Anda di halaman 1dari 11

12/3/2019

REGULASI PANGAN

Oleh:

Dra. Sutanti Siti Namtini, Apt, Ph.D.


Direktur Standardisasi Pangan Olahan
Badan Pengawas Obat dan Makanan

Dalam acara:
WORKSHOP PEMAHAMAN BIDANG PANGAN
Balai Sertifikasi Indonesia
Jakarta, 19 September 2019

OUTLINE

1. Pendahuluan

2. Dasar hukum setingkat Undang-


Undang

3. Peraturan Pelaksanaan UU Pangan

1
12/3/2019

1. Pendahuluan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan
• Ketentuan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
Jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan terdiri
atas:
a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat;
c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang;
d. Peraturan Pemerintah;
e. Peraturan Presiden;
f. Peraturan Daerah Provinsi; dan
g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota
3

Prinsip Hukum Terkait Peraturan


Perundang-undangan
• LEX SUPERIOR DEROGAT LEGI INFERIORI (undang-
undang yang lebih tinggi mengenyampingkan
undang-undang yang lebih rendah tingkatannya).
• LEX POSTERIORI DEROGAT LEGI PRIORI (undang-
undang yang lebih baru mengenyampingkan undang-
undang yang lama).
• LEX SPECIALIS DEROGAT LEGI GENERALI (undang-
undang yang khusus mengeyampingkan undang-
undang yang bersifat umum.

2
12/3/2019

Bagaimana dengan Peraturan Badan


Pengawas Obat dan Makanan?

• Kedudukan Peraturan Badan Pengawas Obat dan


Makanan dijelaskan dalam Pasal 8 UU Nomor 12
Tahun 2011.
• Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan dapat
menetapkan peraturan Badan Pengawas Obat dan
Makanan:
1. diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan
yang lebih tinggi; atau
2. dibentuk berdasarkan kewenangan.

2. Dasar hukum setingkat Undang-


Undang
 UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan
merupakan dasar hukum setingkat
undang-undang yang mengatur mengenai
pangan
 UU ini mencabut UU No. 7 Tahun 1996
Tentang Pangan
 Selain UU Pangan, terdapat beberapa UU
lainnya yang mengatur tentang pangan,
seperti:
 UU No. 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen;
 UU No. 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
 UU No. 33 Tahun 2014 tentang Jaminan
Produk Halal

3
12/3/2019

Undang-Undang Pangan
UU Nomor 7 Tahun 1996 bahwa pangan yang aman, bermutu, bergizi,
tentang Pangan beragam, dan tersedia secara cukup merupakan
persyaratan utama yang harus dipenuhi dalam
14 BAB dan 65 Pasal
upaya terselenggaranya suatu sistem pangan yang
memberikan perlindungan bagi kepentingan
kesehatan serta makin berperan dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat.

UU Nomor 18 Tahun 2012 bahwa negara berkewajiban mewujudkan


tentang Pangan ketersediaan, keterjangkauan, dan pemenuhan
17 BAB dan 154 Pasal konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu,
dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional,
daerah hingga perseorangan secara merata di
seluruh wilayah negara Republik Indonesia
sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber
daya, kelembagaan, dan budaya lokal.
7

Kerangka Pikir Filosofis


Penyelenggaraan Pangan

Kedaulatan
Pangan
Masyarakat dan
perseorangan
Ketahanan yang sehat, aktif,
Pangan dan produktif,
secara
berkelanjutan

Kemandirian
Pangan
Keamanan
Pangan
8

4
12/3/2019

UU NO. 18 TAHUN 2018 TENTANG PANGAN

• Sanitasi pangan
Lingkup pengaturan:
• bahan tambahan pangan
1. Perencanaan pangan • pangan produk rekayasa genetik
2. Ketersediaan pangan • iradiasi pangan
• kemasan pangan
3. Keterjangkauan pangan
• Jaminan keamanan dan mutu pangan
4. Konsumsi pangan dan gizi • Jaminan produk halal bagi yang dipersyaratkan
5. Keamanan pangan
• Ketentuan label pangan
6. Label dan iklan pangan
• Larangan menghapus, mencabut, menutup, mengganti label,
7. Pengawasan melabel kembali, dan/atau menukar tanggal, bulan, dan tahun
kedaluwarsa Pangan
8. Sistem informasi pangan
• Ketentuan iklan pangan
9. Penelitian dan pengembangan
10. Kelembagaan pangan
• Pengawasan dilakukan terhadap:
11. Peran serta masyarakat, dan  Kecukupan pangan pokok (Lembaga Pangan)
12. Penyidikan.  Persyaratan keamanan, mutu, gizi, label dan iklan pangan
• Tenaga Pengawas

Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu

• Pemenuhan standar Keamanan Pangan dan Mutu Pangan


dilakukan melalui penerapan sistem jaminan Keamanan
Pangan dan Mutu Pangan.
• Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan dapat
berupa:
– Hasil uji yang dilakukan di laboratorium yang ditunjuk oleh
dan/atau yang telah memperoleh akreditasi dari Pemerintah
– pemberian sertifikat Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu
Pangan oleh pemerintah dan/atau lembaga sertifikasi yang
terakreditasi oleh Pemerintah, seperti sertifikat laik sehat, SPPT
SNI, piagam bintang
– Pemberian izin edar dan no. PIRT sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
Sosialisasi UU No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan 10

10

5
12/3/2019

Pengawasan dilakukan terhadap:

Ketersediaan dan/atau
persyaratan keamanan, mutu,
kecukupan pangan pokok
dan gizi pangan, serta label
yang aman, bergizi, dan
dan iklan pangan
terjangkau
• Dilakukan oleh lembaga • Pangan segar
pemerintah di bidang • Dilakukan oleh lembaga
Pangan pemerintah di bidang
Pangan
• Pangan Olahan
• Dilakukan oleh lembaga
pemerintah di bidang
pengawasan obat dan
makanan
11

11

3. Peraturan Pelaksanaan UU Pangan

• Untuk dapat menjalankan undang-undang pangan


diperlukan peraturan pelaksanaan.
• Secara normatif, materi muatan peraturan
pemerintah berisi ketentuan untuk menjalankan
undang-undang sebagaimana mestinya.A2
• Di samping peraturan pemerintah, ketentuan lebih
lanjut mengenai pangan dapat ditetapkan
dalam/dengan peraturan Menteri/Lembaga
pemerintah nonkementerian/komisi

12

12

6
Slide 12

A2 Ketentuan Pasal 10 UU Nomor 12 Tahun 2011


Asus, 6/23/2019
12/3/2019

Peraturan Pemerintah
• UU Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan
pembentukan beberapa peraturan pemerintah sebagai
peraturan pelaksanaannya, yaitu:
– PP Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan Pangan dan Gizi.
– RPP tentang Keamanan Pangan (yang akan mencabut dan
menggantikan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang
Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan), saat ini dalam proses
penyelesaian paraf menteri
– RPP tentang Label dan Iklan Pangan (yang akan mencabut dan
menggantikan PP Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan
Pangan), saat ini dalam tahap harmonisasi di Kementerian Hukum dan
HAM.

13

13

Kedudukan PP No. 28 Tahun 2004 berdasarkan


UU No. 18 Tahun 2012

14

14

7
12/3/2019

RPP Keamanan Pangan


BAB/Bagian/ Paragraf JUDUL
BAB I KETENTUAN UMUM
BAB II PENYELENGGARAAN KEAMANAN PANGAN
Bagian Kesatu Sanitasi Pangan
Bagian Kedua Pengaturan Bahan Tambahan Pangan
Bagian Ketiga Pengaturan Pangan Produk Rekayasa Genetik
Bagian Keempat Iradiasi Pangan
Bagian Kelima Standar Kemasan Pangan
Bagian Keenam Pemberian Jaminan Keamanan Pangan dan Mutu Pangan
Paragraf 1 Umum
Paragraf 2 Pendaftaran Sarana Produksi
Paragraf 3 Pemberian Izin Edar Pangan Olahan
Paragraf 4 Pemberian Nomor Registrasi untuk Pangan Segar Asal
Hewan dan Pemberian Nomor Pendaftaran untuk Pangan
Segar Asal Tumbuhan
Paragraf 5 Pemberian Sertifikat untuk Pangan Segar Asal Ikan
Paragraf 6 Pengujian Laboratorium
Paragraf 7 Pangan Tercemar
Paragraf 8 Impor Pangan
Bagian Ketujuh Jaminan Produk Halal Bagi Yang Dipersyaratkan
15

15

BAB III PENGAWASAN


Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Pelaksanaan Pengawasan
BAB IV SANKSI ADMINISTRATIF
BAB V KEJADIAN LUAR BIASA DAN KESIAPAN KEDARURATAN
Bagian Kesatu Kejadian Luar Biasa
Bagian Kedua Kedaruratan Keamanan Pangan
BAB VI PERAN SERTA MASYARAKAT
Bagian Kesatu Umum
Bagian Kedua Tata Cara Penyampaian Permasalahan, Masukan,
dan/atau Cara Penyelesaian Masalah Keamanan Pangan
BAB VIII KETENTUAN PENUTUP
Penjelasan Penjelasan

16

16

8
12/3/2019

Regulasi terkait Pangan


berdasarkan RPP Keamanan Pangan

Persyaratan Bahan Tambahan


Cara Produksi yang
Cemaran Pangan Pangan (BTP) dan
Baik Bahan Penolong
Olahan
(*)
(*) (*)

Pangan Rekayasa
Bahan yang Dilarang Pangan Iradiasi
(Per BPOM No.7/2018) Genetik (PRG) (Per BPOM No. 3/2018)
(Per BPOM No.6/2018)

Zat Kontak Pangan Mutu Pangan di Luar


PerKa BPOM
Standar Mutu Pangan SNI untuk Pangan dg
(SNI BTP, SNI Pangan Olahan
No.HK.03.1.23.07.11.6664
Tertentu,SNI Kemasan
Tingkat Risiko
Th 2011 dan perubahannya Keamanan Tinggi
Pangan)
(PerKa BPOM No. 16/2014) (Per BPOM No. 1/2018) 17

(*) Penjelasan pada slide berikutnya

17

Cara Produksi yang Baik Bahan Tambahan


Pangan (BTP) dan
Pedoman Cara Iradiasi
Pedoman Cara Produksi Bahan Penolong
yang Baik Pangan Steril
Pangan yang Baik
Komersial
Peraturan BPOM No.11
Pedoman CPPOB Pedoman CPPOB Tahun 2019 tentang BTP
Pangan Olahan Pangan Industri Rumah
Tertentu Tangga

PerKa BPOM No.22/2016


Pedoman Cara Ritel (BTP perisa)
Pangan yang Baik

Persyaratan Cemaran Pangan Olahan PerKa BPOM


No.8/2016 (BTP
campuran)

PerKa BPOM No.


PerBPOM No.5/2018
16/2016 (kriteria PerKa BPOM No.23/2016
(cemaran logam berat)
mikrobiologi) (pencantuman tanpa
BTP)
Permenkes
PerBPOM No.8/2018
1031/MENKES/PER/V20
(cemaran kimia)
11 (cemaran radioaktif)
PerKa BPOM No.10/2016
(bahan penolong) 18

18

9
12/3/2019

Direktorat Standardisasi Pangan Olahan


Gedung F Lantai 3, Jl. Percetakan Negara No. 23, Jakarta
Telp. 021-42875584, Fax. 021-42875780

19

10

Anda mungkin juga menyukai