Anda di halaman 1dari 13

3.1.

PENGUKURAN KUANTITAS UDARA

Volume / debit dari udara (Q) yang melalui titik tertentu pada saluran udara atau pipa
tiap detik didefinisikan sebagai hasil perkalian antara besar kecepatan rata-rata aliran
udara (V) dengan luas penampang dari saluran udara atau pipa (A).
Q=VxA
Sebagian besar teknik observasi aliran udara sekarang ini merupakan penggabungan
antara metode yang ada untuk pengukuran kecepatan rata-rata dan luas penampang.
Berikut ini merupakan alat-alat yang biasa digunakan untuk pengukuran kuantitas
udara.

3.2.1. Rotating Vane Anemometers


Sebagian besar pengukuran kecepatan udara di bawah tanah didapatkan dari rotating
van (tipe kincir angin) anemometer. Ketika diarahkan pada aliran udara yang
bergerak, udara yang melewati alat mengberikan gaya terhadap kipas, menyebabkan
kipas berputar dengan kecepatan angular yang sesuai dengan kecepatan udara.
Mekanisme tersebut menggerakan jarum pada skala ukur dalam meter (atau feet) atau
bias juga pada pencatat digital.

Gambar 3.1. Rotating Vane Anemometer

Alat ini biasanya dipasangkan dengan stopwatch untuk menunjukan berapa meter
udara yang telah melewati anemometer selama waktu tertentu. Digital vane
anemometer menunjukan secar langsung pada odometer atau merubah sinyal
elektronik menjadi system pengumpul data. Alat yang lebih modern dapat juga
dilengkapi dengan microprocessor.
Unduk mendapatkan pengukuran yang dapat diandalkan dari kecepatan rata-rata
udara di bawah tanah, sangat penting untuk menyertakan teknik penggunaan
anemometer. Prosedur yang ada telah berkembang berdasarkan dari beberapa
percobaan dan pengalaman dilapangan.

3.2.2. Moving Traverses


Untuk metode pengukuran ini, anemometer harus di pasang pada tongkat, dengan
panjang minimum 1,5 m atau lebih untuk jalur udara yang tinggi. Proses pemasangan
harus bisa membuat anemometer tergantung vertical atau berada pada sudut konstan
dengan memperhitungkan posisi tongkat. Rotating vane anemometer tidak terlalu
sensitive terhadap goncangan dan akan memberikan perubahan hasil yang tidak lebih
dari 5% dari perubahan sudut sampai dengan 30o dari arah aliran udara. Oleh karena
itu untuk sebagian besar jalur udara bawah tanah membiarkan anemometer
tergantung bebas pada ujung tongkat. Untuk jalur udara yang inclinasinya lebih dari
30o, anemometer harus dipasang pada posisi yang relatif tetap terhadap tongkat dan
disesuaikan dengan memutar tongkat ketika melakukan traverse agar alat tetap sejajar
dengan sumbu longitudinal jalur udara
Pengukur harus menghadap ke aliran udara memegang tongkat anemometer di
depannya sehingga dial dapat terlihat dan sekurangnya 1,5 m dari bagian atas
badannya. Untuk memulai traverse, alat harus dipegang pada sudut atas atau bawah
dari jalur udara, dengan pointer menunjukan angka nol, hingga kipas berputar dengan
kecepatan konstan. Pengukur pertama harus dapat menjangkau tuas pengontrol dan
pengukur kedua dengan stopwatch menghitung mundur dari lima. Ketika nol,
anemometer diaktifkan dan stopwatch dijalankan.
Jalur traverse harus seperti pada gambar 3.2. Tujuannya agar traverse anemometer
berada pada kecepatan konstan tidak lebih dari 15% dari kecepatan udara. Idealnya,
bagian yang sama dari jalur udara pada lubang bukaan ditempuh dalam waktu yang
sama. Waktu yang dibutuhkan sekitar 60 detik. Lima detik terakhir pengukur kedua
harus menghitung mundur agar pengukur pertama dapat menstop anemometer pada
saat waktu habis. Angka yang ditunjukan anemometer langsung baca dan di catat,
lalu alat direset ke nol.
Gambar 3.2. Jalur Pergerakan Traverse Anemometer

Prosedur di ulang, traverse dilakukan dengan arah sebaliknya. Traverses harus


diulang sampai tiga kali pembacaan yang perbedaannya antara 5%. Pada kondisi
stabil yang mendukung, pengukur yang berpengalaman hasil pengulangan
pengukurannya perbedaannya hanya 2%.
Buku pencatatan anemometer harus tahan air dan dibuat agar tiap halaman memiliki
segmen untuk
1. Nama Pengukur
2. Lokasi pengukuran, waktu, tanggal
3. Hasil pembacaan anemometer dan koreksi
4. Sketsa lubang bukaan
5. Perhitungan Luas
6. Perhitungan Volume aliran udara
Pencatatn biasanya dilakukan oleh orang yang memegang stopwatch. Untuk tiap
traverse, pembacaan anemometer dibagi berdasarkan waktu yang berhubungan untuk
mendapatkan kecepatan udara. Rata-rata dari tiap pengukuran dengan mengabaikan
nilai diluar toleransi 5%, memberikan nilai kecepatan rata-rata. Anemometer
Traverses bisa juga digunakan pada pipa, tetapi hanya bisa digunakan pada pipa yang
diameternya enam kali lebih besar dari diameter anemometer.
3.2.3. Fixed Point Measurement
Estimasi aliran udara pada pipa didapatkan dengan memegang anemometer di tengah-
tengah pipa dan melakukan koreksi pengukuran berkali-kali dengan factor koreksi
0,8. Teknik yang sama dapat digunakan untuk pengecekan rutin pada lokasi-lokasi
pengakuran di jalur udara. Pembacaan yang didapatkan dari anemometer statis yang
lokasi yang telah diketahui pada lubang bukaan pada mulanya harus dibandingkan
dengan hasil pengukuran yang didapat dari traverse untuk mendapat factor koreksi
“fixed point” untuk lokasi tersebut. Biasanya berkisar antara 0,75 – 0,8 untuk lokasi
pengukuran setengah atau duapertiga dari tinggi lubang bukaan. Pengukuran
berikutnya hanya membaca anemometer pada lokasi tertentu dan dilakukan kalibrasi
dengan koreksi fixed point.

3.2.4. Density Correction


Untuk pekerjaan yang lebih teliti, hasil pembacaan anemometer dikoreksi lebih lanjut
untuk beberapa variasi density udara

Dimana:
v = Kecepatan setelah koreksi
vi = Kecepatan awal
Cc = Koreksi dari kurva/grafik kalibrasi alat
ρc = density udara saat kalibrasi
ρm = density udara sebenarnya saat pengukuran

Berdasarkan persamaan tersebut dapat kita lihat bahwa penyesuaiaan density


efektif hanya pada koreksi kalibrasi dan diabaikan dalam banyak kasus.

3.2.5. Swinging Vane Anemometer (Velometer)


Dalam banyak bentuk dasar, Swinging Vane Anemometer
(Velometer) merupakan hinged vane yang berpindah terhadap pegas dari posisinya
oleh pergerakn arus udara. Dihubungkan kepada pointer yang langsung menunjukan
kecepatan udara. Udara memasuki lubang pada sisi alat. Lubang ini dapat diisi
dengan pertukaran antara orifices atau probes untuk mendapatkan range kecepatan
yang bisa diukur.

3.2.6. Vortex-shedding Anemometer


Untuk system monitoring terus menerus, rotating vane dan swinging vane dengan
keluaran elektrik digunakan secara bersama-sama. Namun keduanya memerlukan
kalibrasi secara berkala ketika digunakan dalam tambang. Untuk itulah Vortex-
shedding Anemometer lebih sering digunakan karena alat ini tidak memiliki bagian
yang bergerak.
Pada Vortex-shedding Anemometer, vortices bisa terdeteksi akibat perubahan tekanan
atau variasi density udara yang dihasilkan. Kekurangannya jika di tempatkan pada
lokasi tertentu di dalam tanah dengan tujuan monitoring, harus dilakukan kalibrasi
untuk lokasi tersebut. Selain itu membutuhkan juga electronic damping untuk
mengeliminasi sinyal akibat kendaraan lewat.

3.2.7. Smoke Tubes


Smoke Tubes mungkin merupakan teknik yang paling simple untuk mengetahui aliran
udara dan digunakan untuk kecepatan yang sangat rendah. Getaran udara akibat
pompa karet melalui tabung kaca yang berisi butiran titanium tetrachloride atau
anhydrous tin yang berpori akan menghasilkan asap putih. Seorang
menggunakan smoke tube pada satu titik dan pada titik yang lain seorang mengukur
waktu yang dibuthkan untuk menempuh jarak antara dua titik tersebut dengan
menggunakan stopwatch. Harus disesuaikan dengan factor koreksi 0,8 atau untuk
lebih akurat dapat dihitung dengan bilangan Reynold’s. Dispersi dari asap biasanya
menyulitkan untuk menentukan kapan harus menstop stopwatch. Smoke
tubes biasanya digunakan sebagai pilihan terakhir untuk arus udara berkecepatan
rendah.

Gambar 3.3. Smoke Tube


3.2.8. Pitot-static Tube
Alat ini terdiri dari dua tabung konsentis seperti pada gambar 3.4. Ketika berhadapan
langsung dengan aliran udara, tabung bagian dalam menunjukan tekanan total dari
pergerakan arus udara, pt.

Gambar 3.4. Pitot-static Tube


Tabung bagian luar ditembus oleh lubang kecil pada sudut yang tepat pada sisi yang
pendek sehingga tegak lurus dengan aliran udara. Tabung ini tidak terpengaruh oleh
energy kinetic dari arus udara dan menunjukan tekanan statis ps. Alat pengukur
tekanan atau manometer dihubungkan melalui kedua lubang akan menunjukan
perbedaan antara tekanan total dan tekanan static, sehingga tekanan velocity
pv = pt - ps
Dengan demikian Head Velocity merupakan kecepatan dari aliran udara sebenarnya
(v).

Dimana ρ = density udara sebenarnya


Pitot-static tubes modern menunjukan tekanan total, static dan velocity dari aliran
utara dengan lebih akurat. Sayangnya ketepatan pengukuran tergantung dari
manometer atau pengukur tekanan yang terhubung pada alat ini. Salah satu kesulitan
dalam penggunaan alat ini adalah adanya arus udara turbulen sehingga pembacaan
akan naik turun.

3.2.9. Fixed Point Traverses


Method of Equal Areas, Pada metode ini cross-section dari pipa atau jalur udara
dibagi menjadi beberapa subsections dengan luas yang sama. Gambar 3.5.
menunjukan bukaan persegi yang dibagi menjadi 25 area yang sama. Dengan
menggunakan pitot-static tube atau anemometer, kecepatan di tengah tiap bagian di
ukur. Kecepatan rata-ratanya didapat dari merata-ratakan kecepatan dari tiapa-tiap
subsections.
Untuk mendapat hasil yang baik pertama-tama, jika menggunakan pitot-static tube
kecepatan dari tiap-tiap subsections harus dihitung terlebih dahulu. Merata-

ratakan velocity pressure sebelum menggunakan rumus tidak akan


memberikan hasil kecepatan rata-rata yang sebenarnya. Kedua, gradient kecepatan
berubah drastis di dekat dinding. Oleh karena itu pengukuran akan lebih baik
dilakukan dekat dengan dinding, terutama pada bagian sudut. Ketiga, jumlah dari
subsections harus ditambah sesuai dengan ukuran lubang bukaan untuk meningkatkan
akuasinya
Gambar 3.5. Titik pengukuran Method of Equal Area pada bukaan persegi

Sebagai petunjuk, rekomendasi jumlah tituk (n), untuk bukaan persegi dapat dihitung
dengan :
+23
Di mana
e = exponensial exponent, (2,7183)
A = Luas lubang bukaan (m2)
Estimasi jumlah titik dapat dibulatkan ke jumlah yang memungkinkan untuk
membagi luabang bukaan menjadi beberapa subsections yang sama tetapi tidak akan
kurang dari 24. Pada bukaan yang berbentuk lingkaran, lingkaran dibagi menjadi
annuli dengan luas yang sama seperti pada gambar 3.6. Jumlah titik pengukuran
untuk tiap diameter dapat dilihat pada tabel 3.1.

Tabel 3.1. Jumlah Titik Pengukuran Untuk Tiap Diameter


Diameter Pipa (m) <1,25 1,25-2,5 >2,5
Jumlah titik 6 8 12

Lokasi titik di tengah area dari annulus yang sesuai pada tiap diameter dan bisa
dihitung dengan:
Di mana :
r = jari-jari titik dari pusat lingkaran
n = jumlah titik yang dihitung dari pusat lingkaran
D = diameter pipa (m)
N = jumalah titik bersilangan pada diameter

Gambar 3.6. Titik pengukuran Methodof Equal Area pada bukaan lingkaran

3.2.10. Hot Body Anemometers


Pada hot wire anemometre, element kawat di tempatkan dalam bukaan kecil pada
ujung tabung untuk menunjukan arah penyimpangan dari alat. Element dibentuk oleh
sebuah wheatstone bridge circuit. Pada sebagian besar hot wire anemometer, suhu
dari element dijaga konstan dengan merubah arus listrik yang melaluinya ketika
kecepatan udara berubah. Pada model yang lain, arus listrik yang dijaga konstan dan
suhu dari elemen di monitoring. Untuk hasil yang lebi akurat harus dikoreksi dengan
density udara.
rc
v = vi
rm
Di mana :
v = kecepatan udara sebenarnya
vi = kecepatan udara yang terukur
rc = kalibrasi density udara (biasanya 1,2 kg/m3)
rm = density udara pada saat pengukuran
Hot wire anemometers digunakan untuk kecepatan rendah sampai 0,1 m/s. Jika Hot
wire anemometer akan digunakan pada tambang yang kandungan gasnya tinggi harus
di cek terlebih dahulu kemungkinan terjadinya ledakan.

3.2.11. Tracer Gases


Metode ini digunakan pada situasi yang sulit, seperti kebocoran aliran melalui waste
area, main shaft dan daerah lain yang kecepatan aliran udaranya tinggi dan turbulen.
Hydorgen, Nirous oxide, Carbon dioxide, ozone, radioactive krypton 85 dan sulphur
hexafluoride biasa digunakan. Gas yang digunakan harus merupakan bahan kimia
yang inert.

3.2.12. Measurement of Cross-sectional area


Sebagian besar aliran udara ditentukan dari kecepatan rata-rata dan luas lubang
bukaan, akurasi dari besarnya aliran udara sebanding dengan ketepatan penentuan
kecepatan rata-rata dan luas lubang bukaan.
Sampai saat ini metode yang paling sering digunakan untuk mengukur luas lubang
bukaan adalah dengan menggunakan pita ukur (meteran) sebagai media pengukur
jarak . Dengan demikian metode ini dapat memberikan hasil yang baik jika
bukaannya memiliki geometri yang bentuk yang teratur seperti persegi atau lingkaran.
Bentuk seperti busur atau trapesium dapat di lakukan dengan pendekatan model
persegi, segitiga dan bagian dari lingkaran, sehingga pengukuran dengan pita ukur
dapat disesuaikan untuk menghitung luas area tersebut. Untuk beberapa situasi
pengukuran lubang bukaan dilakukan dengan merata-ratakan hasil pengukuran tinggi
dan lebar lubang bukaan yang dilakukan setelah tiga kali pengambilan data.
Adapun teknik pengukuran luas penampang yang lebih canggih adalah offset method.
Metode ini menggunakan kawat ataupun yang nantinya dibentuk menyerupai profil
lubang bukaan yang terbentuk.Sehingga profil lubang bukaan tersebut dapat diukur
diatas kertas grafik.
Profilometer adalah alat ukur luasan yang berupa meja datar. Meja tersebut nantinya
ditempatkan pada tripod di tengah-tengah jalur udara. Untuk kemudian pengukuran
dilakukan secara mekanis ataupun secara manual dengan cara merekonstruksi lubang
bukaan pada meja gambar tersebut. dengan cara menarik garis/ mengukur jarak dari
dinding ke pusat papan.Akan tetapi untuk sampai saat ini metode tersebut sedah dapat
dilakukan dengan peralatan pengukuran elektronik
Photgraphic Method ialah metode pengukuran luasan penampang yang dilakukan
menggunakan pencitraan dari lubang bukaan dibandingkan dengan skala barang
ataupun orang pada pencitraan tersebut.

3.2.PENGUKURAN TEKANAN

Tujuan utama dari pengukuran tekanan adalah untuk menentukan penurunan tekanan
akibat gesekan (p), yang berhubungan dengan aliran udara (Q) yang terukur dari tiap
percabangan tempat dilakukan pengukuran. Ada dua metode pengukuran. Metode
yang lebih akurat adalah gauge and tube atau metode trailing hose , metode kedua
adalah dengan cara memperhatikan tekanan absolute pada barometer atau altimeter
pada tiap lokasi.

3.3.1. Gauge and Tube Surveys


Gambar 3.5. menunjukan prinsip pengukuran Gauge and Tube. Pengukur tekanan
dihubungkan ke tabung panjang yang sisi lainnya ditempelkan ke pengukur total head
pada pitot-static tubes. Secara praktis tabung dan peralatan lain berada diantara jalur
udara.
Pada prinsipnya pengukuran ini hampir sama dengan pengukuran dengan
menggunakan pitot-static tube.

Di mana :
v = kecepatan udara (m/s)
Z = Tinggi diatas datum tambang (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
V = volume spesifik udara (=1/r) (m3/g)
F12 = gaya akibat gesekan (J/kg)

Gambar 3.7. Prinsip pengukuran Gauge and Tube

Jika kita asumsikan density udara antara stasiun 1 dan 2 bervariasi secara linear,
maka :
P12 = ra F12
Sehingga
P12 = raF12 = ra
Velocity pressure (Pv)
Static pressure (Ps)= ra Z g + P, maka
p12 = (Pv1+Ps1) – (Pv2+Ps2)
= Pt1 – Pt2
Di mana Pt = total pressure (Pv+Ps) pada head taping pitot ststic tube.

3.3.2. Barometer and Altimeter Surveys


Jika tekanan static absolute terukur di kedua ujung barometer pada sebuah aliran
udara dalam tanah maka akan terbaca perbedaan dari kedua tekanan tersebut, kedua
tekanan tersebut akan bergantung pada :
1. Perbedaan ketinggian antara titik kedua pengukuran
2. Kecepatan udara yang mengalir
3. Adanya penurunan akibat gesekan ataupun aliran udara yang terjadi diantara
keduanya.
Setelah pembacaan dari barometer tersebut dang pengukuran perbedaan ketinggian
dan perbedaan kecepatan diantaranya, maka dapat ditentukan penurunan tekanan
akibat dari gesekan yang terjadi.

3.3.PENGUKURAN KUALITAS UDARA

Prosedur pengukuran kuantitas udara dilakukan dengan dua alasan. Pertama,


menyediakan alur rata-rata dan mengkuantifikasi variasi level polutan, kedua
mengetahui zona emisi gas, debu, panas dan kelembaban. Mengukur konsentrasi gas
biasanya bisa didapatkan juga pada saat pengukuran tekanan-volume.

Anda mungkin juga menyukai