Anda di halaman 1dari 3

Metabolisme karbohidrat

Setelah dicerna dan diserap ke dalam aliran darah, glukosa disalurkan


ke seluruh tubuh sebagai sumber energi. Ketika glukosa masuk ke
organ pencernaan (usus) lalu masuk ke pembuluh darah diperlukan
insulin agar mudah diserap di sel tubuh, apabila masih belum dipakai,
glukosa diubah sel hati menjadi glikogen dan disimpan didalam hati
(glikogenesis). Sehingga hati berperan sebagai penyangga kadar
glukosa untuk darah. Apabila kadar gula darah turun, glikogen diubah
menjadi glukosa (glikogenolisis). Selain itu terdapat glukoneogenesis,
terjadi saat penurunan glukosa diantara waktu makan dengan
mengubah asam amino menjadi glukosa setelah deaminasi
(pengeluaran gugus amino) dan mengubah gliserol dari penguraian
asam lemak menjadi glukosa

Metabolisme Asam amino


Hati sebagai tempat penyimpanan protein. Setelah pencernaan asam
amino memasuki semua sel dan diubah menjadi protein untuk
digunakan membentuk:
1. Enzim dan komponen struktural sel (DNA/RNA inti, basa purin
dan pirimidin, ribosom, kolagen, protein kontraktil otot).
2. Selain itu, sintesis protein digunakan dalam pembentukan protein
serum (albumin, α globulin, β globulin kecuali γ globulin)
3. Factor pembekuan darah I, II, V, VII, VIII, IX, dan X; vitamin K
digunakan sebagai kofaktor pada sintesi ini kecuali factor V)
4. Hormon (tiroksin, epinefrin, insulin)
5. Neurotransmiter, kreatin fosfat, heme pada hemoglobin dan
sitokrom, pigmen kulit melanin.
Penguraian protein terjadi ketika asam amino plasma turun dibawah
ambang batas. Ketika tidak ada lagi asam amino yang disimpan
sebagai protein, maka hati melakukan deaminasi asam amino dan
menggunakannya sebagai sumber energi atau mengubahnya menjadi
glukosa, glikogen atau asam lemak. Selama deaminasi asam amino,
terjadi pelepasan amonia yang hampir seluruhnya diubah di hati
menjadi urea yang kemudian diekskresikan lewat ginjal. Selain hati,
ginjal dan mukosa usus ikut berperan sebagai tempat penyimpanan
protein.
Metabolisme asam lemak
Hampir semua pencernaan lemak melewati saluran limfe sebagai
kilomikron (gabungan dari trigliserida (TG), kolesterol, fosfolipid
(FL) dan lipoprotein (LP)). Kilomikron masuk ke pembuluh darah
melalui duktus torasikus. TG kemudian diubah menjadi asam lemak
dan gliserol oleh enzim-enzim di dinding kapiler, terutama kapiler
hati dan jaringan adiposa. Dari kapiler, asam lemak dan gliserol dapat
masuk ke sebagian besar sel. Setelah itu memasuki hati dan sel lain
menjadi TG kembali. TG disimpan sampai stadium pasca-absortif.
Pada saat ini, TG diubah menjadi asam lemak bebas dan gliserol.
Hormon glukagon, kortisol, hormon pertumbuhan dan katekolamin
berfungsi sebagai sinyal untuk menguraikan TG. Gliserol dan asam
lemak bebas masuk ke siklus kreb untuk menghasilkan ATP.
Sebagian tidak masuk siklus kreb tapi digunakan hati membentuk
glukosa. Hal inilah yang dapat menyebabkan timbunan keton apabila
penguraian TG secara berlebih. Otak tidak dapat memanfaatkan TG
sebagai sumber energi secara langsung kecuali melalui
glukoneogenesis.

Metabolisme Kolesterol
Hati memetabolisme sebagian kolesterol yang terdapat didalam misel
menjadi garam-garam empedu. Sisa kolesterol lainnya disalurkan ke
darah, berikatan dengan FL sebagai LP. LP mengangkut kolesterol ke
semua sel untuk membentuk membran sel, struktur intrasel, dan
hormon steroid. Tingginya kadar LDL (Low Density Lipoprotein) dan
VLDL (Very Low Density Lipoprotein) menandakan hati menangani
kolesterol dalam jumlah besar. LDL dan VLDL bisa merusak sel,
terutama pada epitel pembuluh darah dengan membebaskan radikal
bebas dan elektron berenergi tinggi selama metabolismenya. HDL
(High Density Lipoprotein) mengangkut kolesterol dari sel ke hati dan
bersifat protektif terhadap penyakit arteri. Peranan utama pada sintesis
kolesterol oleh hati, sebagian besar diekskresi dalam empedu sebagai
kolesterol dan asam kolat.

Eritrosit
Sel darah merah (eritrosit) bentuknya seperti cakram/ bikonkaf dan
tidak mempunyai inti. Sel darah merah atau eritrositmempunyai garis
tengah 5,0-7,34 mikron yang berfungsi secara khusus dalam
transportasi oksigen.Warnanya kuning kemerahan karena didalamnya
mengandung suatu zat yang disebut hemoglobin,warna ini akan
bertambah merah jika di dalamnya banyak mengandung oksigen
Sebagian besar eritrosit bersirkulasi dalam waktu yang terbatas
dengan kisaran bervariasi dari 2-5 bulan pada hewan domestikasi dan
tergantung spesies. Masa hidup eritosit unggas lebih pendek dari
mamalia yaitu berumur 28–45 hari dan pada hewan umumnya kira-
kira 25 hingga 140 hari.
Eritrosit dibentuk didalam sumsum tulang belakang sedangkan pada
waktu masih janin dihasilkan oleh hati, limpa, dan nodus
limpatikus,Sel darah merah yang sudah mati dihancurkan di
dalam hati. Proses pembentukan eritrosit terjadi dalam sumsum
tulang. Proses pembentukannya melalui beberapa tahap, mula mula
besar dan berisi nukleus dan tidak berisi hemoglobin kemudian
dimuati hemoglobin dan akhirnya kehilangan nukleusnya dan siap
diedarkan dalam sirkulasi darah yang kemudian akan beredar di
dalam tubuh selama lebih kurang 25-140 hari, setelah itu akan mati.
Komponen utama sel darah merah adalah molekul haemoprotein,
hemoglobin yang terdiri dari60-70%, H2O, 28-35% hemoglobin
mengisi kira-kira sepertiga dari masa eritrosit. Dengan menggunakan
metode elektrophoretik, hemoglobin dapat ditemukan. Molekul
hemoglobin terdiri atas dua cincin, haem dan globin yang disintesis
sendiri-sendiri. Rantai haem mengandung besi dan merupakan tempat
pengikatan oksigen. Molekul ini memiliki kemampuan mengambil
dan menggantikan oksigen dengan tekanan relatif tipis.
alam pembuluh darah tersusun bertumpuk seperti koin dan disebut
dengan istilah reuloux Fungsi sel darah merah adalah mengikat
oksigen (oksihemoglobin) dari paru–paru untuk diedarkan ke seluruh
jaringan tubuh dan mengikat karbon dioksida dari jaringan tubuh
untuk dikeluarkan melalui paru–paru.

Sumber : biokimia harper edisi 29

Anda mungkin juga menyukai