Anda di halaman 1dari 56

75

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

4.1.1 Profil Sekolah SMP N 4 Lubuk Alung

1 Nama Sekolah : SMPN 04 Lubuk Alung


2 NPSN : 10301792
3 Jenjang Pendidikan : SMP
4 Status Sekolah : Negeri
5 Alamat Sekolah : Singguling
RT / RW : 0 / 0
Kode Pos : 25581
Kelurahan : Singguling
Kecamatan : Kec. Lubuk Alung
Kabupaten/Kota : Kab. Padang Pariaman
Provinsi : Prop. Sumatera Barat
Negara :
6 Posisi Geografis : -0,6574 Lintang
100,2811 Bujur
2. Data Pelengkap
7 SK Pendirian Sekolah : 587/KEP/BPP05
8 Tanggal SK Pendirian : 1994-01-01
9 Status Kepemilikan : Lainnya
10 SK Izin Operasional : 0260/0/1994
11 Tgl SK Izin Operasional : 1994-01-01
Kebutuhan Khusus
12 Dilayani : Tidak ada
13 Nomor Rekening : 1700021004434-8
14 Nama Bank : Bank Nagari
15 Cabang KCP/Unit : Lubuk Alung
16 Rekening Atas Nama : SMPN 4 Lubuk Alung / BOS
17 MBS : Ya
18 Luas Tanah Milik (m2) : 3500
Luas Tanah Bukan
19 Milik (m2) : 0
20 Nama Wajib Pajak :
21 NPWP : 3,53886E+12
3. Kontak Sekolah
20 Nomor Telepon : 0751- 96917
21 Nomor Fax :
22 Email : smpn4.lubukalung@yahoo.co.id

75

745
76

23 Website :
4. Data Periodik
24 Waktu Penyelenggaraan : Pagi
Bersedia Menerima
25 Bos? : Bersedia Menerima
26 Sertifikasi ISO : Belum Bersertifikat
27 Sumber Listrik : PLN
28 Daya Listrik (watt) : 3500
29 Akses Internet : Tidak Ada
Akses Internet
30 Alternatif :
5. Data Lainnya
31 Kepala Sekolah : Hayatussaadah
32 Operator Pendataan : Belia Adha
33 Akreditasi : B
34 Kurikulum : KTSP

4.1.2 Visi dan Misi SMPN 4 Lubuk Alung

a. Visi Sekolah

“Terwujudnya peserta didik yang berkualitas, kompetitif dan madani”.

Dengan Indikator :

1) Hasil belajar baik, berprestasi dalam kegiatan ekstrakurikuler.

2) Mampu berkomunikasi dalam wacana ilmu pengetahuan dan

teknologi menggunakan bahasa Indonesia dan Inggris.

3) Diterima di Perguruan Tinggi Negeri yang favorit.

4) Peserta didik berprilaku sesuai dengan agama dan kepercayaan

yang dianutnya.

b. Misi Sekolah

1) Meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang didukung oleh

administrasi pembelajaran yang lengkap.


77

2) Mengembangkanpotensi peserta didik dalam penguasaan Iptek,

dengan mengoptimalkan pemanfaatan sarana dan prasarana yang ada.

3) Meningkatkan penguasaan Imtaq peserta didik melalui pendidikan

berkarakter religius.

4) Melaksanakan pembinaan potensi akademik siswa melalui kelas

binaan.

5) Melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler / pengembangan diri sesuai

potensi peserta didik.

6) Pemberdayaan warga sekolah sesuai bidang dan potensi masing-

masing.

4.2 Deskripsi Responden Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh

perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar siswa SMPN 4 Lubuk Alung.Untuk

membuktikan pernyataan tersebut terlebih dahulu dilakukanproses

pengumpulan informasi dan data. Proses tersebut dilakukan dengan cara

menyebarkan kuesioner kepada 66 orang responden yang menjadi siswa pada

SMP N 4 Lubuk Alung. Penyebaran kuesioner melibatkan peneliti secara

langsung, oleh sebab itu 66 eksemplar kuesioner yang disebarkan berhasil

dikumpulkan.

Setelah seluruh data dan informasi yang dibutuhkan berhasil

dikumpulkan, maka proses klasifikasi data (tabulasi) hasil penyebaran

kuesioner segera dilakukan. Proses tersebut dilakukan secara manual dan


78

setelah proses tersebut selesai dilaksanakan tahapan pengolahan data dapat

segera dilaksanakan. Proses pengolahan data dilakukan dengan menggunakan

pendekatan kuantitatif yang di uji melalui program Statistical Product Service

Solution (SPSS) versi 16.0. Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang

telah dilakukan dapat dikelompokkan profil umum yang dimiliki responden

yang berpartisipasi di dalam penelitian ini seperti terlihat pada sub bab

dibawah ini:

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan Orang Tua

Deskripsi responden menunjukan informasi umum mengenai

kondisi responden yang ditemukan di lapangan karakteristik responden

pada penelitian ini adalah berdasarkan pendapatan orang tua. Proporsi

responden berdasarkan pendapatan orang tua pada penelitian ini dapat

dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 20. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan


Tingkat Pendapatan Orang Tua
No. Kelas Jumlah
Golongan Rendah Golongan Tinggi
1. VII 1 7 6 13
2. VII 2 7 6 13
3. VII 3 7 7 14
4. VII 4 7 7 14
5. VII 5 6 6 12
Jumlah 34 32 66
Sumber: Data Kuesioner, 2019

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari proses tabulasi yang telah dilakukan dapat dikelompokkan

pembagian responden berdasarkan jenis kelamin seperti yang terlihat pada

tabel di bawah berikut ini:


79

Tabel 21. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
1. Laki-laki 32 48,5
2. Perempuan 34 51,5
Jumlah 66 100
Sumber: Data Kuesioner, 2019

Berdasarkan pada tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik

responden yang dibedakan atas jenis kelamin yaitu terdiri dari 32siswa

laki-laki dengan persentase (48,5%), dan 34 siswa perempuan dengan

persentase (51,5%). Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa

responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini lebih dominan siswa

laki-laki dengan frekuensi 34 orang dari 66 responden.

4.3 Teknik Analisis Data

4.3.1 Analisis Deskriptif

4.3.1.1 Deskriptif Variabel Prestasi Belajar (Y)

Hasil penelitian diperoleh data prestasi belajar siswa SMP N 4

Lubuk Alung.Dari data nilai tersebut dicari nilai rentang data, banyak

kelas, dan panjang kelas. Setelah melakukan penelitian terhadap 66 orang

siswa mengenai prestasi belajar, maka secara terperinci pendistribusian

data variabel prestasi belajar dapat dilihat pada Tabel berikutini :


80

Tabel 22. Distribusi Frekuensi Data Variabel Prestasi Belajar (Y)


Frekuensi Persentase
No Kelas Interval
(Orang) (%)
1 58 – 61 2 3,03
2 62 – 65 3 4,55
3 66 – 69 11 16,67
4 70 – 73 6 9,09
5 74 – 77 10 15,15
6 78 – 81 14 21,21
7 82 – 86 20 30,30
Jumlah 66 100
Mean 76,35
Median 78,00
Modus 69,00
Standar Deviasi 7,24
Maximum 86,00
Minimum 58,00
Sumber: Hasil Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan pada di atas menunjukkan rata-rata prestasi belajar

pada siswa SMP N Lubuk Alung sebesar 76,35 dengan median 78,00

modus 69,00 serta nilai maksimum 86,00 dan nilai minimum 58,00

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung memiliki Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) sebesar 75.

4.3.1.2 Deskriptif Variabel Perhatian Orang Tua (X1)

Data hasil analisis deskriptif pada variabel perhatian orang tua

(X1)dengan melihat angket penelitian yang dijawab olehsiswa SMPN 4

Lubuk Alung, dengan jumlah pernyataan sebanyak 18 butir, dan

responden sebanyak 66 siswa. Setelah melakukan penelitian pada siswa

SMPN 4 Lubuk Alung, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk variabel

perhatian orang tua yang disajikan pada tabel di bawah ini:


81

Tabel 23. Hasil Analisa TCR Variabel Perhatian Orang Tua(X1)


TCR % Perhatian Orang Tua (X1)
Total Rata-rata TCR
Indikator No. Item Kategori
Skor Skor %
1 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Memahami atau 2 276 4,18 83,64 Baik
Mendampingi Anak 3 242 3,67 73,33 Cukup Baik
Saat Belajar Rata-rata Skor
259,33 3,93 78,59 Cukup Baik
Indikator
Memberikan 4 276 4,18 83,64 Baik
Pengarahan, 5 271 4,11 82,12 Baik
Peringatan Dan 6 262 3,97 79,39 Cukup Baik
Melakukan Kontrol Rata-rata Skor
269,67 4,09 81,72 Baik
Pada Aktivitas Anak Indikator
7 266 4,03 80,61 Baik
Memberikan 8 276 4,18 83,64 Baik
Dukungan Kepada 9 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Anaknya Rata-rata Skor
267,33 4,05 81,01 Baik
Indikator
10 266 4,03 80,61 Baik
11 264 4,00 80,00 Baik
Memberikan
12 256 3,88 77,58 Cukup Baik
Penghargaan Kepada
Anaknya Rata-rata Skor
Indikator 262,00 3,97 79,39 Cukup Baik

13 267 4,05 80,91 Baik


14 254 3,85 76,97 Cukup Baik
Mengerjakan Tugas 15 254 3,85 76,97 Cukup Baik
Rata-rata Skor
258,33 3,91 78,28 Cukup Baik
Indikator
16 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Memberikan
17 269 4,08 81,52 Baik
Perlakuan Yang Adil
18 254 3,85 76,97 Cukup Baik
Terhadap Anak Laki-
laki dan Perempuan Rata-rata Skor
261,00 3,95 79,09 Cukup Baik
Indikator
Rata-rata Variabel (X1) 263.33 3.99 79.80 Cukup Baik
Sumber: Olahan data primer 2018

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat tanggapan responden yang

tertinggi terdapat pada indikatormemberikan pengarahan, peringatan dan

melakukan kontrol pada aktivitas anakdengan rata-rata skor sebesar 4,09

pada TCR sebesar 81,72% tergolong pada kategori baik. Sedangkan

tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator menjadi

teladan bagi anak-anakdengan rata-rata skor sebesar 3,91 pada TCR

sebesar 78,28% tergolong pada kategoricukup baik. Dengan total rata-


82

rata pada variabel perhatian orang tua adalah sebesar 3,99pada TCR

sebesar 79,80% tergolong pada kategori Cukup Baik. Hal ini menunjukan

bahwa perhatian orang tua siswa siswa SMPN 4 Lubuk Alung tergolong

pada kategori Cukup Baik.

4.3.1.3 Deskriptif Variabel Lingkungan Keluarga (X2)

Data hasil analisis deskriptif pada variabel lingkungan orang tua

(X2)dengan melihat angket penelitian yang dijawab olehsiswa SMPN 4

Lubuk Alung, dengan jumlah pernyataan sebanyak 12 butir, dengan

responden sebanyak 66 siswa. Setelah melakukan penelitian pada siswa

siswa SMPN 4 Lubuk Alung, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk

variabel lingkungan orang tua yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 24. Hasil Analisa TCR Variabel Lingkungan Keluarga (X2)


TCR % Lingkungan Keluarga (X2)
Total Rata-rata TCR
Indikator No. Item Kategori
Skor Skor %
1 258 3,91 78,18 Cukup Baik
Cara Orang Tua 2 265 4,02 80,30 Baik
3 261 3,95 79,09 Cukup Baik
Mendidik
Rata-rata Skor
261,33 3,96 79,19 Cukup Baik
Indikator
4 272 4,12 82,42 Baik
Relasi Antar 5 266 4,03 80,61 Baik
6 269 4,08 81,52 Baik
Anggota Keluarga
Rata-rata Skor
269,00 4,08 81,52 Baik
Indikator
7 273 4,14 82,73 Baik
8 271 4,11 82,12 Baik
Suasana Rumah 9 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Rata-rata Skor
268,00 4,06 81,21 Baik
Indikator
10 272 4,12 82,42 Baik
Keadaan Ekonomi 11 269 4,08 81,52 Baik
12 250 3,79 75,76 Cukup Baik
Keluarga
Rata-rata Skor
263,67 3,99 79,90 Cukup Baik
Indikator
Rata-rata Variabel (X2) 266,11 4,03 80,64 Baik
Sumber: Olahan data primer 2018
83

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat tanggapan responden yang

tertinggi terdapat pada indikatorRelasi Antar Anggota Keluargadengan

rata-rata skor sebesar 4,08 pada TCR sebesar 81,52% tergolong pada

kategori Baik. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat

pada indikator Cara Orang Tua Mendidikdengan rata-rata skor sebesar

3,96 pada TCR sebesar 79,19% tergolong pada kategoricukup baik.

Dengan total rata-rata pada variabel lingkungan orang tua adalah sebesar

4,03pada TCR sebesar 80,64% tergolong pada kategori Baik. Hal ini

menunjukan bahwa lingkungan orang tua siswa siswa SMPN 4 Lubuk

Alung tergolong pada kategori Baik.

4.3.1.4 Deskriptif Variabel Kemandirian Belajar (X3)

Data hasil analisis deskriptif pada variabel kemandirian belajar (X3)

dengan melihat angket penelitian yang dijawab olehsiswa SMPN 4

Lubuk Alung, dengan jumlah pernyataan sebanyak 12 butir, dengan

responden sebanyak 66 siswa. Setelah melakukan penelitian pada siswa

siswa SMPN 4 Lubuk Alung, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk

variable kemandirian belajar yang disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 25. Hasil Analisa TCR Variabel Kemandirian Belajar (X3)


TCR % Kemandirian Belajar (X3)
Total Rata-rata TCR
Indikator No. Item Kategori
Skor Skor %
1 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Memiliki hasrat 2 256 3,88 77,58 Cukup Baik
bersaing untuk maju 3 261 3,95 79,09 Cukup Baik
demi kebaikan Rata-rata Skor
259,00 3,92 78,48 Cukup Baik
Indikator
Mampu mengambil 4 274 4,15 83,03 Baik
keputusan dan inisiatif 5 273 4,14 82,73 Baik
6 268 4,06 81,21 Baik
untuk mengatasi
Rata-rata Skor
masalah yang dihadapi 271,67 4,12 82,32 Baik
Indikator
Memiliki kepercayaan 7 266 4,03 80,61 Baik
84

dalam mengerjakan 8 265 4,02 80,30 Baik


tugas-tugas yang 9 261 3,95 79,09 Cukup Baik
diberikan Rata-rata Skor
264,00 4,00 80,00 Baik
Indikator
10 249 3,77 75,45 Cukup Baik
Bertanggung jawab 11 253 3,83 76,67 Cukup Baik
atas apa yang 12 270 4,09 81,82 Baik
dilakukannya Rata-rata Skor
257,33 3,90 77,98 Cukup Baik
Indikator
Rata-rata Variabel (X3) 263,00 3,98 79,70 Cukup Baik
Sumber: Olahan data primer 2018

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat tanggapan responden yang

tertinggi terdapat pada indicator mampu mengambil keputusan dan

inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan rata-rata skor

sebesar 4,12 pada TCR sebesar 82,32% tergolong pada kategori baik.

Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator

bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dengan rata-rata skor

sebesar 3,90 pada TCR sebesar 77,98% tergolong pada kategoricukup

baik. Dengan total rata-rata pada variabel kemandirian belajar adalah

sebesar 3,98pada TCR sebesar 79,70% tergolong pada kategori Cukup

Baik. Hal ini menunjukan bahwa kemandirian belajar siswa siswa SMPN

4 Lubuk Alung tergolong pada kategori Cukup Baik.

4.3.1.5 Deskriptif Variabel Motivasi Belajar (X4)

Data hasil analisis deskriptif pada variabel motivasi belajar

(X4)dengan melihat angket penelitian yang dijawab olehsiswa SMPN 4

Lubuk Alung, dengan jumlah pernyataan sebanyak 15 butir, dengan

responden sebanyak 66 siswa. Setelah melakukan penelitian pada siswa

siswa SMPN 4 Lubuk Alung, maka diperoleh hasil analisa TCR untuk

variabel motivasi belajar yang disajikan pada tabel di bawah ini :


85

Tabel 26. Hasil Analisa TCR Variabel Motivasi Belajar (X4)


TCR % Motivasi Belajar (X4)
Total Rata-rata TCR
Indikator No. Item Kategori
Skor Skor %
1 262 3,97 79,39 Cukup Baik
Tekun Menghadapi 2 274 4,15 83,03 Baik
3 276 4,18 83,64 Baik
Tugas
Rata-rata Skor
270,67 4,10 82,02 Baik
Indikator
4 260 3,94 78,79 Cukup Baik
Ulet Menghadapi 5 266 4,03 80,61 Baik
Kesulitan (Tidak 6 263 3,98 79,70 Cukup Baik
Lekas Putus Asa) Rata-rata Skor
263,00 3,98 79,70 Cukup Baik
Indikator
7 263 3,98 79,70 Cukup Baik
Lebih Senang 8 264 4,00 80,00 Baik
9 266 4,03 80,61 Baik
Bekerja Sendiri
Rata-rata Skor
264,33 4,01 80,10 Baik
Indikator
10 240 3,64 72,73 Cukup Baik
Cepat Bosan Pada 11 252 3,82 76,36 Cukup Baik
Tugas-Tugas yang 12 265 4,02 80,30 Baik
Rutin Rata-rata Skor
252,33 3,82 76,46 Cukup Baik
Indikator
13 252 3,82 76,36 Cukup Baik
Dapat 14 256 3,88 77,58 Cukup Baik
Mempertahankan 15 267 4,05 80,91 Baik
Pendapatnya Rata-rata Skor
258,33 3,91 78,28 Cukup Baik
Indikator
Rata-rata Variabel (X4) 266,00 4,03 80,61 Baik
Sumber: Olahan data primer 2018

Berdasarkan pada tabel di atas, terlihat tanggapan responden yang

tertinggi terdapat pada indicator tekun menghadapi tugas dengan rata-rata

skor sebesar 4,10 pada TCR sebesar 82,02% tergolong pada kategori

baik. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada

indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutindengan rata-rata skor

sebesar 3,82 pada TCR sebesar 76,46% tergolong pada kategoricukup

baik. Dengan total rata-rata pada variabel motivasi belajar adalah sebesar

4,03pada TCR sebesar 80,61% tergolong pada kategori Baik. Hal ini

menunjukan bahwa motivasi belajar siswa SMPN 4 Lubuk Alung

tergolong pada kategori Baik.


86

4.4 Ketepatan dan Kelayakan Model Yang Digunakan Induktif

4.4.1 Uji Kelayakan Model

4.4.1.1 Hasil Uji Likelihood Ratio

Estimator maximum likelihood dapat diperoleh dengan

menentukan turunan dari L terhadap 𝜃 dan menyatakan sama dengan

𝑑
nol atau dapat ditulis sebagai 𝑑𝜃 L (𝜃) = 0. Dalam hal ini akan lebih

muda untuk terlebih dahulu menghitung logaritma dan kemudian

𝑑
menentukan turunannya : 𝑑𝜃 L (𝜃) = 0

𝑑
𝐼𝑛𝐿(𝜃) = 0.
𝑑𝜃
Uji LR ini berdasarkan metode Maximum Likelihood (ML).

Misalnya kita mempunyai model regresi sebagai berikut:

𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝑒1

Uji Likelihood Ratio ini mengikuti distribusi chi square (X2)

dengan degree of freedom (df) sebesar jumlah variabel yang

dihilangkan. Jika nilai hitung statistik X2 lebih besar dari nilai

kritisnya, maka kita menolak hipotesis nol. Berarti kita menolak untuk

menghilangkan variabel X2 di dalam model. Sedangkan persamaan ini

adalah model yang tepat, Sebaliknya bila nilai hitung X2 lebih kecil

dari nilai kritisnya maka kita gagal menolak hipotesis nol yang berarti

penghilangan variabel X2 dibenarkan.

Selain dengan menggunakan uji f dan uji t, deteksi adanya

masalah variabel yang tidak penting di dalam model bias dilakukan


87

dengan uji Likelihood Ratio (LR), karena kita tidak membuat batasan

didalam persamaan, uji statika LR dapat dihitung dengan

menggunakan formula sebagai berikut:

LR = 2 (ULLF – RLLF )
Dimana:
ULLF = UnrestrictedLog Likelihood Function
RLLF = Restricted Log Likelihood Function

Menurut Ansofino (2016:77)Uji Likelihood Ratio ini mengikuti

distribusi chi square (X2) dengan degree of freedom (df) sebesar

jumlah variabel yang dihilangkan. Jika nilai hitung statistik X2 lebih

besar dari nilai kritisnya, maka kita menolak hipotesis nol. Berarti kita

menolak untuk menghilangkan variabel X2 di dalam model.

Sedangkan persamaan ini adalah model yang tepat, Sebaliknya bila

nilai hitung X2 lebih kecil dari nilai kritisnya maka kita gagal menolak

hipotesis nol yang berarti penghilangan variabel X2 dibenarkan.

a) Untuk Pengurangan Variabel

Uji ini mengikuti distribusi Chi square (X2) dengan derajat

bebas sebesar jumlah variabel yang dihilangkan. Menggunakan

pedoman bila nilai hitung statistik X2 > nilai X2 tabel dengan

ketentuan df sebesar variabelyangdihilangkan maka tolak Ho yang

berarti menolak menghilangkan variabel X yang diduga kurang

relevan. Sebaliknya jika nilai hitung statistik X2 < X2 tabel maka

terima Ho yang berarti menghilangkan variabel bebas (X) yang

diduga kurang relevan mempengaruhi Y dibenarkan.


88

Pada penelitian ini terdapat empat variabel bebas (X), dimana

kita akan menguji secara satu persatu, apakah menghilangkan salah

satu variabel bebas (X) memang dibenarkan atau

ditolak.Selanjutnya dilakukan penghilangan variabel perhatin orang

tua dapat dilihat pada tabelberikut ini:

Tabel 27. Hasil Uji Log Likelihood


Redundant Variables: X1
Tinggi Rendah
F-statistic 38,53282 34,74716
Log likelihood ratio 28,37486 26,77938
Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai X hitung

loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan tinggi adalah 28,375

sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar 3.841, dan untuk

nilai X hitung loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan rendah

adalah 26,779sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar

3.841,dimana menunjukkan X hitung > X tabel, dengan demikian

berarti tolak H0 yang berarti menolak menghilangkan variabel

perhatian orang tua(X1) maka model persamaan adalah tepat, hal

ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel

perhatian orang tua. Selanjutnya dilakukan penghilangan variabel

lingkungan keluarga dalam pembelajaran dengan nilai sebagai

berikut:
89

Tabel 28. Hasil Uji Log Likelihood


Redundant Variables: X2
Tinggi Rendah
F-statistic 62,98583 53,99602
Log likelihood ratio 38,52209 35,75089
Sumber: Olahan Data Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai X hitung

loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan tinggi adalah 38,522

sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar 3.841, dan untuk

nilai X hitung loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan rendah

adalah 35,751sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar

3.841,dimana menunjukkan X hitung > X tabel, dengan demikian

berarti tolak H0 yang berarti menolak menghilangkan variabel

lingkungan keluarga(X2) maka model persamaan adalah tepat, hal

ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel

lingkungan keluarga. Selanjutnya dilakukan penghilangan variabel

kemandirian belajardengan nilai sebagai berikut:

Tabel 29. Tabel Uji Loglikelihood


Redundant Variables: X3
Tinggi Rendah
F-statistic 14,75295 21,15200
Log likelihood ratio 13,94987 18,62393
Sumber:OlahanData Primer, 2018

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai X hitung

loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan tinggi adalah 13,950

sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar 3.841, dan untuk

nilai X hitung loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan rendah

adalah 18,624sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar


90

3.841,dimana menunjukkan X hitung > X tabel, dengan demikian

berarti tolak H0 yang berarti menolak menghilangkan variabel

kemandirian belajar(X3) maka model persamaan adalah tepat, hal

ini berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel

kemandirian belajar. Selanjutnya dilakukan penghilangan variabel

motivasi belajar dengan nilai sebagai berikut:

Tabel 30. Tabel Uji Loglikelihood


Redundant Variables: X4
Tinggi Rendah
F-statistic 25,81133 18,415632
Log likelihood ratio 21,46844 16,71631
Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai X hitung

loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan tinggi adalah 21,468

sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar 3.841, dan untuk

nilai X hitung loglikelihood ratio untuk tingkat pendapatan rendah

adalah 16,716 sedangkan nilai X tabel chi square adalah sebesar

3.841,dimana menunjukkan X hitung > X tabel, dengan demikian

berarti tolak H0 yang berarti menolak menghilangkan variabel

motivasi belajar(X4) maka model persamaan adalah tepat, hal ini

berdasarkan pengurangan salah satu variabel yaitu variabel

motivasi belajar.

4.4.1.2 Uji Ramsey

Menurut Ansofino, et al (2016:81)Ramsey telah mengembangkan

uji secara umum kesalahan spesifikasi yang dikenal dengan uji

kesalahan spesifikasi regresi (Regression Specification Erorr Test =


91

RESET). Berkaitan dengan masalah spesifikasi kesalahan, Ramsey

menyarankan suatu uji yang disebut dengan general test of

spesification error/reset. Uji ramsey RESET ini bisa dijelaskan

dengan model sebagai berikut:

𝑌𝑖 = 𝛽0 + 𝛽1 𝑋1 + 𝛽2 𝑋2 + 𝛽3 𝑋3 + 𝛽4 𝑋4 + 𝑒1

Langkah uji ramsey RESET sebagai berikut:

1) Lakukan regresi persamaan, dan kemudian dapatkan nilai

estimasi.

2) Regresi kembali persamaan dengan memasukkan variabel

sebagai independen didalam berbagai bentuk.

3) Menghitung nilai F hitung dengan menggunakan sebuah

formula.

4) Jika nilai F hitung lebih besar dari nilai F kritisnya pada (x

tertentu berarti signifikan maka kita menerima hipotesis bahwa

model persamaan ini kurang tepat, maka sebaliknya jika F

hitung lebih kecil dari F kritisnya maka signifikan atau model

persamaan ini tepat.

Dari hasil perhitungan nilai Fhitung dengan menggunakan

persamaan (3) di atas kemudian bandingkan nilai Fhitung dengan

nilai Ftabel dengan pedoman bila nilai Fhitung > nilai Ftabel maka

hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa spesifikasi model

digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar ditolak dan

sebaliknya, bila nilai Fhitung < Ftabel maka hipotesis H0 yang


92

menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk

fungsi linier adalah benar tidak dapat ditolak.

Pada penelitian ini uji kelayakan model yang digunakan adalah

uji ramsey RESET (Regression Specifiction Error Test) dengan

mengunakan pedoman bila nilai Fhitung > nilai Ftabel, maka spesifikasi

model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar

ditolak dan sebaliknya, bila Fhitung< nilai Ftabel maka spesifikasi

model yang digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar

tidak dapat ditolak. Hasi Uji dapat dilihat pada tabel:

Tabel 31. Hasil Uji Ramsey RESET


Ramsey RESET
Tinggi Rendah
F-statistic 0,708532 1,173204
Log likelihood ratio 0,860369 1,395567
Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel di atas, untuk tingkat pendapatan

tinggidiketahui bahwa nilai Fhitung sebesar 0,709lebih kecil dari

pada nilai Ftabel yaitu 2,73maka menunjukkan bahwa nilai Fhitung <

Ftabel maka hipotesis (H0)yang menyatakan bahwa spesifikasi model

digunakan dalam bentuk fungsi linier adalah benar tidak dapat

ditolak, dan untuk tingkat pendapatan rendah diketahui bahwa nilai

Fhitung sebesar 1,173lebih kecil dari pada nilai Ftabel yaitu 2,70 maka

menunjukkan bahwa nilai Fhitung< Ftabel maka hipotesis (H0)yang

menyatakan bahwa spesifikasi model digunakan dalam bentuk

fungsi linier adalah benar tidak dapat ditolak.


93

4.4.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian Regresi Linier Berganda dapat dilakukan setelah model

dari penelitian ini memenuhi syarat-syarat yaitu lolos dari asumsi

klasik.Syarat yang harus dipenuhi adalah data tersebut harus terdistribusi

secara Normal, tidak mengandung Multikolinieritas, Autokorelasi dan

Heteroskedastisitas. Untuk itu sebelum melakukan pengujian Regresi

Linear Berganda perlu dilakukan lebih dahulu pengujian asumsi klasik,

yang terdiri dari :

4.4.2.1 Hasil Uji Normalitas

Menurut Ansofino, (2016:22) uji normalitas adalah untuk melihat

apakah nilai residual terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

dilakukan dengan metode Jarque-Bera. Uji signifikan pengaruh

variabel dependen melalui uji t hanya akan valid jika residual yang

kita dapatkan mempunyai distribusi normal. Uji normalitas bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi panel variabel-variabelnya

berdistribusi normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji statistik yang

digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan

metode Jargue-Bera (JB) dengan bantuan program Eviews 6.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal

atau mendekati normal.Sebuah data dapat diketahui dengan

membandingkan nilai Jarque-Bera (JB) dan nilai Chi Square tabel.Uji

JB didapat dari histogram normality. Hipotesis yang digunakan

adalah:
94

H0 : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

Jika hasil dari JB hitung ≥ chi square tabel, maka H0 ditolak

Jika hasil dari JB hitung < chi square tabel, maka H0 diterima

Untuk menghitung nilai statistik Jarque – Bera (JB) menggunakan

bantuan program SPSS versi 16.0 dengan rumus sebagai berikut:

𝑆2 (𝐾−3)2
JB = n [ 6 + ]
24

Keterangan :
JB = Statistik Jarque – Bera
S = Koefisien Skewness
K = Koefisien Kurtosis

Uji normalitas dimaksudkan untuk melihat apakah data yang

diperoleh berdistibusi secara normal atau tidak. Adapun hasil

pengujian dapat dilihat dibawah ini:

Tabel 32. Hasil Uji Normalitas Pendapatan Tinggi


10
Series: Residuals
Sample 1 32
8 Observations 32

Mean 1.63e-14
6 Median 0.008130
Maximum 2.944204
Minimum -2.813989
4 Std. Dev. 1.747540
Skewness -0.104153
Kurtosis 1.804534
2
Jarque-Bera 1.963376
Probability 0.374678
0
-3 -2 -1 0 1 2 3

Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan tabel diatas, untuk tingkat pendapatantinggi nilai

Jerque-Bera (JB) ≤ X2 Tabel maka nilai residual terstandardisasi


95

dinyatakan berdistribusi normal. Untuk menghitung nilai statistic

jerque – bera (JB) digunakan dengan rumus berikut :

S 2 (K − 3)2
JB = n ( + )
6 24

−0,1042 (1,805 − 3)2


JB = 32 ( + )
6 24

JB = 32 (0,001803 + 0,059501)

JB = 1,96

Tabel 33. Hasil Uji Normalitas Pendapatan Rendah


9
Series: Residuals
8 Sample 1 34
Observations 34
7

6 Mean -1.45e-14
Median -0.593872
5 Maximum 3.687438
Minimum -3.788102
4
Std. Dev. 2.071847
3 Skewness 0.285708
Kurtosis 2.313624
2
Jarque-Bera 1.129974
1 Probability 0.568368
0
-4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Sedangkan,untuk tingkatpendapatan rendahnilai Jerque-Bera (JB)

≤ X2 Tabel maka nilai residual terstandardisasi dinyatakan

berdistribusi normal. Untuk menghitung nilai statistic jerque – bera

(JB) digunakan dengan rumus berikut :

𝑆 2 (𝐾 − 3)2
JB = 𝑛 ( + )
6 24

0,2862 (2,314 − 3)2


JB = 34 ( + )
6 24
96

JB = 34 (0,013633 + 0,019608)

JB = 1,13

Berdasarkan perhitungan diatas, untuk tingkat pendapatan tinggi

diperoleh nilai statistik Jerque-Bera sebesar 1,96sedangkan nilai X2

tabel dengan nilai df : 0,05 adalah 46,194dan untuk tingkat

pendapatan rendah nilai statistik Jerque-Bera sebesar 1,13sedangkan

nilai X2 tabel dengan nilai df : 0,05 adalah 48,602. Karena nilai

statistik Jerque-Bera (JB) (1,96 dan 1,13) < nilai X2 tabel (46,194 dan

48,602). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai residual

berdistribusi normal.

4.4.2.2 Hasil Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinearitas bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya

korelasi yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model

regresi linear berganda. Dalam penelitian ini uji statistik yang digunakan

untuk menguji multikolinearitas adalah metode VIF (Variance Inflation

Factor) menggunakan bantuan program Eviews 6. Menurut Salah

Menurut Suliyanto (2011:90) uji multikolinieritas dapat dilakukan

dengan melihat nilai TOL (Tolerance) dan VIF (Variance Inflation

Factor) dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel

terikatnya.Jika nilai VIF tidak lebih dari 10, maka model dinyatakan

tidak terjadi gejala multikolinier.


97

Uji multikolonearitas dengan melihat nilai VIF (Varian Inflation

Factor) pada model regresi dengan menggunakan dan kriteria pengujian

sebagai berikut :

Jika VIF > 10, maka terdapat masalah multikolonearitas

Jika VIF < 10, maka tidak terdapat masalah multikolonearitas

Berikut uji multikolinearitas yang diperoleh dari analisa data

penelitian sebagai berikut :

Tabel 34. Hasil Uji Multikolinearitas


Hasil Uji Multikolinearitas: (Pendapatan Tinggi dan Rendah )

Model Tinggi Rendah


VIF VIF
Perhatian orang tua 1,804 1,728
Lingkungan keluarga 1,045 1,028
Kemandirian belajar 2,299 2,188
Motivasi belajar 1,517 1,532
Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Dari tabel di atas menunjukan bahwa masing-masing variabel bebas

memiliki nilai VIF < 10, Dimana untuk sampel pendapatan tinggi nilai

VIF variabel perhatian orang tuasebesar 1,804,lingkungan

keluargasebesar 1,045, kemandirian belajarsebesar 2,299, motivasi

belajar sebesar 1,517, sedangkan untuk sampel pendapatan rendah nilai

VIF variabel perhatian orang tuasebesar 1,728,lingkungan

keluargasebesar 1,028, kemandirian belajarsebesar 2,188, motivasi

belajar sebesar 1,532. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolinearitas.
98

4.4.2.3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah terdapat

ketidaksamaan varians dari residual satu ke pengamatan-pengamatan

lain. Uji heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan metode

Glejser dengan bantuan program Eviews 6. Uji heteroskedastisitas pada

penelitian ini dilakukan dengan metode Glejser. Gejala

heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari masing-

masing variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya. Uji

heteroskedastisitas pada penelitian ini dilakukan dengan metode Glejser.

Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien regresi dari

masing-masing variabel bebas terhadap nilai absolute residualnya.

Untuk menghitung digunakan rumus :

U i    X iU i

Keterangan :

U i = Nilai residual mutlak


X1 = Variabel bebas

Menurut Ansofino (2016: 44) adapun kriteria pengujian uji

heteroskedastisitas dengan metode Glejser adalah sebagai berikut:

(a) Jika nilai koefisien variabel bebasnya signifikan melalui nilai

thitung> t0,05(n-1)maka terdapat gejala heteroskedastisitas.

(b) Jika nilai koefisien variabel bebasnya signifikan melalui

nilaithitung< t0,05(n-1)maka tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.


99

Hasil analisa heteroskedasitisitas pada penelitian ini dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 35. Hasil Uji Heteroskedastisitas


Uji Glejser (Tinggi) Uji Glejser (Rendah)
Variabel
B T Sig B t Sig
Perhatian orang tua -0,017 -0,380 0,707 0.049 0.837 0.409
Lingkungan keluarga -0,005 -0,277 0,784 0.016 0.657 0.517
Kemandirian belajar -0,044 -1,087 0,287 0.019 0.362 0.720
Motivasi belajar 0,006 0,156 0,877 0.018 0.358 0.723
Sumber: Olahan Data Primer,2018

Berdasarkan hasil analisis di atas, gejala heteroskedastisitas untuk

tingkat pendapatan tinggi ditunjukkan oleh koefisien dari masing-masing

variabel bebas terdapat nilai absolute residual. Nilai koefisien peratian

orang tua sebesar -0,017 dengan nilai thitungsebesar (-0,380) lebih kecil

dari ttabel(2,05) maka di pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas. Nilai koefisien lingkungan keluarga sebesar -0,005

dengan nilai thitungsebesar (-0,277) lebih kecil dari ttabel(2,05) maka di

pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Nilai

koefisien kemandirian belajar sebesar -0,044 dengan nilai thitungsebesar (-

1,087) lebih kecil dari ttable(2,05) maka di pastikan hasil uji diatas tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas. Nilai koefisien motivasi belajar sebesar

0,006 dengan nilai thitungsebesar (0,156) lebih kecil dari ttabel (2,05) maka

di pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Sebagaimana jika β1tidak signifikan melalui uji t maka dapat

disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas dan sebaliknya jika β1

signifikan secara statistic maka model mengandung heteroskedastisitas.


100

Dari tabel diatas semua variabel tidak signifikan, maka dapat

disimpulkan model tidak mengandung heteroskedastisitas.

Bedasarkan hasil analisis di atas, gejala heteroskedastisitas untuk

tingkat pendapatanrendah ditunjukkan oleh koefisien dari masing-

masing variabel bebas terdapat nilai absolute residual. Nilai koefisien

peratian orang tua sebesar 0,049 dengan nilai thitungsebesar (0,837) lebih

kecil dari ttabel(2,05) maka di pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala

heteroskedastisitas. Nilai koefisien lingkungan keluarga sebesar 0,016

dengan nilai thitungsebesar (0,657) lebih kecil dari ttabel(2,05) maka di

pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Nilai

koefisien kemandirian belajar sebesar 0,019 dengan nilai thitungsebesar

(0,362) lebih kecil dari ttable(2,05) maka di pastikan hasil uji diatas tidak

terjadi gejala heteroskedastisitas. Nilai koefisien motivasi belajar sebesar

0,017 dengan nilai thitungsebesar (0,358) lebih kecil dari ttabel (2,05) maka

di pastikan hasil uji diatas tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

Sebagaimana jika β1tidak signifikan melalui uji t maka dapat

disimpulkan tidak ada heteroskedastisitas dan sebaliknya jika β1

signifikan secara statistic maka model mengandung heteroskedastisitas.

Dari tabel diatas semua variabel tidak signifikan, maka dapat

disimpulkan model tidak mengandung heteroskedastisitas.

4.4.2.4 Hasil Uji Autokorelasi

Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi

linear berganda ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode


101

berjalan dengan kesalahan pada periode sebelumnya. Autokorelasi

dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Durbin Watson (DW)

dengan bantuan program Eviews 6. Autokorelasi dalam penelitian ini

menggunakan Uji Statistik Durbin Watson. Menurut Ansofino,

(2016:61)untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi bisa

menggunakan Uji Durbin-Watson (DW test).

Dalam penelitian ini untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dengan menggunakan uji Durbin Watson. Dengan

formulanya sebagai berikut:

∑𝑛
𝑡 =2(𝑒𝑡−𝑒𝑡 −1 )2
DW = ∑𝑛 2
𝑡 =2 𝑒𝑡

Keterangan:
d = Statistik Durbin-Watson (DW)
e = Kesalahan/ perbedaan antara titik dan garis
Bila DW ≥ du (dengan df n-k-1) k adalah banyaknya variabel

bebas yang digunakan H0 diterima jadi 𝜌 = 0 berarti tidak ada

autokorelasi pada model tersebut. Apabila (4-DW) ≥ du:H0 diterima

jadi 𝜌 = 0 berarti tidak ada autokorelasi.

Tabel 36. Hasil Uji Autokorelasi


Tingkat Pendapatan Durbin-Watson
Tinggi 1,923
Rendah 2,028
Sumber : Olahan Data Primer, 2018
102

Tabel 37. Statistik Durbin Watson (DW)

Terdapat Tidak Terdapat


Autokorelasi Ragu-Ragu Terdapat Ragu-Ragu Autokorelasi
positif Autokorelasi Negatif

0 dL dU Dw 4-dU 4-dL 4
1,1769 1,7323 1,923 2,2677 2,8231

Gambar 3. Statistik Dubin Watson (DW)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk tingkat

pendapatantinggi nilai Durbin-Watson sebesar 1,923. Pengambilan

keputusan asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari

tabel Durbin-Watson, yaitu nilai dL dan dU, dengan k = 4 dan

n=32.Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui nilai dW sebesar 1,923

terletak antara batas atas (dU) 1,7323 dan( dL) 1,1769, sehingga nilai

1,7323<1,923 < 2,2677. Karena nilai DW terletak antara dU< dW<4 –

dU yaitu (1,7323<1,923 < 2,2677) maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebuttidak terdapat autokorelasi.

Tabel 38. Statistik Durbin Watson (DW)

Terdapat Tidak Terdapat


Autokorelasi Ragu-Ragu Terdapat Ragu-Ragu Autokorelasi
positif Autokorelasi Negatif

0 dL dU Dw 4-dU 4-dL 4
1,2078 1,7277 2,028 2,2723 2,7922

Gambar 3. Statistik Dubin Watson (DW)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk tingkat

pendapatanrendah nilai Durbin-Watson sebesar 2,028. Pengambilan


103

keputusan asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang diperoleh dari

tabel Durbin-Watson, yaitu nilai dL dan dU, dengan k = 4 dan

n=34.Berdasarkan hasil analisa dapat diketahui nilai dW sebesar 2,028

terletak antara batas atas (dU) 1,7277 dan( dL) 1,2078, sehingga nilai

1,7277<2,028 < 2,2723. Karena nilai DW terletak antara dU< dW<4 –

dU yaitu (1,7277<2,028 < 2,2723) maka dapat disimpulkan bahwa

model regresi tersebuttidak terdapat autokorelasi.

4.4.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Alat analisis yang digunakan adalah Analisis Regresi Linier

Berganda.Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model

analisis regresi variabel independen terhadap varaiabel dependen.

Adapun persamaan regresi, yaitu:

Y= a + b1X1 + b2 X2 +b3 X3+b4 X4 + e

Dimana :

Y = Prestasi belajar
X1 = Perhatian Orang Tua
X2 = Lingkungan Keluarga
X3 = Kemandirian Belajar
X4 = Motivasi Belajar
b1, b2, b3, b4 = Koefisien Regresi Untuk Setiap Variabel X
e = Kesalahan Pengganda (error)

Analisis regresi berganda dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan bantuan program SPSS Versi 16.0 dapat dilihat pada tabel

dibawah ini :
104

Tabel 39. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Sampel Tingkat PendapatanOrang Tua Yang Tinggi
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -10.72248 5.768197 -1.858897 0.0740


Perhatian Orang Tua 0.574967 0.092625 6.207481 0.0000
Lingkungan keluarga 0.296208 0.037323 7.936361 0.0000
Kemandirian Belajar 0.327635 0.085300 3.840957 0.0007
Motivasi Belajar 0.385452 0.075869 5.080485 0.0000

Sumber : Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel di atas, maka dapat

dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Tingkat pendidikan Tinggi

Y= -10,722 + 0,575X1+0,296X2+ 0,328X3+ 0,385X4

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui

bahwa:

1) Dari hasil persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai constant

sebesar -10,722. Hal ini berarti, tanpa adanya pengaruh variabel

perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar, dan

motivasi belajar maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung

sudah bekurang sebesar 10,722 satuan.

2) Koefesien regresi perhatian orang tua (b1) diketahui bernilai sebesar

0,575. Dapat diartikan, apabila perhatian orang tua meningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,575 satuan.

3) Koefesien regresi lingkungan keluarga (b2) diketahui bernilai sebesar

0,296. Dapat diartikan, apabila lingkungan keluarga meningkat

sebesar satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi
105

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,296

satuan.

4) Koefesien regresi kemandirian belajar(b3) diketahui bernilai sebesar

0,328. Dapat diartikan, apabila kemandirian belajarmeningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,328 satuan.

5) Koefesien regresi motivasi belajar(b4) diketahui bernilai sebesar

0,385. Dapat diartikan, apabila motivasi belajarmeningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,385 satuan.

Tabel 40. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda


Sampel Tingkat Pendapatan Orang Tua Yang Rendah
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -24.11036 6.622663 -3.640584 0.0011


Perhatian Orang Tua 0.620265 0.105225 5.894672 0.0000
Lingkungan Keluarga 0.313236 0.042628 7.348199 0.0000
Kemandirian Belajar 0.445458 0.096857 4.599131 0.0001
Motivasi Belajar 0.380853 0.088749 4.291344 0.0002

Sumber :Olahan Data Primer, 2019

Tingkat pendidikan Rendah

Y= -24,110 + 0,620X1+0,313X2+ 0,445X3 + 0,381X4

Dari model persamaan regresi linear berganda di atas dapat diketahui

bahwa:

1) Dari hasil persamaan di atas, dapat diketahui bahwa nilai constant

sebesar -24,110. Hal ini berarti, tanpa adanya pengaruh variabel

perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar, dan


106

motivasi belajar maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung

sudah bekurang sebesar 24,110 satuan.

2) Koefesien regresi perhatian orang tua (b1) diketahui bernilai sebesar

0,620. Dapat diartikan, apabila perhatian orang tua meningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,620 satuan.

3) Koefesien regresi lingkungan keluarga (b2) diketahui bernilai sebesar

0,313. Dapat diartikan, apabila lingkungan keluarga meningkat

sebesar satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,313

satuan.

4) Koefesien regresi kemandirian belajar(b3) diketahui bernilai sebesar

0,445. Dapat diartikan, apabila kemandirian belajarmeningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,445 satuan.

5) Koefesien regresi motivasi belajar(b4) diketahui bernilai sebesar

0,381. Dapat diartikan, apabila motivasi belajarmeningkat sebesar

satu satuan dan variabel bebas lain tetap, maka prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,381 satuan

4.4.4 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)

Uji koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa

besarnya konstribusi yang diberikan variabel X terhadap Y. Koefisien

determinasi ini digunakan untuk menjelaskan kebaikan dari model


107

regresi dalam memprediksi variabel dependen. Berdasarkan pengujian

yang telah dilakukan ditemukan ringkasan hasil seperti yang terlihat pada

Tabel di bawah ini:

Tabel 41.Hasil Koefisien determinasi (R2)


Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
R2
Tinggi 0,927
Rendah 0,916
Sumber : Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil pada tabel di atas, hasil pengolahan data yang

dapat dilihat pada tabel diperoleh hasil untuk tingkat pendapatan tinggi

nilai R Square sebesar 0,927yang artinya 92,7% perubahan pada variabel

dependen (prestasi belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen

(perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar, dan

motivasi belajar), sedangkan sisanya sebesar 7,3% dipengaruhi oleh

variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Sedangkan untuk tingkat pendapatan rendah nilai R Square sebesar

0,916yang artinya 91,6% perubahan pada variabel dependen (prestasi

belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perhatian orang tua,

lingkungan keluarga, kemandirian belajar, dan motivasi belajar),

sedangkan sisanya sebesar 8,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang

tidak termasuk kedalam penelitian ini.

4.4.5 Hasil Uji Hipotesis

4.4.5.1 Hasil Uji F

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai


108

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen, Irianto

(2010:207). Untuk menguji hipotesis menggunakan rumus sebagai

berikut:

𝑅2/ 𝐾
F=
(1−𝑅 2 )/ (𝑛−𝑘−1)

Dimana:

F = Uji F
R2 = Koefisien Determinasi
K = Jumlah Variabel Bebas
n = Jumlah Sampel

Uji F ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel bebas (X1, X2,

X3,dan X4) secara bersama-sama berpengaruh secara secara signifikan

terhadap variabel terikat (Y) dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika Fhitung ≥ Ftabel atau sig ≤ = 0,05 maka H0 ditolak dan Ha

diterima berarti secara bersama-sama mempengaruhi variabel bebas

terhadap variabel terikat.

b) Jika Fhitung < Ftabel atau sig > = 0,05 maka H0 diterima dan Ha

ditolak berarti secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel

bebas terhadap variabel terikat.

Tabel 42. Hasil Uji F


Tinggi Rendah
Model
F
Regression 86,151 78,710
Sumber : Data Primer, 2019

Dari data hasil pengolahan, dapat dilihat pada tabel di atas

menunjukkan bahwa untuk tingkat pendapatan tingginilai Fhitung86,151

> Ftabel2,773 dan nilai signifikan 0,000 <α = 0,05. Hal ini berarti H0
109

ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk tingkat pendapatan

rendahnilai Fhitung78,710 > Ftabel2,70 dan nilai signifikan 0,000 <α =

0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

4.4.5.2 Hasil uji t

Uji t dilakukan untuk mencari pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat secara parsial dengan mengasumsikan variabel lain di

anggap konstan. Nilai t dapat diperoleh dengan menggunakan rumus

Irianto (2010:204).

𝑏𝑖
tk =
𝑆𝑏𝑖

Keterangan:

tk = Koefisien Nilai Tes


bi = Koefisien Regresi
Sbi = Standar Kesalahan Koefisien Regresi

Dalam penelitian ini akan melakukan pengolahan data dengan

kriteria pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

a) Jika thitung ≥ ttabel dengan signifikan <maka keputusannya adalah H0

ditolak dan Ha diterima.

b) Jika thitung ≤ ttabel dengan signifikan ≥ maka keputusannya adalah H0

diterima dan Ha ditolak.

Adapun hasil uji t (parsial) hipotesis tersebut adalah sebagai

berikut:
110

Tabel 43. Hasil Uji t Sampel Pendapatan Tinggi


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -10.72248 5.768197 -1.858897 0.0740


Perhatian Orang Tua 0.574967 0.092625 6.207481 0.0000
Lingkungan Keluarga 0.296208 0.037323 7.936361 0.0000
Kemandirian Belajar 0.327635 0.085300 3.840957 0.0007
Motivasi Belajar 0.385452 0.075869 5.080485 0.0000

Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Tabel 44. Hasil Uji t Berganda Sampel Rendah


Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -24.11036 6.622663 -3.640584 0.0011


Perhatian Orang Tua 0.620265 0.105225 5.894672 0.0000
Lingkungan keluarga 0.313236 0.042628 7.348199 0.0000
Kemandirian Belajar 0.445458 0.096857 4.599131 0.0001
Motivasi Belajar 0.380853 0.088749 4.291344 0.0002

Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil analisa regresi linear berganda uji t dapat

ditarik kesimpulan tentang pengaruh masing-masing variabel bebas

secara individu terhadap variabel terikat:

a) Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP N


4 Lubuk Alung

Berdasarkan hasil analisa uji t, untuk sampel pendapatan tinggi

diketahui perhatian orang tua berpengaruh signifikanterhadap

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,575. Nilai koefisien signifikan

secara statistik karena thitung sebesar 6,207lebih besar dari ttabel

sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif

diterima. Artinya apabila perhatian orang tua meningkat sebesar

1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan

meningkat sebesar 0,575 satuan.


111

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui

perhatian orang tua berpengaruh signifikanterhadap prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai

koefisiennya sebesar 0,620. Nilai koefisien signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 5,895lebih besar dari ttabel sebesar

2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Artinya apabila perhatian orang tua meningkat sebesar 1%, maka

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat

sebesar 0,620 satuan.

b) Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP


N 4 Lubuk Alung

Berdasarkan hasil analisa uji t, untuk sampel pendapatan tinggi

diketahui lingkugan keluarga berpengaruh signifikanterhadap

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,296. Nilai koefisien signifikan

secara statistik karena thitung sebesar 7,936lebih besar dari ttabel

sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif

diterima. Artinya apabila lingkungan keluargameningkat sebesar

1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan

meningkat sebesar 0,296 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui

lingkungan keluarga berpengaruh signifikanterhadap prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai

koefisiennya sebesar 0,313. Nilai koefisien signifikan secara


112

statistik karena thitung sebesar 7,348lebih besar dari ttabel sebesar

2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Artinya apabila lingkungan keluargameningkat sebesar 1%, maka

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat

sebesar 0,313 satuan.

c) Kemandirian Belajar Keluarga Terhadap Prestasi Belajar


Siswa SMP N 4 Lubuk Alung

Berdasarkan hasil analisa uji t, untuk sampel pendapatan tinggi

diketahui kemandirian belajar berpengaruh signifikanterhadap

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,328. Nilai koefisien signifikan

secara statistik karena thitung sebesar 3,841lebih besar dari ttabel

sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif

diterima. Artinya apabila kemandirian belajarmeningkat sebesar

1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan

meningkat sebesar 0,328 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui

kemandirian belajar berpengaruh signifikanterhadap prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai

koefisiennya sebesar 0,445. Nilai koefisien signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 4,599lebih besar dari ttabel sebesar

2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Artinya apabila kemandirian belajarmeningkat sebesar 1%, maka


113

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat

sebesar 0,445 satuan.

d) Motivasi Keluarga Terhadap Prestasi Belajar Siswa SMP N 4


Lubuk Alung

Berdasarkan hasil analisa uji t, untuk sampel pendapatan tinggi

diketahui motivasi belajar berpengaruh signifikanterhadap prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai

koefisiennya sebesar 0,385. Nilai koefisien signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 5,080lebih besar dari ttabel sebesar

2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Artinya apabila motivasi belajarmeningkat sebesar 1%, maka

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat

sebesar 0,385 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui

motivasi belajar berpengaruh signifikanterhadap prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai

koefisiennya sebesar 0,381. Nilai koefisien signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 4,291lebih besar dari ttabel sebesar

2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima.

Artinya apabila motivasi belajarmeningkat sebesar 1%, maka

prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat

sebesar 0,381 satuan.


114

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian

4.5.1 Pengaruh Perhatian Orang TuaTerhadap Prestasi Belajar Siswa


SMP N 4 Lubuk Alung

Dari hasil uji hipotesispertama, untuk sampel pendapatan orang tua

tinggi, diketahui bahwa secara parsial perhatian orang tua berpengaruh

signifikan prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,575. Nilai koefisien ini signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 6,207 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05.

Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya jika

perhatian orang tua meningkat meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alungakan meningkat sebesar 0,575 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui bahwa secara

parsial perhatian orang tua berpengaruh signifikan prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar

0,620. Nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar

5,895 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. Artinya jika perhatian orang tua meningkat

meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk

Alungakan meningkat sebesar 0,620 satuan.

Berdasarkan analisis deskriptif perhatian orang tua (X1), tanggapan

responden yang tertinggi terdapat pada indikator memberikan pengarahan,

peringatan dan melakukan kontrol pada aktivitas anak dengan rata-rata skor

sebesar 4,09 pada TCR sebesar 81,72% tergolong pada kategori baik.

Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator


115

menjadi teladan bagi anak-anak dengan rata-rata skor sebesar 3,91 pada

TCR sebesar 78,28% tergolong pada kategori cukup baik. Dengan total rata-

rata pada variabel perhatian orang tua adalah sebesar 3,99 pada TCR sebesar

79,80% tergolong pada kategori Cukup Baik. Hal ini menunjukan bahwa

perhatian orang tua siswa siswa SMPN 4 Lubuk Alung tergolong pada

kategori Cukup Baik.

Perhatian orang tua sangat diperlukan dalam mendukung hasil belajar

anak, di rumah orang tua dapat mengevaluasi penggunaan waktu belajar

anak, orang tua mengenali kesulitan-kesulitan belajar anak disekolah dan

orang tua berusaha mendorong agar anak mendapat hasil yang baik. Faktor

orang tua berpengaruh terhadap keberhasilan anak dalam belajar.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Dalyono (2010:59) yaitu

besar kecilnya perhatian dan bimbingan orang tua, tinggi rendahnya

perhatian orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua, rukun atau

tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya, hubungan orang tua dengan

anak-anak, tenang atau tidaknya situasi di rumahnya, semua itu turut

mempengaruhi pencapaian hasil belajar anak.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

Inna (2015) dengan judul”Pengaruh Perhatian Orang tua, Kedisiplinan dan

Minat Belajar Terhadap Prestasi Belajar”. Dimana berdasarkan hasil

penelitian membuktikan bahwa perhatian orang tua mempunyai hubungan

secara parsial yang sangat tinggi terhadap prestasi belajar siswa. Arah yang

positif menunjukkan bahwa semakin baik perhatian orang tua siswa akan
116

semakin meningkat pula prestasi belajarnya. Dengan perhatian orang tua

yang selalu ada maka siswaakansemangat untuk mengikuti pelajaran dan

belajar sendiri. Karena telah diketahui bahwa adanya hubungan antara

variabel perhatian orang tua dengan prestasi belajar, maka perlu adanya

perhatian orang tua, agar prestasi belajar siswa semakin meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam konteksnya orang tua

bertanggung jawab dalam pendidikan anaknya karna orang tua adalah

pendidik utama dan pertama dalam keluarga.Jadi lingkungan keluarga

merupakan kondisi yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku anak.

Lingkungan keluarga yang harmonis dan perhatian orang tua terhadap anak

akan mendorong anak akan mendorong anak untuk bisa giat dalam belajar

yang mempengaruhi hasil belajar siswa jadi meningkat. Jika perhatian orang

tua yang kurang terhadap anak justru akan mendorong hasil belajar anak

menjadi tidak optimal.

4.5.2 Pengaruh Lingkungan Keluarga Terhadap Prestasi Belajar


Siswa SMP N 4 Lubuk Alung

Dari hasil uji hipotesis kedua, untuk sampel pendapatan orang tua

tinggi, diketahui bahwa secara parsial lingkungan keluarga berpengaruh

signifikan prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,296. Nilai koefisien ini signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 7,936 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05.

Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya jika

lingkungan keluargameningkat meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,296 satuan.


117

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui bahwa secara

parsial lingkungan keluargaberpengaruh signifikan prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar

0,313. Nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar

7,348 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. Artinya jika lingkungan keluargameningkat

meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung

akan meningkat sebesar 0,313 satuan.

Berdasarkan analisis deskriptif lingkungan keluarga(X2), tanggapan

responden yang tertinggi terdapat pada indikator Relasi Antar Anggota

Keluarga dengan rata-rata skor sebesar 4,08 pada TCR sebesar 81,52%

tergolong pada kategori Baik. Sedangkan tanggapan responden yang

terendah terdapat pada indikator Cara Orang Tua Mendidik dengan rata-rata

skor sebesar 3,96 pada TCR sebesar 79,19% tergolong pada kategori cukup

baik. Dengan total rata-rata pada variabel lingkungan orang tua adalah

sebesar 4,03 pada TCR sebesar 80,64% tergolong pada kategori Baik. Hal

ini menunjukan bahwa lingkungan orang tua siswa siswa SMPN 4 Lubuk

Alung tergolong pada kategori Baik.

Lingkungan Keluarga merupakan tempat seorang anak di didik dari

awal sejak lahir dan perkembangannya akan selalu dipengaruhi oleh

bagaimana lingkungan keluarga tersebut mempengaruhi psikologinya

karena dari lingkungan keluarga pula mereka akan belajar pada lingkungan

yang lebih besar.


118

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Slameto (2002: 54-72)

faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua

golongan, yaitu faktor Internal seperti keadaan jasmaniah, psikologis dan

kelelahan. Selanjutnya faktor eksternal seperti lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. Jadi dapat di simpulkan

bahwa lingkungan keluarga juga dapat mempengaruhi prestasi belajarkarena

keluarga merupakan lembaga pendidikan yang utama dan utama.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

Vivi(2015) dengan judul”Pengaruh kepercayaan diri, kesiapan belajar dan

lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar mahasiswa program studi

pendidikan ekonomi angkatan 2011 STKIP PGRI Sumatera Barat”. Dimana

berdasarkan hasil penelitian membuktikan bahwa lingkungan keluarga

mempunyai hubungan secara parsial yang sangat tinggi terhadap prestasi

belajar mahasiswa. Arah yang positif menunjukkan bahwa semakin baik

lingkungan keluarga akan semakin meningkat pula prestasi belajarnya.

Dengan lingkungan keluarga yang baik maka mahasiswa akan semangat

untuk mengikuti pelajaran dan belajar sendiri. Karena telah diketahui bahwa

adanya hubungan antara variabel lingkungan keluarga dengan prestasi

belajar, maka perlu adanya terciptanyalingkungan keluarga yang baik agar

prestasi belajar mahasiswa semakin meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa lingkungan keluarga adalah tempat

seorang anak di didik dari awal sejak dia lahir dan perkembangannya akan

selalu dipengaruhi psikologinya karena dari lingkungan keluarga pula


119

mereka akan belajar pada lingkungan yang lebih besar yaitu lingkungan

masyarakat dan lingkungan sekolah tempat seseorang belajar.

4.5.3 Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa


SMP N 4 Lubuk Alung

Dari hasil uji hipotesis ketiga, untuk sampel pendapatan orang tua

tinggi, diketahui bahwa secara parsial kemandirian belajar berpengaruh

signifikan prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,328. Nilai koefisien ini signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 3,841 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05.

Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya jika

kemandirian belajar meningkat meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,328 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui bahwa secara

parsial kemandirian belajar berpengaruh signifikan prestasi belajar siswa

SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar

0,445. Nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar

4,599 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan

hipotesis alternatif diterima. Artinya jika kemandirian belajar meningkat

meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung

akan meningkat sebesar 0,445 satuan.

Berdasarkan analisis deskriptif kemandirian belajar(X3), tanggapan

responden yang tertinggi terdapat pada indikator mampu mengambil

keputusan dan inisiatif untuk mengatasi masalah yang dihadapi dengan rata-

rata skor sebesar 4,12 pada TCR sebesar 82,32% tergolong pada kategori
120

baik. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat pada indikator

bertanggung jawab atas apa yang dilakukannya dengan rata-rata skor

sebesar 3,90 pada TCR sebesar 77,98% tergolong pada kategori cukup baik.

Dengan total rata-rata pada variabel kemandirian belajar adalah sebesar 3,98

pada TCR sebesar 79,70% tergolong pada kategori Cukup Baik. Hal ini

menunjukan bahwa kemandirian belajar siswa siswa SMPN 4 Lubuk Alung

tergolong pada kategori Cukup Baik.

Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa mampu mendapatkan

prestasi belajar yang baik, namun ada beberapa faktor yang

mempengaruhinya, tingkat kemandirian siswa itu sendiri dalam belajar.

anak yang memiliki kemandirian yang kuat tidak akan mudah menyerah.

Sikap kemandirian dapat ditunjukkan dengan adanya kemampuan dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi dengan tingkah laku.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat

(Sumardi,2007:233)Kepribadian seorang anak yang memiliki ciri

kemandirian berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya. Hal ini bisa

terjadi karena anak mulai dengan kepercayaan terhadap kemampuanya

sendiri secara sadar, teratur dan disiplin berusaha dengan sungguh-sungguh

untuk mengejar prestasi belajar, mereka tidak merasa rendah diri dan siap

mengatasi masalah yang muncul.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

Pratistya(2012) dengan judul”Pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan

belajar siswa terhadap prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS SMAN
121

Sewon Bantul TA 2010/2011”. Dimana berdasarkan hasil penelitian

membuktikan bahwa kemandirian belajar mempunyai hubungan secara

parsial yang sangat tinggi terhadap prestasi belajar siswa. Arah yang positif

menunjukkan bahwa semakin baik kemandirian belajar akan semakin

meningkat pula prestasi belajarnya. Dengan kemandirian belajar yang

baikmaka siswa akan semangat untuk mengikuti pelajaran dan belajar

sendiri. Karena telah diketahui bahwa adanya hubungan antara variabel

kemandirian belajardengan prestasi belajar, maka perlu adanya

terciptanyakemandirian belajar dalam diri siswaagar prestasi belajar siswa

semakin meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kemandirian belajar adalah kondisi

dimana aktifitas belajar yang mandiri tidak tergantung pada orang lain,

memiliki kemauan serta bertanggung jawab sendiri, tidak tergantung pada

orang lain, memiliki kemauan serta bertanggung jawab apabila siswa aktif

mengontrol sendiri segala sesuatu yang dikerjakan, merencanakan dan

mengevaluasi sesuatu yang lebih dalam pembelajaran yang dilalui siswa

harus aktif dan mandiri.

4.5.4 Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa


SMP N 4 Lubuk Alung

Dari hasil uji hipotesis keempat, untuk sampel pendapatan orang tua

tinggi, diketahui bahwa secara parsial motivasi belajar berpengaruh

signifikan prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan

oleh nilai koefisiennya sebesar 0,385. Nilai koefisien ini signifikan secara

statistik karena thitung sebesar 5,080 lebih besar dari ttabel sebesar 2,05.
122

Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Artinya jika

motivasi belajar meningkat meningkat sebesar 1%, maka prestasi belajar

siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan meningkat sebesar 0,385 satuan.

Sedangkan untuk sampel pendapatan rendah diketahui bahwa secara

parsial motivasi belajar berpengaruh signifikan prestasi belajar siswa SMP

N 4 Lubuk Alung. Hal ini dibuktikan oleh nilai koefisiennya sebesar 0,381.

Nilai koefisien ini signifikan secara statistik karena thitung sebesar 4,291 lebih

besar dari ttabel sebesar 2,05. Hipotesis nol dapat ditolak dan hipotesis

alternatif diterima. Artinya jika motivasi belajar meningkat meningkat

sebesar 1%, maka prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung akan

meningkat sebesar 0,381 satuan.

Berdasarkan analisis deskriptif motivasi belajar (X4), tanggapan

responden yang tertinggi terdapat pada indikator tekun menghadapi tugas

dengan rata-rata skor sebesar 4,10 pada TCR sebesar 82,02% tergolong

pada kategori baik. Sedangkan tanggapan responden yang terendah terdapat

pada indikator cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin dengan rata-rata skor

sebesar 3,82 pada TCR sebesar 76,46% tergolong pada kategori cukup baik.

Dengan total rata-rata pada variabel motivasi belajar adalah sebesar 4,03

pada TCR sebesar 80,61% tergolong pada kategori Baik. Hal ini

menunjukan bahwa motivasi belajar siswa SMPN 4 Lubuk Alung tergolong

pada kategori Baik.

Dengan adanya motivasi, maka siswa akan terdorong untuk belajar

mencapai sasaran dan tujuannya karena yakin dan sadar akan kebaikan,
123

kepentingan dan manfaatnya. Bagi siswa, motivasi ini sangat penting karena

dapat menggerakkan preilaku siswa kearah yang positif sehingga mampu

menghadapi segala tuntunan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat M. Dalyono, motivasi

dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin

besar motivasinya akan semakin besar kesuksesan belajarnya.Motivasi

sebagai faktor batin berfungsi untuk menimbulkan, mendasari dan

mengarahkan perbuatan belajar. Seseorang yang besar motivasinya akan

giat berusaha, tampak gigih, tidak mau menyerah, serta giat membaca untuk

meningkatkan prestasi serta memecahkan masalah yang dihadapinya.

Sebaliknya, mereka yang motivasinya rendah, tampak acuh tak acuh, mudah

putus asa, perhatiannya tidak tertuju pada pelajaran yang akibatnya siswa

akan mengalami kesulitan belajar. Motivasi menggerakkan individu

mengarahkan tindakan serta memilih tujuan belajar yang dirasa paling

berguna bagi kehidupan individu. Dengan mempelajari motivasi, akan

ditemukan mengapa individu berbuat sesuatu. Motivasi individu tidak dapat

diamati secara langsung.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan

Marta (2014) dengan judul”Pengaruh Lingkungan Belajar, Kesiapan

Belajar, Kompetensi Guru dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi

Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Kelas XI IPS di SMAN Luhak Nan

Duo Pasaman Barat”. Dimana berdasarkan hasil penelitian membuktikan

bahwa motivasi belajar mempunyai hubungan secara parsial yang sangat


124

tinggi terhadap prestasi belajar siswa. Arah yang positif menunjukkan

bahwa semakin tinggimotivasi belajar akan semakin meningkat pula prestasi

belajarnya. Dengan motivasi belajar yang baikmaka siswa akan semangat

untuk mengikuti pelajaran dan belajar sendiri. Karena telah diketahui bahwa

adanya hubungan antara variabel motivasi belajar dengan prestasi belajar,

maka perlu adanya terciptanyamotivasi belajar dalam diri siswaagar prestasi

belajar siswa semakin meningkat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi disini adalah motivasi belajar,

yaitu dorongan atau kemauan seseorang untuk melakukan aktivitas belajar

agar prestasi belajar dapat dicapai secara optimal.

4.5.5 Pengaruh Perhatian Orang Tua, Lingkungan Keluarga,


Kemandirian Belajar dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi
Belajar Siswa SMP N 4 Lubuk Alung

Dari hasil uji hipotesis yang dilakukan secara bersama-sama

ditemukan bahwa variabel perhatian orang tua, lingkungan keluarga,

kemandirian belajar dan motivasi belajar berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Analisis data dan pengujian hipotesis

yang telah dilakukan untuk tingkat pendapatan tinggi nilai Fhitung 86,151 >

Ftabel2,73 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak dan

Ha diterima. Sedangkan untuk tingkat pendapatan rendah nilai Fhitung 78,882

> Ftabel2,70 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0 ditolak

dan Ha diterima.

Dari hasil analisa koefisien determinasi diperoleh hasil untuk tingkat

pendapatan tinggi nilai R Square sebesar 0,927 yang artinya 92,7%


125

perubahan pada variabel dependen (prestasi belajar) dapat dijelaskan oleh

variabel independen (perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian

belajar, dan motivasi belajar), sedangkan sisanya sebesar 7,3% dipengaruhi

oleh variabel lain yang tidak termasuk kedalam penelitian ini.

Sedangkan untuk tingkat pendapatan rendah nilai R Square sebesar

0,916yang artinya 91,6% perubahan pada variabel dependen (prestasi

belajar) dapat dijelaskan oleh variabel independen (perhatian orang tua,

lingkungan keluarga, kemandirian belajar, dan motivasi belajar), sedangkan

sisanya sebesar 8,4% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk

kedalam penelitian ini.

4.5.6 Perbandingan Perbedaan Pendapatan Orang Tua Tinggi dan


Pendapatan Orang Tua Rendah

Tabel 45. Perbandingan Kategori kelompok Sampel


PendapatanOrang Tua Tinggi dan Pendapatan Orang Tua
Rendah
Kategori Sampel Kategori Sampel
Pendapatan Orang Tua Pendapatan Orang Tua
Tinggi Rendah
Variabel
β β
T Sig t Sig
koefisien koefisien
(Constant) -10.722 -1.859 0.074 -24.110 -3.6411 0.001
Perhatian Orang Tua 0.575 6.207 0.000 0.620 5.895 0.000
Lingkungan Keluarga 0.296 7.936 0.000 0.313 7.348 0.000
Kemandirian Belajar 0.328 3.841 0.000 0.445 4.599 0.000
Motivasi Belajar 0.385 5.080 0.000 0.381 4.291 0.000
a. Dependent Variable: minat belajar (Y)
Sumber: Olahan Data Primer, 2019

Berdasarkan hasil yang terdapat pada tabel di atas, maka dapat

dirumuskan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:

Tinggi Y = -10,722 + 0,575X1 + 0,296X2+ 0,328X3+ 0,385X4

Rendah Y = -24,110 + 0,620X1 + 0,313X2+ 0,445X3+ 0,381X4


126

Dari persamaan diatas dapat diketahui bahwa nilai constant kategori

sampel pendapatan orang tua tinggi sebesar -10,722> -24,110 kategori

sampel pendapatan orang tua rendah. Hal ini berarti tanpa perhatian orang

tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar dan motivasi belajar maka

prestasi siswa sudah bernilai sebesar -10,722 dan -24,110 satuan.

Perhatian orang tua kelompok sampel pendapatan orang tua tinggi

sebesar 0,575<0,620 kategori sampel pendapatan orang tua rendah. Hal ini

berpengaruh terhadap perhatian orang tua, dimana pendapatan orang tua

rendah lebih tertinggi dibanding pendapatan orang tua tinggi.

Lingkungan keluarga kelompok sampel pendapatan orang tua tinggi

sebesar 0,296< 0,313 kategori sampel pendapatan orang tua rendah.Hal ini

berpengaruh terhadap lingkungan keluarga, dimana pendapatan orang tua

rendah lebih tertinggi dibanding pendapatan orang tua tinggi.

Kemandirian belajar kelompok sampel pendapatan orang tua tinggi

sebesar 0,327< 0,445 kategori sampel pendapatan orang tua rendah.Hal ini

berpengaruh terhadap kemandirian belajar, dimana pendapatan orang tua

rendah lebih tertinggi dibanding pendapatan orang tua tinggi.

Motivasi belajar kelompok sampel pendapatan orang tua tinggi

sebesar 0,385> 0,380 kategori sampel pendapatan orang tua rendah.Hal ini

berpengaruh terhadap motivasi belajar, dimana pendapatan orang tua

rendahtinggi lebih tertinggi dibanding pendapatan orang tua rendah.


127

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dan hasil analisis data diatas, tentang pengaruh

perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar dan motivasi

belajar terhadap prestasi belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung, maka dapatdi

simpulkan sebagai berikut :

1. Perhatian orang tua berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa.Pengaruhyang lebih besar terdapat pada kelompok sampel kategori

pendapatan orang tua rendah dibandingkan dengan kelompok sampel

kategori pendapatan orang tua tinggiyang di tunjukkan oleh nilai

koefisiennya masing-masing sebesar 0,575 dan 0,620. Artinya apabila

perhatian orang tua meningkat sebesar satu satuan maka prestasi belajar

siswa akan meningkat masing-masing sebesar 0,575 dan 0,620. Hal ini

berarti semakin besar perhatian orang tua maka akan semakin

meningkatprestasi belajar siswa, dengan nilai thitung masing-masing(6,207)

> ttabel (2,05),dan (5,895) > ttabel (2,05) artinya Ho ditolak Ha diterima.

2. Lingkungan keluargaberpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa. Pengaruhyang lebih besar terdapat pada kelompok sampel kategori

pendapatan orang tua rendah dibandingkan dengan kelompok sampel

kategori pendapatan orang tua tinggiyang di tunjukkan oleh nilai

koefisiennya masing-masing sebesar 0,296 dan 0,313. Artinya apabila

lingkungan keluarga meningkat sebesar satu satuan maka prestasi belajar

siswa akan meningkat masing-masing sebesar 0,296 dan 0,313. Hal ini

127
128

berarti semakin baik lingkungan keluarga maka akan semakin

meningkatprestasi belajar siswa, dengan nilai thitung masing-masing(7,936)

> ttabel (2,05),dan (5,895) > ttabel (2,05) artinya Ho ditolak Ha diterima.

3. Kemandirian belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar

siswa.Pengaruhyang lebih besar terdapat pada kelompok sampel kategori

pendapatan orang tua rendah dibandingkan dengan kelompok sampel

kategori pendapatan orang tua tinggiyang di tunjukkan oleh nilai

koefisiennya masing-masing sebesar 0,328 dan 0,445. Artinya apabila

kemandirian belajar meningkat sebesar satu satuan maka prestasi belajar

siswa akan meningkat masing-masing sebesar 0,328 dan 0,445. Hal ini

berarti semakin besar kemandirian belajar maka akan semakin

meningkatprestasi belajar siswa, dengan nilai thitung masing-masing(3,841)

> ttabel (2,05),dan (4,599) > ttabel (2,05) artinya Ho ditolak Ha diterima.

4. Motivasi belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar siswa.

Pengaruhyang lebih besar terdapat pada kelompok sampel kategori

pendapatan orang tua tinggi dibandingkan dengan kelompok sampel

kategori pendapatan orang tua rendahyang di tunjukkan oleh nilai

koefisiennya masing-masing sebesar 0,385 dan 0,381. Artinya apabila

motivasi belajar meningkat sebesar satu satuan maka prestasi belajar siswa

akan meningkat masing-masing sebesar 0,385 dan 0,381. Hal ini berarti

semakin besar motivasi belajar maka akan semakin meningkatprestasi

belajar siswa, dengan nilai thitung masing-masing(5,080) > ttabel (2,05),dan

(4,291) > ttabel (2,05) artinya Ho ditolak Ha diterima.


129

5. Perhatian orang tua, lingkungan keluarga, kemandirian belajar dan

motivasi belajar secara bersama-sama berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa SMP N 4 Lubuk Alung. Analisis data dan pengujian

hipotesis yang telah dilakukan untuk tingkat pendapatan tinggi nilai Fhitung

86,151 > Ftabel 2,73 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini berarti H0

ditolak dan Ha diterima. Sedangkan untuk tingkat pendapatan rendah nilai

Fhitung 78,882 > Ftabel 2,70 dan nilai signifikan 0,000 < α = 0,05. Hal ini

berarti H0 ditolak dan Ha diterima.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis

memberikan beberapa saran, sebagai bentuk implementasi dari hasil penelitian

ini sebagai berikut ini:

1. Perhatian Orang Tua, diharapkan agar orang tua berperan penting dalam

meningkatkan prestasi belajar anak. Perhatian orang tua merupakan suatu

hal yang akan membangkitkan aktivitas anak dalam belajar serta

memenuhi kebutuhan anak demi tecapainya pendidikan yang lebih baik.

Orang tua yang memberikan perhatian kepada anaknya, maka anak akan

merasa senang dan lebih giat dalam belajar sehingga berpengaruh positif

terhadap prestasi belajarnya. Jika orang tua kurang memberikan perhatian

kepada anaknya. Maka anak akan malas/kurang ingin dalam belajar

sehingga berdampak negatif terhadap prestasi belajarnya.

2. Lingkungan Keluarga, diharapkan kepada orang tua agar mendidik anak

dengan cara mendisiplinkan waktu belajar anakagar anak terbiasa dengan

waktu belajar sehari-hari dirumah. Karena semakin baik lingkungan


130

keluarga dirumah maka akan berpengaruh terhadap pencapaian prestasi

belajar siswa.

3. Motivasi Belajar diharapkan kepada siswa agar memiliki kemauan,

keinginan, dan dorongan untuk belajar, karena dengan motivasi belajar

maka siswa akan tergerak, terarahkan sikap dan perilaku dalam belajar.

Dengan motivasi akan tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam

kaitannya dengan pencapaian tujuan dari pembelajarans.

4. Kepada Orang Tua

Pergaulan teman sebaya, tanggapan responden yang terendah terdapat

pada indikator perpaduan untuk itudiharapkan kepadaorang tua agar selalu

memperhatikan lingkungan pergaulan dan pertemanan anak dengan siapa

mereka bergaul baik dilingkungan sekolah maupun dilingkungan dirumah.

Karena teman yang pintar memotivasi teman lain nya untuk lebih giat

belajar.

5. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi

referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama

pada tempat lain. Selanjutnya, bagi peneliti yang ingin meneliti tentang

prestasi belajar pada tempat yang sama disarankan untuk memperhatikan

karakteristik siswa dan kuesioner yang digunakan dalam penelitian

selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai