DO Dan Cara Perhitungan Indikator Kesga New Februari 2019
DO Dan Cara Perhitungan Indikator Kesga New Februari 2019
Sarana
1 Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia Posyandu yang melayani kesehatan Lansia
Puskesmas yang membina bayi/ balita/ anak usia Cakupan puskesmas yang melaksanakan pembinaan kesehatan
4 bay/balita/anak usia sekolah/remaja terlantar di panti/LKSA di
sekolah/ remaja terlantar di panti/LKSA wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Puskesmas yang membina Lapas/Rutan/Lembaga Cakupan puskesmas yang melaksanakan pembinaan kesehatan di
5 Lapas/Rutan/Lembaga Pembinaan Anak di wilayah kerja
Pembinaan Anak puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Jumlah Puskesmas yang melaksanakan kelas ibu Cakupan puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu
12 balita balita dalam kurun waktu 1 tahun
Kegiatan Program
Jumlah Balita yang memiliki dan menggunakan balita yang memiliki buku KIA dan telah terisi sesuai usia dalam
25 buku KIA kurun waktu 1 tahun
Jumlah Peserta Didik Cakupan peserta didik kelas 1 SD/MI/SDLB yang mendapatkan
33 penjaringan kesehatan di wilayah kerja puskesmas dalam kurun
Kelas 1 yang dijaring waktu 1 tahun ajaran.
Puskesmas yang melaksnakan kegiatan kesehatan Cakupan Puskesmas yang menyelenggarakan kegiatan kesehatan
39 remaja peduli remaja di satu wilayah kerja dalam kurun waktu satu tahun
Jumlah Kelompok Lansia / Posyandu Lansia yang Jumlah Posyandu Lansia / Posbindu Lansia yang frekuensi
40 Aktif pertemuannya minimal 4 kali dalam 1 tahun
No INDIKATOR DEFINISI OPERASIONAL
KB
Pelayanan Keluarga
Berencana Kasus terjadinya kehamilan pada peserta KB aktif yang pada saat
tersebut menggunakan metode kontrasepsi (Depkes, 2005:15)
53 Kegagalan
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai AKDR hingga
saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang mengakhiri
59 AKDR kesuburan.
Peserta KB Aktif
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai implan
hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
60 Implan mengakhiri kesuburan.
Peserta KB baru dan lama yang masih aktif memakai alokon terus-
menerus hingga saat ini untuk menjarangkan kehamilan atau yang
63 Jml Peserta KB Aktif mengakhiri kesuburan.
Jumlah absolut puskesmas PKRT di kab/kota DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang membina bayi/ balita/ anak usia sekolah/ remaja
terlantar di panti/LKSA DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
puskesmas yang melaksanakan layanan MTBS kepada seluruh balita sakit yang datang
berobat ke Puskesmas DIBAGI Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
CARA PERHITUNGAN
puskesmas yang memberi layanan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan
pada balita dan anak prasekolah minimal 2 kali setahun menggunakan KPSP atau Buku
KIA atau instrumen baku lainnya minimal 80% balita dan anak prasekolah DIBAGI
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Jumlah absolut puskesmas yang di wil. Kerjanya melaksanakan kelas ibu balita DIBAGI
Jumlah Puskesmas di wilayah kerja
Cakupan ibu hamil yang pertama kali mendapat pelayanan antenatal oleh tenaga
kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu
hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang pertama kali saat trimester 1 kehamilan mendapat pelayanan
antenatal oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4x dengan distribusi waktu 1x pada trimester 1, 1x pada trimester ke 2,
2x pada trimester ke 3 di suatu wil, kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah
sasaran ibu hamil di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di suatu wil. Kerja dalam kurun waktu tertentu
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan ibu bersalin yang mendapat pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan di luar fasilitas pelayanan kesehatan di suatu wil.
Kerja dalam kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah
kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam - hari ke 3 pasca persalinan sesuai
standar DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
Cakupan pelayanan kepada ibu pada hari ke 4 - 28 pasca persalinan sesuai standar
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Cakupan pelayanan kepada ibu pada masa 6 jam sampai dengan 42 hari pasca bersalin
sesuai standar paling sedikit 3x dengan distribusi waktu 6 jam - hari ke 3 (KF1), hari ke
4 - hari ke 28 (KF2), dan hari ke 29 - 42 (KF3) setelah bersalin di suatu wil. kerja pada
kurun waktu tertentu DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada
waktu tertentu
Cakupan ibu nifas yang mendapatkan Vit A 200.000 SI sebanyak 2 kali yaitu 1 kaspsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul 24 jam setelah pemberian kapsul pertama
DIBAGI Jumlah sasaran ibu bersalin di suatu wilayah kerja pada waktu tertentu
(jumlah neonatus yangmendapat layanan sesuai standar pada 6 - 48 jam setelah lahir
di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu DIBAGI jumlah seluruh sasaran lahir
hidup di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun)
balita yang memiliki buku KIA dan telah terisi sesuai usia dalam kurun waktu 1 tahun
DIBAGI Jumlah sasaran balita di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
Balita dan anak prasekolah yang dipantau tahapan perkembangan sesuai usianya
menggunakan KPSP atau Buku KIA atau instrumen baku yang diperiksa oleh guru PAUD
dan kader terlatih/ terorientasi di bawah supervisi tenaga kesehatan dalam kurun
waktu 1 tahun DIBAGI jumlah sasaran balita dan anak prasekolah di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Balita dengan keluhan sakit yang mencari pengobatan ke Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun DIBAGI jumlah sasaran balita di wilayah kerja Puskesmas dalam waktu 1
tahun
Jumlah balita yang datang berobat ke Puskesmas dilayani dengan pendekatan MTBS
dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI jumlah balita sakit yang datang berobat ke
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun
Cakupan puskesmas yang minimal 50% desa / kelurahan di wil. Kerjanya melaksanakan
kelas ibu dalam kurun waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja
dalam waktu tertentu
CARA PERHITUNGAN
Cakupan puskesmas yang melaksanakan orientasi P4K di suatu wil. Kerja dalam kurun
waktu 1 tahun DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 1
SD/MI/SDLB di wilayah kerja puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI
Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam waktu tertentu
Cakupan puskesmas yang melaksakan penjaringan kesehatan bagi peserta didik kelas 7
SMP/MTs/SMPLB dan kelas 10 SMA/SMK/MA/SMALB di wilayah kerja puskesmas
dalam kurun waktu 1 tahun ajaran DIBAGI Jumlah Puskesmas di suatu wil. Kerja dalam
waktu tertentu
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah Lansia Risti yang dibina / yang mendapat pelayanan (umur ≥ 70 tahun)
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 70 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah sasaran Lansia (umur ≥ 60 tahun) di wilayah kerja dalam kurun 1 tahun
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) yang telah mendapat pelayanan
kesehatan reproduksi calon pengantin, dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang terdaftar di KUA/lembaga agama lain di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun
waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan anemia (berdasarkan
pemeriksaan klinis dan/atau laboratorium), dibagi jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan
perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon pengantin di wilayah kerja
Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Jumlah calon pengantin (terpilah laki-laki dan perempuan) dengan kekurangan gizi (Indeks
Massa Tubuh/IMT <18,5 atau Lingkar Lengan Atas/LiLA <23,5 cm), dibagi jumlah calon pengantin
(terpilah laki-laki dan perempuan) yang mendapat pelayanan kesehatan reproduksi calon
pengantin di wilayah kerja Puskesmas dalam kurun waktu 1 tahun, dikali 100%.
Persentase PUS dengan “4T” yang menjadi peserta KB terhadap seluruh PUS dengan
“4T” di wilayah kerja tertentu.
= Jumlah PUS “4T” ber-KB / Jumlah PUS dengan “4T”
x 100%
= Jumlah peserta KB yang mengalami efek samping / Jumlah peserta KB aktif x 100%
Persentase peserta KB pil aktif terhadap total Peserta KB AKtif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta KB Pil Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta KB suntik aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah
kerja tertentu.
= Jumlah peserta KB Suntik Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta AKDR aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta AKDR Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase peserta implan aktif terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah peserta Kondom Aktif / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase perempuan di-MOW terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Perempuan di-MOW / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
Persentase laki-laki di-MOP terhadap total Peserta KB Aktif, di suatu wilayah kerja
tertentu.
= Jumlah Laki-laki di-MOP / Jumlah Peserta KB Aktif x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Pil / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan KB Suntik / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan AKDR / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menggunakan implan / Jumlah Peserta KBPP x 100%
= Jumlah ibu paska persalinan menjalani MOW / Jumlah Peserta KBPP x 100%
CARA PERHITUNGAN
= Jumlah ibu paska persalinan yang suaminya menjalani MOP / Jumlah Peserta KBPP x
100%
= Jumlah ibu paska persalinan ber KB / Jumlah sasaran ibu bersalin x 100%
No INDIKATOR
1 Kematian Ibu
8 Lahir Mati
Penyebab Kematian
12
Neonatal-BBLR
Penyebab Kematian
13
Neonatal-Asfiksia
Penyebab Kematian
14
Penyebab Kematian Neonatal Neonatal-Tetanus
Penyebab Kematian
15
Neonatal-Sepsis
Penyebab Kematian
16 Neonatal-Kelainan
Kongenital
Penyebab Kematian
17
Neonatal-Lain2
18 Kematian Post-Neo
Penyebab Kematian
19
PostNeo-Pneumonia
Penyebab Kematian
20
PostNeo-Diare
Penyebab Kematian
21
PostNeo-Saluran Cerna
Penyebab Kematian
23
PostNeo-Kelainan Saraf
Penyebab Kematian
24
PostNeo-Malaria
Penyebab Kematian
25
PostNeo-Lain2
26 Kematian Bayi
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas
karena hipertensi dalam kehamilan, preeklamsi dan eklamsi.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit infeksi yang langsung terkait kehamilannya. Misal
: abortus sepsis, sepsis puerperalis, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit terkait gangguan darah . Misal : ITP, Thalasemia,
leukemia, dsb
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
disebabkan karena penyakit gangguan metabolik. Misal : penyakit diabetes
melitus, penyakit jantung, dsb.
kasus kematian seorang perempuan pada masa hamil, bersalin dan nifas yang
bukan disebabkan karena perdarahan, hipertensi, infeksi kehamilan, gangguan
darah, dan gangguan metabolik . Misal : malaria, meningitis, tuberkulosis, dsb.
Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28minggu,
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan
Kematian Neonatal dini: kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama
kehidupannya
Kematian Neonatal Lanjut : Kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari
kehidupannya
Kematian Neonatal: kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0-28 hari
kehidupannya
Kasus kematian neonatal akibat sindrom klinik penyakit sistemik disertai infeksi
bakteri, infeksi jamur dan infeksi virus. (modul TOT Gadar)
kasus kematian neonatal yang diakibatkan kelainan yang terlihat pada saat
lahir, bukan akibat proses persalinan. Kelainan kongenital bisa herediter, dapat
dikenali saat lahir. Misalnya atreis ani, anensefali.
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih dari
3 kali dalam sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian post-neo diakibatkan oleh kelainan saraf (penyakit akibat oleh
peradangan susunan saraf seperti yang ditandai dengan gejala demam,
kesadaran menurun, kaku kuduk, dan kejang dan muntah, contoh meningitis,
encephalitis, dll ) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh diare (buang air besar cair lebih
dari 3 kali dalam sehari) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Kasus kematian balita yang diakibatkan oleh penyakit demam berdarah yang
biasanya ditandai dengan : demam, tanda-tanda perdarahan (bercak
kemerahan pada kulit, perdarahan gusi, dll), dan atau adanya tanda-tanda syok
(kesadaran menurun, penurunan tekanan darah, dll). Surveilans Kesehatan
Anak, 2014
Kasus kematian bayi/balita diakibatkan oleh difteri (infeksi saluran pernapasan
atas (nasofaring) yang ditandai dengan selaput berwarna keabuan, dapat
mengenai laring atau trakea dan menimbulkan gejala sekret berwarna
kemerahan, stridor, serta paralisis otot dan miokarditis akibat toksin dari
bakteri penyebabnya) Surveilans Kesehatan Anak, 2014
Jumlah kematian ibu karena perdarahan dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena hipertensi dibagi jumlah seluruh kematian ibu
dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena infeksi dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
Jumlah kematian ibu karena gangguan darah dibagi jumlah seluruh kematian
ibu dikali 100%
Jumlah kematian ibu karena lain-lain dibagi jumlah seluruh kematian ibu dikali
100%
jumlah kelahiran bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu
tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan per 1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada 7 hari pertama kehidupannya per 100
kelahiran hidup
jumlah kematian bayi yang terjadi pada masa 8-28 hari kehidupannya per
1000 kelahiran hidup
jumlah kematian bayi lahir hidup yang terjadi pada masa 0 - 28 hari
kehidupannya per 1000 kelahiran hidup
Jumlah kematian neonatal karena prematuritas/BBL dibagi jumlah seluruh
kematian neonatal dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena diare dibagi jumlah seluruh kematian post-
neo dikali 100%
Jumlah kematian pos-neo karena malaria dibagi jumlah seluruh kematian post-
neo dikali 100%