejauh mana makanan tersebut dapat peralatan masak kemudian dicelupkan pada
dipastikan aman untuk dikonsumsi pasien. media buffer dengan cara dimasukkan ke dalam
botol steril untuk dibawa ke laboratorium dan
diperiksa hasil mikrobiologinya dari permukaan
METODE PENELITIAN
alat yang telah diambil sampelnya. Pemeriksaan
Penelitian ini merupakan penelitian sampel makanan dilakukan dengan cara
observasional deskriptif. Penelitian ini bertujuan mengambil sampel makanan menggunakan pinset
mendeskripsikan hasil pemeriksaan makanan, alat steril kemudian dimasukkan ke dalam kom steril
makan, dan peralatan masak untuk upaya dan dibawa ke laboratorim untuk dilakukan
keamanan makanan di lingkungan RSUD Dr. pemeriksaan mikrobiologi makanan. Pengambilan
Soetomo Surabaya. Sampel dalam penelitian ini sampel yang dilakukan BBTKLPP
adalah makanan, alat makan, dan peralatan pemeriksaannya juga dilakukan oleh BBTKLPP,
masak yang tersedia pada saat dilakukan sedangkan pengambilan sampel yang dilakukan
pemeriksaan dan berjumlah 2 jenis makanan, 2 oleh unit laboratorium sanitasi, pemeriksaan
alat makan dan 2 peralatan masak setiap kali sampel tersebut dilakukan sendiri oleh unit
pemeriksaan. Pemeriksaan dilakukan setiap 3 laboratorium sanitasi.
bulan sekali oleh BBTKLPP Surabaya dan setiap
satu minggu sekali oleh unit laboratorium sanitasi
HASIL DAN PEMBAHASAN
lingkungan.
Data diperoleh dari data sekunder hasil Berikut hasil pemeriksaan sampel yang
pemeriksaan yang dilakukan secara rutin oleh dilakukan oleh BBTKLPP dan unit laboratorium
instalasi sanitasi lingkungan berupa hasil sanitasi lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
pemeriksaan sampel makanan, alat makan, dan Pemeriksaan Sampel Makanan
peralatan masak di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
Hasil pemeriksaan sampel makanan di dapur gizi
Tempat pengambilan sampel makanan adalah
dapur gizi dan dapur graha amerta, tempat dan dapur graha amerta RSUD Dr. Soetomo
pengambilan sampel alat makan secara Surabaya tanggal 23 Mei 2017 bekerja sama
dengan BBTKLPP Surabaya dilakukan setiap tiga
bergantian dari masing-masing ruangan rawat
bulan sekali, bertujuan untuk melakukan
inap, dan pemeriksaan sampel peralatan masak
diambil dari dapur gizi dan dapur graha amerta pengawasan terhadap kualitas makanan dan
sebagai bahan banding terhadap pemeriksaan
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Titik pengambilan
sampel ditentukan oleh unit koordinator mutu dan makanan yang dilakukan oleh unit laboratorium
pemantauan untuk pengambilan sampel yang sanitasi lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
bekerjasama dengan BBTKLPP Surabaya dan Sampel makanan yang diperiksa adalah jenis lauk
untuk unit laboratorium sanitasi lingkungan titik dan jenis sayur yang siap untuk disajikan.
Miftakhul Nikmah, Pemeriksaan Mikrobiologi Sampel 286

Pemeriksaan sampel makanan di dapur graha Pemeriksaan sampel makanan yang


amerta hanya satu jenis makanan, hal ini dilakukan oleh unit koordinator mutu dan
disebabkan karena jenis makanan yang siap untuk pamantauan yang bekerja sama dengan.
disajikan pada saat pemeriksaan sampel BBTKLPP merupakan pemeriksaan mikrobiologi
makanan.Sampel makanan dibawa ke makanan, alat makan, dan peralatan masak
laboratorium BBTKLPP Surabaya dengan Pemeriksaan sampel makanan, alat makan, dan
menggunakan kom streril yang tertutup rapat peralatan masak selain dilakukan oleh BBTKLPP
kemudian di masukkan ke dalam box tertutup. pemeriksaan juga dilakukan oleh unit laboratorium
Tabel 1 merupakan hasil pemeriksaan sanitasi lingkungan RSUD Dr. Seotomo Surabaya
mikrobiolgi makanan berdasarkan Kepmenkes RI untuk melihat nilai ALT (angka lempeng total).
No. 1204 Tahun 2004 tentang Persyaratan Angka lempeng total (heterotropic plate count)
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit. Sampel adalah suatu indikator untuk mengetahui adanya
makanan dengan hasil uji <3 telah sesuai dengan mikroba heterotropik bakteri dan kapang dimana
batas yang dipersyaratkan sehingga tidak mikroba tersebut sensitif terhadap suatu proses
menimbulkan risiko terhadap gangguan kesehatan yaitu proses desinfektan, seperti pada air yang
maupun keracunan untuk konsumen dalam hal ini tanpa residu desinfektan sehingga terjadi
adalah pasien rawat inap RSUD Dr. Soetomo pembentukan spora dan mikroba yang
Surabaya. berkembang secara cepat (WHO, 2011).
Pengawasan keamanan makanan di instalasi Tabel 2 merupakan hasil pemeriksaan
gizi rumah sakit sangat diperlukan karena instalasi mikrobiologi untuk sampel makanan yang
gizi rumah sakit menyuplai semua makanan yang dilakukan oleh unit laboratorium instalasi sanitasi
dikonsumsi oleh pasien yang dirawat di rumah lingkungan di dapur gizi RSUD Dr. Soetomo
sakit. Gangguan kesehatan yang terjadi pada Surabaya, menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan
pasien menyebabkan tubuh pasien lebih rentan sampel makanan di dapur gizi RSUD Dr. Soetomo
terhadap infeksi, sehingga penjaminan keamanan Surabaya memenuhi syarat sesuai dengan
makanan di suatu rumah sakit sangat diperlukan Peraturan Kepala BPOM RI tahun 2009 tentang
untuk mempercepat pemulihan dari gangguan penetapan batas maksimum cemaran mikroba
kesehatan yang dialami oleh pasien. Hasil dan kimia dalam makanan untuk daging dan
pemeriksaan tersebut didukung oleh penelitian produk daging, batas maksimum ALT yang di
(Chantika, Sumardiono, & Sumaningrum, 2016) ijinkan 1x104 koloni/gram. Hasil pemeriksaan ALT
mengatakan rumah sakit yang mengelola yang diperoleh dari sampel makanan ayam bumbu
makanan untuk pasien harus meningkatkan kare di dapur gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya
kualitas makanan, dari segi rasa, gizi maupun dari diperoleh hasil ALT 0 koloni/gram dapat dikatakan
segi keamanan pangan. tidak terdapat koloni yang tumbuh pada media
Penelitian ini sejalan dengan penelitian pengenceran, sampel makanan aman untuk
Harahap (2017) yang menujukkan bahwa hasil dikonsumsi dan tidak menimbulkan risiko
pemeriksaan laboratorium di instalasi gizi Rumah gangguan kesehatan. Pengolahan dan penyajian
Sakit Umum Siti Hajar Medan makanan yang makanan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya sudah
terdapat diruang pasien yang terdekat dan terjauh memperhatikan higiene sanitasi makanan,
dari instalasi gizi tidak mengadung Escherichia dibuktikan dengan adanya penilaian higiene
coli. Sedangkan dalam penelitian Apriliyani dkk. sanitasi makanan setiap tiga bulan sekali oleh
(2013) menyebutkan pemeriksaan Escherichia coli Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan hasil
pada makanan yang dilakukan di instalasi gizi RS pemeriksaan sudah sesuai dengan batas yang di
X menunjukkan bahwa seluruh sampel makanan izinkan.
yang diperiksa mengandung Escherichia coli Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
sehingga tidak memenuhi persyaratan kesehatan. Wahyuni (2016) mengenai ALT makanan jajanan
Keberadaan bakteri pada makanan dapat dengan hasil sejumlah 6 sampel yang diambil
dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu, berasal dari memenuhi syarat pertumbuhan jumlah koloni
tempat pengolahan maupun lingkungan sekitar antara 9x103 koloni/gram sampel dengan 1,3x105
tempat pengolahan makanan. Husain dkk. (2011) koloni/gram sampel, tidak melebihi batas
menyebutkan kontaminasi makanan dapat terjadi maksimum yang diizinkan yaitu 1x106 koloni/gram
mulai dari tahap pemilahan bahan, pengolahan sampel. Sedangkan dalam penelitian Marpaung
makanan, penyimpanan, pengangkutan maupun dkk (2012) diperoleh hasil pada 6 sampel
penyajian makanan kontaminasi tersebut dapat penelitian makanan diketahui 4 sampel memenuhi
disebabkan oleh tercemarnya bahan baku, syarat sesuai dengan Kepmenkes 1098 tahun
kurangnya kebersihan peralatan masak dan alat 2003 tentang Persyaratan Higiene Sanitasi
makan, dan akibat binatang penganggu. Rumah Makan dan Restoran yaitu 0 koloni/gram
287 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.10 , No.3 Juli 2018: 283-290

Tabel 1.
Data Hasil Pemeriksaan Mikrobiologi Makanan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya oleh BBTKLPP Surabaya
Lokasi Batas Keterangan
Jenis Makanan Satuan Hasil Uji
Syarat
Dapur Gizi RSUD Dr. Soetomo
Nasi Putih MPN/gr Surabaya < 3,0 0
Memenuhi Syarat
Dapur Gizi RSUD Dr. Soetomo
Ayam Saus Inggris MPN/gr < 3,0 0
Surabaya Memenuhi Syarat
Dapur Graha Amerta RSUD
Cah Wortel Tauge MPN/gr < 3,0 0
Dr. Soetomo Surabaya Memenuhi Syarat
Sumber : Hasil analisis BBTKLPP, tanggal 18 Juli 2017

Tabel 2.
Data Hasil Pemeriksaan Sampel Makanan di Dapur Gizi RSUD Dr. Soetomo Surabaya oleh Unit Laboratorium
Sanitasi
Waktu Lokasi Hasil Batas Keterangan
Jenis Makanan
Pemeriksaan Pemeriksaan (ALT) Syarat
Dapur Gizi RSUD 0 kol/gr Memenuhi Syarat
29 Agustus 2017,
Ayam Bumbu Kare Dr. Soetomo 0 kol/gr
pukul 09.35
Surabaya
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel makanan Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, tanggal 29 Agustus 2017

sampel dan 2 sampel makanan tidak memenuhi dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
syarat kesehatan yaitu terdapat lebih dari 0 kandungan mikroba total yang ada pada sampel
koloni/gram sampel. Berdasarkan pengamatan yang diteliti. Selain pemeriksaan sampel
peneliti 2 sampel yang tidak memenuhi syarat makanan, unit laboratorium sanitasi lingkungan
disebabkan karena makanan yang sudah siap saji melakukan pemeriksaan sampel alat makan dan
diletakkan dalam wadah terbuka, sementara peralatan masak.
terdapat debu beterbangan dan posisi tempat Pemeriksaan sampel alat makan dilakukan
pengolahan makanan terletak didekat saluran air mulai dapur gizi, dapur Graha Amerta hingga
limbah terbuka. Hal ini dapat menyebabkan ruangan rawat inap secara bergantian setiap satu
kontaminasi bakteri Escherichia coli. minggu sekali. Berikut ini adalah data dari hasil
Hasil pemeriksaan ALT dapat dikatakan pemeriksaan sampel alat makan milik pasien
makanan aman dari pencemaran mikrobiologis, rawat inap IRNA Palem 2 yang dilakukan di dapur
sehingga dapat membantu memberikan nutrisi gizi karena pada saat dilakukan pemeriksaan
pada pasien yang sedang dirawat dengan tidak sampel alat makan, semua alat makan di IRNA
memberikan dampak buruk lain bagi kesehatan Palem 2 sudah dibawa ke dapur gizi untuk
konsumen selain itu keamanan makanan juga persiapan suplai makanan yang akan diberikan
dapat membantu memperpendek hari perawatan. kepada pasien. Selain di IRNA Pelam 2
Pemeriksaan sampel makanan oleh dua pihak pengambilan sampel juga dilakukan di dapur IRNA
yaitu BBTKLPP dan unit laboratorium sanitasi Cendana karena pada saat pengambilan sampel,
lingkungan bertujuan untuk memperoleh hasil alat makan pasien IRNA Cendana masih belum
banding dari pemeriksaan sampel, sehingga dibawa ke dapur gizi.
apabila bagian unit laboratorium sanitasi Tabel 3 hasil pemeriksaan sampel alat
lingkungan memperoleh hasil yang tidak makan IRNA Palem 2 dan IRNA Cendana belum
memenuhi syarat maka dapat melihat hasil memenuhi syarat. Hasil pemeriksaan belum
sebagai perbandingan dari hasil pemeriksaan sesuai dengan Permenkes RI No. 1096 tahun
sampel yang dilakukan oleh BBTKLPP Surabaya 2011 tentang Higiene Sanitasi Jasaboga, bahwa
sehingga dapat menentukan kemungkinan penetapan hasil pemeriksaan laboratorium angka
kesalahan yang terjadi. kuman yang terdapat pada alat makan dan minum
harus nol (negatif).
Pemeriksaan Sampel Alat Makan
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Penilaian kualitas alat makan secara Rizqi dkk. (2016) pemeriksaan mikrobiologi alat
mikrobiologis dapat dilakukan dengen perhitungan makan di lapas klas 1 Kedungpane Kota
ALT. Menurut FDA dalam penelitian (Rizqi dkk, Semarang 38,8% tidak memenuhi syarat dengan
2016) mengatakan perhitungan total angka bakteri rata-rata total angka bakteri 181,09/cm2
Miftakhul Nikmah, Pemeriksaan Mikrobiologi Sampel 288

Tabel 3.
Data Hasil Pemeriksaan Sampel Alat Makan di Ruang Rawat Inap RSUD Dr. Soetomo Surabaya oleh Unit
Laboratorium Sanitasi
Jenis Alat Waktu Lokasi Hasil Batas keterangan
Makan Pemeriksaan Pemeriksaan (ALT) Syarat
Dapur Gizi
2
Piring IRNA 30 Agustus 2017, RSUD Dr. 0.39 0 kol/cm Memenuhi syarat
3
Palem 2 pukul 08.11 Soetomo kol/cm
Surabaya
Piring IRNA 30 Agustus 2017, 3 2
IRNA Cendana 15 kol/cm 0 kol/cm Memenuhi syarat
Cendana pukul 07.53
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel alat makan Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, tanggal 30 Agustus 2017

Tabel 4.
Data Hasil Pemeriksaan Sampel Peralatan Masak di Dapur Graha Amerta RSUD Dr. Soetomo Surabaya oleh
Unit Laboratorium Sanitasi
Jenis Alat Waktu Lokasi Batas Keterangan
Hasil (ALT)
Masak Pemeriksaan Pemeriksaan Syarat
Panci (baru
dicuci dengan Dapur Graha 2
29 Agustus 2017, 3 100/cm Memenuhi
air dingin dan Amerta RSUD Dr. 2.15 kol/cm
pukul 10.05 syarat
dilap pakai soetomo Surabaya
tisu)
Sumber : Hasil pemeriksaan sampel peralatan masak Unit Laboratorium Sanitasi Lingkungan RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, tanggal 29 Agustus 2017

Menjaga kebersihan alat makan Lingkungan Rumah Sakit, yaitu angka kuman
merupakan salah satu hal yang terpenting karena pada peralatan sebanyak-banyaknya 100/cm2
dapat membantu mencegah terjadinya permukaan. Peralatan masak yang digunakan
kontaminasi makanan oleh mikroba maupun
oleh dapur graha amerta aman untuk proses
bahan kimia yang terjadi akibat penggunaan oleh
orang terinfeksi dan pencucian alat makan yang produksi sesuai dengan persyaratan yang
tidak benar. ditetapkan dan tidak menimbulkan risiko
gangguan kesehatan.
Pemeriksaan Sampel Peralatan Masak Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian
Pemeriksaan sampel peralatan masak Wahyuni (2015), peralatan belum disimpan pada
dilakukan oleh unit laboratorium sanitasi tempat yang terbebas dari pencemaran dengan
lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. persentase 100% oleh pedagang jajanan di
Pemeriksaan sampel peralatan masak dilakukan sekolah dasar. Penelitian Sonia (2015)
di dapur gizi dan dapur Graha Amerta setiap satu menyatakan peralatan yang bersih disimpan
minggu sekali secara bergantian dengan dalam tempat yang terlindung dari pencemar
menggunakan tes kit dan standart operasional serangga, tikus, dan hewan lainnya. Penyimpanan
prosedur milik laboratorium sanitasi lingkungan peralatan masak harus pada tempat tertutup,
dan dikerjakan oleh petugas laboratorium sanitasi bersih dan tidak dapat dijangkau oleh vektor
lingkungan. maupun hewan penganggu, tetapi pada saat
Pemeriksaan sampel peralatan masak dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan
bertujuan untuk melihat nilai ALT untuk peralatan masak harus kering.
mengetahui keberadaan mikroba pada peralatan Hasil observasi pencucian peralatan masak
masak tersebut. Peralatan masak tersebut sudah memenuhi syarat kesehatan yaitu
digunakan untuk memproduksi makanan pasien menggunakan air mengalir dari PDAM yang telah
rawat inap yang dilakukan oleh dapur gizi dan dilakukan pengecekan tingkat kesadahan oleh
dapur graha amerta. Berikut merupakan hasil instalasi sanitasi lingkungan RSUD Dr. Soetomo
pemeriksaan sampel peralatan masak : Tabel 4 Surabaya sesuai dengan Kepmenkes RI No. 907
merupakan hasil pemeriksaan sampel peralatan tahun 2002 tentang Syarat-syarat dan
masak di dapur graha amerta, diperoleh hasil Pengawasan Kualitas Air Minum. Sesuai dengan
pemeriksaan sampel di dapur graha amerta oleh penelitian Andriyan (2009) klorin adalah bahan
unit laboratorium sanitasi lingkungan memenuhi kimia yang digunakan sebagai pembunuh bakteri
syarat, sesuai dengan Permenkes RI No. 1204 Penggunaan air yang mengandung klorin dapat
tahun 2004 tentang Persyaratan Kesehatan membantu mengurangi kontaminasi mikroba.
289 Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol.10 , No.3 Juli 2018: 283-290

KESIMPULAN DAN SARAN (Thesis). Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.


Diakses dari
Berdasarkan penelitian bahwa RSUD Dr. http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/102
Soetomo Surabaya sudah melakukan upaya 909/potongan/S2-2016-371271-title.pdf.
pemeriksaan makanan, alat makan, dan peralatan Harahap, L. N. (2017). Gambaran higiene sanitasi
masak untuk meminimalkan terjadinya penyelenggaran makanan dan keberadaan
bakteri Escherichia coli pada makanan di
kontaminasi mikroba yang menimbulkan risiko instalasi gizi Rumah Sakit Siti Hajar Medan
gangguan kesehatan. Pemeriksaan mikrobiologis Tahun 2016 (Skripsi). Universitas Sumatera
sampel alat makan oleh unit laboratorium sanitasi Utara, Medan. Diakses dari
lingkungan RSUD Dr. Soetomo Surabaya di IRNA http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/66
875
Palem 2 dan IRNA Cendana belum memenuhi
Hisyam, H. (2005). Manajemen hiperkes dan
syarat Permenkes RI no. 1096 tahun 2011 tentang keselamatan kerja di rumah sakit (tinjauan
Higiene Sanitasi Jasaboga, bahwa penetapan kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja di
hasil pemeriksaan laboratorium angka kuman institusi sarana kesehatan). Jurnal JMPK, 8 (2).
yang terdapat pada alat makan dan minum harus Diakses dari
https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/view/2920
nol (negatif).
Husain, & Albasar, I. M. (2011) Keberadaan
Saran ditujukan kepada pencuci alat makan Escherichia coli pada makanan siap saji di
dan pengelola dapur IRNA yaitu untuk instalasi gizi Rumah Sakit Umum Daerah Luwuk
memperhatikan cara pencucian alat makan agar Kabupaten Banggai. Jurnal Kesehatan
meminimalkan terjadinya kontaminasi bakteri Masyarakat, 11 (3). Diakses dari
https://www.pageinsider.org/jurnalweb.com
Escherichia coli dan merekomendasikan pelatihan Kepmenkes RI Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang
kepada petugas pencuci alat makan tentang cara Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
pencucian dan penyimpanan alat makan yang Sakit.
benar sehingga tidak berisiko menimbulkan infeksi Kepmenkes RI Nomor 907 Tahun 2002 Tentang
nosokomial bagi pasien. Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air
Minum.
Kirana, A. N., & Asep, T. G. (2016). Studi higiene
DAFTAR PUSTAKA sanitasi pengolahan makanan dan minuman di
Rumah Sakit Umum Daerah Hj. Anna
ALPI. (2011). Isu terbaru keamanan pangan global. Lasmanah Kabupaten Banjarnegara Tahun
Diakses dari 2016. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 35.
http://www.alpindonesia.org/index1.php%20?vie Diakses dari https://ejournal.kesling-
w&id=621 poltekkesbjm.com/index.php/JKL/article/view/28
Andriyani, A. (2009). Pengaruh larutan detergen dan /25
larutan klorin pada proses pencucian alat Maria, & Yosvita. (2011). Pengetahuan dan perilaku
makan dengan metode three comartement sink higiene tenaga pengolah makanan di instalasi
terhadap penurunan jumlah angka kuman pada gizi Rumah sakit Umum daerah dr. Kanujoso
alat makan di RS PKU Muhhamadiyah Djatiwibowo Balikpapan (Skripsi). Universitas
Surakarta. Jurnal Ilmu Kesehatan, 5 (1). Diponegoro, Semarang. Diakses dari
Diakses dari http://jurnal.stikes- http://eprints.undip.ac.id/32574/1/386_Yos
aisyiyah.ac.id/index.php/gaster/article/viewFile/1 vita_Maria_G2C309009.pdf
1/8. Marpaung, N., Devi, N., & Irnawati, M., (2012).
Apriliyani, A., Maya, S., & Lilly, H. (2013).
Higiene sanitasi pengolahan dan pemeriksaan
Pemeriksaan bakteriologis makanan dan
gambaran fasilitas sanitasi dapur di Instalasi Escherichia coli dalam pengolahan makanan di
Gizi RS X. Jurnal Ilmu Gizi Medik. Diakses dari instalasi gizi Rumah Sakit Umum Pusat H.
http://repository.unri.ac.id/xmlui/bitstream/handl Adam Malik Tahun 2012. Jurnal Lingkungan
e/123456789/2847/REPOSITORI%20asih.pdf?s dan Kesehatan Kerja, 1 (2). Diakses dari
equence=1. https://media.neliti.com/media/publications/1462
Badan Pengawas Obat dan Makanan. (2012).
0-ID-hygiene-sanitasi-pengolahan-dan-
Laporan tahunan BPOM tahun 2012. BPOM.
Jakarta pemeriksaan-escherichia-coli-dalam-
Chantika, I., Sumardianto, D., & Sumaningrum, N. pengolahan-ma.pdf
(2016). Higiene penjamah dan sanitasi Mukono, H. J. (2008). Prinsip dasar kesehatan
pengelolaan makanan di Instalasi Gizi Rumah lingkungan Edisi ke Dua. Surabaya: Airlangga
Sakit Daerah Gambiran Kota Kediri. Jurnal University Press
Previta, 1 (1). Diakses dari Peraturan Kepala BPOM Tahun 2009 Tentang
http://journal.um.ac.id/index.php/preventia/articl
Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba
e/view/7835
Dinas Kesehatan Kota Surabaya. (2015). Profil Dan Kimia Dalam Makanan
Kesehatan tahun 2015. Surabaya: Dinas Permenkes RI Nomor 1096 Tahun 2011 Tentang
Kesehatan Kota Surabaya. Higiene Sanitasi Jasaboga
Handayani, S. (2016). Praktik higiene sanitasi Puspita, W. L., Prawiningdyah, Y., & Nisa, F. Z.
karyawan instalasi gizi Rumah Sakit Umum (2010). Penerapan hazard analysis critical
Daerah Wates Kebupaten Kulon Progo
Miftakhul Nikmah, Pemeriksaan Mikrobiologi Sampel 290

control point (HACCP) terhadap penurunan http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/bioma/articl


bahaya mikrobiologi pada makanan khusus e/view/2201
anak berbasis hewani di Rumah Sakit Dr. Sonia, V., Herry, K., & Anik, S., W. (2015). Evaluasi
Soedarsono Pontianak. Jurnal Gizi Klinik penerapan higiene dan sanitasi
Indonesia, 7 (1). Diakses dari http://i- penyelenggaraan makanan diRSUD
lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1074 Sunankalijaga Kabuapten Demak Tahun 2003.
3 Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 4(2).
Riga, P. N., Velma, B., & Fredine, R. (2015). Isolasi Diakses dari
dan identifikasi bakteri aerob yang dapat http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/ujph/5189/4
menyebabkan infeksi nosokomial di ruangan 489.
instalasi gizi BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Undang-undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang
Manado. Jurnal e-Biomedik, 3 (1). Diakses dari Rumah Sakit
https://media.neliti.com/media/publications/5885 Wahyuni, M. (2015). Angka lempeng total (ALT) pada
2-ID-isolasi-dan-identifikasi-bakteri-aerob-y.pdf makanan jajanan berbahan baku tepung di
Rizqi, S. N., Hestiningsih, R., & Saraswati, L. D. sekolah dasar Kota Samarinda. Jurnal Ilmu
(2016). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Kesehatan, 3 (2). Diakses dari
total angka bakteri dan keberadaan bakteri http://ojs.stikesmuda.ac.id/index.php/ilmu-
Escherichia coli pada alat makan (studi pada kesehatan/article/download/1/21.
lapas klas I Kedungpane Kota Semarang). WHO. (2000). Penyakit bawaan makanan : fokus
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 4 (4). Diakses pendidikan kesehatan. Diakses dari
dari http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/42428/3/
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm/articl 9794487074_chapter1_ind.pdf
e/view/14274 WHO. (2011). Guidelines drinking-water quality.
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. (2017). Laporan Fourt Edition. Switzerland. Diakses dari
implementasi dokumen lingkungan hidup (RKL- http://www.who.int/water_sanitation_health/publi
RPL) semester 1 (Bulan Januari 2017-Juni cations/2011/dwq_guidelines/en/
2017). Surabaya: Instalasi Sanitasi Lingkungan Yulia. (2016). Higiene sanitasi makanan, minuman
RSUD Dr. Soetomo Surabaya. dan sarana sanitasi terhadap angka kuman
Saridewi, I., Arief, P., & Yulia, F. N. (2016). Analisis peralatan makan dan minum pada kantin.
bakteri Escherichia coli pada makanan siap saji Jurnal Vokasi Kesehatan, 2(1). Diakses dari
di kantin rumah sakit X dan kantin rumah sakit https://scholar.google.co.id/citations?user=03A
Y. Jurnal Bioma, 12 (1). Diakses dari CZ_QAAAAJ&hl=id.

Anda mungkin juga menyukai