Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Kuman batang aerobik dan tahan asam ini, dapat
merupakan organisme pathogen maupun saprofit. Ada beberapa mikrobakteri
pathogen, tetapi hanya strain bovin dan manusia yang patogenik terhadap manusia.1
Pada tahun 2015, terdapat sekitar 10,4 juta kasus kejadian baru tuberculosis di
seluruh dunia, dimana 5,9 juta adalah pria (56%), 3,5 juta adalah wanita (34%) dan 1
juta adalah anak-anak (10%). Sekitar 60% kasus baru ditemukan di enam negara yaitu
India, Indonesia, China, Nigeria, Pakistan dan Afrika Selatan. Terdapat sekitar 1,4
juta kasus kematian akibat tuberculosis di tahun 2015. Walaupun jumlah kasus
kematian akibat tuberculosis menurun sebanyak 22 % antara tahun 2000 hingga 2015,
tuberculosis tetap merupakan 10 kasus penyebab kematian terbanyak di dunia di
tahun 2015. Kemajuan global bergantung dari perkembangan program pencegahan
dan penanganan tuberculosis di negara-negara ini.2
Indonesia adalah negeri dengan prevalensi tuberkulosis ke-3 tertinggi di dunia
setelah China dan India. Pada tahun 1998 diperkirakan TB di China, India dan
Indonesia berturut-turut 1.828.000, 1.414.000, dan 591 kasus. Perkiraan kejadian
BTA di sputum yang positif di Indonesia adalah 266.000 tahun 1998. Berdasarkan
survey kesehatan rumah tangga 1985 dan survei kesehatan nasional 2001, TB
menempati ranking nomor 3 sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia.
Prevalensi nasional terakhir TB paru diperkirakan 0,24%.3
Menurut buku profil Puskesmas Tipo tahun 2015, penyakit TB Paru
merupakan salah satu masalah kesehatan kelompok usia kerja produktif, kelompok
ekonomi lemah dan berpendidikan rendah. Kegiatan pemberantasan penyakit TB
Paru seperti tahun sebelumnya mengacu pada program DOTS (Directly Observed
2

Treatment Short Course), yang artinya pengobatan jangka pendek dengan


pengawasan langsung. Jumlah penduduk di wilayah kerja puskesmas Tipo sebanyak
8.967 jiwa, dengan rincian kelurahan Tipo sebanyak 3.495 jiwa, kelurahan Buluri
sebanyak 3.250 jiwa, dan kelurahan Watusampu sebanyak 2.222 jiwa. Pada tahun
2014, terdapat 7 kasus BTA positif dan 59 kasus BTA negatif. Terjadi tren
peningkatan kasus yang mana pada tahun 2015 terdapat 14 kasus BTA positif dan 37
kasus BTA negatif.4
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai tingkat pemahaman dan pencegahan penyakit tuberkulosis di
wilayah kerja Puskesmas Tipo.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumusan masalah dalam penelitian
ini sebagai berikut
1. Bagaimana tingkat pemahaman masyarakat di wilayah kerja Puskemas Tipo
mengenai penyakit Tuberkulosis?
2. Bagaimana tingkat pencegahan masyarakat di wilayah kerja Puskemas Tipo
terhadap penyakit Tuberkulosis?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat mengenai penyakit
Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tipo tahun 2017.
2. Untuk mengetahui tingkat pencegahan masyarakat terhadap penyakit
Tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Tipo tahun 2017.
3

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan
atau referensi bagi peneliti lain mengenai tingkat pengetahuan dan pencegahan
masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis.
2. Bagi Instansi Kesehatan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai tingkat
pemahaman dan pencegahan masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis di
wilayah kerja Puskesmas Tipo, sehingga pihak Puskesmas dapat menindaklanjuti
hasil dari penelitian ini.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti
mengenai tingkat pengetahun dan pencegahan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Tipo mengenai penyakit Tuberkulosis dan pemenuhan prasyarat
untuk menyelesaikan studi di bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Tadulako.
4. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat memberikan informasi mengenai tingkat pengetahuan
dan pencegahan oleh masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Tipo mengenai
Tuberkulosis, sehingga masyarakat dapat lebih terpacu untuk melakukan pola
hidup sehat.

E. Keaslian Penelitian
Peneliti telah melakukan pencarian terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah
ada. Beberapa penelitian yang berkaitan dengan tingkat pengetahuan dan pencegahan
mengenai penyakit tuberculosis adalah sebagai berikut
1. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Nanin Kurniasari dengan judul Hubungan
Pengetahuan dan Sikap Penderita TBC Dengan Keteraturan Dalam Pengobatan
TBC Di UPTD Puskesmas Cibogo Kabupaten Subang Tahun 2007. Metode
4

yang digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif dengan desain penelitian


cross-sectional. Teknik analisa dalam penelitian adalah korelasi pearson moment
(produk). Sampel dalam penelitian sebesar 25 orang dari populasi penderita TBC
yang diterapi di Puskesmas Cibogo (Sampling Jenuh). Hasil dari uji pengetahuan
penderita TBC dengan keteraturan dalam pengobatan TBC di peroleh nilai P = 0,
590 tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan penderita TBC
dengan keteraturan dalam pengobatan TBC, sikap penderita TBC dengan
keteraturan dalam pengobatan TBC di dapatkan nilai P = 0,180 tidak ada
hubungan yang signifikan antara sikap penderita TBC dengan keteraturan dalam
pengobatan TBC.
2. Penelitian terkait yang dilakukan oleh Bagas Wirasti Tahun 2010 dengan judul
Hubungan Antara Karakteristik dan Pengetahuan Tentang Tuberkulosis Paru
Dengan Perilaku Penularan Tuberkulosis Paru Di Puskesmas Sawangan Kota
Depok Tahun 2010. Jenis penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel adalah penderita TBC yang tercatat di
Puskesmas Sawangan Depok yang berjumlah 33 orang, di ambil menggunakan
metode sampling jenuh. Hasil yang didapatkan dari penelitian tersebut
menunjukkan variabel yang mempunyai hubungan signifikan terhadap perilaku
pencegahan penularan TB adalah pendidikan (p = 0,001), pekerjaan (p = 0,046)
dan pengetahuan (p = 0,031). Variabel yang tidak berhubungan dengan perilaku
pencegahan penularan TBC adalah usia dan jenis kelamin (p > 0,001).

Anda mungkin juga menyukai