Konsumsi Tembakau
Konsumsi Tembakau
yang membutuhkan perhatian khususnya untuk pencegahan dan pengendalian yang lebih spesifik.
Beberapa tantangan dalam pengendalian kebiasaan merokok di Indonesia adalah dampak akibat rokok
yang
cukup kompleks dan luas mencakup dampak kesehatan, ekonomi dan sosial. Dampak kesehatan yang
paling jelas terlihat adalah terkait munculnya penyakit-penyakit degeneratif akibat rokok seperti
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), kanker paru, kanker oral, penyakit jantung, serta penyakit
sirkulasi dan pernafasan lainnya.
Pada 2015, lebih dari 1,1 miliar orang merokok tembakau, dengan jauh lebih banyak pria daripada
wanita yang terlibat dalam perilaku ini (16). Konvensi Kerangka Kerja WHO tentang
Gambar 2.3 Tren global dalam angka kematian standar-usia oleh penyebab NCD, menurut kelompok
pendapatan negara, 2000-2015
l 2000
l 2005
l 2010
l 2015
300 -
200 -
150 -
100 -
250 -
350 -
0-
50 -
l 2000
l 2005
l 2010
l 2015
300 -
200 -
150 -
100 -
250 -
350 -
0-
50 -
Pengendalian Tembakau sekarang telah diratifikasi oleh 180 Pihak yang mewakili 90% dari populasi
global. Lebih dari 80% Pihak telah memperkuat undang-undang dan peraturan pengendalian tembakau
yang ada atau telah mengadopsi yang baru
Berdasarkan tabel 3.10.2 rerata proporsi perokok saat ini di Indonesia adalah 29,3 persen.
proporsi penduduk umur ≥10 tahun menurut karakteristik. Proporsi terbanyak perokok aktif setiap hari
pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4 persen, umur 35-39 tahun 32,2 persen, sedangkan proporsi
perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak di bandingkan perokok perempuan (47,5% banding 1,1%).
Berdasarkan jenis pekerjaan, petani/nelayan/buruh adalah proporsi perokok aktif setiap hari yang
terbesar (44,5%) dibandingkan kelompok pekerjaan lainnya