Anda di halaman 1dari 21

1

BAB I
PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Dalam fasilitas yang ada pada bandara/bandar udara terdapat 2 sisi yaitu sisi
darat (land side) dan sisi udara (air side). Fasilitas pada sisi darat terletak pada
bagian bandara dengan contoh terminal, curb, parkir kendaraan dan lain
sebagainya. Sedangkan pada sisi udara terdapat landasan pacu, apron, ATC,
pemadam, fuel service dan lain sebagainya.
Pada sisi apron terdapat ramp dan ground handling. Ramp merupakan
tempat dimana ground handling di operasikan. Ramp memiliki bagian
yaitu ramp dispatcher, ramp handling dan ramp safety.
Ramp handling merupakan area atau tempat dilakukannya suatu pelayanan
terhadap pesawat dan penumpang. Ramp dispatcher merupakan orang yang
melakukan pelayanan terhadap pesawat maupun penumpang. Sedangkan ramp
safety merupakan prosedur yang harus dilakukan guna menjamin keselamatan
pesawat dan penumpang.
Dalam memasuki area ramp, harus menggunakan prosedur yang ada
sehingga para petugas, penumpang ataupun awak pesawat aman, tertib dan
selamat.
Pada makalah ini akan membahas mengenai ramp handling, ramp
dispatcher, ramp safety dan bagaimana prosedur dalam
penanganan incident/accident yang terjadi di area ramp.
1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis
mencoba menyampaikan rumusan masalah yang akan di bahas dan
disampaikan sesuai pembahasan makalah ini dengan judul “Ramp Handling,
Ramp Dispatcher, dan Ramp Safety”. Berikut rumusan masalah yang akan
dibahas yaitu;
2

1. Apa itu Ramp Area ?


2. Apa itu Ramp Handling?
3. Apa itu Ramp Dispatcher?
4. Apa itu Ramp Safety?
5. Apa saja tujuan & prosedur yang ada pada Ramp Handling ?
6. Apa saja tujuan & prosedur yang ada pada Ramp Dispatcher?
7. Apa saja tujuan & prosedur yang ada pada Ramp Safety?
8. Bagaimana penanganan dan pelaporan jika ada incident/accident yang
terjadi pada ramp area?
9. Apa saja pedoman yang harus dilakukan oleh petugas ramp area ?
10. Alat-alat apa saja yang di butuh di ramp area ?
3

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 RAMP AREA


Ramp adalah tempat dimana dilakukannya pelayanan terhadap
pesawat maupun penumpang. Ramp sama arti dengan apron, namun ramp lebih
mengarah pada tempat pelayanan terhadap pesawat maupun
penumpang. Daerah ramp meliputi apron, dimana pesawat ditempatkan atau
diparkir serta penempatan-penempatan alat-alat atau equipment
groundhandling, dan sekitar service road/jalan penghubung disekitar apron.
Ramp merupakan wilayah dimana operasional ground handling
dilakukan. Ground handling merupakan pengetahuan dan keterampilan tentang
penanganan pesawat di apron, penanganan penumpang dan bagasinya di
terminal, serta penanganan kargo dan pos di cargo area yang di tunjang dengan
peralatan berat ataupun ringan seperti troli, aircraft refuellers, tugs and tractors,
ground power unit, airport buses, transporters, container loader, portable water
truck, air starter, lavatory service vehicles, passenger boarding stairs, pushback
tugs and tractors, dsb
Berikut hal-hal yang ada dalam ramp,
a. Marshalling
b. Parking
c. Ramp to Flight Deck Communication
d. Loading/Embarking and Unloading/Disembarking
e. Starting
f. Safety Measure
g. Moving of Aircraft
h. Ramp Handling
i. Ramp Dispatcher
j. Ramp Safety
4

2.2 RAMP HANDLING


Ramp handling merupakan satuan unit yang bertugas sebagai
coordinator dalam pelaksanaan handling pesawat (ramp dispatcher) di apron
mulai dari pesawat block on sampai pesawat block off. Adapun arti lain dari
Ramp handling ialah proses penanganan dan pelayanan pesawat terbang
selama berada di darat dengan aman, tertib dan teratur sesuai peraturan yang
berlaku.
Kegiatan dari ramp handling ini meliputi persiapan teknis pesawat,
pengisian bahan bakar (fuel), menaikkan serta menurunkan bagasi, makan, air
dan lain-lain.
1. Tujuan yang ingin dicapai dengan adanya Ramp Handling
diantaranya:
a. Safety (Keselamatan)
b. Reguler (Teratur)
c. Economical Air Transport (tidak menimbulkan biaya yang tidak perlu
tanpa mengabaikan aspek keselamatan)
d. OTP (On Time Performance) / Ketepatan waktu
2. Prinsip Ramp Handling:
a. Closed Communication (Komunikasi yang terus menerus)
b. Watch was going on (Amati apa yang terjadi)
c. If goes wrong put it right (Jika ada kesalahan/penyimpangan tolong
diperbaiki agar benar)
"DO NOT LEARN SAFETY BY ACCIDENT"
3. Aktivitas yang ada dalam Ramp Handling
a. Interior
1) Cleaning cockpit dan cabin pesawat
2) Catering uplift
b. Exterior
1) Cleaning : cockpit windows, cabin windows wings
2) Toilet servicing
3) Water servicing
5

c. Aircraft Handling
1) Parking
2) Ground Power Supply
3) Engine starting
4) Loading and unloading
5) Aircraft towing/pushing
6) Fueling
d. Aircraft Maintenance
1) Pemeriksaan terhadap bagian-bagian pesawat secara rutin
2) Pemeriksaan terhadap kondisi pesawat sehingga dinyatakan layak
terbang
3) Penggantian roda pesawat jika sudah waktunya
e. Peralatan Loading/unloading dan GSE pada ramp
1) Carts
2) Tractor
3) Belt Conveyor Loader (BCL)
4) Dollies Container
5) Dollies Pallet
6) Cargo Transporter
7) Forklift
8) Pax Boarding Stairs
9) Hight Lift Loader
10) Fuel Truck
11) Lift Truck
12) Push Back Car

2.3 RAMP DISPATCHER


Ramp dispatcher adalah seseorang atau petugas yang menangani
proses penanganan dan pelayanan pesawat terbang selama berada di darat
dengan prosedur yang telah ditetapkan. Tujuan adanya ramp dispatcher agar
segala aktifitas dalam rangka memberikan pelayanan selama pesawat di darat
6

dapat berlangsung dengan aman, tertib dan teratur sesuai dengan ketentuan
atau peraturan yang berlaku.
1. Tanggung jawab yang ada pada Ramp Dispatcher
a. Manager operasi, Kadin apron terkait bertanggung jawab agar setiap
aktifitas pesawat didarat baik untuk keberangkatan maupun kedatangan dapat
berlangsung sesuai dengan ketentuan atau peraturan yang berlaku
b. Setiap petugas Ramp Dispatcher bertanggung jawab untuk mengawasi
dan mengkoordinasikan segala aktifitas ramp berkaitan dengan keberangkatan
ataupun kedatanagn pesawat.
2. Prosedur yang ada pada Ramp Dispatcher
a. Memeriksa persiapan semua perlengkapan kerja dan data-data sebagai
berikut:
1) Radio komunikasi (HT dalam keadaan berfungsi)
2) Transportasi Ramp
3) Ramp check list
4) No penerbangan
5) Registrasi pesawat
6) Posisi parkir pesawat
7) Type pesawat
8) Jumlah fuel
9) Jumlah penerbangan dan PBS
10) Pemesanan catering
11) Cargo
12) Crew
b. Mengikuti briefing sebelum menjalankan aktifitas ramp handling.
c. Memeriksa dan mengkoordinasikan terhadap semua telex yang masuk
yang berkaitan dengan operasi penerbangan yang akan ditangani.
d. Berkoordinasi dengan Departure Control mengenai estimasi waktu
kedatangan maupun waktu kedatangan maupun waktu keberangkatan pesawat.
e. Memastikan informasi jumlah awak pesawat yang aktif maupun
tambahan.
7

f. Berkoordinasi dengan unit-unit terkait untuk memastikan kesiapan


proses handling yang akan dilakukan.
3. Dalam melakukan tugasnya seorang petugas ramp dispatcher
berkoordinasi dengan unit-unit yang terkait dalam mendukung perencanaan suatu
penerbangan, diantaranya:
a. Awak cockpit/cabin crew
b. Petugas boarding gate
c. Petugas penanganan kargo
d. Petugas Loading / Unloading
e. GSE (Ground Support Equipment)
1) GPU
2) GTC
3) AIRCON
4) AVIO BRIDGE/PAX STAIR
5) PUSH BACK CAR
f. Loading masker
g. Loading control
h. Catering
i. Cleaning service
j. Porter
k. Security
l. Teknik
m. Pertamina (Fueling)
4. Hal-hal yang dilakukan Ramp Dispatcher antara lain:
a. Ramp handling check list harus dilaksanakan secara benar sesuai aturan
didalam Station Manual
b. Ramp activity check list harus ditandatangani oleh PIC/FSM/Ramp
Staff semua pihak harus setuju dengan isi dari Ramp activity check list yang
dibuat.
8

c. Ramp staff selalu berkoordinasi dengan boarding. Gate staff/PIC/FSM


sebelum memberikan informasi bahwa passenger diperbolehkan naik ke
pesawat.
d. Ramp checklist berisi data-data kronologis yang digunakan selama
berada di apron.
5. Untuk mencapai schedule dalam time frame di bagi 2 yaitu
a. Narrow body 40 minutes
b. Wide body 60 minutes
6. Memeriksa kelengkapan Flight Document serta memastikan bahwa
semua dokumen telah lengkap dan berada di pesawat paling lambat ETD-10
berupa :
a. Passenger Manifest
b. Cargo Manifest
c. General Declaration
d. Load sheet
e. Berkoordinasi dengan petugas boarding gate untuk memutuskan
kesiapan pelaksanaan boarding.
f. Berkoordinasi dengan Check-in counter dan load control untuk
memutuskan kemungkinan penambahan penumpang (stand by passenger/late
check-in).
g. Memonitor proses transportasi penumpang apabila pesawat diparkir di
Remote Area.
h. Memonitor secara lengkap dan komprehensif segala aktivitas yang
dilakukan pada saat handling pesawat dan mengisikan data akuratnya ke form
“Ramp handling check list” dengan lengkap dan benar.
i. Memastikan bahwa ETD-10 tidak ada aktivitas disisi pesawat.
j. Memastikan bahwa door close dilaksanakan pada ETD-5 menit
k. Berkoordinasi dengan Departure Control untuk menentukan Delay
Code berdasarkan kondisi actual dilapangan
l. Berkoordinasi dengan unit terkait untuk mengakomodasi permintaan
tambahan peralatan.
9

7. Ramp Dispatcher yang menangani sebuah pesawat dilengkapi


dengan:
a. Ramp Activity Check List
b. Bon Fuel
c. Data flight di bagi 2 yaitu:
1) Flight schedule
2) ETD
d. Radio HT

2.4 RAMP SAFETY


Ada beberapa factor penyebab terjadinya kecelakaan pesawat terbang,
diantaranya seperti teknik error, human error, cuaca error dan engine error.
Tidak bisa diabaikan begitu saja 4 faktor tersebut karena dalam transportasi
udara safety & security menjadi prioritas utama.
Dari sekian banyaknya kegiatan ramp handling terkadang membuat
tingkat incident di daerah ramp meningkat karena dilihat dari kebutuhan dan
jumlah pesawat di Indonesia. Contohnya adalah penataan parkir pesawat yang
berada di bandara soekarno-hatta yang sudah tidak memadai lagi serta menjadi
ancaman bahaya para petugas ramp handling yang perlu di waspadai. Bahkan
adapun kejadian ketika pesawat di parkir dan mesin belum dimatikan, tiba-
tiba taxi way (mobil pendorong pesawat) melintas dibelakang pesawat dan
alhasil taxi way itu terkena semburan dari jet blast (mesin pesawat) sehinggal
mobil tersebut terpantal.
Ada baiknya dalam ramp handling ini harus mengikuti prosedur dengan
baik karena menyangkut Safety & Security, seperti:
a. Memeriksa persiapan semua perlengkapan kerja dan data-data (radio
komunikasi, transportasi ramp, posisi parkir pesawat, jumlah penerbangan,
catering, cargo dan lain-lain)
b. Mengikuti briefing sebelum aktifitas ramp handling
c. Memeriksa & mengkoordinasi perasi penerbangan
10

d. Menginformasikan ke unit-unit terkait sesegera mungkin apabila


terjadi sesuatu diluar kebiasaan (irregularities)
e. Berkoordinasi dengan Departure Control
f. Memastikan informasi jumlah awak pesawat
g. Memeriksa dan memonitor aktivitas yang ada di sisi pesawat dan
memastikan bahwa proses bongkar muatan selesai dalam rentang waktu yang
ditentukan.
1. Tujuan dari Ramp Safety
a. Memberikan panduan tentang aspek-aspek keselamatan selama
pelaksanaan kegiatan handling di area ramp (apron).
b. Mencegah terjadinya kecelakaan di area ramp.
c. Mengurangi tingkat kecelakaan penumpang, petugas atau kerusakan
pada pesawat, GSE dan fasilitas lain di area ramp.
d. Meningkatkan mutu pelayanan dari GSE sehingga dicapai tingkat
pelayanan yang baik kepada penumpang atau pesawat secara aman
dan efisien.
e. Meningkatkan OTP dalam pelayanan pesawat
2. Tanggung jawab yang ada pada Ramp Safety
a. General Manager bertanggung jawab terhadap keselamatan selama
pelaksanaan handling pesawat dan pemberian informasi-informasi
yang berkaitan dengan keselamatan di ramp kepada bawahannya.
b. Manager/Supervisor bertanggung jawab dalam mengawasi kegiatan
operasional di lapangan agar sesuai dengan sistim dan prosedur
operasi dan aturan keselamatan penerbangan yang berlaku
c. Seluruh petugas yang bertugas di area ramp bertanggung jawab
langsung terhadap keselamatan selama proses handling pesawat
3. Procedure yang ada pada Ramp Safety
a. Parkir dan Pergerakan Pesawat
Parkir dan pergerakan pesawat meliputi:
1) Engine starting
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan pada saat engine starting:
11

a. Selama Engine starting/Running pada area ramp, diperlukan


kewaspadaan dari semua pihak yang ada di ramp untuk
menjamin keselamatan pada penumpang dan barang, petugas
dan peralatan yang ada di sekitar pesawat.
b. Selama urutan proses Engine starting harus diawasi oleh
orang yang memiliki otorisasi (dinyatakan oleh
sertifikat/license yang di keluarkan oleh instansi berwenang).
c. Disamping bertugas mengawasi proses Engine starting, juga
berkoordinasi dengan petugas di area ramp lainnya untuk
memastikan area bahaya dari engine baik itu isapan (engine
intake) ataupun area semburan (exhaust) terbebas dari orang
ataupun benda.
d. Orang yang bertugas mengontro starting Engine harus
memastikan bahwa sebelum proses Engine starting dimulai
seluruh pintu akses dan pintu panel di pesawat telah tertutup
dan terkunci
e. Dalam proses Engine starting flight crew hendaknya
mengadakan komunikasi dengan petugas ground untuk
memastikan bahwa proses starting berjalan lancer. Alat
komunikasi umumnya digunakan head set atau hand
signaling.
f. Petugas di ramp hendaknya menghindari gerakan-gerakan
yang memungkinkan terjadinya
salah interpretasi komunikasi dengan flight crew dalam
mengendalikan proses starting ataupun pergerakan pesawat
(A/C movement).
g. Petugas di darat yang bertanggung jawab pada proses Engine
starting harus memiliki pengetahuan tentang semua prosedur
dan regulasi yang berhubungan dengan proses Engine
starting tersebut.
12

h. Semua pin pada gear, tutup pitot, wheel chock, static ground
wire dan ground power harus sudah dilepas sebelum pesawat
berangkat.
i. Sebagai perlindungan terhadap bahaya kebakaran, harus ada
pemadam api di dekat area pesawat, selama proses Engine
starting.
2) Pemanduan Pergerakan Pesawat (Marshalling)
Pesawat karena ukuran dan beratnya merupakan benda yang sangat sulit
untuk berhenti dan bergerak/berjalan secara tiba-tiba atau juga melakukan
pergerakan di area yang sempit.
Salah satu prosedur keselamatan yang sangat penting dalam proses
parkir dan pergerakan pesawat di ramp adalah komunikasi dengan
menggunakan isyarat tangan atau lebih dikenal dengan Prosedur Hand
Signaling (Marshalling).
Selanjutnya mengacu pada surat keputusan nomor : SKEP/8/X/1998
tentang Pedoman Umum Pengelolaan Ground Support Equipment, bahwa
setiap petugas/personil yang memandu parkir pesawat harus sudah terlatih dan
memiliki sertifikat, yang dikeluarkan oleh Direktorat Keselamatan
Penerbangan Dirjen Perhubungan Udara Departemen Perhubungan.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh pemandu
pergerakan-parkir dari pesawat udara:
a. Pemandu untuk pergerakan yang spesifik (parkir pesawat) harus betul
teramati oleh Flight Crew pesawat yang akan dipandu.
b. Pemandu menggunakan tanda isyarat tangan yang sudah baku.
c. Pemandu harus dalam posisi yang teramati dan menjaga kontak
komunikasi visual sampai pesawat benar-benar berhenti.
d. Untuk menghindari kemungkinan salah interpretasi, jika dalam waktu
bersamaan ada pergerakkan lain selain pesawat yang memerlukan
panduan kargo atau GSE, hendaknya pesawat tetap menjadi prioritas
sampai pesawat selesai dipandu dan benar-benar berhenti.
13

e. Tanda isyarat tangan baku dinyatakan pada SOP No. S-OS-014


tentang Tanda Isyarat Tangan.
3) Perlindungan terhadap semburan jet dan kebisingan (noise)
Pada saat starting dan running engine, setiap personil yang bertugas
harus menggunakan penutup telinga. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi
telinga dari kebisingan (noise) yang bisa mengakibatkan gangguan pada
pendengaran baik sementara ataupun permanen (tuli).
Penutup telinga tersebut sebaiknya dari tipe yang sudah di sahkan oleh
Departemen Kesehatan. Penutup telinga tipe headset dan microphone harus
secara berkala di sterilkan, demikian juga headset dan microphone pesawat.
Dilarang menggunakan bola lampu (bulb) sebagai penutup telinga. Hal ini
yang harus diwaspadai dan dihindari adalah jet blast (semburan jet engine)
yang memiliki tekanan dan temperature tinggi.
Berikut adalah hal-hal yang harus diperhatikan oleh semua petugas di
area ramp:
a. Pada saat pesawat dating, semua petugas dan GSE harus diam ditempat
sampai pesawat yang di pandu untuk parkir, telah benar-benar berhenti.
b. Pada saat keberangkatan pesawat, area engine intake dan exhaust harus
bersih dari peralatan dan seluruh petugas tidak berada di area tersebut.
c. Petugas tidak ada di sisi engine
d. Jangan menyentuh bagian engine, rem atau roda karena memungkinkan
temperaturnya sangat panas
e. Dalam kondisi apapun, hindarkan berjalan di dekan engine yang sedang
running.
b. A/C Loading & Unloading
1) Passenger Loading
Keselamatan penmpang (passenger) pada area ramp merupakan hal yang
harus diutamakan. Prosedur berikut membantu untuk dapat memberikan
tingkat keselamatan pada penumpang baik selama boarding maupun pada saat
turun (disembark):
14

a. Tangga penumpang atau PBS (Passenger Boarding Stair) ditempatkan


dengan benar, sehingga tidak ada celah (gap) antara tangga dengan
pesawat.
b. Setelah diposisikan dengan benar, PBS di kunci agar tidak bergerak.
c. Kapasitas beban maksimum tangga hendaknya tidak dilampaui, beban
yang diterima tangga harus diperhitungkan.
d. Penumpang tidak diizinkan berada di area ramp, mengingat bahaya
semburan jet atau propeller wash.
e. Aktivitas penumpang di area ramp ada dibawah pengawasan petugas.
f. Penumpang tidak diperkenankan berada di area ramp/air side demi alasan
keamanan dan keselamatan.
g. Penumpang atau pun petugas tidak diperkenankan merokok di area ramp.
2) Cargo Handling
Penanganan kargo harus benar-benar di laksanakan tingkat kewaspadaan
tinggi. Orang yang bertugas dibagian kargo hendaknya telah melalui suatu
pelatihan tentang penanganan kargo yang memadai. Berikut prosedur yang
harus diperhatikan dalam penanganan kargo:
a) Jangan menumpuk kargo terlalu tinggi, hindari ketidakstabilan tumpukan
kargo.
b) Hendaknya semua kargo disusun/ditata dengan benar untuk mencegah
tumpukan kargo tidak tumbang.
c) Gunakan kain terpal, lading pengikat kargo, atau penutup sisi samping
gerobak untuk mencegah kargo jatuh ke jalan.
d) Jangan sekali-kali mengangkat, mendorong atau menarik kargo lebih dari
kemampuan fisik.
e) Hindari menggunakan emas.
f) Pada penanganan kargo diruang yang sempit hendaknya kargo didorong
dari pada diangkat.
g) Pengoperasian semua unit mekanikal seperti Cargoveyor atau BCL
(Baggage Conveyor Loader) atau HLL (High Lift Loader), forklift, harus
sesuai dengan perintah yang sudah ditetapkan
15

c. A/C Servicing (Pelayanan Pesawat)


Operasi pelayanan pesawat terdiri dari fueling, water service, lavatory
service dan deicing, namun karena di Indonesia beriklim tropism aka tidak
pernah ada operasi deicing untuk pesawat. Dari ketiga operasi pelayanan
pesawat yang paling berisiko adalah fueling, yaitu berpotensi terjadi
kebakaran.
1) A/C refueling
Pelaksanaan refueling di bandara seluruh Indonesia dilaksanakan oleh
PERTAMINA. Namun ada hal-hal yang perlu diwaspadai oleh semua pihak
dalam proses refueling, terutama hal-hal yang berpotensi menimbulkan
kebakaran.
Sumber-sumber pengapian:
a) Listrik statis
b) Rokok
c) Loncatan bunga api (spark)
d) Pemasangan dan pelepasan battery pesawat
e) Pemanasan charger battery
f) Mengaktifkan radio dan RADAR
g) GPU hendaknya ditempatkan jauh dari titik pengisian bahan bakar,
juga menyambungkan dan melepaskan saat proses refueling.
h) Pengoperasian switch listrik di pesawat yang mengontrol bagian sayap
dan tangki.
i) Melaksanakan fueling dalam jarak 30m dari radar pesawat yang
sedang aktif atau 90m dari instalasi radar yang sedang aktif.
j) Pesawat bermesin turbin yang sedang running.
2) Water Service
Water Service untuk pesawat dan perlengkapannya hendaknya memenuhi
persyaratan sanitasi dan higienis yang disetujui oleh Departemen Kesehatan.
Selanjutnya, dalam proses pelayanan air ke pesawat dijaga agar diperhatikan
hal-hal sebagai berikut:
a) Air tidak tumpah atau bocor
16

b) Perangkat untuk mencapai potable water service panel seperti tangga


atau lainnya agar dijaga tetap kering.
c) Operator water service tidak mengoperasikan lavatory service dalam
waktu yang bersamaan.
d) Operator berpakaian rapi dan bersih
e) Kendaraan water service tidak diparkir berdampingan dengan
kendaraan lavatory service.
3) Lavatory Service
Lavatory Service adalah buangan limbah yang harus memenuhi standar
yang telah di tentukan.adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh
operator Lavatory Service, yaitu:
a) Untuk pesawat tertentu, intake fan (kipas hisap) diminta untuk tidak
dioperasikan selama proses Lavatory Service, untuk mencegah bau tak sedap
dari lavatory.
b) Regulasi untuk pembuangan limbah hendaknya memenuhi aturan
yang telah ditetapkan, hal ini dimaksudkan untuk mencegah penyebaran
penyakit.
c) Operator lavatory service hendaknya tidak mengoperasikan water
service dalam waktu yang bersamaan.
d) Operator hendaknya berpakaian rapi dan bersih.
e) Kendaraan lavatory service diharapkan tidak diparkir berdampingan
dengan kendaraan water service.
f) Tindakan untuk mencegah terjadinya kebocoran/leakage setelah
pengisian/flushing lavatory:
1. Setelah drain valve ditutup dengan cara memutar drain
valve berlawanan arah jarum jam, pasangkan “donut plug” jika ada.
2. Apabila donut plug tidak ada, maka harus segera melaporkan ke
perugas teknik/engineer pesawat udara yang bertugas pada saat itu.
3. Apabila donut plug sudah terpasang, maka toilet service panel harus
ditutup dengan semestinya sesuai ketentuan (properly).
17

2.5 PEDOMAN BAGI PETUGAS YANG BERADA DI AREA RAMP


Berikut pedoman untuk petugas yang berada di area ramp agar diperoleh
operasi pelayanan pesawat yang aman dan tepat waktu:
a. Setiap petugas harus mengerti dan mengetahui bagaimana
menyelesaikan tugas sesuai dengan fungsinya masing-masing.
b. Setiap petugas harus mengerti tata letak fungsi dan lokasi setiap
bagian di pesawat dimana dia bertugas melayani pesawat.
c. Senantiasa memperhatikan traffic light atau tanda-tanda marka dengan
teliti.
d. Memahami dan mentaati ketentuan dan peraturan yang berlaku di
ramp area, khususnya petunjuk arah dan batas kecepatan kendaraan.
e. Memahami peraturan-peraturan yang berkaitan dengan jet blast.
f. Senantiasa memeriksa bahwa peralatan dan kendaraan yang akan
dipergunakan selalu dalam keadaan laik, seperti rem berfungsi baik dsb.
g. Tidak memundurkan kendaraan kearah pesawat atau wing-pesawat
kecuali ada orang lain yang memandu.
h. Pada waktu melakukan parkir peralatan atau kendaraan, yakinkan
bahwa roda dalam keadaan lurus, rem tangan difungsikan, jack dalam keadaan
turun dan benar dan mesin/peralatan/kendaraan dimatikan.
i. Parkir peralatan/kendaraan hanya ditempat yang sudah ditentukan.
j. Senantiasa meminta izin ke Tower apabila hendak melintasi runaway.
k. Tidak memotong pergerakan pesawat yang sedang bergerak.
l. Tidak mengoperasikan peralatan/kendaraan pada saat badan tidak fit
untuk bekerja
m. Agar selalu diingat bahwa pesawat bergerak dalam keadaan apapun
memiliki prioritas lebih tinggi dari pada peralatan/kendaraan lain
n. Senantiasa bersikap waspada dan bersabar pada saat kendaraan
disekitar apron
o. Jangan memeasang/melepas kabel-kabel yang masih memiliki
tegangan.
18

p. Senantiasa menggunakan peralatan yang sesuai dengan


fungsi/kegunaannya.
q. Pada saat akan melepas tangga dari pintu pesawat, pastikan bahwa
safety strap sudah terpasang dan cabin crew sudah diinformasikan.
r. Jangan diperbolehkan untuk mengotori lantai apron, bersihkan semua
kotoran, oil, minyak sesudah menyelesaikan suatu pekerjaan.
s. Tidak diperbolehkan merokok pada area apron.
t. Senantiasa mempergunakan Operating Manual dalam melakukan
pekerjaan.
u. Lakukan koordinasi dengan personil yang memiliki otoritas apabila
membutuhkan penyelesaiian pekerjaan yang tidak/belum tercantum dalam
Operating Manual.
v. Jangan menganggap remeh/sepele setiap incident sekecil apapun
resikonya.
w. Mengoperasikan peralatan bergerak (mobile) hanya dapat dilakukan
oleh operator yang berwenang.
x. Jangan ragu untuk bertanya.
y. Tidak bermain-main/bercanda diarea ramp, karena mengakibatkan
kecelakaan.
z. Hanya petugas yang mempunyai sertifikat yang diizinkan untuk
mengoperasikan peralatan.

2.6 PELAPORAN RAMP INCIDENT/ACCIDENT


1. Tujuan Adanya Pelaporan
Memberikan panduan tata cara pelaporan atas terjadinya kecelakaan di area
ramp/apron yang mengakibatkan kerusakan pada pesawat atau cidera pada
petugas maupun penumpang
2. Tanggung Jawab Yang Ada Dalam Pelaporan
a. Manager Operasi atau Aircraft Servicing bertanggung jawab atas
pembuatan laporan kecelakaan sesuai dengan kejadian sesungguhnya yang
terjadi di wilayah bandara.
19

b. General Manager bertanggung jawab atas sampainya laporan tersebut


kepada Operator pesawat yang bersangkutan dan ke unit yang bertanggung
jawab menangani/menindaklanjuti kejadian tersebut.
c. Setiap personil yang bertugas dilapangan harus mengenal form
Pelaporan Ramp Incident/Accident dan tata cara pengisiannya.
3. Prosedur Pelaporan
a. Segera setelah terjadi incident/accident yang mengakibatkan
kerusakan walaupun minor, Operator GSE melaporkan ke supervisor secara
lisan atas kejadian incident/accident.
b. Petugas keamanan (security) perusahaan yang sedang bertugas pada
saat itu harus mengamankan lokasi kejadian beserta dengan barang bukti atas
incident/accident.
c. Setelah mendapatkan laporan atas terjadinya incident/accident,
supervisor harus mendatangi lokasi kejadian dengan membawa form
GROUND INCIDENT/ACCIDENT/DAMAGE REPORT untuk diisi sesuai
dengan fakta ata kejadian yang terjadi pada saat itu.
d. Apabila pihak Authority bandara atau Carrier (A/C Operator)
berkehendak melakukan pemeriksaan terhadap operator
GSE, Supervisor/Inspektor diharuskan untuk mendampingi operator tersebut.
e. Form GOUND INCIDENT/ACCIDENT/DAMAGE REPORT yang
sudah diisi lengkap diserahkan ke General Manager untuk diteruslan ke Kantor
Pusat, CARRIER (Operator Pesawat) dan Direktorat Keselamatan Penerbangan
untuk ditindak lanjuti penyelesaiannya.
Kerugian terhadap pesawat sangatlah mahal apalagi jika sampai
membahayakan jiwa para petugas/pekerja diwilayah ramp handling. Oleh
karena itu Safety dan Security pada wilayah ramp handling haruslah sesuai
dengan prosedur serta memenuhi standar keselamatan. Dengan kata lain setiap
orang yang memasuki ramp mesti memiliki pengetahuan tentang sikap dan
orientasi menyangkut keselamatan. Ketahuilah apa saja larangan yang berlaku,
batasan wilayah kerja, izin dari otoritas bandara dan terutama melakukan
pekerjaan itu dengan pelindung (personal protection equipment/PPE).
20

BAB III
KESIMPULAN

3.1 KESIMPULAN
Dari makalah ini dapat disimpulkan kita dapat mengerti apa itu Ramp
Area, Ramp Handling, Ramp Dispatcher dan Ramp Safety. Selain itu kita juga
dapat mengetahui apa saja tujuan dan prosedur yang ada pada Ramp Handling,
Ramp Dispatcher dan Ramp Safety.
Ramp area merupakan tempat beroperasinya atau tempat dimana
pelaksanaannya Ramp Handling, Ramp Dispatcher dan Ramp Safety. Pada
ramp area kita dapat mengerti bagaimana penanganan dan pelaporan jika
terjadi incident/accident pada ketiga hal tersebut yaitu Ramp Handling, Ramp
Dispatcher dan Ramp Safety.
Pada pelaksanaan Ramp Handling, Ramp Dispatcher dan Ramp
Safety terdapat pedoman yang harus dilakukan oleh para petugas. Dan ada
beberapa alay yang digunakan dalam pelaksanaan Ramp Handling, Ramp
Dispatcher dan Ramp Safety.

3.2 SARAN
Sebaiknya penanganan, prosedur, dan pedoman dalam Ramp
Handling, Ramp Dispatcher dan Ramp Safety harus dilakukan dengan baik dan
benar, serta di laksana supaya petugas, pesawat, awak pesawat dan penumpang
aman, selamat dan tertib.
21

DAFTAR PUSTAKA

Atmadjati, Arista. Manajemen Operasional Bandar Udara,


Yogyakarta:Deepublish, Nopember 2013.
Abdul Majid, Suharto. Ground Handling, Jakarta:PT Rajagrafindo Persada,
2009
https://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/06/03/macam-macam-alat-
bantu-ground-handling-dan-fungsi-kegunaan-nya/
http://airport-service.blogspot.co.id/2013/10/ramp-handling.html
https://kumpulankaryasiswa.wordpress.com/2011/04/06/ramp-safety-juga-
penting-loch/
http://feraanggreni20.blogspot.com/2017/12/makalah-prosedur-kkop-pada-sisi-
ramp.html

Anda mungkin juga menyukai