net/publication/38101056
CITATIONS READS
0 574
4 authors, including:
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Foek Tjong Wong on 28 October 2014.
Abraham
PT. Gistama Intisemesta
L. David A. T.
PT. Jatim Mustika Sarana Steel
ABSTRAK
Akhir-akhir ini sedang dikembangkan metode perencanaan seismik struktur dengan konsep
berbasis perpindahan. Dengan konsep ini struktur direncanakan berdasarkan target perpindahan
yang dikehendaki. Tulisan ini membahas aplikasi konsep berbasis perpindahan pada perencanaan
struktur pilar jembatan beton bertulang dengan ketinggian 3, 5, 7, 9, 11, dan 13 m. Hasil
perencanaan kemudian dianalisis dengan analisis inelastik riwayat waktu dengan menggunakan
program komputer Ruaumoko. Hasil analisis inelastik riwayat waktu menunjukkan bahwa untuk
pilar dengan ketinggian 7m atau lebih drift yang terjadi cukup sesuai dengan drift yang
direncanakan, sedangkan untuk pilar dengan ketinggian 3m dan 5m drift yang terjadi relatif jauh
lebih kecil daripada drift yang direncanakan.
Kata kunci: konsep berbasis perpindahan, pilar jembatan, analisis inelastik riwayat waktu.
ABSTRACT
Recently, displacement-based seismic design concept is being developed. According to this concept,
structures are designed based on a certain displacement target. This paper presents the application of
the displacement-based design concept to reinforced concrete bridge piers of 3, 5, 7, 9 11,and 13 m
height. The design results are then analyzed by inelastic time history analysis using Ruaumoko
computer program. The results of inelastic time history analysis show that for bridge piers with
height 7 m or more, the actual drifts relatively fit the design drifts, while for the 3m and the 5m
height piers, the actual drifts are significantly less than the design drifts.
Keywords: displacement-based design concept, bridge columns, inelastic time history analysis.
Struktur yang akan diteliti adalah struktur agar pilar dengan berbagai ketinggian dan dia-
pilar jembatan beton bertulang yang berdiri di meter dapat dibandingkan perilakunya dengan
atas tanah lunak yang berada di wilayah 3 pada dibebani massa yang sama. Beban struktur atas
peta gempa Indonesia menurut Konsep Standar yang dipikul satu pilar adalah 1577.94 kN.
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struk-
tur Bangunan, SNI-1726, Konsep Ketiga [1]. Analisis inelastis riwayat waktu dilakukan
Struktur pilar jembatan ini berpenampang dengan menggunakan program Ruaumoko [3].
bundar, seperti terlihat pada Gambar 1. Data Rekaman gempa yang digunakan ialah re-
struktur dan beban diambil dari struktur pilar kaman gempa El Centro 1940 NS yang
jembatan pada projek jalan tol Surabaya-Gresik disetarakan dengan spektrum respons gempa
(tinggi 6.978 m diameter 1 m) [2], tetapi untuk periode ulang 500 tahun pada wilayah 3 peta
keperluan penelitian tinggi dan diameternya gempa Indonesia. Untuk melakukan penye-
dibuat bervariasi. Karakteristik material yang taraan ini digunakan program komputer
digunakan: mutu beton fc’ = 30 MPa dengan Ec = Resmat [4].
2.57 × 107 kN/m2 dan mutu tulangan fy = 400
MPa. Struktur pilar dimodelkan sebagai kan-
tilever. Di dalam penelitian ini hanya ditinjau LANDASAN TEORI
pilar dalam arah memanjang.
Pada konsep berbasis perpindahan, perpin-
Gempa yang terjadi dianggap hanya menimbul- dahan maksimum yang dikehendaki ditentukan
kan deformasi dalam arah lateral. Kombinasi terlebih dahulu. Diharapkan struktur dapat
pembebanan untuk perencanaan struktur di- mencapai, tetapi tidak melebihi target perpin-
gunakan kombinasi pembebanan tanpa faktor dahan yang direncanakan.
beban, yaitu Beban Gempa + Beban Mati.
Perencanaan kekuatan struktur dilakukan Kowalsky et.al. [5] mengembangkan perenca-
tanpa mengalikan dengan faktor reduksi ke- naan konsep berbasis perpindahan dengan
kuatan. Perhitungan struktur ini dilakukan menggunakan substitute structure approach,
secara demikian karena tujuan perencanaan ini yaitu suatu prosedur yang memodelkan sistem
adalah untuk mengevaluasi perilaku struktur inelastik sebagai suatu sistem elastik ekuivalen
apabila memikul beban pada keadaan yang (Gambar 2) dengan properties: kekakuan efektif,
sebenarnya, tanpa adanya pengaruh dari Keff, redaman efektif, ξeff, dan periode efektif,
faktor-faktor lain. Teff. Dengan menggunakan properties pseudo-
elastis tersebut sistem inelastik dapat didesain
dengan menggunakan spektrum respons elastis.
Kekakuan Struktur
Kekakuan struktur diberikan oleh secant stiff-
ness pada perpindahan maksimum, ∆u. Kekaku-
an tersebut, Keff (Gambar 2), merupakan resul-
tan dari kekakuan sebelum leleh, Kcr, dan
kekakuan setelah leleh, Keo.
Beban mati yang diperhitungkan adalah beban Redaman efektif, ξeff, adalah jumlah dari viscous
struktur atas jembatan saja, sedangkan berat damping elastis 5 % dan hysteresis damping, ξh,
setengah pilar diabaikan. Hal ini bertujuan yaitu:
52
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / CED, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
53
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / DTS, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
yang diperoleh dari gempa El-Centro 1940 ke tepi kolom, Es adalah modulus elastisitas
NS yang disetarakan dengan gempa 500 baja tulangan, dan Ec adalah modulus elas-
tahun Indonesia (Gambar 4). Untuk ∆u = tisitas beton.
0.14 m dan ξeff = 18.53%, diperoleh Teff = 1.17 ⎛ 2 ×108 ⎞
det. I cr = 0.140198 ⎜ 0.2 + 2 × 0.018 × 0.82 × ⎟=
⎝ 2.57 ×107 ⎠
0.053177 m4
11. Menghitung kekakuan elastis kolom, Kcr
Untuk arah memanjang, dengan anggapan
struktur sebagai kantilever berderajat kebe-
basan satu, maka
3Ec I cr
K cr =
L3
3 × (2.57 ×107 ) × 0.053177 11953.2 kN/m
K cr = =
73
12. Menghitung ∆y baru, ∆y2, dan dibandingkan
dengan ∆y awal (langkah ke-1)
Gambar 4. Spektrum Respons Perpindahan Rencana Fn
∆ y2 =
K cr
6. Menghitung kekakuan efektif, Keff 564.728 0.047245
4π 2 M , di mana M adalah massa. ∆ y2 = =
K eff = 2 11953.2
Teff Selisih
4π 2 ×1577.94 ∆ y − ∆ y2 0.035 − 0.047245
K eff = = 4638.841 kN/m ∆y : = = 25.92% > 5%
1.17 2 × 9.81 ∆y 0.047245
7. Menghitung gaya ultimit, Fu
13. Mengulang langkah ke-3 sampai dengan ke-
Fu = Keff ∆u
12 sampai didapat hasil yang memuaskan,
Fu = 4638.841 x 0.14 = 649.437 kN
yaitu selisih ∆y lama dan baru kurang dari
8. Menghitung gaya horisontal nominal, Fn, dan
5%.
momen nominal, Mn, untuk merencanakan
struktur.
Iterasi Ke-2:
Fu
Fn = 1. µ = 0.14 / 0.047245 = 2.96328
rµ − r +1
1. ξ eff = 0.05 + 1 ⎛ 1 − 1 − 0.05 − 0.05 2.96328 ⎞ =
π ⎜⎝ ⎟
649.437
Fn = = 564.728 kN 2.96328 ⎠
0.05 × 4 − 0.05 + 1
16.52%
M n = Fn L = 564.728 × 7 = 3953.099 kN-m 3. Dari ∆u= 0.14 m dan ξ=16.52%, dengan
9. Merencanakan dimensi dan penulangan spektrum respons perpindahan rencana
pilar. diperoleh Teff= 1.12 detik.
Dengan gaya normal Pn = 1577.94 kN (ber- 4π 2 ×1577.94
asal dari beban mati), momen lentur Mn = 4. K eff = = 5062.268 kN/m
1.122 × 9.81
3953.099 kN-m, dan dengan menetapkan
5. Fu = 5062.268 x 0.14 = 708.72 kN
rasio jarak tulangan dari tepi terluar kolom
6. Fn =
708.72
dan diamenter kolom = 0.10, diperlukan = 645.37 kN
rasio tulangan ρ = 0.018 , di mana ρ adalah 0.05 × 2.96328 − 0.05 + 1
rasio luas tulangan total dan luas penam- M n = 645.37 × 7 = 4517.58 kN-m
pang pilar. 7. Dengan Pn = 1577.94 kN dan Mn = 4517.58
10.Menghitung momen inersia retak, Icr. didapatkan ρ = 0.0216
Menurut MacGregor [8]:
8. I = 0.140198 ⎛ 0.2 + 2 × 0.0216 × 0.82 × 2 ×10 ⎞ =
8
⎛ E ⎞ ⎜ ⎟
2.57 ×107 ⎠
cr
I cr = I g ⎜ 0.2 + 2 ργ 2 s ⎟ ⎝
⎝ Ec ⎠ 0.058205 m4
di mana Ig adalah momen inersia penampang 9. K cr = 3 × (2.57 × 10 ) × 0.058205 = 13083.4 kN/m
7
54
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / CED, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
φ DC D = 0.068 − 0.068 ⎜
⎜ fc ' A ⎟⎟
⎝ g ⎠ 4π 2 × 1577.94
K eff = = 5651.575 kN/m
di mana D adalah diameter pilar dalam 1.062 × 9.81
satuan yang sama dengan satuan untuk Lp,
8. Menghitung gaya ultimit
P gaya aksial tekan, f c′ kekuatan karak- Fu = Keff∆u
teristik beton dan Ag. Kurvatur leleh diper- Fu = 5651.575 x 0.14 = 791.22 kN
oleh dari 9. Menghitung gaya horisontal nominal, Fn, dan
φ y D = 2.45ε y momen nominal, Mn, untuk merencanakan
struktur.
di mana εy adalah regangan leleh tulangan. Fn =
Fu
Panjang sendi plastis diambil nilai terbesar rµ − r +1
dari 791.22
Fn = = 743.84 kN
Lp = 0.08L + 0.022fydbl atau Lp = 0.044fydbl 0.05 × 2.27 − 0.05 + 1
di mana L adalah tinggi pilar (meter), fy M n = Fn L = 743.84 × 7 = 5206.853 kN-m
adalah kekuatan leleh tulangan (MPa), dan 10. Hitung tulangan
dbl adalah diameter tulangan longitudidal Dengan Pn = 1577.94 kN dan
(meter).
Mn = 5206.853 kN-m didapatkan ρ = 2.52%
Drift ratio leleh didapatkan dengan meng-
gunakan persamaan
φyL HASIL PERENCANAAN DENGAN
θy = KONSEP PERPINDAHAN
3
Untuk pilar dengan L=7 m, D=1.3 m, f c′ =30 Hasil perencanaan dapat dilihat pada Tabel 1.
MPa, fy=400 MPa, εy=0.002, dbl=0.032 m, Prosedur perhitungan dengan cara rumus
dengan menggunakan persamaan-persama- ternyata cenderung menghasilkan ∆y yang lebih
an di dalam langkah ke-1 ini diperoleh θp = besar daripada cara iterasi, sehingga untuk
0.039105 dan θy = 0.008795, sehingga θu = nilai ∆u yang sama, daktilitas desain dengan
0.0479 > θc = 0.02. Dengan demikian dipakai cara rumus cenderung lebih kecil daripada
θu = 0.02. dengan cara iterasi. Akibatnya, persentase
2. Menghitung perpindahan rencana tulangan yang dihasilkan dengan cara rumus
∆u = θu L cenderung lebih besar daripada cara iterasi.
∆u = 0.02 X 7 = 0.14 m
55
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / DTS, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
Tabel 1. Hasil Perencanaan dengan Konsep sehingga selisih Keff-nya juga kecil, sedangkan
Perpindahan selisih perpindahan rencana besarnya tetap.
L(m) ∅ (m) µdesain ξ (%) Teff (det) ρ (%) Akibatnya, bisa terjadi Fu pada pilar yang lebih
Iterasi Rumus Iterasi Rumus Iterasi Rumus Iterasi Rumus pendek justru sedikit lebih kecil daripada pilar
3 0.9 3.61 3.67 17.89 18.00 0.60 0.605 4.20 4.08
1.0 4.37 4.08 19.04 18.65 0.61 0.610 2.52 2.64 yang lebih tinggi, karena Fu merupakan fungsi
1.1 5.25 4.49 19.98 19.19 0.62 0.615 1.56 1.68 dari ∆u dan Keff (Fu = ∆uKeff). Tampak pula di
1.2 6.78 4.90 21.07 19.65 0.63 0.620 0.96 1.20
5 1.0 2.46 2.45 15.05 15.02 0.80 0.80 5.40 5.40
sini bahwa selisih Fu antara pilar L=7m dengan
1.1 2.89 2.69 16.34 15.79 0.83 0.82 3.36 3.48 L=9m relatif besar. Hal ini disebabkan karena
1.2 3.49 2.94 17.67 16.46 0.85 0.83 2.28 2.40 selisih Teff antara L=7m dengan L=9m cukup
1.3 4.00 3.18 18.53 17.04 0.86 0.84 1.56 1.80
1.4 4.98 3.43 19.73 17.55 0.89 0.85 0.96 1.20 besar.
7 1.1 2.05 1.92 13.41 12.82 1.04 1.03 4.68 4.80
1.2 2.25 2.10 14.29 13.65 1.06 1.05 3.12 3.36
1.3 2.96 2.27 16.52 14.38 1.12 1.06 2.16 2.52
1.4 3.36 2.45 17.41 15.02 1.14 1.08 1.44 1.80 L = 3m L = 5m L = 7m
1.5 4.00 2.62 18.53 15.58 1.17 1.09 0.96 1.32 L = 9m L = 11m L = 13m
9 1.2 1.71 1.63 11.60 11.13 1.26 1.24 4.08 4.32
8
1.3 2.17 1.77 13.97 11.98 1.41 1.28 2.28 2.88
800 L = 7m
Diameter (m)
600 L = 9m
L = 11m
Gambar 5. Daktilitas Perpindahan Desain vs Diameter 400
L =13m
Pilar yang Direncanakan dengan cara Iterasi. 200
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
Pada Gambar 7 dan Gambar 8 terlihat bahwa
Diameter (m)
umumnya semakin pendek pilar, gaya geser
dasar cenderung semakin besar. Hal ini
disebabkan karena semakin pendek suatu pilar, Gambar 7. Fu vs Diameter untuk Pilar yang Direncanakan
semakin kecil periode efektifnya, sehingga dengan cara Iterasi.
kekakuan efektif semakin besar, yang berakibat
pada semakin besarnya Fu. Namun, kecen- Pada Gambar 9 dan 10, terlihat bahwa untuk
derungan ini tidak selalu terjadi, khususnya pilar yang lebih tinggi, Mu semakin besar.
pada pilar dengan ketinggian 9–13 m. Hal ini Namun, pada Gambar 9 untuk pilar dengan
terjadi karena selisih Teff pada pilar-pilar ketinggian 9m diameter 1.3m dan 1.4m, Mu
dengan ketinggian tersebut relatif kecil, lebih kecil daripada pilar dengan ketinggian 7m
56
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / CED, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
diameter 1.3m dan 1.4m. Hal ini disebabkan Fu PERBANDINGAN DRIFT ANTARA
pilar tinggi 7m dengan diameter tersebut relatif HASIL PERENCANAAN KONSEP
jauh lebih besar daripada Fu pilar tinggi 9m, BERBASIS PERPINDAHAN DENGAN
sebagai akibat selisih Teff yang relatif besar. HASIL ANALISIS INELASTIS
RIWAYAT WAKTU
10000
8000 L = 3m
L = 5m
Mu (kNm)
6000
L = 7m
4000 L = 9m
L = 11m
2000 L = 13m
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
Diameter (m) Pada perhitungan dengan cara rumus, ternyata
θu yang diperoleh lebih besar daripada θcode,
Gambar 9. Mu vs Diameter untuk Pilar yang Direncanakan atau dengan kata lain θcode lebih berpengaruh,
dengan cara Iterasi. sehingga nilai θu diambil sama dengan θcode,
yaitu sebesar 0.02. Akibatnya nilai ∆desain cara
rumus dan cara iterasi besarnya sama, yaitu
didasarkan pada θu sebesar 0.02 (∆desain=θuL).
6000
L = 7m terlalu besar, dengan selisih yang paling besar
5000
4000 L = 9m sebesar 12.7%.
3000 L = 11m
2000
1000
L = 13m Pada Tabel 2 terlihat adanya ketidakkonsis-
0 tenan antara persentase selisih ∆ dengan per-
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 sentase selisih Fu, artinya persentase selisih ∆
Diameter (m) tidak sebanding dengan persentase selisih Fu.
Sebagai contoh pilar dengan L=7 m, D=1.3 m,
cara rumus, terlihat ∆Ruaumoko = 0.11200 m lebih
Gambar 10. Mu vs Diameter untuk Pilar yang Direnca-
kecil daripada ∆desain = 0.14 m, tetapi Fu Ruaumoko =
nakan dengan rumus (tanpa iterasi).
846.90 kN lebih besar daripada Fu desain=791.22
57
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / DTS, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
L = 5m
0.02 L = 7m
tersebut masih menunjukkan hasil yang
bervariasi, terutama pada pilar-pilar pendek,
L = 9m
L = 11m
0.01
L = 13m
di mana perpindahan yang terjadi jauh lebih
kecil daripada perpindahan yang direncana-
0
kan.
0.9 1.1 1.3 1.5 1.7
Diameter (m)
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 11. Drift yang terjadi vs Diameter untuk Pilar
yang Direncanakan dengan cara iterasi. 1. Konsep Standar Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan, SNI-1726,
Konsep ke-3, Departemen Pekerjaan Umum,
0.04
Januari 2001.
Drift desain
0.03 L = 3m
2. Wikiatnata dan Sanny, Evaluasi Perilaku
Drift Ratio
L = 5m
0.02 L = 7m
Pier Jembatan yang Direncanakan dengan
L = 9m Bridge Management System (BMS) terhadap
0.01 L = 11m Gempa-gempa Besar, Tugas Akhir No. 793 S,
L = 13m Universitas Kristen Petra, Surabaya, 1997.
0
0.9 1 1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7 3. Carr, A.J., Ruaumoko, University of Canter-
Diameter (m) bury, 1998.
58
T. Andriono, et. al. / Perpindahan pada Perencanaan Pilar Beton Bertulang / CED, Vol. 4, No. 2, 51-59, September 2002
59