Anda di halaman 1dari 4

Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

Tes laboratorium harus dilakukan pada semua pasien termasuk serum bilirubin
direk dan indirek, alkali fosfatase, transaminase, amilase, dan hitung sel darah lengkap.

Hiperbilirubinemia (indirek) tak terkonjugasi terjadi ketika ada peningkatan


produksi bilirubin atau menurunnya ambilan dan konjugasi hepatosit. Kegagalan pada
ekskresi bilirubin (kolestasis intrahepatik) atau obstruksi bilier ekstrahepatik
menyebabkan hiperbilirubinemia (direk) terkonjugasi mendominasi. Elevasi tertinggi
pada bilirubin serum biasanya ditemukan pada pasien dengan obstruksi maligna, pada
mereka yang levelnya meluas sampai 15 mg/dL yang diamati. Batu kandung empedu
umumnya biasanya berhubungan dengan peningkatan lebih menengah pada bilirubin
serum (4 – 8 mg/dL). Alkali fosfatase merupakan penanda yang lebih sensitif pada
obstruksi bilier dan mungkin meningkat terlebih dahulu pada pasien dengan obstruksi
bilier parsial.

Pemeriksaan faal hati dapat menentukan apakah ikterus yang timbul disebabkan
oleh gangguan pada sel-sel hati atau disebabkan adanya hambatan pada saluran empedu.
Bilirubin direk meningkat lebih tinggi dari bilirubin indirek lebih mungkin disebabkan
oleh sumbatan saluran empedu dibanding bila bilirubin indirek yang jelas meningkat.
Pada keadaan normal bilirubin tidak dijumpai di dalam urin. Bilirubin indirek tidak dapat
diekskresikan melalui ginjal sedangkan bilirubin yang telah dikonjugasikan dapat keluar
melalui urin. Karena itu adanya bilirubin lebih mungkin disebabkan akibat hambatan
aliran empedu daripada kerusakan sel-sel hati. Pemeriksaan feses yang menunjukkan
adanya perubahan warna feses menjadi akolis menunjukkan terhambatnya aliran empedu
masuk ke dalam lumen usus (pigmen tidak dapat mencapai usus).

Peningkatan amilase serummenunjukan sumbatan ekstrahepatik. Perbaikan


waktu protombin setelah pemberian vitamin K mengarahkrpada adanyabendungan
ekstahepatik, namun hepatoseluler juga dapat berespon. Ditemukannya antibodi terhadap
antimitokondria mendukung keras kemungkinan sirosisbilier primer.

b. Pemeriksaan serologi
Serologi adalah pemeriksaan reaksi antigen antibody secara invitro. Pada
hepatitis dimana terjadi peradangan pada hepar yang bias disebabkan oleh virus hepatiis
A. B, C, D, E, G.

- Pada hepatitis virus A dapat dilakukan pemeriksaan IgM anti HVA untuk
mendeteksi infeksi akut akibat virus hepatitis A.
- Pada hepatitis virus B dapat dilakukan pemeriksaan serologi :
1. HBsAg untuk menentukan apakah terinfeksi virus hepatitis B
2. Anti HBs untuk menentukan apakah sudah memiliki antibody
terhadap virus hepatistis B
3. Anti HBc untuk membantu deteksi infeksi akut virus atau kronis.
4. IgM anti HBc untuk mengetahui infeksi akut akibat virus hepatitis
B.
5. HBeAg untuk mengetahui aktifitas dari virus hepatitis B.
6. Anti HBe untuk mengetahui penurunan aktifitas virus.
7. HBV DNA untuk mengetahui kuantitas dari virus.
- Pada hepatitis virus C dapat dilakukan pemeriksaan serologi :
1. Anti HCV untuk menentukan apakah sudah memiliki antibody
terhadap virus hepatitis C.
2. HCV RNA pemeriksaan terhadap virus secara langsung (jumlah
virus dalam darah).
3. HCV Genotype pemeriksaan untuk mengetahui jenis atau genotype
hepatitis C yang menginfeksi(berpengaruh terhadap dosis dan lama
obat anti viris), dilakukan sebelum terapi dimulai (HCV genotype
dapat dilakukan jika HCV RNA lebih 2 x 10 pangakat 3 IU/ml).
- Pada hepatitis virus D dapat dilakukan pemeriksaan serologi Anti HDV
untuk menentukan apakah sudah memiliki antibody terhadap virus hepatitis
D.
- Pada hepatitis virus D dapat dilakukan pemeriksaan serologi Anti HEV
untuk menentukan apakah sudah memiliki antibody terhadap virus hepatitis
E.
- Pada hepatitis virus D dapat dilakukan pemeriksaan serologi Anti HGV
untuk menentukan apakah sudah memiliki antibody terhadap virus hepatitis
G.
c. Biopsi hati
Biopsi hati pada kolestasis intrahepatik umumnya biopsi aman pada kasus
dengan kolestasis, namum berbahaya pada keadaan obstruksi ekstrahepatik yang
berkepanjangan.pada keadaan kolangitis kolestasis supurativ bukan keadaan emergensi.
Obstruksi mekanis dapat ditegakan jika ditemukan tanda pelebaran saluran bilier,terutama
pada pasien dengan kolestasis yang progesif. Pemeriksaan lebih lanjut dengan
kolangiografi langsung (ERCP, PTC,MRCP) dapat dipertimbangkan. Juka pada
pemeriksaan USG tidak ditemukan pelebaran saluran empedu,sangat mungkin lebih
cenderung ke masalah intra hepatikdan biopsi sangat di anjurkan.
Jika alat penunjang tersebut diatas tidak terdapat, maka laparaskopi diagnosis
harus dipertimbangkan, jika pertimbangan klinis lebih menjurus kesumbatan
ekstrahepatik dan kolestasis memburuk progresif.

d. Pemeriksaan Radiologi
1. USG
Pemeriksaan pencitraan pada masa kini dengan sonografi sangat membantu
dalam menegakkan diagnosis dan dianjurkan merupakan pemeriksaan penunjang
pencitraan yang pertama dilakukan sebelum pemeriksaan pencitraan lainnya. Dengan
sonografi dapat ditentukan kelainan parenkim hati, duktus yang melebar, adanya batu
atau massa tumor. Ketepatan diagnosis pemeriksaan sonografi pada sistem hepatobilier
untuk deteksi batu empedu, pembesaran kandung empedu, pelebaran saluran empedu dan
massa tumor tinggi sekali. Tidak ditemukannya tanda-tanda pelebaran saluran empedu
dapat diperkirakan penyebab ikterus bukan oleh sumbatan saluran empedu, sedangkan
pelebaran saluran empedu memperkuat diagnosis ikterus obstruktif.
Keuntungan lain yang diperoleh pada penggunaan sonografi ialah sekaligus
kita dapat menilai kelainan organ yang berdekatan dengan sistem hepatobilier antara lain
pankreas dan ginjal. Aman dan tidak invasif merupakan keuntungan lain dari sonografi.
2. Foto Polos abdomen
Pemeriksaan foto polos abdomen kurang memberi manfaat karena sebagian
besar batu empedu radiolusen. Kolesistografi tidak dapat digunakan pada pasien ikterus
karena zat kontras tidak diekskresikan oleh sel hati yang sakit.
3. Pemeriksaan endoskopi
Yang banyak manfaat diagnostiknya saat ini adalah pemeriksaan ERCP
(Endoscopic Retrograde Cholangio Pancre atography). Dengan bantuan endoskopi
melalui muara papila Vater kontras dimasukkan kedalam saluran empedu dan saluran
pankreas. Keuntungan lain pada pemeriksaan ini ialah sekaligus dapat menilai apakah ada
kelainan pada muara papila Vater, tumor misalnya atau adanya penyempitan.
Keterbatasan yang mungkin timbul pada pemeriksaan ini ialah bila muara papila tidak
dapat dimasuki kanul.
4. pemeriksaan Percutaneus Transhepatic Cholangiography (PTC).
Adanya sumbatan di saluran empedu bagian distal, gambaran saluran
proksimalnya dapat divisualisasikan dengan pemeriksaan Percutaneus Transhepatic
Cholangiography (PTC). Pemeriksaan ini dilakukan dengan penyuntikan kontras melalui
jarum yang ditusukkan ke arah hilus hati dan sisi kanan pasien. Kontras disuntikkan bila
ujung jarum sudah diyakini berada di dalam saluran empedu. Computed Tomography
(CT) adalah pemeriksaan radiologi yang dapat memperlihatkan serial irisan-irisan hati.
Adanya kelainan hati dapat diperlihatkan lokasinya dengan tepat.

Anda mungkin juga menyukai