Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Anak Dari Aspek Agama.

Dalam sudut pandang yang dibangun oleh agama khusus dalam hal
ini adalah agama islam, anak-anak yang merupakan koleksi yang dhaif dan mulia, yang dikumpulkannya
adalah wewenang dari kehendak Allah SWT dengan melalui proses perolehan. Oleh karena anak-anak
memiliki kehidupan yang mulia dalam pandangan agama islam, maka anak-anak harus menyukai
manusiawi seperti dioberi nafkah baik lahir maupun batin, demikian pula anak-anak ini tumbuh menjadi
anak yang berakhlak mulia dapat dipertanggung jawabkan dalam mensosialisasikan bantuan untuk
kebutuhan yang dimasa mendatang. Dalam pengertian Islam, anak adalah titipan Allah SWT kepada
kedua orang tua,

Pengertian Dari Aspek Ekonomi.Dalam pengertian ekonomi, anak dikelompokan pada golongan non
produktif.Apabila ada kemampuan yang persuasif pada kelompok anak, hal itu berkaitan dengan anak-
anak yang meningkatkan keuangan sebagai cara meningkatkan interaksi dalam lingkungan keluarga yang
memerlukan dana bantuan. Fakta-fakta yang timbul dimasyarakat anak-anak sering diperlukan untuk
melakukan kegiatan ekonomi atau produksi yang bisa menghasilkan nilai-nilai ekonomi. Kelompok anak-
anak dalam bidang ekonomi, anak-anak, anak-anak, anak-anak, anak-anak, orang tua, anak-anak, anak-
anak, anak-anak, keluarga, anak-anak, keluarga, anak-anak, keluarga

Pengerian Dari Apek Sosiologis Dalam Aspek sosiologis anak diartikan sebagai ciptaan Allah SWT yang
senan tiasa disusun dalam lingkungan masyarakat dan negara.Dalam hal ini anak diposisikan sebagai
kelompok sosial yang membutuhkan setatus sosial yang lebih rendah dari masyarakat dilingkungan
tempat yang dituju. Makna anak dalam aspek sosial ini lebih kearah pada perlindungan kodrati anak itu
sendiri. Hal ini berkaitan dengan keterbatasan yang dibatasi oleh sang anak sebagai wujud untuk
berekspresi yang diterima orang dewasa, misalnya terbatasnya kemajuan anak-anak terkait proses
pertumbuhan, proses belajar dan proses sosialisasi dari hasil yang belum dewasa.

Pengertian Anak dari Aspek Hukum. Dalam hukum kita terdapat pluralisme tentang pengertian anak.Hal
ini adalah mengenai setiap-tiap peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan peraturan anak
itu sendiri.Pengertian anak dalam kedudukan hukum memuat pemahaman anak-anak tentang sistem
pengawasan hukum atau disebut kedudukan dalam arti khusus sebagai objek hukum.Kedudukan anak
dalam artian

Pengertian anak berdasarkan UUD 1945.Pengertian anak dalam UUD 1945 yang terdapat dalam pasal 34
yang berbunyi: "Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara" Hal ini mengandung makna
anak subjek hukum dari hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara dan dibina untuk memperoleh
bantuan anak. Dengan kata lain anak tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah dan masyarakat
Terhadap pengertian anak menurut UUD 1945 ini, Irma Setyowati Soemitri, SH menjabarkan sebagai
berikut. “Ketentuan UUD 1945, ditegaskan pengaturanya dengan dikeluarkanya UU No. 4 tahun 1979
tentang kesejahteraan anak, yang berarti makna anak (pengertian tentang anak) adalah seseorang yang
harus memproleh hak-hak yang dimulai hak-hak yang dapat membantu pertumbuhan dan
perkembangan dengan baik Secara rahasia, jasmaniah, juga sosial.

Secara umum kehadiran anak dalam keluarga dapat dilihat dari faktor yang menguntungkan orang tua
dari segi psikologis, ekonomi dan sosial. Hal ini dikutip dari pendapat Horowirz (1985), Suparlan (1989),
Zinn dan Eitzen (1990), yaitu:

Anak sebagai pengikat tali perkawainan. Kehadiran anak mendorong komunikasi antara suami isteri
karena mereka merasakan pengalaman bersama anak mereka.

Orang tua merasa lebih muda dengan membayangkan masa muda mereka melalui kegiatan anak
mereka.

Anak merupakan simbol penghubung antara masa lalu dan masa depan.

Adanya tujuan hidup yang ingin dimiliki orang tua dengan adanya anak.

Anak sebagai sumber kasih sayang dan perhatian.

Anak dapat meningkatkan status seseorang. Pada masyarakat dengan keadaan tertentu, individu baru
mempunyai hak suara setelah ia memiliki anak.

Anak sebagai penerus keturunan terutama yang menganut sistem patrilineal. Bahwa anak laki-laki
sebagai penerus keturunan, bila tidak maka keluarga itu dianggap akan punah.

Anak sebagai pearis harta pusaka. Bagi masyarakat penganut sistem matrilineal anak perempuan sebagai
penerus dan penjaga harta pusaka yang diwarisinya, sebaliknya pada masyarakat penganut sistem
patrilineal.

Anak mempunyai nilai ekonomis yang penting. Di daerah Jawa, anak sudah dapat membantu orang tua
pada usia yang sangat muda. White (1982) menemukan bahwa umumnya anak mulai teratur membantu
orang tua pada usia 7-9 tahun, tetapi juga ditemukan beberapa kasus anak yang membantu sejak
mereka berumur 5-6 tahun.

Anda mungkin juga menyukai