Anda di halaman 1dari 29

BAB 5

MASALAH KHUSUS
METODE PELAKSANAAN DAN PERHITUNGAN VOLUME PELAT
LANTAI 1

5.1 URAIAN UMUM


Pelat (slab) struktur palanar kaku yang secara khas terbuat dari material
monolit yang tingginya yang kecil dibandingkan dengan dimensi lainnya. Elemen-
elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja dalam satu arah ataupun bekerja
dua arah yang saling tegak lurus (Anonymous, 2016).
Pelaksanaan pekerjaan konstruksi plat lantai dilakukan setelah pekerjaan
kolom sudah selesai. Semua pekerjaan plat lantai ini dilaksanakan di tempat kerja
atau lokasi yang telah direncanakan. Pekerjaan-pekerjaan yang perlu dilakukan
meliputi pembesian, pemasangan bekisting, pengecoran, dan perawatan. Untuk
mendapatkan hasil kerja yang bagus (Kross, 2012).
Pekerjaan pengecoran adalah pekerjaan penuangan beton segar ke dalam
pekerjaan pengecoran dilakukan, harus dilakukan inspeksi pekerjaan untuk
memastikan cetakan dan besi tulangan telah terpasang sesuai rencana. Dengan
begitu, pekerjaan pengecoran dapat berjalan sesuai dengan rencana. Pekerjaan
pengecoran pelat lantai 1 ini sangat penting dalam konstruksi pembangunan
Proyek Anami-1 Tower B karena pelat lantai merupakan bagian dari elemen
gedung yang berfungsi sebagai tempat berpijak. Pijakan itu nantinya digunakan
untuk menopang scaffolding pelat dan balok lantai berikutnya, tempat pijakan para
pekerja maupun tempat diletakkannya alat-alat dan material untuk pekerjaan
lainnya.

48
5.2 TINJAUAN PUSTAKA
5.2.1 Definisi Pelat Lantai
pelat (slab) adalah sebuah elemen struktur horizontal yang berfungsi
menyalurkan beban mati maupun beban hidup menuju rangka pendukung vertikal
dari suatu sistem struktur. Elemen-elemen horizontal tersebut dapat dibuat bekerja
dalam satu arah ataupun bekerja dua arah yang saling tegak lurus (Anonymous,
2016).
Pelat lantai yang digunakan dalam pembangunan Proyek Anami-1 Tower B
adalah pelat lantai beton bertulang. Pelat ini terdiri dari beton dan tulangan yang
menjadi bahan utama dalam pekerjaannya.

5.2.2 Pengertian Umum Dalam Pekerjaan Pelat Lantai


Pelaksanaan pekerjaan pelat lantai memiliki beberapa istilah yang ada,
sebagai berikut:
1. Balok adalah bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk oleh tiga
pasang persegi atau persegi panjang, dengan paling tidak satu pasang
di antaranya berukuran berbeda. Jenis-jenis balok yang digunakan
dalam pembangunan Proyek Anami-1 Tower B, antara lain:
a. Balok sederhana adalah balok yang bertumpu pada kolom
diujung-ujungnya, dengan satu ujung bebas berotasi dan tidak
memiliki momen tahan.
b. Balok kantilever adalah balok yang diproyeksikan atau struktur
kaku lainnya didukung hanya pada satu ujung tetap.
2. Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga
keruntuhan pada suatu kolom menjadi lokasi kritis yang dapat
menyebabkan runtuhnya lantai yang bersangkutan dan juga runtuh
total seluruh struktur.
3. Beton decking adalah beton yang berfungsi untuk membuat sela atau
jarak antara permukaan bekisting dengan tulangan, sehingga pada
waktu pengecoran nanti bisa terbentuk selimut beton sesuai yang
diinginkan. Pada pembuatannya, beton decking diisikan kawat bendrat
pada bagian tengah yang nantinya dipakai sebagai pengikat tulangan.

49
Bentuk beton decking yang digunakan dalam Proyek Anami-1 Tower
B adalah bentuk silinder.
4. Bekisting adalah Suatu konstruksi pembantu yang bersifat sementara
yang merupakan cetakan pada bagian samping dan bawah dari suatu
konstruksi betonyang dikehendaki. Bekisting yang digunakan oleh
Proyek Anami-1 Tower B adalah bekisting aluma system.
5. Cakar ayam adalah tulangan yang berada di antara tulangan layer atas
dan layer bawah pada pelat lantai. Cakar ayam setiap proyek berbeda-
beda, tergantung pada ketebalan pelat lantai yang direncanakan.
6. Tulangan sengkang adalah tulangan yang digunakan untuk menahan
tegangan geser dan torsi dalam suatu komponen struktur
7. Tulangan peminggang adalah tulangan yang berada di kanan dan kiri
balok yang bertujuan untuk menghindari perubahan dimensi balok
selama pengecoran.
8. Tulangan tumpuan adalah tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di sekitar area tumpuan. Biasanya yang
menggunakan istilah ini hanya untuk balok dan pelat lantai.
9. Tulangan lapangan adalah tulangan pokok atau tulangan utama yang
posisinya berada di tengah bentang.

5.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN


PEKERJAAN PELAT LANTAI
Pekerjaan pelaksanaan pelat lantai menggunakan alat-alat yang membantu
pemudahan pekerjaan tersebut. Peralatan yang digunakan dalam pekerjaan
pelaksanaan pelat lantai, sebagai berikut:
1. Waterpass
Waterpass adalah alat yang digunakan untuk menentukan ketinggian
elevasi rencana pada suatu bangunan. Alat ini biasanya digunakan untuk
mengetahui elevasi lantai ketika lantai akan dicor, sehingga apabila terjadi
perbedaan antara elevasi rencana dengan elevasi dilapangan dapat
dikoreksi dan dilakukan perbaikan dengan segera.
2. Theodolite
Theodolite merupakan alat bantu dalam proyek untuk menentukan as
bangunan dan titik-titik as kolom pada tiap-tiap lantai, agar bangunan yang

50
dibuat tidak miring. Theodolite juga digunakan sebagai alat untuk menjaga
kevertikalitasan bangunan gedung tinggi.
3. Scaffolding
Suatu struktur sementara yang digunakan untuk menyangga manusia
dan material dalam konstruksi atau perbaikan gedung dan bangunan-
bangunan besar lainnya. Biasanya scaffolding berbentuk suatu sistem
modular dari pipa atau tabung logam, meskipun juga dapat menggunakan
bahan-bahan lain. Di beberapa negara Asia, bambu masih digunakan
sebagai scaffolding.
4. Bar bender
Bar bender merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan
tulangan seperti pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan untuk
sambungan tulangan kolom, juga pembengkokan tulangan balok dan pelat
lantai. Sudut yang dapat dibentuk oleh pembengkok tulangan dapat diatur
besarnya, yaitu 45°, 90°, 135°.
5. Bar cutter
Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standar (12
meter). Adanya keperluan tulangan yang pendek, maka perlu dilakukan
pemotongan terhadap tulangan yang ada. Maka dari itu, diperlukan suatu
alat pemotong tulangan, yaitu pemotong tulangan (bar cutter) yang
dioperasikan dengan menggunakan tenaga listrik.
6. Vibrator
Vibrator merupakan suatu alat penggetar mekanik yang digunakan
untuk menggetarkan adukan beton yang belum mengeras, dengan harapan
dapat menghilangkan rongga-rongga udara yang ada sehingga dapat
dihasilkan beton yang padat dan bermutu tinggi. Cara operasionalnya adalah
dengan memasukkan selang penggetar ke dalam adukan beton yang telah
dituang ke dalam bekisting, sehingga beton cair dapat memadat dan
meminimalkan terjadinya rongga pada beton yang dapat mengurangi
kekuatan.
7. Jidar
Jidar adalah alat yang digunakan untuk meratakan perkerasan beton
saat beton mulai mengeras. Jidar memiliki berbagai jenis seperti jidar

51
aluminium, jidar kayu, dan jidar besi. Jidar yang digunakan pada Proyek
Anami-1 Tower B adalah jidar alumunium.
8. Air compressor
Air compressor adalah alat penghasil udara bertekanan tinggi yang
digunakan untuk membersihkan kotoran-kotoran yang dapat mengurangi
mutu dan daya lekatan tulangan pada beton seperti: debu-debu, potongan-
potongan kawat bendrat, dan serbuk-serbuk kayu. Kegiatan pembersihan ini
dilakukan sesaat sebelum dilakukan pengecoran pada bagian bangunan
tertentu.

52
5.4 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN PELAT LANTAI
Metode pelaksanaan pekerjaan pelat lantai dapat digambarkan dengan
bagan di bawah ini, sebagai berikut:

Gambar 5.1 Diagram Alir Metode Pelaksanaan Pekerjaan Pelat Lantai


Sumber: PT. Perentjana Djaja, 2019

53
Dari Gambar 5.1 dapat dilihat bagan pelaksanaan pekerjaan pelat lantai,
dapat dijelaskan secara rinci sebagai berikut:
1. Penentuan As Kolom dan Balok
Langkah awal untuk memulai pengecoran adalah penentuan as kolom
dan balok. Penentuan as tersebut membuat posisi kolom, balok, dan pelat
lantai sesuai dengan yang direncanakan. Penentuan as tersebut harus
sesuai dengan gambar shop drawing pada lantai tersebut yang sudah
ditentukan.
2. Pemasangan Scaffolding
Tahap selanjutnya dari penentuan as kolom dan balok adalah
pendirian scaffolding. Pendirian scaffolding memberikan ketinggian yang
sesuai dengan shop drawing dan bekisting untuk ditempatkan. Pendirian
scaffolding dapat dibantu kesesuaian tinggi dengan theodolite. Langkah-
langkah pendirian scaffolding, sebagai berikut:
a. Memasang jack base (pondasi scaffolding).
b. Memasang main frame (badan kerangka utama scaffolding).
c. Memasang cross brace (pengaku main frame).
d. Memasang U head. (penyanggak konstruksi datasnya).
3. Pembuatan Bekisting Aluma Sytem
Pada Proyek Anami-1 Tower B, bekisting yang digunakan adalah
bekisting jenis aluma system. merupakan bekisting sistem terpercaya yang
telah biasa digunakan diluar negeri dengan sertifikasi dan standar dari
Canada, sementara di Indonesia bekisting ini hanya dapat diperoleh dari
kantor pusat PT. Totalindo Eka Persada Tbk saja.
Langkah kerja fabrikasi bekisting balok dan pelat lantai dapat dilihat
yaitu sebagai berikut:
a. Pembuatan bekisting balok dan pelat lantai dikerjakan di los kerja
kayu, yaitu pemotongan plywood sesuai dengan luas sisi balok
dan pelat lantai.
b. Untuk perkuatan arah memanjang pada sisi balok, dipasang
kayu kaso 5/7 (dipasang vertikal) setiap 50 cm, dengan cara
memaku kedalam plywood. Sedangkan bagian atas dan bawah
balok dipasang kayu kaso 5/7 arah horizontal.

54
c. Pada bekisting pelat lantai, pemasangan plywood disatukan
dengan rangkaian aluma beams dengan ukuran sesuai dengan
kebutuhan.
d. Pemasangan screw jack yang sudah diatur ketinggiannya.
Kemudian screw jack di masukkan kedalam staff.
e. Pemasangan staff kedalam outer leg dengan cara memasukkan
U-pin kedalam lubang yang terdapat pada keduanya.
f Pemasangan spandrels arah memanjang table form.
Pemasangan ini dilakukan dengan mengencangkan baut antara
spandrels dengan crossbrace connector.
g. Pemasangan strongback diatas spandrel/truss dengan cara
memasang aluma clamp kemudian dikencangkan dengan baut.
h. Pemasangan crossbrace connectors diantara ke dua rangkaian
table form.
1. Pemasangan aluma beams yang menghubungkan spandrels
dengan aluma joist (bagian dari bekisting pelat lantat) ke arah
memanjang table form.
j. Pemasangan bekisting pelat lantai yang telah terangkai plywood
dengan aluma beams kearah melintang table form.
4. Metode Pelaksanaan Pemasangan Bekisting Aluma System
Setelah fabriksi bekisting aluma system selesai dibuat, langkah
selanjutnya adalah pemasangan bekisting tersebut.
Metode pelaksanaan pemasangan bekisting aluma system dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Setelah table aluma selesai disusun kemudian sebagian
bekisting untuk plat lantai di pasang di atas table aluma.
b. Table aluma yang sudah siap di pasang kemudian di ikat bagian
tepi untuk di angkat menggunakan tower crane.
c. Saat flying kaki dari table atau Screw Jack harus dalam posisi di
pendekkan, untuk menjaga jika base plat jatuh pada waktu flying.
d. Jika sudah di atas atau berada pada posisi yang di inginkan
maka dilanjutkan memasang bekisting hingga terpasang semua.

55
e. Setelah itu di pasang pembesian kemudian di chek oleh surveyor
untuk memastikan bahwa sudah tidak ada pelat yang miring,
bekistingnya sudah terpasang semua dan sesuai elevasi.
5. Pemasangan Tulangan pada Pelat Lantai
Pada Proyek Anami-1 Tower B, dimensi dan penulangan balok sangat
bervariasi dan dapat dilihat dalam shop drawing. Pelaksanaan penulangan
balok dilakukan sebagai berikut:
a. Pemasangan tulangan bagian layer bawah arah x dan arah y
diikuti dengan beton decking di bagian bawahnya sebagai
selimut beton. Selimut beton yang digunakan sekitar 2 – 2,5 cm.
b. Pemasangan cakar ayam di atas tulangan layer bawah yang
bertujuan memberikan ketebalan pada pelat lantai dan
memberikan ruang pemisah antara tulangan layer bawah dan
tulangan layer atas.
c. Pemasanagan pipa pada daerah pelat lantai.
d. Pemasangan tulangan bagian layer atas arah x dan arah y.
e. Pemasangan relat.
f. Pemasangan stop cor.
6. Checklist Tulangan dan Tebal pada Pelat Lantai
Setelah selesai membuat bekisting dan pemasangan tulangan pada
pelat lantai, langkah selanjutnya adalah checklist jumlah tulangan dan
kesesuaian tebal pelat lantai terhadap shop drawing. Pemeriksaan ini
berkaitan dengan:
a. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan ukuran tulangan tumpuan.
b. Pemeriksaan jumlah, jarak, dan ukuran tulangan lapangan
c. Pemeriksaan penyambungan tulangan.
d. Pemeriksaan kekuatan kawat bendrat.
e. Pemeriksaan ketebalan pelat lantai.
7. Pembersihan Kotoran pada Zona yang Dicor
Pembersihan kotoran dilakukan dengan yang ringan menggunakan
kompressor. Sedangkan untuk kotoran yang bersifat berat seperti potongan
kawat bendrat atau logam lainnya menggunakan potongan magnet yang
didekatkan sehingga menempel dan mudah diambil.
8. Menghitung Panjang dan Lebar Zona untuk Dicor

56
Perhitungan panjang dan lebar zona yang akan dicor di lapangan
dapat dilakukan dengan meteran. Meteran yang digunakan jarak
maksimalnya 5 meter. Perhitungan ini di lapangan bertujuan untuk
menentukan volume zona dan menyesuaikan dengan perhitungan dari shop
drawing.
9. Menghitung Total Bersih Volume Cor
Hal ini dimaksudkan untuk menghitung volume cor yang sudah
dikurangi dengan tulangan, beton decking, dan lain-lain (Volume bersih).
Menghitung total bersih volume cor dalam Proyek Anami-1 Tower B
menggunakan kesepakatan dengan MK dan Konsultan yaitu 2% dari total
kotor volume cor.
10. Pengecoran
Pekerjaan pengecoran balok dan pelat lantai dapat dilaksanakan
dengan langkah-langkah, sebagai berikut:
a. Sebelum dicor antara beton baru dan beton lama diberi calbond
(lem beton) terlebih dahulu agar pengecoran dapat lebih lengket.
b. Pelaksanaan pengecoran balok dan pelat lantai digunakan
concrete pump yang menyalurkan beton ready mix dari truck
mixer ke lokasi pengecoran, dengan menggunakan pipa
pengecoran yang disambung-sambung menggunakan klem.
c. Pengecoran dilakukan selapis demi selapis sampai memenuhi
tebal pelat yang direncanakan.
d. Beton dipadatkan dengan vibrator dengan maksud agar
terbentuk beton yang benar-benar padat, proses penggetaran
tidak boleh terlalu lama, bila adukan beton sudah terlihat agak
mengeluarkan air (air semen sudah memisah dengan agregat)
maka vibrator dipindahkan ke titik yang lain.
e. Adukan kemudian diratakan dengan menggunakan jidar. Tebal
dan kerataan pelat lantai bisa dilihat dengan relat.
11. Curing
Perawatan beton (curing) adalah suatu proses untuk menjaga tingkat
kelembaban dan temperatur ideal untuk mencegah hidrasi yang berlebihan
serta menjaga agar hidrasi terjadi secara berkelanjutan. Curing secara
umum dipahami sebagai perawatan beton, yang bertujuan untuk menjaga

57
supaya beton tidak terlalu cepat kehilangan air. Jenis curing yang digunakan
pada Proyek Anami-1 Tower B adalah Curing Compound.
12. Pemindahan Bekisting
Pelepasan bekisting balok dan pelat lantai dapat dilakukan setelah ±7
hari. Karena Proyek Anami-1 Tower B menggunakan bekisting aluma
system, maka dari itu bekisting tidak perlu dilepas melainkan hanya perlu
dipindahkan keatas pelat yang sudah siap dengan tower crane dan bisa
digunakan kembali untuk pembuatan balok dan pelat di lantai selanjutnya.

5.5 METODE PERHITUNGAN VOLUME PELAT LANTAI 1


Metode perhitungan volume pelat lantai 1 pada Proyek Anami-1 Tower B
dapat digambarkan dengan bagan, sebagai berikut:

Gambar 5.2 Tahapan Metode Pehitungan Volume Pelat lantai 1


Sumber: PT. Perentjana Djaja, 2019

58
5.5.1 Rumus dan Perhitungan Volume Pelat Lantai 1 Zona 1
Adapun perhitungan pelat pada lantai 1 zona 1 yang akan dicor adalah
sebagai berikut:

Tabel 5.1 Volume Pelat Lantai 1 Zona 1


Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 1-2 BL-BK 5050 1800 150 1,3635
2 2-3 BL-BK 3500 1800 150 0,945
3 3-4 BL-BK 5000 1800 150 1,35
4 4-5 BL-BK 3500 1800 150 0,945
5 5-6 BL-BK 5000 1800 150 1,35
6 6-7 BL-BK 5000 1800 150 1,35
7 7-8 BL-BK 5000 1800 150 1,35
8 8-9 BL-BK 3500 1800 150 0,945
9 9-10 BL-BK 5000 1800 150 1,35
10 10-11 BL-BK 5000 1800 150 1,35
11 11-12 BL-BK 5000 1800 150 1,35
12 12-13 BL-BK 5000 1800 150 1,35
13 Zona 1 13-14 BL-BK 5000 1800 150 1,35
14 14-15 BL-BK 4525 1800 150 1,22175
15 15-16 BL-BK 5050 1800 150 1,3635
16 7’-7’’ BK-BJ 1800 5575 150 1,50525
17 7’-7’’ BJ-BI 1800 3550 150 0,9585
18 7’-7’’ BI-BH 1800 3500 150 0,945
19 7’-7’’ BH-BG 1800 5000 150 1,35
20 7’-7’’ BG-BF 1800 5000 150 1,35
21 7’-7’’ BF-BE 1800 5000 150 1,35
22 7’-7’’ BE-BD 1800 5000 150 1,35
23 7’-7’’ BD-BC 1800 3500 150 0,945
24 7’-7’’ BC-BB 1800 5000 150 1,35
25 7’-7’’ BB-BA 1800 3700 150 0,999

59
Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
26 14’-14’’ BJ-BI 1800 3550 150 0,9585
27 14’-14’’ BI-BH 1800 3500 150 0,945
28 14’-14’’ BH-BG 1800 5000 150 1,35
29 14’-14’’ BG-BF 1800 5000 150 1,35
30 Zona 1 14’-14’’ BF-BE 1800 5000 150 1,35
31 14’-14’’ BE-BD 1800 5000 150 1,35
32 14’-14’’ BD-BC 1800 3500 150 0,945
33 14’-14’’ BC-BB 1800 5000 150 1,35
34 14’-14’’ BB-BA 1800 3700 150 0,999
Total Volume Zona 1 41,634

Contoh perhitungan volume pelat lantai 1 zona 1 dengan data pada Tabel
5.1 adalah sebagai berikut:
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
Volume = 5000 x 1800 x 150
= 1363500000 mm3 = 1,3635 m3
Dilihat dari Tabel 5.1 bahwa total volume lantai 1 zona 1 sebesar 41,634 m3.

Diketahui pada gambar rencana pembangunan Proyek Anami-1 Tower B,


tulangan yang dipakai untuk pelat lantai 1 zona 1 adalah D10-300.

Contoh perhitungan volume tulangan lapangan pelat lantai 1 zona 1 dengan


data pada Tabel 5.1 adalah sebagai berikut:

1. Arah x
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah x
0,5 x Lebar
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah x
0,5 x 1800
=
300
= 3 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah x
1
= x π x D2 x (Lebar x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4

60
1
= x π x 102 x (1800 x 0,5 x 3)
4
= 0,00021 m3
Total volume tulangan lapangan arah x adalah 0,00021 m3.
2. Arah y
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah y
0,5 x Panjang
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah y
0,5 x 5050
=
300
= 9 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah y
1
= x π x D2 x (Panjang x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 102 x (5050 x 0,5 x 9)
4
= 0,00178 m3
Total volume tulangan lapangan arah y adalah 0,00178 m3.

Tabel 5.2 Volume Tulangan Lapangan Pelat Lantai 1 Zona 1

Jarak Antar Jumlah Volume


No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
1 10 300 300 3 3 0,00021 0,00178
2 10 300 300 3 3 0,00021 0,00082
3 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
4 10 300 300 3 3 0,00021 0,00082
5 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
6 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
7 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
8 10 300 300 3 3 0,00021 0,00082
9 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
10 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177

61
Jarak Antar Jumlah Volume
No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
11 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
12 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
13 10 300 300 3 3 0,00021 0,00177
14 10 300 300 3 3 0,00021 0,00142
15 10 300 300 3 3 0,00021 0,00178
16 10 300 300 10 10 0,00219 0,00021
17 10 300 300 6 6 0,00084 0,00021
18 10 300 300 6 6 0,00082 0,00021
19 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
20 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
21 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
22 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
23 10 300 300 6 6 0,00082 0,00021
24 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
25 10 300 300 7 7 0,00102 0,00021
26 10 300 300 6 6 0,00084 0,00021
27 10 300 300 6 6 0,00082 0,00021
28 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
29 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
30 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
31 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
32 10 300 300 6 6 0,00082 0,00021
33 10 300 300 9 9 0,00177 0,00021
34 10 300 300 7 7 0,00102 0,00021
Total Volume Tulangan Lapangan Zona 1 0,05742

62
5.5.2 Rumus dan Perhitungan Volume Pelat Lantai 1 Zona 2
Adapun perhitungan pelat pada lantai 1 zona 2 yang akan dicor adalah
sebagai berikut:

Tabel 5.3 Volume Pelat Lantai 1 Zona 2


Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 1-2 BM-BL 5050 5525 150 4,185
2 2-3 BM-BL 3500 5525 150 2,901
3 3-4 BM-BL 5000 5525 150 4,144
4 4-5 BM-BL 3500 5525 150 2,901
5 5-6 BM-BL 5000 5525 150 4,144
6 6-7 BM-BL 5000 5525 150 4,144
7 7-8 BM-BL 5000 5525 150 4,144
8 8-9 BM-BL 3500 5525 150 2,901
9 9-10 BM-BL 5000 5525 150 4,144
10 10-11 BM-BL 5000 5525 150 4,144
11 11-12 BM-BL 5000 5525 150 4,144
12 12-13 BM-BL 5000 5525 150 4,144
13 13-14 BM-BL 5000 5525 150 4,144
Zona 2
14 14-15 BM-BL 4525 5525 150 3,750
15 15-16 BM-BL 5050 5525 150 4,185
16 2-3 BK-BJ 3500 5525 150 2,901
17 3-4 BK-BJ 5000 5525 150 4,144
18 4-5 BK-BJ 3500 5525 150 2,901
19 5-6 BK-BJ 3500 5525 150 2,901
20 6-7 BK-BJ 5300 5525 150 4,392
21 6-7 BJ-BI 5000 3550 150 2,663
22 6-7 BI-BH 5000 3500 150 2,625
23 6-7 BH-BG 5000 5000 150 3,750
24 6-7 BG-BF 5000 5000 150 3,750
25 6-7 BF-BE 5000 5000 150 3,750
26 6-7 BE-BD 5000 5000 150 3,750

63
Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
27 6-7 BD-BC 5000 3500 150 2,625
28 6-7 BC-BB 5000 5000 150 3,750
29 6-7 BB-BA 5000 3700 150 2,775
30 7’’-8’ BJ-BI 5300 3550 150 2,822
31 7’’-8’ BI-BH 6400 3500 150 3,360
32 7’’-8’ BH-BG 6400 5000 150 4,800
33 7’’-8’ BG-BF 6400 5000 150 4,800
34 7’’-8’ BF-BE 6400 5000 150 4,800
35 7’’-8’ BE-BD 6400 5000 150 4,800
36 7’’-8’ BD-BC 6400 3500 150 3,360
37 7’’-8’ BC-BB 6400 5000 150 4,800
38 7’’-8’ BB-BA 6400 3700 150 3,552
39 8-9 BK-BJ 3500 5525 150 2,901
40 9-10 BK-BJ 5000 5525 150 4,144
41 10-11 BK-BJ 5000 5525 150 4,144
42 Zona 2 11-12 BK-BJ 5000 5525 150 4,144
43 12-13 BK-BJ 5000 5525 150 4,144
44 14-15 BK-BJ 4525 5525 150 3,750
45 15-16 BK-BJ 5050 5525 150 4,185
46 14-14’ BI’-BI 3575 1575 150 0,845
47 13-14 BI-BH 5525 3500 150 2,901
48 13’-14 BH-BG 5525 5000 150 4,144
49 13’-14 BG-BF 5525 5000 150 4,144
50 13’-14 BF-BE 5525 5000 150 4,144
51 13’-14 BE-BD 5525 5000 150 4,144
52 13’-14 BD-BC 5525 3500 150 2,901
53 13’-14 BC-BB 5525 5000 150 4,144
54 13’-14 BB-BA 5525 3700 150 3,066
55 15-16 BJ-BI 5050 3550 150 2,689
56 15-16 BI-BH 5050 3500 150 2,651
57 15-16 BH-BG 5050 5000 150 3,788

64
Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
58 15-16 BG-BF 5050 5000 150 3,788
59 15-16 BF-BE 5050 5000 150 3,788
60 15-16 BE-BD 5050 5000 150 3,788
Zona 2
61 15-16 BD-BC 5050 3500 150 2,651
62 15-16 BC-BB 5050 5000 150 3,788
63 15-16 BB-BA 5050 3700 150 2,803
Total Volume Zona 2 125,3738

Contoh perhitungan volume pelat lantai 1 zona 2 dengan data pada Tabel
5.3 adalah sebagai berikut:
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
Volume = 5050 x 5525 x 150
= 4185000000 mm3 = 4,185 m3
Dilihat dari Tabel 5.3 bahwa total volume lantai 1 zona 2 sebesar 125,3738 m3.

Diketahui pada gambar rencana pembangunan Proyek Anami-1 Tower B,


tulangan yang dipakai untuk pelat lantai 1 zona 2 adalah D10-200.

Contoh perhitungan volume tulangan lapangan pelat lantai 1 zona 2 dengan


data pada Tabel 5.3 adalah sebagai berikut:

3. Arah x
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah x
0,5 x Lebar
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah x
0,5 x 5525
=
200
= 14 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah x
1
= x π x D2 x (Lebar x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 102 x (5525 x 0,5 x 14)
4
= 0,00304 m3

65
Total volume tulangan lapangan arah x adalah 0,00304 m3.
4. Arah y
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah y
0,5 x Panjang
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah y
0,5 x 5050
=
200
= 13 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah y
1
= x π x D2 x (Panjang x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 102 x (5050 x 0,5 x 13)
4
= 0,00258 m3
Total volume tulangan lapangan arah y adalah 0,00258 m3.

Tabel 5.4 Volume Tulangan Lapangan Pelat Lantai 1 Zona 2

Jarak Antar Jumlah Volume


No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
1 10 200 200 14 13 0,00304 0,00258
2 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
3 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
4 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
5 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
6 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
7 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
8 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
9 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
10 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
11 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
12 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
13 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255

66
Jarak Antar Jumlah Volume
No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
14 10 200 200 14 12 0,00304 0,00213
15 10 200 200 14 13 0,00304 0,00258
16 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
17 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
18 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
19 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
20 10 200 200 14 14 0,00304 0,00291
21 10 200 200 9 13 0,00125 0,00255
22 10 200 200 9 13 0,00124 0,00255
23 10 200 200 13 13 0,00255 0,00255
24 10 200 200 13 13 0,00255 0,00255
25 10 200 200 13 13 0,00255 0,00255
26 10 200 200 13 13 0,00255 0,00255
27 10 200 200 9 13 0,00124 0,00255
28 10 200 200 13 13 0,00255 0,00255
29 10 200 200 10 13 0,00145 0,00255
30 10 200 200 9 14 0,00125 0,00291
31 10 200 200 9 16 0,00124 0,00402
32 10 200 200 13 16 0,00255 0,00402
33 10 200 200 13 16 0,00255 0,00402
34 10 200 200 13 16 0,00255 0,00402
35 10 200 200 13 16 0,00255 0,00402
36 10 200 200 9 16 0,00124 0,00402
37 10 200 200 13 16 0,00255 0,00402
38 10 200 200 10 16 0,00145 0,00402
39 10 200 200 14 9 0,00304 0,00124
40 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
41 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
42 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255
43 10 200 200 14 13 0,00304 0,00255

67
Jarak Antar Jumlah Volume
No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
44 10 200 200 14 12 0,00304 0,00213
45 10 200 200 14 13 0,00304 0,00258
46 10 200 200 4 9 0,00025 0,00126
47 10 200 200 9 14 0,00124 0,00304
48 10 200 200 13 14 0,00255 0,00304
49 10 200 200 13 14 0,00255 0,00304
50 10 200 200 13 14 0,00255 0,00304
51 10 200 200 13 14 0,00255 0,00304
52 10 200 200 9 14 0,00124 0,00304
53 10 200 200 13 14 0,00255 0,00304
54 10 200 200 10 14 0,00145 0,00304
55 10 200 200 9 13 0,00125 0,00258
56 10 200 200 9 13 0,00124 0,00258
57 10 200 200 13 13 0,00255 0,00258
58 10 200 200 13 13 0,00255 0,00258
59 10 200 200 13 13 0,00255 0,00258
60 10 200 200 13 13 0,00255 0,00258
61 10 200 200 9 13 0,00124 0,00258
62 10 200 200 13 13 0,00255 0,00258
63 10 200 200 10 13 0,00145 0,00258
Total Volume Tulangan Lapangan Zona 2 0,31875

5.5.3 Rumus dan Perhitungan Volume Pelat Lantai 1 Zona 3


Adapun perhitungan pelat pada lantai 1 zona 3 yang akan dicor adalah
sebagai berikut:

68
Tabel 5.5 Volume Pelat Lantai 1 Zona 3
Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 1-2 BJ-BI 5050 3550 150 2,689
2 1-2 BI-BH 5050 3500 150 2,651
3 1-2 BH-BG 5050 5000 150 3,788
4 1-2 BG-BF 5050 5000 150 3,788
5 1-2 BF-BE 5050 5000 150 3,788
6 1-2 BE-BD 5050 5000 150 3,788
7 1-2 BD-BC 5050 3500 150 2,651
8 1-2 BC-BB 5050 5000 150 3,788
9 1-2 BB-BA 5050 3700 150 2,803
10 3-4 BJ-BI 5000 3550 150 2,663
11 3-4 BI-BH 5000 3500 150 2,625
12 3-4 BH-BG 5000 5000 150 3,750
13 3-4 BG-BF 5000 5000 150 3,750
14 3-4 BF-BE 5000 5000 150 3,750
15 3-4 BE-BD 5000 5000 150 3,750
Zona 3
16 3-4 BD-BC 5000 3500 150 2,625
17 3-4 BC-BB 5000 5000 150 3,750
18 3-4 BB-BA 5000 3700 150 2,775
19 4-6 BJ-BI 8500 3550 150 4,526
20 4-6 BI-BH 8500 3500 150 4,463
21 4-6 BH-BG 8500 5000 150 6,375
22 4-6 BG-BF 8500 5000 150 6,375
23 4-6 BF-BE 8500 5000 150 6,375
24 4-6 BE-BD 8500 5000 150 6,375
25 4-6 BD-BC 8500 3500 150 4,463
26 4-6 BC-BB 8500 5000 150 6,375
27 4-6 BB-BA 8500 3700 150 4,718
28 9-10 BJ-BI 8500 3550 150 4,526
29 9-10 BI-BH 8500 3500 150 4,463
30 9-10 BH-BG 8500 5000 150 6,375

69
Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume
No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
31 9-10 BG-BF 8500 5000 150 6,375
32 9-10 BF-BE 8500 5000 150 6,375
33 9-10 BE-BD 8500 5000 150 6,375
34 9-10 BD-BC 8500 3500 150 4,463
35 9-10 BC-BB 8500 5000 150 6,375
36 10-12 BJ-BI 8500 3550 150 4,526
37 10-12 BI-BH 8500 3500 150 4,463
38 10-12 BH-BG 8500 5000 150 6,375
39 10-12 BG-BF 8500 5000 150 6,375
40 10-12 BF-BE 8500 5000 150 6,375
41 Zona 3 10-12 BE-BD 8500 5000 150 6,375
42 10-12 BD-BC 8500 3500 150 4,463
43 10-12 BC-BB 8500 5000 150 6,375
44 12-13’ BJ-BI 8500 3550 150 4,526
45 12-13’ BI-BH 8500 3500 150 4,463
46 12-13’ BH-BG 8500 5000 150 6,375
47 12-13’ BG-BF 8500 5000 150 6,375
48 12-13’ BF-BE 8500 5000 150 6,375
49 12-13’ BE-BD 8500 5000 150 6,375
50 12-13’ BD-BC 8500 3500 150 4,463
51 12-13’ BC-BB 8500 5000 150 6,375
Total Volume Zona 3 148,1644

Contoh perhitungan volume pelat lantai 1 zona 3 dengan data pada Tabel
5.5 adalah sebagai berikut:
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
Volume = 5050 x 3550 x 150
= 2689000000 mm3 = 2,689 m3
Dilihat dari Tabel 5.5 bahwa total volume lantai 1 zona 3 sebesar 148,1644 m3.

70
Diketahui pada gambar rencana pembangunan Proyek Anami-1 Tower B,
tulangan yang dipakai untuk pelat lantai 1 zona 3 adalah D13-150.

Contoh perhitungan volume tulangan lapangan pelat lantai 1 zona 3 dengan


data pada Tabel 5.5 adalah sebagai berikut:

5. Arah x
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah x
0,5 x Lebar
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah x
0,5 x 3550
=
150
= 12 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah x
1
= x π x D2 x (Lebar x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 132 x (3550 x 0,5 x 12)
4
= 0,00283 m3
Total volume tulangan lapangan arah x adalah 0,00283 m3.
6. Arah y
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah y
0,5 x Panjang
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah y
0,5 x 5050
=
150
= 17 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah y
1
= x π x D2 x (Panjang x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 132 x (5050 x 0,5 x 17)
4
= 0,00569 m3
Total volume tulangan lapangan arah y adalah 0,00569 m3.

71
Tabel 5.6 Volume Tulangan Lapangan Pelat Lantai 1 Zona 3

Jarak Antar Jumlah Volume


No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
1 13 150 150 12 17 0,00283 0,00569
2 13 150 150 12 17 0,00279 0,00569
3 13 150 150 17 17 0,00564 0,00569
4 13 150 150 17 17 0,00564 0,00569
5 13 150 150 17 17 0,00564 0,00569
6 13 150 150 17 17 0,00564 0,00569
7 13 150 150 12 17 0,00279 0,00569
8 13 150 150 17 17 0,00564 0,00569
9 13 150 150 13 17 0,00319 0,00569
10 13 150 150 12 17 0,00283 0,00564
11 13 150 150 12 17 0,00279 0,00564
12 13 150 150 17 17 0,00564 0,00564
13 13 150 150 17 17 0,00564 0,00564
14 13 150 150 17 17 0,00564 0,00564
15 13 150 150 17 17 0,00564 0,00564
16 13 150 150 12 17 0,00279 0,00564
17 13 150 150 17 17 0,00564 0,00564
18 13 150 150 13 17 0,00319 0,00564
19 13 150 150 12 29 0,00283 0,01635
20 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
21 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
22 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
23 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
24 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
25 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
26 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
27 13 150 150 13 29 0,00319 0,01635
28 13 150 150 12 29 0,00283 0,01635

72
Jarak Antar Jumlah Volume
No Diameter Tulangan Tulangan Butuh (m3)
x y x y x y
29 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
30 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
31 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
32 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
33 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
34 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
35 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
36 13 150 150 12 29 0,00283 0,01635
37 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
38 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
39 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
40 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
41 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
42 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
43 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
44 13 150 150 12 29 0,00283 0,01635
45 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
46 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
47 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
48 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
49 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
50 13 150 150 12 29 0,00279 0,01635
51 13 150 150 17 29 0,00564 0,01635
Total Volume Tulangan Lapangan Zona 3 0,87068

5.5.4 Rumus dan Perhitungan Volume Pelat Lantai 1 Zona 4


Adapun perhitungan pelat pada lantai 1 zona 4 yang akan dicor adalah
sebagai berikut:

73
Tabel 5.7 Volume Pelat Lantai 1 Zona 4

Kode Koordinat Panjang Lebar Tebal Volume


No
Pelat x y (mm) (mm) (mm) (m3)
1 9-10 BB-BA 8500 3700 250 7,8625
2 Zona 4 10-12 BB-BA 8500 3700 250 7,8625
3 12-13 BB-BA 8500 3700 250 7,8625
Total Volume Zona 4 23,5875

Contoh perhitungan volume pelat lantai 1 zona 4 dengan data pada Tabel
5.7 adalah sebagai berikut:
Volume = Panjang x Lebar x Tinggi
Volume = 8500 x 3700 x 250
= 7862500000 mm3 = 7,8625 m3
Dilihat dari Tabel 5.7 bahwa total volume lantai 1 zona 4 sebesar 23,5875 m3.

Diketahui pada gambar rencana pembangunan Proyek Anami-1 Tower B,


tulangan yang dipakai untuk pelat lantai 1 zona 4 adalah D13-150.

Contoh perhitungan volume tulangan lapangan pelat lantai 1 zona 4 dengan


data pada Tabel 5.7 adalah sebagai berikut:

7. Arah x
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah x
0,5 x Lebar
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah x
0,5 x 3700
=
150
= 13 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah x
1
= x π x D2 x (Lebar x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 132 x (3700 x 0,5 x 13)
4
= 0,003191 m3
Total volume tulangan lapangan arah x adalah 0,003191 m3.

74
8. Arah y
a. Jumlah tulangan lapangan yang dibutuhkan pada arah y
0,5 x Panjang
=
Jarak Tulangan Tumpuan Arah y
0,5 x 8500
=
150
= 29 buah
b. Volume tulangan lapangan pada arah y
1
= x π x D2 x (Panjang x 0,5 x Jumlah Tulangan)
4
1
= x π x 292 x (8500 x 0,5 x 29)
4
= 0,00733 m3
Total volume tulangan lapangan arah y adalah 0,035419 m3.

Tabel 5.8 Volume Tulangan Lapangan Pelat Lantai 1 Zona 4

Jumlah
Jarak Antar Volume
Tulangan
No Diameter Tulangan (m3)
Butuh
x y x y x y
1 13 150 150 13 29 0,003191 0,00733
2 13 150 150 13 29 0,003191 0,00733
3 13 150 150 13 29 0,003191 0,00733
Total Volume Tulangan Lapangan Zona 4 0,03156

5.6 PERHITUNGAN VOLUME PENGECORAN PELAT DI LANTAI 1


Perhitungan volume pengecoran pelat di lantai 1 dapat dilihat dibawah yaitu
sebagai berikut:
1. Volume pengecoran pelat lantai 1 zona 1
Volume pelat zona 1 – total volume tulangan zona 1
= 41,634 m3 - 0,0574 m3
= 41,5766 m3.

75
2. Volume peng ecoran pelat lantai 1 zona 2
Volume pelat zona 2 – total volume tulangan zona 2
= 125,3738 m3 - 0,31875 m3
= 125,055 m3.
3. Volume pengecoran pelat lantai 1 zona 3
Volume pelat zona 3 – total volume tulangan zona 3
= 148,1644 m3 - 0,87068 m3
= 147,294 m3.
4. Volume pengecoran pelat lantai 1 zona 4
Volume pelat zona 4 – total volume tulangan zona 4
= 23,5875 m3 - 0,03156 m3
= 23,5559 m3.

76

Anda mungkin juga menyukai