Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KASUS/MASALAH UTAMA : DEFISIT PERAWATAN DIRI


1. Pengertian
Defisit perawatan diri merupakan salah satu masalah timbul pada pasien
gangguan jiwa. Pasien gangguan iwa kronis sering mengalami ketidakpedulian
merawat diri. Keadaan ini merupakan gejala perilaku negatif dan menyebabkan
pasien dikucilkan baik dalam keluarga maupun masyarakat (Yusuf, Rizky &
Hanik,2015:154).
Defisit perawatan diri adalah salah satu kemampuan dasar manusia dalam
memenuhi kebutuhannya guna mempertahankan hidupnya, kesehatannya dan
kesejahteraannya sesuai dengan kondisi kesehatannya . Klien dinyatakan terganggu
perawatan dirinya ika tidak dapat melakukan perawatan dirinya (Mukhripah &
Iskandar, 2012:147).
Defisit perawatan diri adalah kurangnya perawatan diri pada pasien dengan
gangguan jiwa terjadi akibat adanya perubahan proses pikir sehingga kemampuan
untuk melakukan aktivitas perawatan diri menurun. Kurang perawatan diri terlihat
dari ketidakmampuan merawat kebersihan diri antaranya mandi, makan minum secara
mandiri, berhias secara mandiri, toileting (BAK/BAB) (Damaiyanti, 2012)
2. Komponen Perawatan Diri
a. Kebersihan Rambut dan Kulit Kepala
b. Kebersihan Tangan dan Kuku
c. Menjaga Kebarsihan Badan
d. Kebersihan Gigi dan Mulut
e. Kesehatan Makanan
3. Rentang Respon Resiko Perilaku Kekerasan
Adaptif Maladaptif

Pola perawatan Kadang perawatan Tidak melakukan


diri seimbang diri kadang tidak perawatan diri
Keterangan :
a. Pola perawatan diri seimbang : saat klien mendapatkan stresor dan mampu untuk
berperilaku adaptif, maka pola perawatan yang dilakukan klien seimbang, klien
masih melakukan perawatan diri.

b. Kadang perawatan diri kadang tidak : saat klien mendapatkan stresor kadang –
kadang klien tidak memperhatikan perawatan dirinya.

c. Tidak melakukan perawatan diri : klien mengatakan dia tidak peduli dan tidak
bisa melakukan perawatan saat stresor.

B. PROSES TERJADINYA MASALAH


1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Keluarga terlalu melindungi dan memanjakan klien sehingga perkembangan
inisiatif terganggu.
b. Biologis
Penyakit kronis yang menyebabkan klien tidak mampu melakukan perawatan diri.
c. Kemampuan realitas turun
Klien dengan gangguan jiw dengan kemampuan realitas yang kurang
menyebabkan ketidakpedulian dirinya dan lingkungan termasuk perawatan diri.
d. Sosial
Kurang dukungan dan latihan kemampuan perawatan diri lingkungannya. Situasi
lingkungan mempengaruhi latihan kemampuan dalam perawatan diri. (Mukhripah
& Iskandar, 2012:147 - 148).
2. Faktor Presipitasi
Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan
motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami
individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri
(Mukhripah & Iskandar, 2012: 148). Menurut Depkes (2000) didalam buku
(Mukhripah & Iskandar, 2012:148).
a. Body image : gambaran individu terhadap dirinya sangat mempengaruhi
kebersihan diri misalnya dengan adanya perubahan fisik sehingga individu tidak
peduli dengan kebersihan dirinya.
b. Praktik sosial : pada anak – anak selalu dimanja dalam kebersihan diri, maka
kemungkinan akan terjadi peruabahan personal hygiene
c. Status sosial ekonomi : personal hygiene memerlukan alat dan bahan seperti
sabun, pasta gigi, sikat gigi, shampoo, alat mandi yang semuanya memerlukan
uang untuk menyediakannya
d. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting akrena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
e. Pengetahuan : pengetahuan personal hygiene sangat penting akrena pengetahuan
yang baik dapat meningkatkan kesehatan. Misanya, pada pasien penderita
diabetes mellitus ia harus menjaga kebersihan kakinya.
f. Budaya : disebagian masyarakat jika individu sakit tertentu tidak boleh
dimandikan.
g. Kebiasaan orang : ada kebiasaan orang yang menggunakan produk tertentu dalam
perawatan diri seperti penggunaan sabun, shampoo dan lain – lain.
h. Kondisi fisik atau psikis : pada keadaan tertentu/ sakit kemampuan untuk merawat
diri berkurang dan perlu bantuan untuk melakukannya.
3. Mekanisme Koping
a. Regresi
b. Penyangkalan
c. Isolasi sosial, menarik diri
d. Intelektualisasi (Mukhripah & Iskandar, 2012:153).
Sedangkan menurut (Stuart & Sundeen, 2000) didalam didalam (Herdman Ade,
2011:153-154) mekanisme koping menurut penggolongannya dibagi menjadi 2 yaitu :
 Mekanisme koping adaptif
Mekanisme koping yang mendukund fungsi integrasi, pertumbuhan, belajar
mencapai tujuan. Kategorinya adalah klien bisa memenuhi kebutuhan perawatn
diri secara mandiri.
 Mekanisme koping maladaptif
Mekanisme koping yang menghambat fungsi integrasi, memecah pertumbuhan,
menurunkan otonomi dan cenderung menguasai lingkungan. Kategorinya adalah
tidak mau merawat diri.
C. POHON MASALAH DAN DAFTAR MASALAH
1. Pohon Masalah

2. Daftar Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


a. Masalah keperawatan:
 Defisit Perawatan Diri
 Isolasi Sosial
 Gangguan Pemeliharaan Kesehatan
b. Data yang perlu dikaji pada masalah keperawatan deficit perawatan diri
 Data subyektif
1. Klien mengatakan dirinya malas mandi
2. Klien mengatakan malas makan
3. Klien mengatakan tidak tahu cara membersihkan WC setelah bab/bak
 Data Obyektif
1 Ketidakmampuan mandi dan membersihkan diri ; kotor, berbau
2 Ketidakmampuan berpakaian; pakaian sembarangan
3 Ketidakmampuan bab/bak secara mandiri : bab/bak sembarangan
D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
a. Defisit Perawatan Diri
b. Isolasi Sosial
E. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
a. Tindakan keperawatan untuk pasien kurang perawatan diri.
Tujuan:
1. Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri
2. Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik
3. Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri
4. Membantu klien dalam perawatan kebersihan diri
Untuk membantu klien dalam menjaga kebersihan diri Saudara dapat melakukan
tahapan tindakan yang meliputi:
 Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri.
 Menyiapkan lat-alat untuk menjaga kebersihan diri
 Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri
 Membimbing klien dalam kebersihan diri
b. Membantu pasien berdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki membantu meliputi :
 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Bercukur

Untuk pasien wanita, membantu meliputi :

 Berpakaian
 Menyisir rambut
 Berhias
c. Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secara mandiri
 Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai
 Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK
 Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK
DAFTAR PUSTAKA

https://text-id.123dok.com/document/ozll3vd6z-menjaga-kebersihan-individu-komponen-
kebersihan-diri-a-kebersihan-rambut-dan-kulit-kepala.html

https://docplayer.info/47395190-Laporan-pendahuluan-asuhan-keperawatan-jiwa-pasien-dengan-
masalah-defisit-perawatan-diri.html

http://eprints.ums.ac.id/34155/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf

https://www.academia.edu/37004528/LAPORAN_PENDAHULUAN_DEFISIT_PERAWATAN
_DIRI.docx

https://samoke2012.files.wordpress.com/2017/03/lpsp-defisit-perawatan-diri-b.pdf

Anda mungkin juga menyukai