Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA


PASIEN TN. L DENGAN DIAGNOSA MEDIS HEPATITIS A
DI RUANG BOUGENVIL RSUD Dr. M. SOEWANDHI SURABAYA

OLEH :
CARUNIA DAYANTI
NIM. 1120014026
HELMAN
NIM. 11200140
M. HAK NASIR
NIM. 11200140
YOGI PRAMANA
NIM. 11200140

PRODI PROFESI NERS


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2014

LAPORAN PENDAHULUAN
HEPATITIS A
A. DEFINISI
Hepatitis adalah keadaan radang atau cedera pada hati, sebagai reaksi terhadap virus, obat
atau alkohol (FKAUI, 2006).
Hepatitis adalah infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan klinis, biokimia serta
seluler yang khas (Wening Sari, 2008).
Hepatitis merupakan suatu peradangan hati yang dapat disebabkan oleh infeksi atau oleh
toksin termasuk alkohol dan dijumpai pada kanker hati (Corwn Elizabeth J, 2001).
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis dan inflamasi pada
sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimia serta seluler yang
khas. Hepatitis virus yang sudah teridentifikasi secara pasti adalah hepatitis A, B, C, D
dan E. Hepatitis A dan E mempunyai cara penularan yang serupa (jalur vekal-oral)
sedangkan hepatitis B, C dan D mempunyai banyak karakteristik yang sama (Smeltzer
Suzanne C 2002).
B. ETIOLOGI
Hepatitis Virus
1. Hepatitis A
Nama virusnya HAV/Hepatitis infeksiosa dengan agen virus RNA untai tunggal dan
disebabkan oleh virus RNA dari famili enterovirus serta dapat terjadi pada usia anakanak & dewasa muda. Cara penularan fekal-oral, makanan, penularan melalui air,
parenteral (jarang), seksual (mungkin) dan penularan melalui darah. Masa inkubasi
15-45 hari, rata-rata 30 hari pada usia anak-anak dan dewasa muda. Resiko penularan
pada sanitasi buruk, daerah padat seperti rumah sakit, pengguna obat, hubungan
seksual dengan orang terinfeksi dan daerah endemis. Tanda dan gejala dapat terjadi
dengan atau tanpa gejala, sakit mirip flu.
Virus ini merupakan virus RNA kecil berdiameter 27 nm yang dapat dideteksi
didalam feses pada masa inkubasi dan fase praikterik. Awalnya kadar antibodi IgM
anti-HAV meningkat tajam, sehingga memudahkan untuk mendiagnosis secara tepat
adanya suatu inveksi HAV. Setelah masa akut antibodi IgG anti-HAV menjadi
dominan dan bertahan seterusnya hingga menunjukkan bahwa penderita pernah
mengalami infeksi HAV di masa lampau da memiliki imunitas sedangkan keadaan
karier tidak pernah ditemukan.
Manifestasi kliniknya banyak pasien tidak tampak ikterik dan tanpa gejala. Ketika
gejalanya muncul bentuknya berupa infeksi saluran nafas atas dan anoreksia yang
terjadi akibat pelepasan toksin oleh hati yang rusak atau akibat kegagalan sel hati
yang rusak untuk melakukan detoksifikasi produk yang abnormal. Gejala dispepsia

dapat ditandai dengan rasa nyeri epigastium,mual, nyeri ulu hati dan flatulensi.
Semua gejala akan hilang setelah fase ikterus.
2. Hepatitis B
Nama virusnya HBV/Hepatitis serum dengan agen virus DNA berselubung ganda
yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularannya parenteral (fekal-oral)
terutama melalui darah, kontak langsung, kontak seksual, oral-oral dan perinatal.
Masa inkubasinya 50-180 hari dengan rata-rata 60-90 hari. Resiko penularan pada
aktivitas homoseksual, pasangan seksual multipel, pengguna obat melalui suntikan
IV, hemodialisis kronis, pekerja layanan kesehatan, tranfusi darah dan bayi lahir
dengan ibu terinfeksi. Bisa terjadi tanpa gejala akan tetapi bisa timbul atralgia dan
ruam. Dapat juga mengalami penurunan selera makan, dispepsia, nyeri abdomen,
pegal-pegal menyeluruh, tidak enak badan dan lemah. Apabila ikterus akan disertai
dengan tinja berwarna cerah dan urin berwarna gelap. Hati penderita akan terasa nyeri
tekan dan membesar hingga panjangnya mencapai 12-14 cm, limpa membesar dan
kelenjar limfe servikal posterior juga membesar.
Virus hepatitis B merupakan virus DNA yang tersusun dari partikel HbcAg, HbsAg,
HbeAg dan HbxAg. Virus ini mengadakan replikasi dalam hati dan tetap berada
dalam serum selama periode yang relatif lama sehingga memungkinkan penularan
virus tersebut.
3. Hepatitis C
Nama virusnya RNA HCV/sebelumnya NANBH dengan agen virus RNA untai
tunggal yang dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama melalui darah
hubungan seksual dan perinatal. Masa inkubasinya 15-160 hari dengan rata-rata 50
hari. Resiko penularannya pada pengguna obat suntik, pasien hemodialisis, pekerja
layanan keehatan, hubungan seksual, resipien infeksi sebelum Juli 1992, resipien
faktor pembekuan sebelum tahun 1987 dan bayi yang lahir dari ibu terinfeksi.
HCV merupakan virus RNA rantai tunggal, linear berdiameter 50-60 nm.
Pemeriksaan imun enzim untuk mendeteksi antibodi terhadap HCV banyak
menghasilkan

negatif-palsu

sehingga

digunakan

pemeriksaan

rekombinan

suplemental (recombinant assay, RIBA).


4. Hepatitis D
Nama virusnya RNA HDV/agen delta atau HDV (delta) dengan agen virus RNA untai
tunggal, dapat terjadi pada semua usia. Cara penularan terutama darah tapi sebagian
melalui hubungan seksual dan parenteral. Masa inkubasinya 30-60 hari, 21-140 hari
rata-rata 40 hari yang terjadi pada semua usia. Resiko penularan pada pengguna obat
IV, penderita hemovilia dan resipien konsentrat faktor pembekuan.

Hepatitis D terdapat pada beberapa kasus hepatitis B. Karena memerlukan antigen


permukaan hepatitis B untuk replikasinya, maka hanya penderita hepatitis B yang
beresiko terkenahepatitis D. Antibodi anti-delta dengan adanya BBAg pada
pemeriksaan laboratorium memastikan diagnosis tersebut. Gejala hepatitis D serupa
hepatitis B kecuali pasiennya lebih cenderung untuk menderita hepatitis fulminan dan
berlanjut menjadi hepatitis aktif yang kronis serta sirosis hati.
5. Hepatitis E
Nama virusnya RNA HEV/agen penyebab utama untuk NANBH dengan agen virus
RNA untai tunggal tak berkapsul. Cara penularan fekal-oral dan melali air, bisa
terjadi pada dewasa muda hingga pertengahan. Masa inkubasinya 15-60 hari, rata-rata
40 hari. Resiko penularannya pada air minum terkontaminasi dan wisatawan pada
daerah endemis.
HEV merupakan suatu virus rantai tunggal yang kecil berdiameterkurang lebih 32-34
nm dan tidak berkapsul. HEV adalah jenis hepatitis non-A, non-B, pemeriksaan
serologis untuk HEV menggunakan pemeriksaan imun enzim yang dikodekan khusus.
Hepatitis Toksik
Mendapat riwayat pajanan atau kontak dengan zat-zat kimia, obat atau preparat lain yang
bersifat hepatotoksik. Gejala yang dijumpai adalah anoreksia, mual dan muntah.
Pemulihan cepat apabila hepatotoksin dikenali dandihilangkan secara dini atau kontak
dengan penyebabnya terbatas. Terapi ditujukan pada tindakan untuk memulihkan dan
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penggantian darah, memberikan
rasa nyaman dan tindakan pendukung.
Hepatitis yang Ditimbulkan oleh Obat
Setiap obat dapat mempengaruhi fungsi hati namun obat yang paling berkaitan denagn
cedera hati tidak terbatas pada obat anastesi tapi mencakup obat-obat yang dipakai untuk
mengobati penakit rematik seta muskuloskletal, obat anti depresan,, psikotropik,
antikonvulsan dan antituberkulosis.
C. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi
Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus dan
oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul dan unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Sering
dengan berkembangnya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu.
Gangguan terhadap suplai darah normal pada sel-sel hepar ini menyebabkan nekrosis dan
kerusakan sel-sel hepar. Setelah lewat masanya, sel-sel hepar yang menjadi rusak dibuang

dari tubuh oleh respon sistem imun dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat.
Oleh karenanya, sebagian besar klien yang mengalami hepatitis sembuh dengan fungsi
hepar normal.
Inflamasi pada hepar karena invasi virus akan menyebabkan peningkatan suhu badan dan
peregangan kapsula hati yang memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut
kuadran kanan atas. Hal ini dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu
hati.
Timbulnya ikterus karena kerusakan sel parenkim hati. Walaupun jumlah billirubin yang
belum mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya
kerusakan sel hati dan duktuli empedu intrahepatik, maka terjadi kesukaran
pengangkutan billirubin tersebut didalam hati. Selain itu juga terjadi kesulitan dalam hal
konjugasi. Akibatnya billirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus,
karena terjadi retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli,
empedu belum mengalami konjugasi (bilirubin indirek), maupun bilirubin yang sudah
mengalami konjugasi (bilirubin direk). Jadi ikterus yang timbul disini terutama
disebabkan karena kesukaran dalam pengangkutan, konjugasi dan eksresi bilirubin.
Tinja mengandung sedikit sterkobilin oleh karena itu tinja tampak pucat (abolis). Karena
bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin dapat dieksresi ke dalam kemih,
sehingga menimbulkan bilirubin urine dan kemih berwarna gelap. Peningkatan kadar
bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam empedu dalam darah yang
akan menimbulkan gatal-gatal pada ikterus.

D. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinis hepatitis menurut FKUI (2006) terdiri dari:
1. Masa tunas
Virus A
:15-45 hari (rata-rata 25 hari)
Virus B
:40-180 hari (rata-rata 75 hari)
Virus non A dan non B : 15-150 hari (rata-rata 50 hari)
2. Fase Pre Ikterik
Keluhan umumnya tidak khas. Keluhan yang disebabkan infeksi virus berlangsung
sekitar 2-7 hari. Nafsu makan menurun (pertama kali timbul), nausea, vomitus, perut
kanan atas (ulu hati) dirasakan sakit. Seluruh badan pegal-pegal terutama di
pinggang, bahu dan malaise, lekas capek terutama sore hari, suhu badan meningkat
sekitar 39oC berlangsung selama 2-5 hari, pusing, nyeri persendian. Keluhan gatalgatal mencolok pada hepatitis virus B.
3. Fase Ikterik
Urine berwarna seperti teh pekat, tinja berwarna pucat, penurunan suhu badan disertai
dengan bradikardi. Ikterus pada kulit dan sklera yang terus meningkat pada minggu I,
kemudian menetap dan baru berkurang setelah 10-14 hari. Kadang-kadang disertai
gatal-gatal pasa seluruh badan, rasa lesu dan lekas capai dirasakan selama 1-2
minggu.
4. Fase penyembuhan
Dimulai saat menghilangnya tanda-tanda ikterus, rasa mual, rasa sakit di ulu hati,
disusul bertambahnya nafsu makan, rata-rata 14-15 hari setelah timbulnya masa
ikterik. Warna urine tampak normal, penderita mulai merasa segar kembali, namun
lemas dan lekas capai.
E. KOMPLIKASI
Hepatitis fulminan ditandai dengan gejala dan tanda gagal hati akut, penciutan hati, kadar
bilirubin serum meningkat cepat,pemanjangan waktu protrombin dan koma hepatikum.
Prognosis adalah kematian pada 60-80% pasien. Komplikasi tersering adalah perjalanan
klinis yang lebih lama hngga berkisar dari 2-8 bulan. Sekitar 5-10% paasien heatitis virus
mengalami kekambuhan setelah sembuh dari serangan awal.
Sejumlah kecil pasien akan mengalami hepatitis agresif atau kronis aktif bila terjadi
kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan terjadi sirosis. Terapi kortikosteroid
dapat memperlambat perluasan cidera hati namun prognosisnya tetap buruk. Komplikasi
lanjut hepatitis yang bermakna adalah berkembangnya karsinoma heatoseluler sekunder.
Komplikasi hepatitis menurut FKUI (2006) adalah:
1. Ensefalopati hepatic terjadi pada kegagalan hati berat yang disebabkan oleh
2.

akumulasi
ammonia serta metabolik toksik merupakan stadium lanjut ensefalopati hepatik.

3.

Kerusakan jaringan paremkin hati yang meluas akan menyebabkan sirosis hepatis,

4.

penyakit ini lebih banyak ditemukan pada alkoholik.


Komplikasi yang sering adalah sesosis, pada serosis kerusakan sel hati akan diganti
oleh jaringan parut (sikatrik) semakin parah kerusakan, semakin beras jaringan parut

yang terbentuk dan semakin berkurang jumlah sel hati yang sehat.
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
a. Pemeriksaan pigmen
1) urobilirubin direk
2) bilirubun serum total
3) bilirubin urine
4) urobilinogen urine
5) urobilinogen feses
b. Pemeriksaan protein
1) protein totel serum
2) albumin serum
3) globulin serum
4) HbsAG
c. Waktu protombin
respon waktu protombin terhadap vitamin K
d. Pemeriksaan serum transferase dan transaminase
1) AST atau SGOT
2) ALT atau SGPT
3) LDH
4) Amonia serum
2. Radiologi
a. foto rontgen abdomen
b. pemindahan hati dengan preparat technetium, emas, atau rose bengal yang
berlabel radioaktif
c. kolestogram dan kalangiogram
d. teriografi pembuluh darah seliaka
3. Pemeriksaan tambahan
a. Laparoskopi
b. biopsi hati
G. PENATALAKSANAAN
1. MEDIS
a. Pencegahan
1) Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak
menjadi donor darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.
2) pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi
pengaruh yang baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.
b. Obat-obatan terpilih
1) Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi
imun yang berlebihan.
2) Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.
3) Lactose 3 x (30-50) ml peroral.

4) Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.


5) Roboransia.
6) Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia)
7) Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
8) Infus glukosa 10% 2 lt / hr.
c. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.
d. Jika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah muntah sebaiknya di berikan
infus glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cukup
e. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat obatan yang
mengubah susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total
4-6 mg / hr. laktosa dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus
sedemikian banyak sehingga Ph feces berubah menjadi asam.

2. KEPERAWATAN
a. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran
hati kenaikan bilirubin kembali normal.
b. Nutrisi yang adekuat
c. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari keluarga
sehingga diperlukan perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam
persepsi sensori.
d. Pengendalian dan pencegahan

ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Data dasar tergantung pada penyebab dan beratnya kerusakan/gangguan hati
1. Aktivitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Malaise
2. Sirkulasi
a. Bradikardi ( hiperbilirubin berat )
b. Ikterik pada sklera kulit, membran mukosa
3. Eliminasi
a. Urine gelap
b. Diare feses warna tanah liat
4. Makanan dan Cairan
a. Anoreksia
b. Berat badan menurun
c. Mual dan muntah
d. Peningkatan oedema
e. Asites
5. Neurosensori
a. Peka terhadap rangsang
b. Cenderung tidur
c. Letargi
d. Asteriksis
6. Nyeri / Kenyamanan
a. Kram abdomen
b. Nyeri tekan pada kuadran kanan
c. Mialgia
d. Atralgia
e. Sakit kepala
f. Gatal ( pruritus )
7. Keamanan
a. Demam
b. Urtikaria

c. Lesi makulopopuler
d. Eritema
e. Splenomegali
f. Pembesaran nodus servikal posterior
8. Seksualitas
a. Pola hidup / perilaku meningkat resiko terpajan

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak mampu
dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi makanan karena faktor biologi.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan interna ; perubahan kondisi metabolik,
perubahan sirkulasi.
4. Cemas berhubungan dengan perubahan peran dalam lingkungan sosial.

C. RENCANA KEPERAWATAN
NO
1.

2.

Diagnosa Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
Intoleransi aktivitas berhubungan NOC :
NIC :
dengan kelemahan menyeluruh.
Emergency conservation
Energy Management
Self Care : ADLs
1. Observasi adanya pembatasan klien dalam
Kriteria Hasil ;
melakukan aktivitas
- Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa
2. Dorong untuk mengngkapkan perasaan terhadap
disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
keterbatasan
RR
3. Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelalahan
- Mampu melakukan aktivitas sehari-hari
4. Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
(ADLs) secara mandiri
5. Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik da emosi
secara berlebihan
6. Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas
7. Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
2. Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai
dengan keampuan fisik, psikologi dan sosial
3. Bantu untuk mendapatkan alat bantu aktivitas
4. Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
5. Bantu klien untuk membuat jadwal layihan di waktu
luang
6. Bantu keluarga/pasien untuk mengidentivikasi
kekurangan dalam beraktifitas
7. Sediakan penguatan positif bagi yang aktif
beraktivitas
8. Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri
dan penguatan
9. Monitor respon fisik,emosi, sosial dan spiritual
Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC :
NIC :
dari
kebutuhan
tubuh Nutritional Status ; food and fluid intake
Nutrition Management
berhubungan
dengan
tidak Kriteria Hasil :
1. Kaji adanya alergi makanan
mampu dalam memasukkan, - Adanya penngkatan berat badan sesuai
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
mencerna, mengabsorbsi makanan
dengan tujuan
jumlah kalori dan nutrisi yangdibutuhkan pasien

karena faktor biologi.

- Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badan


- Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
- Tidak ada tanda-tanda malnutrisi
- Tidak terjadi penurunan berat badan yang
berarti

3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe


4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein da
vitamin C
5. Berikan substansi gula
6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
7. Berikan makanan yang terpilih
8. Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makaan
harian
9. Monitor julahnutrisi dan kandungan kalori
10. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
11. Kaji kemampuanpasien untuk mendapatkan nutrisi
yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
1. BB pasien dalam batas normal
2. Monitor adanya penurunan beratbadan
3. Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa
dilakukan
4. Monitor lingkungan selama makan
5. Jadwalkan pengobatan datindakan tidak selama jam
makan
6. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor kekeringan, rambut kusam dan mudah patah
9. Monitor mual dan muntah
10. Monitor kadar albumin, total protein, Hb dan kadar
Ht
11. Montor makanan kesukaan
12. Monitor pertumbuhan dan perkembangan
13. Monitor pucat, kemerahan dan kekeringan jaringan
konjungtiva
14. Monitor kalori dan intake nutrisi
15. Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila
lidah dan cavitas oral
16. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

3.

Kerusakan
integritas
kulit
berhubungan dengan interna ;
perubahan kondisi metabolik,
perubahan sirkulasi.

NOC : Tissue Integrity ; Skin and Mucous


Membranes
Kriteria Hasil:
- Integritas kulit yang baik bias dipertahankan
9sensasi, elastisitas, temperature, hidrasi,
pigmentsi)
- Tidak ada luka/lesi pada kulit
- Perfusi jaringan baik
- Menunjukkan pemahaman dalam proses
perbaikan kulit danmencegah terjadinya
cedera berulang
Mampu
melindungi
klit
dan
mempertahankan kelembaban kulit dan
perawatan alami
dengan NOC ;
dalam Anciety control
Coping
Impulse control
Kriteria Hasil :
- Klien mampu mengidentifikasi dan
mengungkapkan gejala cemas
- Mengientifikasi, mengungkapkan dan
menjukkan teknik untuk mengontrol
kecemasan
- Vital sign dalam batas normal
- Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh
dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya kecemasan

4.

Cemas
berhubungan
perubahan
peran
lingkungan sosial

NIC :
Pressure Management
1. Anjarkan pasien untuk menggunakan pakaian yang
longgar
2. Hindari kerutan pada tempat tidur
3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering
4. Mobilisasi pasien (ubah poasisi pasien) setiap 2 jam
sekali
5. Monitor kulit akan adanya kemerahan
6. Oleskan lotion atau minyak pada daerah yang
tertekan
7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
8. Monitor status nutrisi pasien
9. Anjurkan pasien mandi dengan sabun dan air hangat
NIC :
Anxiety Reduction
1. Gunakan pendekatan yang menyenangkan
2. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku
pasien
3. Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur
4. Pahami perspektif faktual mengenai diagnosis,
tindakan prognosis
5. Lakukan back/neck rub
6. Dengarkan dengan penuh perhatian
7. Identifikasi tingkat kecemasan
8. Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan,
ketakutan persepsi
9. Insruksikanpasien menggunakan teknik relaksasi
10. Berikan obat untuk mengurangi kecemasan

DAFTAR PUSTA
Corwm, Elizabeth J,2001, Buku Saku Patofisiologi; alih bahasa Brahm U. Pendit...(et. Al.) ;
Editor Endah P, Jakarta : EGC
Johnson Marion, dkk, 2000, Nursing Out Come Classification (NOC), Mosby.
Mansjoer A., dkk, 2005, Kapita Selekta Kedokteran Jilid 1, Jakarta, Media Aesculapius.
Mc. Closkey, Joanne Mc., Nursing Intervention Classification (NIC), Mosby.
Price, Sylvia Anderson, 2006, Patofisiologi : Konsep Klinis Proes-proses Penyakit.; alih
bahasa, Brahm U. Pendit(et. Al.) edisi 6, Jakarta : EGC
Priharjo Robert, 2006, Pengkajian Fisik Keperawatan, Jakarta, EGC.
Ralph Sheila Sparh S., dkk, Nursing Diagnosis : Definition & Classification 2005-2006,
NANDA International.
Suddarth & Brunner, 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Jakarta, EGC.

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN TN. L DENGAN HEPATITIS A
DI RUANG BOUGENVILE RSUD Dr. M. SOEWANDHI SURABAYA
TANGGAL 15 28 SEPTEMBER 2014
A. PENGKAJIAN
1. Identitas Klien
Nama
Umur
Jenis kelamin
Suku/bangsa
Agama
Pekerjaan
Pendidikan
Alamat
Tanggungan

: Tn. L
: 30 tahun
: Laki-laki
: Jawa
: Islam
: Swasta
: SMA
: Gubeng Masjid
: BPJS

No. RM
Tgl MRS
Diagnosa

: 37-0x-xx
: 12-09-14
: Hepatitis A

2. Riwayat Keperawatan (Nursing History)

a. Riwayat Penyakit Sebelumnya


Pasien mengatakan sebelumnya belum pernah menderita penyakit yang
sampai membuatnya masuk RS
b. Riwayat Penyakit Sekarang
1) Keluhan utama
k/u mual-mual
2) Riwayat keluhan utama
Pasien megatakan mual-mual, kemudian periksa ke klinik pabrik dimana ia
bekerja pada hari senin tanggal 08 September 2014 dan mendapat rujukan
ke poli RSUD Dr. M. Soewandhi untuk periksa darah dan pada hari jumat
tanggal 12 September 2014 hasil periksa darah keluar dan hasilnya (+)
sehingga pada hari yang sama pukul 15.00 masuk RSUD Dr. M.
Soewandhi
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan dikeluarganya belum ada yang menderita penyakit
seperti dirinya
4) Genogram

31
th

Keterangan

:
: laki-laki

: Perempuan
X

: Meninggal
: Klien
: Tinggal satu rumah

5) Riwayat Kesehatan Lingkungan


Pasien mengatakan lingkungan rumahnya bersih namun rumahnya dekat
dengan perlintasan kereta api
6) Alat Bantu Yang di Pakai
Gigi palsu
:Kaca mata
:Pendengaran
:Lain-lain
:B. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
k/u lemah
2. Tanda-tanda vital, TB, dan BB
S : 36,50c
N : 88x/menit
TD : 110/70 mmHg
RR : 20x/menit
TB : 165 cm
BB: 44 kg
3. Body Systems
a. Pernapasan (B1: Breathing)
Hidung
: simetris, bersih, tidak ada kelainan
Trachea
: letaknya normal
Dada
:
- Bentuk
: simetris
- Gerakan
: simetris
Suara nafas tambahan : (-)
Jenis nafas
: spontan
Frekuensi nafas
: 20x/menit
b. Cardiovaskuler (B2: Bleeding)

c.

d.

e.

f.

g.

h.

Suara jantung
: s1 s2 tunggal
HR
: 88x/menit
Oedem
: (-)
Perfusi
: akral hangat kering kemerahan
Persyarafan (B3: Brain)
Composmentis
GCS
: E:4, V:5, M: 6
Kepala dan wajah
:
- Mata
:
Sklera
: icterus
Conjungtiva
: merah muda
Pupil
: isokor
Reflek cahaya
: +/+
Diameter
: 3 mm
- Persepsi sensori :
Pendengaran
: kanan dan kiri baik
Penciuman
: baik
Pengecapana
: manis () asin () pahit ()
Penglihatan
: kanan dan kiri baik
Perabaan
: panas () dingin () tekan ()
Perkemihan-Eliminasi Uri (B4: Bladder)
Produksi urine
: 600-800 ml/24jam
Frekuensi
: 5-6x/hari
Warna
: kuning pekat
Bau
: khas
Pencernaan-Eliminasi Alvi (B5: Bowel)
Mulut dan tenggorok : mulut bersih, gigi lengkap
Abdomen
:
- I
: warna kulit sawo matang, tidak ada lesi, distensi (-)
- P
: tidak teraba massa, ascites (-), nyeri tekan (-)
- P
: keempat kuadran abdomen suara timpani (redup)
- A
: peristaltik usus baik, bising usus : 10x/menit
Rectum
: tidak ada kelainan
BAB
: 1x/hari
Konsistensi
: padat
Diet khusus
: diet hari (rendah lemak)
Tulang-Otot-Integumen (B6: Bone)
Kemampuan pergerakan sendi: bebas
Ekstremitas
:
- Atas
: tidak ada kelainan
- Bawah
: tidak ada kelainan
Kulit
:
- Warna kulit
: sawo matang
- Akral
: hangat
- Turgor
: baik
Sistem Endokrin
Terapi hormon
: (-)
Karakteristik seks sekunder : (-)
Riwayat pertumbuhan dan perkembnagan fisik: (-)
Reproduksi

Laki laki
: ()
i. Psikososial
Konsep diri
:
- Citra diri
:
Tanggapan tentang tubuh
: baik
Bagian tubuh yang disukai
: semua suka
Bagian tubuh yang tidak disukai : tidak ada
Persepsi thd kehilangan bagian tubuh : tidak ada
- Peran
:
Tanggapan klien thd perannya : senang
Kemampuan/kesanggupan klien melaksanakan perannya : sanggup
Kepuasan klien melaksanakan perannya : puas
- Ideal diri/harapan
:
Harapan klien thd tubuh : (-)
Posisi (dlm pekerjaan)
: baik
Status dlm keluarga
: Anak
Tugas/pekerjaan
: (-)
Harapan klien thd penyakit yg diderita : ingin cepat sembuh dan bisa
pulang.
- Harga diri
:
Tanggapan klien thd harga dirinya : ingin selalu dihargai
Lainnya, sebutkan
: (-)
- Sosial/interaksi
:
Hubungan dengan klien : orang tua
Dukungan keluarga
: baik
Dukungan kelompok/teman/masyarakat:baik
Reaksi saat interaksi
: komunikasi kooperatif, jelas dan terarah.
Konflik yang terjadi terhadap: (-)
- Spiritual:
Konsep tentang penguasa kehidupan: Allah SWT
Sumber kekuatan/harapan saat sakit: Allah SWT
Ritual agama yg berarti/diharapkan saat ini: sembahyang (sholat).
Sarana/peralatan/orang yg diperlukan dlm melaksanakan ritual agama yg
diharapkan saat ini: (-)
Upaya keseatan yang bertentangan dgn keyakinan agama: (-)
Keyakinan/kepercayaan bahwa Tuhan akan menolong dlm menghadapi
situasi sakit saat ini: yakin Tuhan akan membantu penyembuhan.
Keyakinan/kepercayaan bahwa penyakit dapat disembuhkan: yakin.
Persepsi thd penyebab penyakit: karena pernikahan antar saudara

C. PEMERIKSAAN PENUNJUANG
Pemeriksaan Tanggal : 15-09-2014

Pemeriksaan
KIMIA DARAH
Bilirubin total
Bilirubin Direk
Bilirubin Indirek
SGOT
SGPT
URINALISA
Urin Lengkap
Makroskopis
Berat Jenis
pH
Leukosit
Nitrit
Protein
Glukosa
Keton
Urobilinogen
Bilirubin
Eritrosit
Sedimen
Eritrosit
Lekosit
Sel Epitel
Silinder
Kristal

Hasil

Satuan

Nilai Rujukan

H 2.49
H 1.56
0,93
H 72
H 326

mg/dL
mg/dL
mg/dL
u/L
u/L

0-1
0-1

1,015
7,5
Negative
Negative
Negative
Negative
Negative
1+
Negative
Negative
0-1
0-2
0-2
Negative
(+) Amorf Urat

u/L
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
mg/dL
/Lph
/Lph
/Lph

D. TERAPI
Inf. Aminofusin Hepar
: Asering 1:1
Inj. Ambacym gr
3x1 (IV)
Gastrofer vial
2x1 (IV)
Oral. Episan
3x1
Hepalin
3x1

NO

DATA (DS/DO)

ANALISA DATA
MASALAH

ETIOLOGI

1.

Ds: klien mengatakan


badannya lemas
Do: k/u lemah
TD: 110/70 mmHg
N: 88x/menit
S: 36,50c
Pasien terlihat lemah
Pasien terlihat lesu

Intoleransi Aktifitas

Pengaruh alkohol, virus


hepatis, toksin
Inflamasi pada hepar
Gangguan suplai darah
normal pada sel-sel hepar
Kerusakan sel parenkim,
sel hati, dan duktuli
empedu intrahepatik
Gangguan metabolisme
karbohidrat, lemak, dan
protein
Glikogenesis menurun
Glikogen dalam hepar
berkurang
Glikogenenis menurun
Glukosa dalam darah
berkurang
Cepat lelah

2.

Ds: klien mengatakan mual dan Ketidakseimbangan


tidak nafsu makan
nutrisi: kurang dari
Do:
kebutuhan tubuh
A (Antopometri):
BB: 44kg
TB: 165cm
B (Biokimia): (-)
C (Clinis):
Mukosa bibir kering
Klien makan makanan yang
disajikan porsi

keletihan
Pengaruh alkohol, virus
hepatitis, toksin
Inflamasi hepar

Peregangan kapsula hati

Mual
Rambut kusam
D (diet)
Diet hati (rendah lemak)

Hepatomegali
Perasaan ketidaknyamanan
di kuadran kanan atas
Anoreksia
Perubahan nutrisi: kurang
dari kebutuhan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
NO
1.
2.

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan menyeluruh
Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak
mampu dalam memasukkan, mencerna, mengabsorbsi, makanan karena faktor biologi

RENCANA KEPERAWATAN
NO Tujuan dan Kriteria
Dx.1 Setalah
dilakukan
asuhan
keperwatan selama 2x24jam,
klien
dapat
menunjukan
toleransi terhadap aktivitas
Kriteria Hasil:
- Berpartisipasi
dalam
aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah,
nadi, dan RR
- Mampu melakukan aktivitas
sehari-hari (ADLs) secara
mandiri

Dx.2 Setelah
dilakukan
asuhan
keperawatan selama 3x24jam
klien dapat menunjukan status
nutrisi adekuat
Kriteria Hasil:
- BB stabil
- Tidak terjadi malnutrisi

Rencana Tindakan
Managent Energy (NIC)
1. Tentukan
penyebab
keletihan
(misalnya
perawatan, nyeri, dan pengobatan)
2. Pantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
(misalnya takikardia, disaritmia, dispnea,
diaforesis, pucat, tekanan hemodinamil)
3. Pantau respon oksigen (misalnya denyut nadi,
irama jantung, dan frekuensi pernapasan)
terhadap aktivitas perawatan diri atau aktivitas
keperawatan
4. Pantau asupan nutrisi untuk memastikan sumbersumber energy yang adekuat
5. Ajarkan kepada klien dan orang terdekat tentang
teknik perawatan diri yang akan meminimalkan
konsumsi oksigen
6. Bantu pasien untuk mengidentifikasi pilihan
aktivitas
7. Bantu dengan aktifitas fisik teratur (misalnya
ambulasi, berpindah, mengubah posisi, dan
perawatan diri)
Managemen Nutrisi (NIC)
1. Kaji kemampuan klien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
2. Monitor asupan nutrisi intake-output cairan
3. Ajarkan pada pasien makan sedikit tapi sering
4. Kolaborasi dengan medis dan ahli gizi untuk :
- Program terapi, diet

Rasional
1. Untuk mengetahui penyebab keletihan
2. Untuk
mengetahui
adanya
respon
kardiorespirasi terhadap aktivitas dan dapat
menentukan tindakan selanjutnya
3. Untuk mengetahui adanya peningkatan
penggunaan oksigen terhadap aktivitas dan
dapat menentukan tindakan selanjutnya
4. Asupan nutrisi yang adekuat dapat
meningkatkan energi
5. Meminimalkan keletihan yang disebabkan
karena penggunaan oksigen
6. Untuk mengetahui tingkat kemandirian
pasien
7. Pemberian bantuan sangat dibutuhkan saat
kondisi lemah dalam pemenuhan kebutuhan
dasar perawatan diri pasien tanpa membuat
pasien mengalami ketergantungan pada
perawat
1. Untuk menentukan rencana perawatan
2. Mengetahui asupan pasien dan untuk
menentukan rencana perawatan
3. Makan sedikit dapat meminimalkan mual
4. Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan

- Tingkat
energi
adekuat,
- Pemeriksaan laborat
masukkan nutrisi adekuat
Dukungan Kenaikan Berat Badan
5. Monitor berat badan
5.
6. Bantu klien dalam makan dan libatkan keluarga
dalam pemberian makan
6.

pemeriksaan menentukan tolak ukur


Kenaikan berat badan merupakan indikasi
keberhasilan program terapi
Pemberian bantuan sangat dibutuhkan oleh
pasien

TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal/jam
15/09/14
10.05
10.05

No. Dx
Dx.1

1.
2.

10.10

3.

12.00

4.

12.05

5.

12.10

6.

12.15

7.

15/09/14
12.00

Dx.2

1.

11.00

2.

12.00

3.

12.15

4.

10.05

5.

Tindakan Keperawatan
Mentukan penyebab keletihan
R/ pengobatan
Mantau respon kardiorespirasi terhadap aktivitas
R/ TD: 110/70 mmHg
N: 88x/menit
Memantau respon oksigen
R/ RR: 20x/menit
Memantau asupan nutrisi untuk memastikan
sumber-sumber energy yang adekuat
R/ pasien makan makanan yang disajikan
porsi
Mengjarkan kepada klien dan orang terdekat
tentang teknik perawatan diri yang akan
meminimalkan konsumsi oksigen
R/ pasien kooperatif dan mengerti
Membantu pasien untuk mengidentifikasi
pilihan aktivitas
R/ pasien kooperatif
Membantu dengan aktifitas fisik teratur
R/ aktifitas sehari-hari pasien dibantu oleh
keluarga
Mengkaji kemampuan klien untuk memenuhi
kebutuhan nutrisi
R/ pasien kooperatif, pasien makan makanan
yang disajikan porsi
Memonitor asupan nutrisi intake-output cairan
R/ intake: infus 500cc
Minum 300cc +
800cc
Output: urine 600cc
Balace cairan (+) 200
Mengajarkan pada pasien makan sedikit tapi
sering
R/ pasien kooperatif
Kolaborasi dengan medis dan ahli gizi untuk :
- Program terapi, diet
- Pemeriksaan laborat
R/ terapi:
Inf. Aminofusin Hepar
: Asering 1:1
Inj. Ambacym gr
3x1 (IV)
Gastrofer vial
2x1 (IV)
Oral. Episan
3x1
Hepalin
3x1
Diet hati (rendah lemak)
Memonitor berat badan
R/ BB 44 kg

Paraf

12.00

6. Membantu klien dalam makan dan libatkan


keluarga dalam pemberian makan
R/ pasien kooperatif

CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/jam
16/09/2014
10.10

No.Dx
Dx.1

10.10

Dx.2

Catatan Perkembangan
S: pasien mengatakan badannya masih lemas
O: k/u lemah
TD: 100/60 mmHg
N: 70x/menit
S: 360c
Pasien terlihat lemah
Pasien terkihat lesu
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 2,3, dan 4 dilanjutkan
S: pasien mengatakan mual sudah berkurang
O: k/u lemah
TD: 100/60 mmHg
N: 70x/menit
S: 360c
Turgor baik
Rambut terlihat kusam
Pasien makan makanan yang disajikan porsi
A: Masalah teratasi sebagian
P: Intervensi 2 dan 4 dilanjutkan

Paraf

EVALUASI
Tanggal/jam
17/09/2014
10.10

No.Dx
Dx.1

10.10

Dx.2

Evaluasi
S: pasien mengatakan tidak ada keluhan
O: k/u cukup
TD: 110/70 mmHg
N: 70x/menit
S: 360c
Pasien terlihat lemah
Pasien terkihat lesu
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien pulang
S: pasien mengatakan sudah tidak mual
O: k/u cukup
TD: 110/70 mmHg
N: 70x/menit
S: 360c
Turgor baik
Rambut terlihat kusam
Pasien makan makanan yang disajikan 1 porsi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan, pasien pulang

Paraf

Anda mungkin juga menyukai