Anda di halaman 1dari 12

Makalah Manajemen Bencana

Pengelolaan Persediaan Bantuan Kemanusiaan

Oleh
Kelompok 1 :
1. Yunita Badi Nau
2. Reniwati N. D. Dadi
3. Katarina Dua
4. Maria Adelheid Meo
5. Reneldis A.Y. Lubu
6. Nave Hauteas
7. Dince Andriana Sanang
8. Sri Hartanti Masneno
9. Reynold Putra A. Fioh
10. Larsonlius Upa
11. Natalia V. Desiman

Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Nusa Cendana
Kupang
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah “ Pengelolaan Persediaan
Bantuan kemanusiaan ” sebagai tugas pada mata kuliah manajemen bencana. Kami sangat
berterimah kasih kepada dosen pengasuh mata kuliah yang telah memberikan tugas ini
sehingga kami mampu memahami dengan baik bagaimana membuat sebuah makalah dan
dapat memahami materi yang di angkat pada penulisan makalah ini.
Penulis berharap, dengan penulisan makalah ini dapat berguna untuk menambah
wawasan serta pengetahuan pembaca mengenai pengelolaan persediaan bantuan kemanusiaan
dalam manajemen bencana. Penulis yakin bahwa ide yang penulis tawarkan akan menjadi ide
yang layak di terapkan, disamping itu juga tuntutan zaman yang menuntut kita agar terus
berinovatif.
Penulis meminta maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat beberapa
kesalahan. Semoga makalah ini dapat dipahami pembaca. Harapan penulis agar ide dan
gagasan dapat diterima sehingga dapat memberi manfaat .

Kupang, November 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar
Daftar isi
BAB I PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
BAB II PEMBAHAS
2.1 Pengelolaan Persediaan Bantuan Kemanusiaan
2.1.1 Pengelolaan Persediaan
2.1.2 Sistem Pengelolaan Persediaan
2.1.3 Pemelihan Persediaan Berdasarkan Prioritas
2.1.4 Prinsip-Prinsip Dasar
2.2 Rantai Persediaan Logistik
2.3 Permintaan Bantuan Kemanusiaan

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Bencana alam adalah suatu kejadian atau peristiwa yang tidak diinginkan dan tidak
diketahui kapan datangnya yang menyebabkan kerugian baik secara materil, fisik maupun
psikis masyarakat dan mengganggu suatu system kehidupan dalam masyarakat.
Bencana alam sejatinya memang tidak dapat dihindari, tetapi dapat dicegah dengan
penanggulangan secara cepat dan tepat dilakukan. Dalam penanggulangan bencana alam
pastilah tidak dapat terlepas dari manusia dan manusia dapat hidup jika situasi dan kebutuhan
manusia itu terpenuhi pada waktu terjadi bencana. Maka dalam penanggulangan bencana
salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya adalah dengan dilakukan
manajemen logistic dan pengelolaan persediaan bantuan terhadap manusia atau korban
bencana. Logistik adalah suatu proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
dalam pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan pengelolaan logistic bagi masyarakat.
Ketika bencana terjadi, maupun sebelum terjadi bencana, ketersediaan logistic atau
bantuan kepada korban bencana adalah sangat penting adanya dan mutlak sekali
pelaksanaannya karena berkaitan dengan kelangsungan hidup masyarakat atau para korban
bencana. Maka dari itulah, sangatlah penting dalam mempelajari manajemen logistic atau
pengelolaan persediaan bantuan kemanusiaan. Sehingga hal ini dapat meminimalkan kerugian
berikutnya saat terjadi bencana.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana pengelolaan persediaan bantuan kemanusiaan ?
2. Bagaimana rantai persediaan logistik ?
3. Bagaimana cara permintaan bantuan ?

1.3. TUJUAN PENULISAN


1. Mengetahui pengelolaan persediaan bantuan kemanusiaan
2. Mengetahui rantai persediaan logistic
3. Mengetahui cara permintaan bantuan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. PENGELOLAAN PERSEDIAAN BANTUAN KEMANUSIAAN


Jenis dan kuantitas pesrsediaan bantuan kemanusiaan biasanya di tentukan oleh dua
faktor utama yaitu: (1) tipe bencana,karena kejadiaan khas memberikan pengaruh yang juga
khas pada penduduknya,(2) tipe dan kuantitas persediaan yang ada dalam inventaris nasional
sebelum kejadiaan bencana. Segera setelah bencana,persediaan kesehatan yang paling kritis
adalah persediaan yang dibutuhkan untuk merawat korban dan mencegah penyebaran
penyakit menular.Setelah fese darurat awal ,persediaan selanjudnya yang dibutuhkan
mencakup peralatan pembersih,makanan, tempat penampungan,dan materi bangunan.
Kebutuhan segera harus dipenuhi lebih dahulu dengan sumber daya lokal yang ada di
negara korban bencana dan sumber daya dari provinsi atau depertemen yang berdekatan
dengan daerah bencana.Bantuan manusia yang datang dari negara tetangga atau luar negeri
akan dibatasi secara tegas hanya materi yang memenuhi kebutuhan khusus yang tidak dapat
dipasok secera lokal. Kiriman bantuan kemanusiaan yang pertama akan masuk di pintu masuk
negara (bandara, pelabuhan laut, atau perbatasan darat) dalam 24 sampai 72 jam setelah
kejadian tetapi pembongkaran muatan, pemilihan, penyimpanan, dan pendistribusian pasokan
memerlukan waktu lebih lama. Mayoritas bantuan biasanya tiba setelah kebutuhan kesehatan
yang paling mendesak dipenuhi oleh sarana lokal. Masalah utama di semua negara
berkembang bukan bagaimana mendapatkan jumlah pasokan baru yang juah lebih besar saat
kejadian bencana, tetapi lebih pada pemanfaatan sumber daya lokal yang tersedia.
2.1.1 PENGELOLAAN PERSEDIAAN
Tujuan utama sistem pengelolaan bantuan kemanusiaan adalah untuk memperkuat
kapasitas nasional sehingga persediaan dapat di kelolah dengan efektif mulai saat
pendonor menawarkan bantuan dan selama perjalanan serta distribusinya didaedrah yang
terkena bencana. Seperti pada aspek lain pengelolaan bencana, mengelolah persediaan
bantuan kemanusiaan tidak dapat di improfisasi. Suatu komite mandiri atau suatu bagian
khusus harus di bentuk untuk:
a. Menyusun kebijakan nasional berkaitan dengan sumbangan dan tanda terima
persediaan darurat.
b. Meningkatkan transparansi dengan menyebarkan informasi secara terbuka antar
lembaga.
c. Menyediakan pelatihan lintas sektor dalam pengelolaan bantuan kemanusiaan.
Lembaga-lembaga yang paling terlibat dalam bidang ini, selain lembaga dalam
sektor kesehatan, mencakup lembaga perlindungan sipil, lembaga adat, komunitas palang
merah, dan organisasi lain nonpemerintah yang mampu memobilisasi bantuan nasional
dan internasional. Pengelolaan informasi dan koordinasi aktivitas logistik merupakan
tanggung jawab berbagai sektor di luar sektor kesehatan. Sektor kesehatan harus
berkonsentrasi pada pengelolaan persediaan medis dan persediaan kesehatan publik.
Persediaan bantuan kemanusiaan yang tiba setelah terjadinya suatu bencana besar, baik
akibat sumber alam maupun sumber kompleks lainnya, menyebabkan masalah logistik
administrasi yang serius bagi otoritas nasional dan internasional. Kondisi ini memang
benar terutama jika persediaan tidak diminta dan manfaatnya dalam pemenuhan
kebutuhan yang sebenarnya masih di pertanyakan.
Sistem pengelolaan persediaan akan diorentasikan untuk menyelesaikan persoalan
berikut:
a. Ruangan dan transportasi sangat langkah atau tidak dapat segera di sediakan.
b. Waktu yang singkat-situasi kedaruratan membutuhkan distribusi persediaan secara
cepat dan efektif.
c. Pendonor dan media berita menerima kesan yang negatif jika otoritas lokal tidak dapat
menyerap bantuan secara cepat dan efektif sedangkan dalam waktu yang sama ada
permintaan yang mendesak untuk bantuan.
d. Tidak ada tawaran lanjutan yang diberikan oleh pendonor
e. Satu lembaga mungkin menerima bantuan yang berlebihan, sedangkan lembaga
lainnya tidak menerima apapun.
f. Personel kesehatan kunci kehilangan waktu berharganya karena harus memilih
sumbanagn medis yang manfaatnya terbatas.

2.1.2 SISTEM PENGELOLAAN PERSEDIAAN


Pengalaman yang banyak dalam aktivitas bantuan internasional telah
mempersiapkan manfaat dari suatu keragaman sistem pengelolaan persediaan. Banyak
pemerintah dan organisasi penerima dan pendonor yang terlibat dalam pengelolaan
persediaan menggunakan sistem SUMA (supply management project) sistem ini
diciptakan oleh PAHO, digunakan oleh organisasi kesehatan dunia (WHO) sebagai
standar mengelolah persediaan darurat. Tujuan utama nya ialah memperkjuat kapasitas
nasional untuk mengelolah persediaan bantuan kemanusiaan secara efektif, dari saat
pendonor melakukan pengiriman persediaan, sampai kedatangan dan distribusi bantuan
din lokasi bencana. Salah satu ciri yang paling penting pada SUMA adalah
fleksibilitasnya.SUMA dapat digunakan dalam berbagai situasi darurat, dan untuk
merespon bencana alam maupun kondisi kedaruratan yang rumit.
Tugas utama dari suatu sistem pengelolaan persediaan (seperti SUMA) antara
lain:
1. Memilih dan mengidentifikasi persediaan bantuan kemanusiaan.
2. Secara cepat mengidentifikasi dan menetapkan prioritas untuk distribusi persediaan
yang sangat dibutuhkan oleh penduduk yang terkena dampak bencana.
3. Memelihara inventaris dan kendali distribusi dalam gudang
4. Memasukan semua persediaan yang datang dalam sebuah database (otoritas
pemerintah menggunakan laporan yang dihasilkan dari database utnuk membuat
keputusan)
5. Mendaftarkan pengiriman yang dikirim ke penerima
6. mengupayakan agar menager mendapatkan informasi tentang barang yang tersedia
untuk di distribusi
7. Mengupayakan agar otoritas pemerintah dan donor menerima informasi tentang
barang yang di terima.

2.1.3 PEMELIHAN PERSEDIAAN BERDASARKAN PRIORITAS


Persediaan tertentu yang masuk dapat memenuhi kebutuhan yang mendesak,
lainnya akan berguna pada fase kedaruratan berikutnya sementara lainnya tidak berguna
lainnya. Dengan demikian persediaan di bagi menurut tingkatan prioritasnya. Paket yang
masuk harus diberi label yang jelas untuk menentukan prioritasnya, pelabelan ini menjadi
faktor kunci dalam mengelolah penyimpanan pengangkutan dan pendistribusian barang.

2.1.4 PRINSIP-PRINSIP DASAR


Berikut beberapa prinsip dasar yang harus diingat berkaitan dengan persediaan
bantuan kemanusiaan:
1. Sumber daya untuk persedian darurat harus di identifikasi sebagai bagian dari proses
kesiapsiagaan menghadapi bencana. Idealnya, harus ada suatu inventarisasi nasional
terhadap sumber yang dapat digunakan dalam kejadian bencana.
2. Persediaan cadangan secara eksklusif untuk situasi bencana tidak dianjurkan karena
tinggi nya biaya yang harus di keluarkan oleh negara berkembang. Sistem cadangan
semacam itu memerlukan sistem rotasi persediaan yang sangat efisien yang memang
mahal dalam pelaksanaannya.
3. Saat terjadi suatu bencana, pengkajian cepat terhadap kerusakan harus dilaksanakan
untuk mengidentifikasi kebutuhan dan sumber daya.
4. Jika bantuan luar memang diperlukan, permintaan harus dibatasi secara tegas hanya
pada sumber daya yang tidak tersedia di zona yang berpengaruh.
5. Manager bencana harus siap menerima sejumlah besar bantuan yang tidak di minta
dari daerah lain di negara mereka, negara tetangga, dan komunitas internasional. Mutu
dan kegunaan sumbangan semacam itu kerap di pertanyakan.
6. Saat meminta persediaan, waktu yang diperlukan untuk pengiriman dan
pendistribusian harus dipertimbangkan, dan harus terdapat perencanaan untuk
kebutuhan-kebutuhan yang tepat tidak dapat terpenuhi setelah persediaan tiba.
7. Tidak ada persediaan atau bentuk bantuan lain yang harus dikirim tanpa terlebih
dahulu memperjelas kebutuhan yang ada akan bantuan semacam itu. Penting kiranya
untuk memberikan prioritas kepada setiap kontainer yang di kirim.

2.2 RANTAI PERSEDIAAN LOGISTIK


Ada 4 komponen prinsip dalam mengelolah persediaan bantuan kemanusiaan.
1. Perolehan persediaan.
Dalam hal ini perlu ditentukan barang apa saja yang di tentukan, cara
mendapatkannya, dan cara memanfaatkannya guna memenuhi kebutuhan yang telah di
indentifikasi.
2. Pengangkutan
Pengangkutan memerlukan suatu penkajian yang akurat terhadap sarana transportasi
lokal maupun alternatif yang ada untuk mengangkut barang secara aman dan segera.
3. Penyimpanan
Suatu sistem penyimpanan yang terorganisasi akan melindungi tersediaan sampai
dapat dikirim ke tujuan akhirnya. Sistem ini membantu dalam mengantisipasi jumlah
persediaan cadangan untuk kebutuhan yang akan datang.
4. Pendistribusian
Tujuan akhir rantai persediaan logistik adalah mengirimkan bantuan ke penduduk
yang terkena bencana atau organisasi yang bertanggjawab atas penggunaannya.
Distribusi yang seimbang dan terkendali harus dipastikan untuk menghindari
terjadinya penyalagunaan, pembuangan atau kerusakan pada persediaan.

Komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan melengkapi, dan memerlukan


koordinasi yang sangat cermat untuk memastikan tidak adanya gangguan dalam rantai
logistik.

2.3. PERMINTAAN BANTUAN KEMANUSIAN


Ketika dampak suatu bencana begitu besarnya sehingga melampaui kapasitas tanggap
Nasional, permintaan bantuan segera tersiar ke masyarakat internasional. Hal ini menjadi
tanggung jawab pemerintahan nasionaldan permintaan bantuan biasanya disampaikan melalui
kedutaan dan markas badan-badan PBB yang ada di negara terkait. Sekali lagi, yang
terpenting adalah permintaan itu jangan sampai diajukan sebelum kebutuhan yang muncul
dikaji dan sudah jelas bahwa kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi dengan sumber daya
lokal. Hanya dengan cara itu, bantuan darurat yamg diberikan atas dasar solidaritas
internasional dapat banar-benar berguna.
Sebagai bagian dari upaya kesiapsiagaan bencana, menteri luar negeri dari beberapa
negara tetapi hanya sedikit yang telah mengeluarkan panduan bagi perwakilan diplomatik
mereka di luar negeri ketika terjadi bencana. Panduan tersebut ditunjukan untuk membantu
diplomat saat memberi tahu pihak berwenang, donatur potensial, dan masyarakat tantang
dampak kejadian, kebutuhan korban, dan jenis bantuan yang jelas paling berharga dalam
keadaan tersebut, berdasarkan laporan resmi yang dikeluarkan oleh pihak yang bertanggung
jawab terhadap tanggap darurat. Idealnya panduan itu harus dapat membantu mengidentifikasi
dan menyaring tawaran bantuan, mengurangi jumlah sumbangan tidak tepat dan membantu
memastikan bahwa persediaan penting akan datang pada waktu dan tempat yang paling
membutuhkan nya. Sama halnya perwakilan lembaga internasional di negara terkait dapat
mengajukan permintaan ke markas besarnya atau organisasi serupa lainnya diwilayah tersebut
untuk menyediakan bantuan kemanusiaan. Biasanya organisasi tersebut memiliki prosedur
sendiri untuk mengerahkan bantuan.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan bantuan internasional yang langkka di negara
yang tertimpa bencana, petunjuk berikut harus diikuti:
1. Tenaga pemerintah harus ditunjuk untuk menyalurkan permohonan darurat
internasional, karena kalau tidak demikian akan menimbulkan permohonan ganda,
kebingungan, dan kekurangan lainnya.
2. Donor yang potensial akan diminta untuk menyediakan beberapa barang dalam jumlah
besar karena hal tersebut dap;at mempermudah dan mempercepat perolehan dan
pengiriman.
3. Permintaan harus secara jelas menujunkkan urutan prioritas, jumlah, dan formulasi
secara jelas (misalnya, tablet atau sirup).
4. Permintaan harus dibatasi pada obat yang memiliki manfaat terapeuotik dan dengan
harga yang masuk akal.
5. Produk dan vaksin yang tidak tahan lama tidak diminta kecuali jika fasilitas pendingin
tersedia dan pengaturan untuk penanganannya secara khusus dapat dibuat di bandara
6. Persediaan akan berlipat ganda jika daftar yang sama di krim ke beberapa pendonor.
Beberapa barang mungkin dikirimkan oleh sejumlah pemasok sedangkan barang
lainnya mungkin tidak sama sekali.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
Bencana alam sejatinya memang tidak dapat dihindari, tetapi dapat dicegah dengan
penanggulangan secara cepat dan tepat dilakukan. Dalam penanggulangan bencana alam
pastilah tidak dapat terlepas dari manusia dan manusia dapat hidup jika situasi dan kebutuhan
manusia itu terpenuhi pada waktu terjadi bencana. Maka dalam penanggulangan bencana
salah satu hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaannya adalah dengan dilakukan
manajemen logistic dan pengelolaan persediaan bantuan terhadap manusia atau korban
bencana. Logistik adalah suatu proses mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan
dalam pengadaan, penyimpanan, penyaluran, dan pemeliharaan sarana dan prasarana yang
berkaitan dengan pengelolaan logistic bagi masyarakat.
3.2 Saran
Kepada masyarakat agar lebih mengetahui cara dalam penanggulangan bencana alam.
Khususnya dalam manajemen logistik dan pengelolaan persediaan bantuan terhadap manusia
atau korban bencana.
Daftar Pustaka

Bencana Alam Perlindungan Kesehatan Masyarakat. books.google.co.id (Diakses


Tanggal 17 November 2019 )

Manajemen & Logistik Bantuan Kemanusiaan- Page 26.


https://books.google.co.id>books (Diakses Tanggal 19 November 2019)

Anda mungkin juga menyukai