A. IR 4.0
The world has experienced four industrial revolutions. Starting from the first industrial revolution,
which was marked by the revolution of the manufacturing sector. And the discovery of steam engines and
manufacturing machines, which took place in the mid-18th century. The emergence of the first industrial
revolution can reduce dependence on workers who are less productive. Then change the agricultural sector
into the industrial sector.
In the 19th century, the world entered the second industrial revolution, this was seen from a big
breakthrough, namely with the discovery of electricity which was then utilized for large-scale production.
So that goods that are produced can usually only be produced in limited quantities, when it can be produced
in greater quantities than usual and in a short time.
Then the third industrial revolution occurred around the 1970s with the use of computers. As well as
the use of machinery, also began to be used in production sites, such as factories that produce goods in large
quantities.
And today is the fourth industrial revolution marked by the emergence of automation systems,
intelligence engineering and the use of the internet (internet of things), where computers and sophisticated
technology are emerging with new ways of working. This fourth industrial revolution took place around
2011 [1].
Mesin Uap Listrik (Abad ke- Komputer Mesin, Rekayasa Intelegesia, internet
(Abad ke-18) 19) (1970an) (2011- hari ini)
B. Manajemen PAUD
Adapun penjelasan secara lebih rinci tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut.
Perencanaan
Sekolah sebagai lembaga formal wajib memiliki perencanaan yang jelas dan terukur. Kata kunci yang penulis
gunakan pada tahap ini adalah “rencanakan apa yang akan dilaksanakan”. Perencanaan pada tahap ini dilakukan oleh
pihak internal sekolah atau bantuan dari pihak lain yang ahli dan memiliki pengalaman sehingga mampu memprediksi
kejadian-kejadian yang akan terjadi dimasa depan, karena perencanaan selalu berbicara tentang masa depan.
Perencanaan dilakukan dengan cara menentukan tujuan. Tujuan hendaknya menjadi solusi terhadap permasalahan-
permasalahan yang terjadi. Dalam membuat tujuan hendaknya mendahulukan kebutuhan daripada keinginan dan
mempertimbangkan aspek pembiayaan, social, dan keluarga.
Langkah dan strategi untuk mencapai tujuan dilakukan pada tahap ini dan hendaknya dilakukan analisis SWOT
terlebih dahulu agar mendapatkan pilihan yang tepat karena ada banyak langkah dan strategi yang bisa dilakukan.
Salah satu bagian dari penyusunan strategi pada tahap perencanaan ini adalah menyusun struktur organisasi dengan
berlandaskan asas “right man on the right place” artinya menempatkan orang yang tepat pada posisi yang tepat sesuai
dengan bidang ilmu dan keahlian yang dimiliki.
Adapun output dari tahap ini berupa aturan tertulis seperti program kerja, SOP, petunjuk pelaksanaan, Undang-
Undang, tata tertib, dan lain sebagainya. Output tersebut harus disahkan oleh pemimpin dan mengikat semua anggota
yang terkait, karena kalau tidak mengikat maka kemungkinan besar rencana hanya tinggal rencana. Agar perencanaan
yang telah disusun dengan baik dapat berjalan dengan maksimal maka perlu dilakukan pengawasan secara melekat
agar pelaksanaannya sesuai dengan yang direncanakan, dan pada akhirnya hasilnyapun sesuai dengan yang
diharapkan.
Pelaksanaan
Kata kunci yang penulis gunakan untuk mengingat tahap ini adalah “laksanakan apa yang direncanakan”. Untuk
lebih jelasnya perhatikan gambar. Ketika pelaksanaan sedang dilaksanakan sesuai rencana, fungsi pengawasan tetap
harus dilaksanakan agar dapat mengetahui adanya permasalahan yang terjadi dan menyebabkan kerugian, karena
situasi selalu saja bisa berubah-ubah tanpa adanya perkiraan sebelumnya. Perubahan situasi bisa saja menuntut
perubahan rencana awal untuk menghindari kerugian bila rencana awal tetap dilaksanakan. Agar pelaksanaan dapat
berjalan baik sesuai dengan rencana, dibutuhkan kematangan organisasi dari semua anggota. Pada tahap ini masih
memungkinkan untuk memberikan pembinaan terhadap guru dan pelaku pendidikan lainnya.
Pengawasan
Pengawasan yang dimaksudkan disini adalah pengawasan melekat (“Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 1989 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Melekat,” 1989), (“Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara Nomor: Kep/46/M.Pan/4/2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Melekat dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan,” 2004). Secara sederhana pengawasan melekat adalah pengawasan yang bila
menemukan penyimpangan maka dapat segera diperbaiki, tidak terfokus pada pemberian reward (penghargaan) dan
punishment (hukuman) tapi terfokus pada perbaikan. Di bidang pendidikan, pengawasan sering disebut supervisi,
supervisi yang dimaksudkan pada tahap ini adalah supervisi akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap
guru. Berbeda dengan evaluasi akhir seperti yang akan dijelaskan di bawah, pada tahap ini pengawasan dilakukan oleh
pihak internal, sedangkan evaluasi akhir yang akan dijelaskan di bawah dilakukan oleh pihak ekstrnal seperti
pengawas dari Dinas Pendidikan Kabupaten atau Kota, atau Dinas Pendidikan Provinsi.
Situasi yang terjadi di lapangan sangat dinamis, sehingga diperlukan pengawasan agar dapat mendeteksi secara
dini penyimpangan yang mungkin akan terjadi.
Pengawasan pada tahap ini tidak hanya dilakukan di waktu tertentu saja, namun dilakukan sejak awal perencanaan
Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap akhir dalam proses manajemen suatu sekolah. Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan
oleh pihak eksternal, yaitu pengawas dari tingkat kabupaten/kota atau provinsi. Pengawas akan mengevaluasi sebuah
laporan hasil tertulis dan melakukan kunjungan ke sekolah untuk mengecek bukti dari laporan tertulis yang diberikan.
Evaluasi hasil pada tahap ini dilakukan dengan cara mengumpulkan data tentang capaian keberhasilan tujuan dari
kinerja yang telah dilakukan, lalu membandingkan capaian tersebut dengan capaian yang direncanakan, kemudian
menganalisis hasil perbandingan kedua capaian tersebut, lalu hasil analisis capaian digunakan sebagai rekomendasi
perencanaan selanjutnya.
Pada tahap ini sekolah tidak dapat lagi melakukan perbaikan terhadap temuan kesalahan telah terjadi, namun bisa
dijadikan pengalaman untuk perbaikan selanjutnya agar tidak melakukan hal yang sama. Tindak lanjut dari hasil
evaluasi akhir ini berupa pemberian reward bagi sekolah yang memiliki kinerja baik, pemberian punishment bagi
sekolah yang melakukan banyak pelanggaran (bahkan hokum pidana bagi yang terbukti melakukan KKN) selain
memberikan pembinaan untuk penyelenggaraan pendidikan selanjutnya, dan melakukan upaya untuk menghilangkan
akibat penyimpangan yang terjadi.
Pelaksanaan tahap ini harus tetap diawasi agar sesuai dengan prosedur. Bila ditemukan ketidaksesuaian
pelaksanaan dengan prosedur, maka laporan yang dibuat tersebut harus segera diperbaiki agar sesuai dengan prosedur.
C. Karakteristik AUD
15 Karakteristik Anak Usia Dini Secara Umum
written by Khanza Savitra
Anak usia dini merupakan anak yang masuk ke dalam kategori rentang usia 0-8 tahun, meliputi
anak-anak yang sedang masuk ke dalam program pendidikan Taman Penitipan Anak, Tk hingga
SD (Sekolah Dasar). Setiap anak usia dini dalam rentang usia berapa pun memiliki kepribadian
yang unik yang mana dapat menarik perhatian dari orang dewasa lainnya.
Selain itu, anak-anak pada kategori usia dini tentu saja memiliki karakter tersendiri yang berbeda
dari anak pada usia lainnya. Karakter merupakan sifat bawaan yang biasanya diturunkan dari
kedua orangtua. Karakter ini terkadang bisa membuat orang-orang di sekitarnya senang, namun
beberapa juga membuat para orang tua kesulitan untuk mengatasinya. Sayangnya banyak pula
orang tua yang belum paham menangani perilaku anak-anak pada usia dini. Sehingga dibutuhkan
pengertian serta wawasan yang luas bagi orang tua dalam memahami karakteristik anak.
Sehingga nantinya tidak akan memberikan pengaruh buruk pada perkembangan anak. Berikut ini
ada beberapa karakteristik anak usia dini yang perlu anda ketahui.
1. Memiliki Rasa Keingin Tahuan Yang Besar
Anak-anak pada kategori usia dini benar-benar memiliki keingin tahuan yang besar pada dunia
yang ada di sekitarnya. Pada masa bayi, rasa keingin tahuan dari mereka ditunjukkan dengan
cara senang meraih benda-benda yang bisa dijangkaunya dan kemudian memasukkan ke dalam
mulut. Pada usia 3-4 tahun, biasanya anak akan sering membongkar pasang segala hal yang ada
di sekitarnya untuk bisa memenuhi rasa keingin tahuannya yang besar. Tak hanya itu saja anak
akan gemar bertanya pada orang lain meskipun masih menggunakan bahasa yang sederhana.
(baca juga: Cara Menghadapi Orang Introvert)
2. Memiliki Pribadi Yang Unik
Meskipun memiliki banyak kesamaan umum pada perkembangan anak di usia dini, namun tetap
saja setiap anak memiliki ciri khas tersendiri pada minat, bakat, gaya belajar, dan lainnya.
Keunikan-keunikan inilah yang merupakan keturunan genetis hingga faktor lingkungan. Untuk
itu dalam hal mendidik anak, tentu perlu diterapkan pendekatan secara individual ketika
menangani anak usia dini. (baca juga: Cara Menghindari Pergaulan Bebas)
3. Berpikir Konkrit
Yang dimaksud adalah berpikir berdasar pada makna sebenarnya, tidak seperti remaja dan orang
dewasa lainnya yang terkadang berpikir secara abstrak. Bagi anak-anak di usia dini, segala hal
yang mereka lihat dan ketahui akan terlihat asli. (baca juga: Pengertian Persepsi Menurut Para
Ahli)
4. Egosentris
Karakteristik ini tentu dimiliki oleh setiap anak, hal ini bisa dibuktikan dengan adanya sikap
anak yang cenderung memperhatikan serta memahami segala hal hanya dari sisi sudut
pandangnya sendiri atau kepentingan sendiri nya saja. Hal ini dapat dilihat dari sikapnya yang
seringkali masih berebut sesuatu, marah atau menangis bila keinginannya tidak dihendaki, dan
memaksakan kehendak.
Karakteristik seperti ini biasanya memiliki keterkaitan dengan perkembangan kognitifnya.
Menurut Piaget, anak pada masa usia dini berada dalam fase transisi dari fase praopersional
menuju fasel operasional konkret. Pada fase operasional, biasanya pola fikir anak lebih menuju
sifat egosentrik serta simbolik. Sementara di dalam fase operasional konkret, anak-anak sudah
menerapkan logika yang digunakan untuk memahami persepsi-persepsi yang ada.
baca juga:
Peran Keluarga dalam Pendidikan Anak
Gangguan Mental Pada Anak
Hambatan Perkembangan Anak
Cara Mengatasi Anak Pemarah
Pola Asuh Anak Usia dini
Menurut Berg, anak yang ada di dalam masa transisi ini masih memiliki kedua pola pikir tersebut
secara bergantian bahkan terkadang sec ara simultan. Dalam memahami sebuah fenomena,
biasanya anak seringkali memahami sesuatu hanya dari sudut pandangnya saja sehingga dirinya
akan sering merasa asing meskipun berada di dalam lingkungannya. (baca juga: Pengertian Sikap
Menurut Para Ahli)
5. Senang Berfantasi dan Berimajinasi
Fantasi merupakan sebuah kemampuan membentuk sebuah tanggapan baru dengan tanggapa
yang sudah ada, sedangkan imajinasi merupakan kemampuan anak dalam menciptakan objek
ataupun kejadian namun tidak didukung dengan data-data yang nyata. Anak usia dini senang
sekali membayangkan serta mengembangkan berbagai hal yang jauh dari kondisi nyatanya.
Bahkan terkadang hingga menciptakan teman-teman imajiner. Teman imajiner tersebut bisa
dalam bentuk orang, hewan, hingga benda. (baca juga: Macam-Macam Sindrom Pada Manusia)
6. Aktif dan Energik
Ketika anak mulai berkembang, biasanya mereka akan senang melakukan berbagai aktifitas.
Mereka seolah-olah merasa tidak pernah lelah, bosan , bahkan juga tidak pernah ingin berhenti
untuk melakukan aktifitas terkecuali saat mereka sedang tidur.
baca juga:
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Metode Penelitian Psikologi
Gejala ADHD Pada Bayi
Jenis Emosi Pada Manusia
Cara Mencintai Diri Sendiri
7. Berjiwa Petualang
Seperti yang dijelaskan sebelumnya, anak pada usia dini memiliki rasa keingin tahuan yang besar
dan kuat. Rasa keinginan ini biasanya akan disertai dengan menjelajahi sesuatu hal serta
memiliki jiwa petualang. Misalnya saja, anak-anak senang sekali berjalan kesana kemari,
membongkar hal-hal di sekitarnya, mencorat coret dinding, dan lainnya.
Baca juga:
Teori Kepribadian Carl Rogers
Ciri-Ciri Anak Tunagrahita
Fakta Kepribadian Anak Pertama
Ciri Ciri Depresi Berat
Cara Mendidik Anak Usia 2 Tahun
8. Belajar Banyak Hal Menggunakan Tubuh
Anak-anak pada usia dini memang menjadi usia dimana dirinya senang mempelajari hal-hal
baru. Mereka akan mulai banyak belajar dengan menggunakan seluruh anggota tubuh mereka,
mulai dari merasakan, bergerak, menyentuh, membaui, menjelajah, mengamati, mengira-ngira,
dan lainnya. (baca juga: Tahap Perkembangan Emosi Anak)
9. Memiliki Daya Kosentrasi Yang Pendek
Anak-anak pada usia dini memang memiliki rentang fokus dan perhatian yang sangat pendek
dibandingkan pada remaja ataupun orang dewasa. Perhatian anak-anak usia dini akan mudah
sekali teralihkan pada hal lainnya, khususnya yang dapat menarik perhatiannya. Sehingga
sebagai pendidik, baik guru ataupun orang tua penting sekali untuk memperhatikan hal ini dalam
menyampaikan sebuah pembelajaran penting. Pembelajaran yang baik dapat dilakukan melalui
pendekatan yang lebih bervariasi serta menyenangkan sehingga tidak mengharuskan anak
terpaku di tempat yang sama serta dalam waktu yang lama yang malah akan membuatnya bosan
dan pelajaran tidak masuk ke dalam otak anak. (baca juga: Penegrtian Bakat Menurut Para Ahli)
10. Bagian Dari Makhluk Sosial
Anak akan senang jika bisa diterima serta berada di dalam lingkungan teman-teman sebayanya.
Mereka senang melakukan kerja sama serta saling memberikan semangat pada teman-teman
lainnya. Anak membangun konsep pada dirinya melalui interaksi sosial yang terjadi di sekolah.
Dirinya akan membangun kepuasan melalui sebuah penghargaan diri saat diberikan sebuah
kesempatan untuk bisa bekerja sama dengan teman-temannya. Untuk itu sebuah pembelajaraan
dilakukan agar dapat membantu anak di dalam perkembangan perhargaan diri. Hal ini dilakukan
melalui penyatuan strategi pembelajaran sosial. (baca juga: Cara Menyembuhkan Bipolar
Disorder)
11. Spontan
Karakteristik lainnya yang dimiliki anak-anak usia dini adalah sifat yang spontan. Perilaku serta
sikap yang biasanya dilakukan pada anak-anak umumnya merupakan sikap asli yang dimiliki
mereka tanpa adanya rekayasa. Hal ini dapat terlihat dari anak-anak yang seringkali berbicara
ceplas-ceplos tanpa ada sesuatu hal yang ditutupi. Selain itu apapun yang diperbuat dan
dikatakan anak merupakan refleksi dari apa yang ada di dalam hati serta pikirannya. (baca
juga: Tips Meningkatkan Daya Otak)
12. Mempunyai Semangat Belajar Tinggi
Ketika anak-anak memiliki keinginan yang menyenangkan serta menarik perhatian mereka tentu
saja membuat anak akan berusaha untuk terus mencari cara agar dapat memahami hal-hal yang
mereka sangat inginkan. Misalnya saja, ketika anak tertarik dalam bidang mewarnai, maka anak
akan terus melakukan kegiatan mewarnai secara berulang-ulang sampai dirinya merasa bisa.
(baca juga: Psikologi Cinta)
13. Kurangnya Pertimbangan
Anak-anak pada usia dini biasanya kurang dalam mempertimbangkan hal-hal yang akan mereka
lakukan kedepannya. Mereka belum mengetahui apakah hal yang dilakukannya tersebut akan
berdampak bahaya atau tidak bagi dirinya. Misalnya saja saat bermain benda-benda tajam,
mereka lebih tertarik memainkannya dibandingkan dengan mendengarkan nasehat dari orang tua.
baca juga:
Perkembangan Sosial Emosional Anak Usia Dini
Teori Perkembangan Anak Menurut Para Ahli
Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini
Perkembangan Bahasa Anak Usia Dini
Cara Menghilangkan Trauma Pada Anak
14. Masa Belajar Yang Paling Potensial
Masa-masa anak usia dini dapat dikatakan sebagai golden age. NAEYC menjelaskan jika pada
masa awal ekhidupan dikatakan sebagai masa pembelajaran dengan slogan Early Years Are
Learning Years. Hal ini lah yang kemudian menyebabkan selama dalam rentang tersebut anak
dapat mengalami berbagai pertumbuhan serta perkembangan yang begitu cepat. (baca juga: Teori
Belajar Menurut Para Ahli)
Pada periode ini hampir segala potensi yang dimiliki anak akan mengalami masa peka untuk
segala tumbuh kembang yang cepat dan hebat. Oleh sebab itu, pada masa-masa ini, anak benar-
benar membutuhkan stimulasi dari lingkungan sekitarnya. Pembelajaran dalam masa-masa ini
memang menjadi wahana yang memfasilitasi tumbuh dan kembang anak untuk dapat mencapai
tahapan yang memang sesuai tugas perkembangannya. (baca juga: Cara Mengetahui Bakat Diri
Sendiri)
15. Mudah Sekali Frustasi
Karakterisik anak usia dini lainnya adalah mudah sekali frustasi. Rasa keingin tahuannya yang
besar dan berlebih terkadang membuat anak mudah sekali frustasi apabila keingintahuannya
tersebut tidak segera dituruti. Sikap yang seringkali ditunjukkan saat dirinya merasa frustasi
biasanya diungkapkan dalam bentuk marah, menangis, berteriak, dan lainnya. (baca juga: Cara
Meningkatkan Prestasi Belajar)
Nah itu tadi beberapa karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak usia dini. Tentu saja dengan
mempelajari setiap karakter anak, sebagai orang tua maupun pendidik akan lebih mudah
mengatasi karakter anak yang cenderung negatif serta mengoptimalkannya dalam sisi positif.
Semoga informasi diatas dapat bermanfaat untuk anda.
D. Metode PAUD
1. Metode Bercerita
Setiap orang pasti pernah bercerita. Seseorang bercerita dengan tujuan bermacam-macam. Ada
yang tujuannya hanya sekedar menyampaikan informasi, ada yang tujuannya untuk menghibur
dan ada yang memiliki tujuan memberikan semangat. Bercerita ternyata dapat digunakan dengan
tujuan untuk belajar. Sehingga metode bercerita ini menjadi salah satu metode yang dapat
diterapkan dalam proses pembelajaran.
2. Metode Bermain
Anak usia PAUD adalah anak yang menyukai bermain. Tidak bisa kita pungkiri bahwa mereka
memandang banyak hal sebagai sebuah permainan yang menyenangkan. Oleh sebab itu sangat
penting bagi seorang guru untuk bisa menerapkan metode bermain ini di dalam kelas.
Metode bermain sangat sesuai denga tingkat perkembangan anak usia dini yang masih sangat
menyukai bermain.
3) Manfaat kognitif
Manfaat kognitif berkaitan dengan kemampuan nalar, berfikir, pengetahuan siswa terhadap topik
permasalahan tertentu. Dengan bermain anak dapat mengembangkan kemampuan kognitifnya.
Pada anak usia dini, mereka memiliki imajinasi yang luat biasa. Sehingga kita sering melihat
mereka berbicara sendiri dengan mainannya. Dan itu adalah proses belajar mereka dengan cara
bermain sehingga hal itu wajar sering kita lihat.
4) Manfaat Keseimbangan
Dalam bermain ada kalanya anak menemukan hal psotif dan hal negatif pula. Dengan
menemukan hal itu anak akan mengetahui hal mana yang baik dan tidak baik. Hal itu bermanfaat
untuk keseimbangan anak dalam mempelajari hal baik dan tidak baik.
c. Asimilasi/pengumpulan data
Kegiatan siswa untuk mencari informasi dengan cara mengamati, mencatat dan
mendokumentasikan segala informasi yang dibutuhkan sebagai tugas yang diberikan oleh guru.
Misal :Setelah mengetahui bentuk-bentuk bangun datar, siswa diminta untuk mengamati benda-
benda disekitar mereka yang memiliki bentuk bundar, persegi atau lainnya.
d. Mengorganisasikan data
Siswa diminta guru untuk mengorganisasikan data yang telah mereka cari. Pengorganisasinan
dapat berupa kegiatan seperti menggolongkan, memisahkan, menganalisis, dll. Misal: Setelah
anak-anak mengamati dan mendokumentasikan benda-benda yang memiliki bentu persegi,
segitiga, lingkaran, maka siswa diminta mengkelompokan data tersebut pada kolom yang tepat.
e. Menyampaikan kembali
Pada tahap ini para siswa menyampaikan kembali apa yang telah mereka ketahui dari data yang
telah mereka kumpulkan.
Metode proyek ini sangat baik karena peserta didik dapat secara langsung memanfaatkan
pengetahuan yang mereka peroleh dalam praktik nyata.
Namun yang perlu diperhatikan dalam penerapan metode pembelajaran proyek sederhana adalah
tidak semua topik pembelajaran dapat menggunakan metode ini. Guru harus pandai memilah dan
merencanakan penggunaan metode proyek sederhana pada materi yang tepat pula.
Di Sekolah PAUD metode kerja kelompok biasanya diberikan kepada kelompok besar.
Kelompok besar adalah gabungan seluruh siswa di kelas. Metode pembelajaran ini hampir sama
dengan metode pembelajaran proyek sederhana. Perbedaan antara keduanya yaitu metode
pembelajaran proyek sederhana di kerjakan oleh kelompok-kelompok kecil dengan jumlah siswa
3-4, sementara kelompok besar jumlah siswa satu kelompok bisa seluruh siswa dalam 1 kelas
atau 15-20 anak.
Begitupun dengan hal-hal yang dikerjakan pada metode kerja kelompok, siswa diberikan tugas
untuk menyelesaikan tugas-tugas besar. Seperti :
mendirikan tenda sexara bersama-sama. Guru memberikan aba-aba dan memberikan petunjuk
cara mendirikan tenda.
Membersihkan atau mempercantik lingkungan kelas secara bersama-sama
5. Metode Karyawisata
Metode karyawisata merupakan kegiatan pembelajaran dengan mengamati dunia secara langsung
yang meliputi manusia, hewan, tumbuhan dan benda-benda yang ada di lingkungan sekitar.
Metode karya wisata memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengobservasi, mengamati,
menemukan secara langsung dengan melihat objek yang mereka pelajari secara langsung.
Oleh sebab itu pada sekolah PAUD karya wisata dapat dilaksanakan dengan cara membawa
anak-anak menuju obyek-obyek tertentu sebagai tempat untuk memberikan pengayaan
pengetahuan kepada siswa.
Kegiatan karyawisata dapat memberikan banyak manfaat kepada siswa, dianataranya yaitu:
Meskipun metode ini terlihat sederhana yaitu dengan melakukan tanya jawab, namun guru harus
merencanakan kegaiatn tanya jawab dengan baik. Perencanaan dimaksudkan agar pertanyaan
yang diberian dapat mengarahkan siswa untuk memahami materi tertentu.
Sehingga guru harus memperhatikan beberapa hal penting untuk menerapkan metode tanya
jawab, yaitu:
Materi yang disampaikan harus menarik dan menantan, serta mengandung unsur aplikatif dalam
kehidupan siswa.
Pertanyaan yang disajikan bervariatif, kadang guru dapat menggunakan pertanyaan tertutup atau
terkadang dapat menggunakan pertanyaan terbuka. Pertanyaan tertutup adalah pertanyaan yang
jawabannya (iya atau tidak), sementara pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang jawabannya
ada banyakk kemungkinan.
Dilakukan dengan teknik bertanya yang baik.
7. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode pembelajaran yang dilakukan dengan cara menunjukan.
Dalam kegiatan pembelajaran di PAUD. Guru menunjukan proses melakukan sesuatu,
mengerjakan sesuatu itulah yang dimaksud dengan metode demontrasi.
Contoh Kegiatan yang dapat dilakukan dengan menggunakan metode demonstrasi adalah
Dalam memberikan tugas kepada siswa guru harus memperhatikan dan mempertimbangkan
beberapa hal dianataranya:
Tujuan diberikannya tugas, apakah untuk melatih ketepatan atau keterampilan anak.
Memeprhatikan kemampuan seluruh anak, karena di kelas terdapat anak yang dapat
menyelesaikan tugas dengan cepat dan ada anak yang lambat dalam menyelesaikan tugasnya
Memperhatikan kondisi kelas, bagaimakanakah kndisi kelas saat itu apakah dalam kondisi yang
menyenangkan atau tidak.
Manfaat yang dapat diperoleh dari metode pemberian tugas yaitu:
Memperoleh umpan balik tentang kualitas hasil belajar anak
Meningkatkan keterampilan belajar anak
Tugas yang diberikan secara berkala, teratur dan ajeg akan menanamkan kebiasaan belajar yang
baik kepada anak
Pemberian tugas yang dirancang dengan tepat akan meningkatkan prestasi belajar anak.
Pemberian tugas menjadi salah satu metode pembelajaran yang baik jika dapat direncanakan
dengan baik. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa, keterampilan belajar siswa dan
prestasinya. Keteraturan dan perencanaan yang baik menjadi kunci dari penerapan metode
pembelajaran ini.
Metode pembelajaran BCCT memberikan kesempatan siswa untuk dapat terus aktif berfikir,
anak berlatih untuk menemukan pengetahuannya sendiri sementara guru mencoba untuk menjadi
fasilitaor yang memberikan fasilias untuk mendukung siswa mempelajaari banyak hal.
Bentuk pembelajaran yang disetting oleh guru diharapkan dapat memberikan kesempatan siswa
untuk mengalami tidak hanya mengetahui.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan di dalam kelas diantaranya yaitu:
Bernyanyi
Membaca puisi
Bercerita
Bermain peran
Untuk mengetahui lebih jauh tentang metode BCCT silahkan klik pada materi beriut
ini METODE BCCT .
Guru menandai hari-har besar yang ada di kalender dan selanjutnya menggunakannya sebagai
tema pada pembelajaran yang ada di kelas atau luar kelas.
Sebagai conntoh :
Hari kartini pada kalender, guru mengajak siswa untuk mengenakan kebaya
Hari pahlawan guru mengajak siswa untuk mengenal pahlawan
Hari kemerdekaan Indonesia guru mengajak siswa untuk merayakan kemerdekaan dengan
festifal, dll
11. Metode Presentasi dan Cerita
Metode ini adalah salah satu metode yang paling saya sukai, khusus di PAUD caranya dilakukan
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyampaikan informasi yang mereka
miliki dengan cara bercerita.
Kegiatan ini biasa dilakukan setiap pagi, dengan memilih 2 -3 anak untuk menceritakan
pengetahuan mereka tentang topik tertentu. Topik tersebut selanjutnya diankat dalam materi
pelajaran pada hari itu. Biasanya metode ini dilakukan 3 kali dalam satu minggu dengan siswa
yang presentasi acak atau bergantian.