Anda di halaman 1dari 4

RIF’IL HUSNIYAH (19175026)

Tugas Energi Terbarukan


Dosen Pengampu: Dr. Ramli, S. Pd, M. Si

Judul The biogas development in the Indonesian power generation


sector (Pengembangan biogas di sector listrik Indonesia)
PII S2211-4645 (17) 30078-7
Tahun 2019
Penulis Natarianto Indrawan, Sunil Thapa, Muhammad Ery Wijaya,
Muhammad Ridwan, Don-Hee Park

Latar Belakang Biogas adalah energi alternatif dan bersih yang dapat
digunakan untuk menggantikan bahan bakar fosil untuk
meningkatkan keamanan energi di seluruh dunia. Biogas
sebanding dengan gas alam dan berpotensi sebagai sumber
energi terkemuka untuk panas, listrik, dan produksi bahan
bakar. Biogas dapat dihasilkan dari berbagai sumber daya
biomassa yang berbeda di seluruh dunia, termasuk air limbah
dan air limbah, tempat pembuangan sampah, kotoran ternak,
limbah organik, dan tanaman energi (Budzianowski 2012).
Biogas adalah salah satunya sumber daya yang paling
menjanjikan dan berlimpah dan mudah ditemukan di seluruh
negara. Pemanfaatan biogas dikembangkan dengan baik dan
diorganisir oleh pemerintah yang terlibat di dalamnya subsidi,
perencanaan, desain, konstruksi, operasi dan pemeliharaan
pabrik biogas. Misalnya, di negara-negara UE 15, porsi sampah
perkotaan yang dapat terbiodegradasi dihasilkan setiap tahun di
sektor teknis secara teoritis dapat menghasilkan sekitar 174 TWh
daya dari biogas pada tahun 2020. Namun, di antara negara-
negara, Perancis, Jerman dan Inggris memiliki yang tertinggi
kemampuan produksi masa depan (Trisace dan Lombardi 2009)
Pada penenlitian ini menyelidiki potensi dan kelayakan
pengggunaan biogas di Inodensia sektor pembangkit listrik di
JAMALI. Skenario alternatif diproyeksikan selama 20 tahun
berikutnya. Skenario ini dievaluasi dengan analisis lingkungan,
dengan mengukur polutan pengurangan yang mencakup CO 2 ,
CO, SO 2 , NO x, PM 10 , dan VOC dan memproyeksikan
potensi regional produksi biogas. Demikian juga biaya mitigasi
GRK diestimasikan dengan mempertimbangkan biaya itu dapat
muncul dari kedua skenario selama periode analisis. Selanjutnya,
potensi sumber daya limbah hewan diperkirakan dan proyeksi
biaya produksi biogas dilakukan. Tambahan, kebijakan terbaru
yang mendukung pengembangan biogas dijelaskan.

Subjek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu tentang potensi biogas yang
dihasilkan dari limbah ternak, babi, dan unggas di pulau
JAMALI (Jawa, Madura dan Bali)
Metode Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu skenario
baseline dan skenario LEAP. Skenario baseline dalah skenario
yang mengacu pada bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil yang
digunakan sebagian besar didasarkan pada minyak
diesel. Skenario kedua adalah dikembangkan untuk
mengevaluasi kelayakan penggunaan biogas skala besar dalam
pembangkit listrik di Indonesia. Skenario dibangun dan
disimulasikan dengan LEAP (Alternatif Energi Jangka Panjang).
Sistem Perencanaan). Sistem LEAP adalah alat pemodelan
energi-lingkungan berbasis skenario yang memungkinkan untuk
analisis kebijakan energi selama horizon perencanaan jangka
panjang (Heaps 2011). Windows versi berbasis sistem LEAP
dikembangkan oleh Stockholm Environment Institute di Pusat
Boston (SEI - Boston).
Hasil dan Pembahasan Dalam sistem kelistrikan campuran, bahan bakar diesel
diproyeksikan berkontribusi 2,7% pada tahun 20130. Kontribusi
ini kurang dari kontribusi 12,2% pada tahun 2010 (PLN 2010 a,
PLN 2010b, ESDM 2010). Potensi biogas, dapat menggantikan
penggunaan bahan bakar diesel dalam skenario
biogas. Sedangkan, energi batubara akan terus memberikan
pangsa energi yang lebih tinggi daripada jenis energi lainnya
yaitu menyumbang lebih dari 54% dari produksi energi pada
tahun 2020 dan menurun menjadi 41% pada tahun 2030.
Namun beberapa kekhawatiran yang muncul untuk
mempromosikan penggunaan biogas di seluruh wilayah
JAMALI Sebuah.
a. Tanaman ini dapat dikembangkan secara efektif di daerah
yang dekat dengan peternakan besar atau peternakan di
mana itu juga akan meningkatkan sanitasi.
b. Pabrik dapat menyediakan listrik independen untuk
masyarakat lokal dan mengurangi mereka ketergantungan
pada pasokan jaringan listrik nasional. Jika penggunaan
tanaman biogas adalah secara bersamaan dilakukan di
semua wilayah itu akan secara signifikan mengurangi
emisi, yang saat ini hasil dari pembangkit listrik
batubara. Selain itu, tanaman biogas dapat meningkatkan
margin cadangan daya jaringan listrik di tingkat regional.
c. Masyarakat lokal dapat menerima manfaat dari CDM
karena mempertahankan lingkungan dengan akses ke
pembangkit listrik biogas.
d. Faktor lain yang terkait dengan masalah lingkungan
termasuk tingkat bau dan kebisingan, potensial
peningkatan lalu lintas, dan kekhawatiran terkait potensi
kerusakan lanskap.

Kesimpulan Pada penelitian ini menyatakan bahwa biogas cukup banyak


bisa memenuhi kebutuhan skenario alternatif, yaitu sektor
pembangkitan sampai pada tahun 20130. Potensi biogas yang
dihasilkan dari limbah ternak, babi, dan unggas di pulau
JAMALI dan pada skala nasional masing-masing menyumbang
33,8 dan 79,4 TWh. Selain itu biogas di pulau JAMALI dapat
memenuhi 50,1% dari total permintaan energi di Indonesia 2030.
Biogas diproduksi dari kotoran hewan sangat kompetitif dengan
harga diesel dan gas alam dengan perkiraan biaya produksi
biogas akan bervariasi antara 5,5 dan 6,3 USD / MMBtu.
Biogas secara substansial meningkatkan keamanan energi di
masyarakat lokal dan pedesaan daerah dengan mengurangi
ketergantungan mereka pada bahan bakar fosil dan jaringan
listrik akhirnya insentif, pembebasan pajak, FIT, dan peraturan
dapat mendorong partisipasi sektor swasta dalam mencapai
bauran energi target pada tahun 2030.

Anda mungkin juga menyukai