OLEH :
SALMIATI
NIM : P1908123
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dahulu prosedur operasi tidak selalu dilakukan dalam lingkungan khusus rumah
sakit. Ahli bedah melakukan kunjungan rumah kalau dipanggil untuk memeriksa pasien. Di
awal tahun1900an, perawat kamar operasi diminta untuk menyiapkan kamar atau ruangan
yang sesuai yaitu ruangan dengan keriuhan yang minimal dan sedikit suara untuk prosedur
operasi biasanya ruang makan, tetapi kadang-kadang di dapur. Segalanya dikeluarkan dari
kamar, terutama karpet,gantungan, gambar, dan juga mebel.
Kamar diasapi dengan sulfur dioksida selama 12 jam jika sudah waktunya mau
dipakai. Ini dilakukan dengan membakar 3 pon sulfur di periuk terbuat dari besi untuk tiap-
tiap 1000 kaki kubik ruangan. Jendela dan pintu ditutup serapat mungkin. Ketika
pengasapan telah selesai, tembok dan permukaan disikat dengan karbol 5% atau larutan
penggosokan permukaan dengan roti halus. Dia mendasarkan tindakan ini pada
eksperimen pribadi. Jika waktu tidak cukup untuk dilakukan proses pengasapan/penyikatan,
Linen dan handuk yang akan dipakai direbus selama 5 menit di larutan soda untuk
digunakan sebagai spon. Kompor dan oven berguna sebagai alat sterilisasi. Batu bata tetap
di oven untuk digunakan sebagai alat penghangat bagi pasien anak yang kedinginan. Meja
dapur atau ruang makan telah dialasi untuk digunakan sebagai meja operasi dan
ditempatkan di bawah tempat lilin, dengan kepala mengarah ke jendela. Untuk kerahasiaan,
kertas tisu yang berwarna putih digunakan didekat jendela dengan memakai adonan
tepung. Banyak ahli bedah mempunyai lampu portable untuk digunakan didalam rumah
yang mempunyai listrik. Ini sangat berguna di malam hari. Seprai tempat tidur putih dipaku
Lingkungan fisik sangat penting untuk ahli bedah. Suhu kamar harus dijaga pada
suhu di 75 – 80° F dan tambahan alat untuk menghangatkan ruangan, seperti selimut
hangat, botol air panas, dan batu bata hangat dibungkus dengan kain flanel. Disamping
menyiapkan lingkungan, perawat kamar operasi diharuskan mempunyai 10 galon air steril
yang panas dan 10 galon air steril yang dingin yang siap untuk digunakan. Termasuk tugas
perawatn yaitu menyiapkan larutan garam steril dengan mendidihkan sebuah wadah besar
yang berisi air dan menambahkan 2 sendok teh garam meja. Campuran direbus selama 30
menit kemudian disaring dengan menggunakan kapas yang sudah dipanggang sampai
berwarna kecoklatan ke dalam botol steril. Gabus dipergunakan untuk menutup lubang.
Terutama bila larutan disimpan untuk penggunaan yang akan datang, botol yang telah
ditutup direbus selama 20 menit selama 3 hari berurutan. Ini dipercaya untuk mencegah
tumbuhnya spora.
1. Pengertian
Kamar Operasi atau kamar bedah adalah ruangan khusus di rumah sakit yang
diperlukan untuk melakukan tindakan pembedahan baik elektif atau akut yang
membutuhkan keadaan suci hama atau steril.
Daerah yang bisa dimasuki oleh orang-orang tertentu saja, yaitu petugas.Dan
pembatasan tentang jenis pakaian yang dikenakan oleh petugas (pakaian khusus
Daerah kamar bedah sendiri yang hanya bisa dimasuki oleh orang yang langsung
pembedahan.
(b) Daerah aseptik 1, yaitu daerah memakai gaun operasi, tempat duk / kain
Kamar operasi yang baik harus memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut:
(1) Letak
Letak kamar operasi berada di tengah-tengah rumah sakit, berdekatan dengan
(a) Bentuk
(i) Kamar operasi tidak bersudut tajam. Lantai, dinding. Langit-langit
(ii) Lantai dan 2/3 dinding bagian bawah harus terbuat dari bahan yang
keras, rata, kedap air, mudah dibersihkan dan tidak menampung debu.
(b) Ukuran
(i) Kamar operasi kecil berukuran: 5,2 m x 5,6 m (29,1 m2)
(ii) Kamar operasi yang nyaman diperlukan kira-kira diperlukan luas 40 m2.
(iii) Kamar operasi untuk operasi besar diperlukan luas minimal 56 m2 (7,2
m x 7,8 m).
Sistem ventilasi di kamar bedah sebaiknya memakai system pengatur suhu sentral
(AC sentral) dan dapat diatur dengan alat kontrol yang memakai filter (Ultra Clean
Laminar Airflow), dimana udara dipompakan ke dalam kamar operasi dan udara di
Pemasangan sebaiknya secara sentral memakai system pipa, yang bertujuan untuk
mencegah bahaya penimbunan gas yang berlebihan di kamar operasi bila terjadi
kebocoran dan tabung gas.Pipa gas tersebut harus dibedakan warnanya.
(7) Sistem listrik
Di dalam kamar operasi sebaiknya tersedia 2 macam voltage, yaitu 110 volt dan
220 volt.Karena alat-alat kamar operasi memiliki voltage yang berbeda. Semua
Sistem komunikasi di kamar operasi adalah sangat vital, terutama bila ada keadaan
(9) Peralatan
(a) Semua peralatan yang ada di kamar operasi harus beroda dan mudah
dibersihkan.
(b) Semua peralatan harus terbuat dari bahan stainless steel agar mudah untuk
dibersihkan.
(c) Untuk alat-alat elektrik harus ada petunjuk penggunaan dan menempel pada
alat agar mudah untuk penggunaan.
(10) Pintu
(a) Ada batas tegas antara area bebas terbatas. semi ketat, dan area ketat.
(b) Ada ruang persiapan untuk serah terima pasien dan perawat ruangan kepada
Setiap rumah sakit merancang kamar operasi disesuaikan dengan bentuk dan
lahan yang tersedia, sehingga dikatakan bahwa rancang bangun kamar operasi
setiap rumah sakit berbeda, tergantung dari besar atau tipe rumah sakit
tersebut.Makin besar rumah sakit tentu membutuhkan jumlah dan luas kamar
bedah yang lebih besar. Jumlah kamar operasi tergantung dari berbagai hal yaitu :
(b) Jumlah dokter bedah dan macam spesialisasi serta subspesialisasi bersama
fasilitas penunjang.
(d) Jumlah kebutuhan waktu pemakaian kamar operasi baik jam per hari maupun
perminggu.
(e) Sistem dan prosedur yang ditetapkan untuk arus pasien, petugas dan
penyediaan peralatan.
Pekerja kesehatan.
Tata usaha.
Penunjang medis.
(2) Tanggung Jawab
operasi.
(ii) Tanggung jawab
Secara fungsional bertanggung jawab kepala bidang keperawatan,
(iii) Tugas
Perencanaan
spesialisasinya.
(c) Menentukan tenaga perawat bedah yang dibutuhkan.
operasi.
Pengarahan
(a) Memantau staf dalam penerapan kode etik kamar bedah.
Pengawasan
tindakan pembedahan.
bagian lain.
Penilaian
pembedahan berlangsung.
Sebelum Pembedahan
(a) Melakukan kunjungan pasien minimal sehari sebelum
pembedahan.
keperluan operasi.
Saat Pembedahan
prosedur aseptik.
kebutuhan.
Setelah Pembedahan
(i) Pengertian
Saat pembedahan
teknik aseptik
(c) Membantu mengikatkan tali gaun bedah
steril
diperlukan
(j) Menghitung dan mencatat pemakaian kasa, bekerjasama
dengan perawat instrument
Setelah pembedahan
dilakukan pembedahan
(b) Memindahkan pasien dari meja operasi ke brancard dorong
Jenis tindakan
kotor)
Dokter anestesi
Tim bedah (operator, asisten operator, perawat
instrument)
Waktu operasi (mulai induksi, mulai incisie, selesai operasi)
(f) Membersihkan selang dan botol suction dari sisa jaringan serta
cairan operasi
(g) Mensterilkan selang suction yang dipakai langsung pasien
pembedahan.
(i) Pengertian
(iii) Tugas
Sebelum Pembedahan
pasien.
(b) Menerima pasien di ruang penerimaan kamar operasi.
suctionnya.
Saat Pembedahan
(a) Membebaskan jalan napas dengan mengatur posisi pasien dan
ETT.
anesthesi.
(f) Memantau efek obat anesthesi.
Setelah Pembedahan
Effendy, Christantie. 2002. Handout Kuliah Keperawatan Medikal Bedah : Preoperatif Nursing,
Marilynn E. Doenges. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan dan
Shodiq, Abror. 2004. Operating Room, Instalasi Bedah Sentral RS dr. Sardjito Yogyakarta,
Tidak dipublikasikan : Yogyakarta.
Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta.
Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah :
Brunner Suddarth, Vol. 1. EGC : Jakarta.
Wibowo, Soetamto, dkk. 2001. Pedoman Teknik Operasi OPTEK, Airlangga University Press :
Surabaya.
Wilkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 9. EGC : Jakarta.