Anda di halaman 1dari 1

PERBEDAAN PENGARUH ALAT KONTRASEPSI

HORMONAL TERHADAP GANGGUAN MENSTRUASI


Putrisuci Andyticha Alfath
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

Pendahuluan
Pil KB Kombinasi
Masalah pokok yang harus di tangani di
Indonesia pada bidang kependudukan
adalah pertumbuhan penduduk yang besar Pil KB kombinasi adalah pil kontrasepsi berisi
dengan laju pertumbuhan yang tinggi, estrogen dan progesteron, bekerja dengan cara menghalangi produksi
penduduk dengan penyebaran yang tidak gonadotropin dari hipofise secara terus menerus, sehingga tidak terjadi
merata, serta kualitas penduduk yang ovulasi. Pil KB kombinasi diminum setiap hari selama 3 minggu, diikuti
masih harus ditingkatkan oleh 1 minggu pil plasebo yang tidak mengandung hormon, kadar
pemerintahIndonesia melakukan upaya estrogen dan progestin akan turun dan memicu terjadinya perdarahan.
Penggunaan secara terus menerus mengakibatkan perkembangan
dengan membuat gerakan pembangunan
endometrium menjadi terbatas, walaupun perdarahan dapat terjadi
kependudukan yangdikenal sebagai
dengan menggunakan pil KB kombinasi tetapi karena digunakan secara
Keluarga Berencana (KB).KB hormonal terus menerus endometrium dapat mengalami perubahan menjadi
memiliki efek samping berupa gangguan atrofi sehingga tidak ada endometrium yang diluruhkan dan dapat
menstruasi. terjadi amenorrhea. Suntik KB DMPA
Tujuan DMPA (Dehydro  Medroxy Progesterone Acetate) merupakan
progesteron yang disuntikkan 3 bulan sekali, bekerja dengan cara
menghalangi ovulasi dengan cara menekan pembentukan LHRF
Untuk mengetahui perbedaan (Luteinizing Hormone Releasing Factor) dan FSHRF (Follicle
efek samping alat kontrasepsi Stimulating Hormone Releasing Factor),menghambat penetrasi
sperma dengan merubah lendir menjadi kental, dan
hormonal berupa gangguan
menyebabkan perubahan endometrium sehingga tidak
jumlah darah menstruasi, lama memungkinkan terjadinya nidasi. DMPA dapat merubah kecepatan
perdarahan menstruasi dan pergerakan ovum melalui tuba. Suntik DMPA dapat
siklus menstruasi padaakseptor mengakibatkan beberapa efek samping yaitu gangguan haid
berupa amenorrhea,  spotting(bercak darah) dan menoragia.
kontrasepsi hormonal
KB Implan
DMPA juga memiliki efek samping seperti mual, sakit kepala,
pusing, menggigil, mastalgia, dan meningkatkan berat badan.
Gangguan Menstruasi
Implan berisi progesteron dipasang secara subdermal dengan
1. Hipermenorea: jumlah perdarahan haid lebih cara insisi, dibawah lapisan kulit lengan atas. Masa pakai untuk
banyak dari normal, atau lebih lama (> 8 hari) setiap 1 set (2 kapsul) adalah 3 tahun. Implan bekerja dengan
2. Hipomenorrhea: jumlah perdarahan haid cara menghambat ovulasi, menekan proliferasi endometrium
lebih sedikit dan/atau durasi lebih pendek (hipoplasia), menghambat kerja  receptor  progesteron,
dari normal (<2 hari) menyulitkan  implantaat blastosit dan, mengentalkan lendir
3. Polimenorrhea: siklus haid lebih pendek dari serviks sehingga menghambat penetrasi sperma. Efek samping
normal (<35 hari) dari penggunaan kontrasepsi implan adalah menstrual spotting,
4. Oligomenorrhea: siklus haid lebih panjang REFERENSI
menorrhagia, amenorrhea, serta dapat menyebabkan
1. Untuk mengetahui perbedaan efek samping alat kontrasepsi hormonal berupa gangguan
dari normal (> 35 hari) gangguan darah lama
jumlah darah menstruasi, danperdarahan
sirkulasinya
menstruasiseperti anemia padaakseptor
dan siklus menstruasi sebagai
5. Amenorrhea: tidak haid minimal 3 bulan akibat
kontrasepsiterjadinya
hormonal gangguan perdarahan yang hebat dan
2. Prawirohardjo S. Ilmu Kandungan. 2nd ed. Wiknjosastro H, editor. Jakarta: PT Bina Pustaka
tekanan darah tings.
Sarwono Prawirohardjo; 2009.
3. Mochtar R. Sinopsis Obstetri. 2nd ed. Lutan D, editor. Jakarta: EGC Medical Publisher; 255–281
p.

Anda mungkin juga menyukai