Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERINTAH KERJA

RENOVASI RUMAH JAGA POMPA YOS SUDARSO 1

Surat Perintah Kerja ini dibuat di Bandung pada tanggal Dua Bulan November tahun dua ribu dua
puluh satu (02-11-2021), oleh dan antara :

I. ROMARIO SEBASTIAN OCTAVIANUS., swasta, dalam hal ini bertindak untuk dirinya sendiri,
beralamat di Jl.Rereng Manis No.28 Rt/008 Rw/011 Kel.Sukaluyu Kec.Cibeunying Kaler Kota
Bandung, Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 1271191210900002 berlaku seumur
hidup, untuk selanjutnya disebut sebagai Pihak Pertama.

II. Harmen Parsaoran T., swasta, dalam hal ini bertindak untuk dirinya sendiri, bertempat tinggal
di Jalan Plumpang 3, RT 006, RW 005, Kecamatan Koja, Kota Jakarta Utara, Provinsi DKI Jakarta,
Pemegang Kartu Tanda Penduduk Nomor 3172030105720014, berlaku seumur hidup, untuk
selanjutnya disebut sebagai Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua secara bersama-sama di sebut sebagai “Para Pihak” dan
sendirisendiri disebut “Pihak”.

Para Pihak sepakat dan setuju untuk mengikatkan diri serta menandatangani Perjanjian ini dengan
syarat-syarat dan ketentuan sebagai berikut :

Pasal 1
Maksud dan Tujuan

1. Pihak Pertama dengan ini menunjuk Pihak Kedua untuk melakukan Pekerjaan Renovasi
Rumah Jaga Pompa Yos Sudarso 1(untuk selanjutnya disebut Pekerjaan) dan Pihak Kedua
dengan ini menyatakan setuju atas penunjukan Pihak Pertama. Pihak Kedua akan
melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan dengan metode kerja yang benar dan
mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja sesuai dengan Peraturan dan Perundang-
undangan yang berlaku.

2. Lokasi Pekerjaan adalah di area Jalan Yos Sudarso Kelurahan Sunter Agung Kecamatan Tanjung
Priok DKI Jakarta

3. Pihak Kedua akan melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan instruksi dan persetujuan dari Pihak
Pertama.

1
Pasal 2
Lingkup Pekerjaan

1. Dalam pelaksanaan Pekerjaan tersebut, Pihak Kedua akan menyediakan seluruh bahan,
peralatan, tenaga kerja dan sarana yang diperlukan untuk melaksanakan dan menyelesaikan
Pekerjaan secara baik, professional dan mengutamakan keselamatan dan kesehatan kerja
sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

2. Lingkup Pekerjaan sesuai dengan Surat Penawaran tertanggal 02 November 2021 yang
ditandatangani oleh Pihak Kedua sebagaimana dilampirkan dalam Perjanjian ini dan menjadi
satu kesatuan yang mengikat Para Pihak.

Pasal 3
Jangka Waktu Pelaksanaan

1. Pihak Kedua harus melaksanakan Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Perjanjian
ini dalam mulai dari tanggal 02 November 2021 sampai dengan tanggal 02 Desember 2021.

2. Untuk setiap tahapan pelaksanaan Pekerjaan, Pihak Kedua harus mendapatkan persetujuan
Pihak Pertama terlebih dahulu sebelum melanjutkan pada tahapan selanjutnya.

3. Apabila terdapat perbedaan atau penyimpangan antara pelaksanaan pekerjaan dengan


dokumen yang telah disepakati, maka Pihak Kedua wajib terlebih dahulu mengajukan
persetujuan tertulis atas perbedaan atau penyimpangan pekerjaan tersebut kepada Pihak
Pertama sebelum pelaksanaan pekerjaan dilakukan.

4. Apabila Pihak Kedua melaksanakan penyimpangan pekerjaan sebelum mendapatkan


persetujuan tertulis dari Pihak Pertama, maka Pihak Kedua wajib membongkar dan/atau
memperbaiki bagian pekerjaan yang menyimpang tersebut serta menanggung seluruh biaya
yang timbul akibat dari pembongkaran dan/atau perbaikan yang dilakukan dan Pihak Kedua
tidak berhak untuk meminta perpanjangan waktu Perjanjian.

2
Pasal 4
Harga Pekerjaan

Untuk melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan ketentuan SPK ini, Pihak Pertama akan membayarkan
kepada Pihak Kedua harga pekerjaan sebesar Rp92.521.600,- (sembilan puluh dua juta lima ratus
dua puluh satu ribu enam ratus rupiah).

Pasal 5
Cara Pembayaran

Pembayaran untuk pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 dengan tahapan:

1. Pembayaran I adalah sebesar 50% (lima puluh persen) dari harga pekerjaan atau
Rp46.260.800,- (empat puluh enam juta dua ratus enam puluh ribu delapan ratus rupiah)
dibayarkan sebagai uang muka pekerjaan dan dibayarkan dalam 7 (tujuh) hari setelah invoice
diterima oleh Pihak Pertama.

2. Pembayaran II adalah sebesar 45% (empat puluh lima persen) dari harga pekerjaan atau
Rp41.634.720,- (empat puluh satu juta enam ratus tiga puluh empat ribu tujuh ratus dua puluh
rupiah) dibayarkan pada saat pekerjaan mencapai 100% (seratus persen), dibuktikan dengan
Berita Acara Serah Terima I dan dibayarkan dalam 7 (tujuh) hari setelah invoice diterima oleh
Pihak Pertama.

3. Pembayaran Retensi 5% (lima persen) dari harga pekerjaan atau Rp4.626.080,- (empat juta
enam ratus dua puluh enam ribu delapan puluh rupiah) dibayarkan setelah masa tanggungan
cacat 3 bulan (90 hari) terhitung sejak Berita Acara Serah Terima I selesai dan dibuktikan
dengan Berita Acara Serah Terima II.
Pembayaran dilakukan dalam 7 (tujuh) hari setelah invoice diterima oleh Pihak Pertama.

Pasal 6
Denda Keterlambatan

1. Apabila jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang tersebut dalam Pasal 3 ayat 1 mengalami
keterlambatan lebih dari 7 (tujuh) hari kalender akibat kelalaian Pihak Kedua maka terhitung
sejak keterlambatan hari ke-8 akan dikenakan denda sebesar 1%₀ (satu per mil) untuk setiap
hari keterlambatan dihitung dari harga pekerjaan dan maksimal 5% (lima persen) dari Harga
Pekerjaan.

2. Pelaksanaan pembayaran denda ini akan diperhitungkan dan akan dilaksanakan pada saat
Pihak Pertama melakukan pembayaran Pekerjaan sesuai dengan ketentuan Pasal 5.

3 Apabila denda keterlambatan maksimal telah dilampaui sedang pelaksanaan Pekerjaan belum
selesai sepenuhnya, maka Pihak Pertama berhak memutuskan perjanjian ini secara sepihak

3
dan Pihak Pertama berhak untuk menunjuk Pihak Ketiga untuk menyelesaikan pekerjaan,
biaya menjadi tanggung jawab Pihak Kedua. Dalam hal ini Pihak Kedua tetap berkewajiban
untuk membayar denda maksimal kepada Pihak Pertama sebagaimana dimaksud dalam ayat
1 Pasal ini.

Pasal 7
Force Majeure

1. Para Pihak dibebaskan dari tanggung jawab atas kegagalan atau keterlambatan dalam
melaksanakan kewajiban berdasarkan Perjanjian ini yang disebabkan oleh hal-hal yang diluar
kemampuan yang wajar dari Para Pihak, yang selanjutnya dalam perjanjian ini disebut Force
Majeure.

2. Yang dimaksud dengan force Majeure adalah akibat-akibat dari kejadian-kejadian diluar
kekuasaan/kemampuan Para Pihak secara langsung maupun tidak langsung, berhubungan dan
berpengaruh terhadap Perjanjian ini, seperti:
a. Gempa bumi, banjir, angin topan, kebakaran, huru hara, perang, sabotase, epidemic.
b. Adanya kebijaksanaan Pemerintah dalam bidang ekonomi dan moneter yang dapat
menghalangi pelaksanaan Pekerjaan secara langsung.

3. Dalam hal kejadian-kejadian Force Majeure selama pelaksanaan Pekerjaan, Pihak Kedua harus
memberitahukan secara tertulis kepada Pihak Pertama paling lambat 2 (dua) hari kalender
sejak kejadian tersebut. Jika batas waktu ini terlampaui, maka Pihak Kedua tidak dapat
mengajukan kejadian sebagai Force Majeure.

4. Pihak Pertama akan mempertimbangkan, menyetujui atau menolak keadaan Force Majeure
secara tertulis dalam waktu 2 X 24 (dua kali dua puluh empat) jam setelah pemberitahuan
Force Majeure diterima oleh Pihak Pertama. Jika jangka waktu ini terlampaui, maka Pihak
Pertama dianggap telah menyetujui kejadian sebagai Force Majeure.

5. Apabila keadaan Force Majeure ditolak oleh Pihak Pertama, maka Pihak Pertama berhak
melakukan pemutusan Perjanjian dan untuk itu akan berlaku ketentuan-ketentuan
sebagaimana diatur dalam Pasal 8 Surat Perintah Kerja ini.

Pasal 8
Pengakhiran Surat Perintah Kerja

1. Apabila Pihak Kedua gagal melaksanakan Pekerjaan sesuai dengan Surat Perintah Kerja ini,
maka Pihak Pertama berhak secara sepihak memutuskan Surat Perintah Kerja ini dengan
memberitahukan secara tertulis hal tersebut kepada Pihak Kedua, dengan didahului
peringatan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu 7 (tujuh) hari
kalender. Dalam hal demikian, Pihak Pertama berhak untuk menunjuk pihak lain atas
kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan Pekerjaan. Jika biaya

4
penyelesaian Pekerjaan lebih besar dari pada sisa Harga Pekerjaan yang belum dibayarkan
kepada Pihak Kedua, maka Pihak Kedua harus membayarkan selisihnya kepada Pihak Pertama

2. Para Pihak sepakat mengesampingkan keberlakuan Pasal 1266 dan 1267 Kitab UndangUndang
Hukum Perdata Indonesia.

Pasal 9
Pekerjaan Tambah/Kurang

1. Perubahan Pekerjaan hanya akan dianggap sah apabila dilaksanakan berdasarkan perintah
dan persetujuan tertulis dari Pihak Pertama dan merupakan perubahan pekerjaan dari lingkup
pekerjaan awal yang dinyatakan dalam Pasal 2 Surat Perjanjian Kerja ini dan dituangkan dalam
addendum.

2. Perhitungan penambahan atau pengurangan volume Pekerjaan dilakukan atas dasar harga
satuan dalam Perjanjian ini, bilamana untuk Pekerjaan dimaksud harga satuannya tidak
termasuk dalam daftar harga satuan yang ada pada Perjanjian ini, maka perhitungan harga
dari penambahan Pekerjaan harus disepakati Para Pihak.

3. Adanya Pekerjaan tambah/kurang dapat dijadikan dasar untuk merubah jangka waktu
pelaksanaan Pekerjaan sejauh hal tersebut disepakati Para Pihak dan dituangkan dalam
addendum.

4. Addendum merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari SPK ini dan diperhitungkan sebagai
Total Nilai Kontrak Akhir (Final Account) yang disetujui Para Pihak.

Pasal 10
Pengendalian Lingkungan

1. Pihak Kedua dalam melaksanakan pekerjaannya wajib memperhatikan pengendalian


lingkungan sesuai dengan peraturan yang berlaku secara rutin dan komprehensif, temasuk
mengambil semua tindakan yang perlu sehingga lahan dan/atau bangunan tidak tercemar dan
dapat terkendali. Pihak Kedua harus selalu menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan
dengan dikoordinasikan dengan Pihak Pertama.

2. Dalam hal Pihak Kedua tidak melaksanakan atau menerapkan ketentuan sebagaimana ayat
diatas, maka Pihak Kedua dianggap telah melakukan pelanggaran, dan untuk itu Pihak Pertama
dapat memberikan teguran secara tertulis maupun dikenakan denda sesuai dengan ketentuan
dalam Peraturan Suku Dinas Tata Air Kota Administrasi Jakarta Utara dan atau dalam
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

5
Pasal 11
Penyelesaian Perselisihan

1. Apabila timbul perselisihan dari perjanjian ini, Para Pihak akan menyelesaikannya secara
musyawarah untuk mufakat.

2. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak timbulnya
perselisihan, maka Para Pihak akan menyelesaikan perselisihan berdasarkan hukum yang
berlaku di Republik Indonesia melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 12
Perubahan Perjanjian

1. Perjanjian ini hanya dapat diubah dengan persetujuan tertulis Para Pihak yang dituangkan
dalam suatu Perjanjian Tambahan (addendum) yang merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.

2. Segala lampiran dan addendum sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian ini merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini dan mengikat bagi Para Pihak.

Demikian Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani pada hari dan tanggal sebagaimana termaktub
pada bagian awal Perjanjian ini, dalam rangkap 2 (dua) yang masing-masing mempunyai bunyi dan
kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,

Romario Sebastian Octavianus Harmen Parsaoran T.

Anda mungkin juga menyukai