Fenol
Fenol
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Senyawa fenol meliputi aneka ragam senyawa yang berasal dari tumbuhan, yang mempunyai
ciri sama yaitu cicin aromatik yang mengandung satu atau dua subtituen hidroksil. Beberapa
ribu senyawa fenol alam telah diketahui strukturnya (Harborne,1987).
Flavonoida merupakan salah satu golongan fenol alam yang terbesar. Menurut
perkiraan, kira-kira 2% dari seluruh karbon yang difotosintesis oleh tumbuhan diubah
menjadi flavonoida atau senyawa yang berkaitan erat dengannya (Markham, 1988).
Senyawa flavonoida adalah senyawa yang mengandung C15 terdiri atas dua inti
fenolat yang dihubungkan dengan tiga satuan carbon (Sastrohamidjojo,1996). Flavonoida
umunya terdapat pada tumbuhan sebagai glikosida. Flavonoida terdapat pada seluruh bagian
tanaman, termasuk pada buah, tepung sari, dan akar (Sirait,2000).
Peneliti terdahulu yang telah dilakukan oleh Dewi, N.W.E.S., 2014 dalam jurnal “
Potensi Ekstrak Kareumbi (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) dalam Penghambatan
Ekspresi Reseptor SEL T : Studi Penghambatan Infeksi HIV” melaporkan bahwa ekstrak
etanol dari batang Tumbuhan Homalanthus populneus (Geiseler) Pax mampu menurunkan
persentase reseptor gp41 dan gp120 yang merupakan protein kapsul HIV dengan
menggunakan analisa ELISA dan Talicytometry.
Kemudian pada Tahun 2014, Tika, F dalam jurnal Profil Eritrosit dan Struktur
Histologis Lien Mencit (Mus musculus Linnaeus, 1758) pada Toksisitas Akut Ekstrak
Etanolik Batang Kareumbi (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) melaporkan bahwa hasil
uji toksisitas akut menunjukkan ekstrak etanol batang Homalanthus populneus (Geiseler) Pax
tidak toksik terhadap profil eriktrosit dan struktur histologis lien serta tidak menimbulkan
pembengkakan nodus limfa tikus.
Kemudian pada Tahun 2015, kartika, N dalam jurnal Aktivitas Antivirus Ekstrak
Etanolik Batang Tutup Abang (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) Terhadap Virus
Avian Influenza H5N1 melaporkan bahwa berdasarkan hasil uji HA dan PCR ekstrak etanol
batang Homalanthus populneus (Geiseler) Pax dengan konsentrasi 20 µg/mL dapat
menghambat pertumbuhan virus H5N1 dengan konsentrasi pengenceran 10 -4.
Dari uji pendahuluan yang peneliti lakukan yaitu dengan uji skrining fitokimia dengan
pereaksi FeCl3 5% menunjukkan bahwa ekstrak metanol dan etilasetat daun tumbuhan ini
positif mengandung senyawa flavonoida.
Dari uraian diatas dan beberapa literatur yang berkaitan dengan tumbuhan Kareumbi
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap daun tumbuhan Kareumbi
khususnya mengenai senyawa flavonoida yang terkandung didalam daun Kareumbi dan
golongannya serta aktivitas antibaterinya.
1.2.Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah menentukan golongan senyawa flavonoida yang
terdapat dalam daun tumbuhan kareumbi (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax) serta
apakah dapat bersifat sebagai antibakteri.
1.3.Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengisolasi senyawa flavonoida serta uji aktivitas
antibakteri dari daun tumbuhan kareumbi (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax).
1.4.Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat memberikan sumber informasi ilmiah pada bidang
Kimia Bahan Alam Hayati khususnya tentang senyawa flavonoida serta aktivitas antibakteri
yang terkandung dalam daun tumbuhan kareumbi (Homalanthus populneus (Geiseler) Pax).
1.5.Lokasi Penelitian
1.5.1. Tempat Pengambilan Sampel
Sampel yang digunakan diperoleh dari daerah Berastagi, Kabupaten Tanah Karo, Sumatera
Utara.
1.6.Metodologi Penelitian
Dalam penelitian ini, isolasi senyawa flavonoida dilakukan terhadap daun tumbuhan
Kareumbi berupa serbuk daun kering halus sebanyak 2100 gram. Pada tahap awal dilakukan
uji skrining fitokimia untuk senyawa flavonoida, yaitu dengan menggunakan pereaksi FeCl 3
5%, H2SO(p), dan Mg-HCl.
Tahap Isolasi yang dilakukan ekstraksi maserasi dengan menggunaan pelarut metanol,
kemudian ekstrak pekat metanol dilarutkan dengan aquadest. Kemudian tahap pemisahan
tanin dilakukan dengan ekstrasi partisi dengan etilasetat. Ekstrak bebas tanin dilarutkan
dengan pelarut metanol, kemudian diekstrasi partisi dengan pelarut n-heksana. Kemudian
dianalisa dengan kromatografi lapis tipis dan pemisahan dilakukan dengan kromatogrfi
kolom sehingga dihasilkan frkasi-fraksi flavonoida. Fraksi-fraksi flavonoida yang dihasilikan
kembali dianalisa dengann kromatografi lapis tipis, kemudian dimurnikan dengan
kromatografi lapis tipis preparatif sehingga dihasilkan senyawa flavonoida yang murni, yang
kemudian dianalisa dengan kromatografi lapis tipis. Identifikasi struktur senyawa murni hasil
isolasi dilakukan dengan spektrofotometer UV-Vis, FT-IR, dan Spetrofotometer 1H-NMR
serta dilakukan uji aktivitas antibakteri untuk ekstrak pekat metanol tanpa tanin.