Anda di halaman 1dari 6

SURAT PERJANJIAN PEKERJAAN BORONGAN KERJA

Nomor : 34 PR/KARUNIA/V/2014
Tanggal : 6 Mei 2014

Pada hari ini 6, ,Bulan mei , Tahun Dua Ribu Empat Belas
Kami yang bertanda tangan dibawah ini:

I. Nama : Timotius Samuel Karundeng


Jabatan : PEMILIK BANGUNAN
Alamat : Jl.Hasanudi Tuminting, selanjutnya dalam perjanjian ini
disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : HENGKY WONGKAR, ST


Jabatan : KONTAKTOR/ ARSITEK
Alamat : Jl.SUDIRMAN NO 123, yang selanjutnya dalam Perjanjian ini
disebut sebagai PIHAK KEDUA.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengadakan suatu


Perjanjian Pekerjaan Pelaksanaan untuk :

Pembangunan RUMAH TINGGAL

Dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagaimana tercantum dalam pasal-


pasal tersebut dibawah ini :

Pasal 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA
menerima tugas tersebut, yaitu melaksanakan Pekerjaan Borongan terhadap
Pembangunan RUMAH TINGGAL yang meliputi :

1. Mengumpulkan data-data lapangan dan lingkungan, serta penyelidikan


struktur sederhana.
2. Mengerjakan pekerjaan fisik Bangunan Rumah Tinggal (Rehab Berat)
sesuai gambar dan spesifikasi yg telah disepakati berupa:
- Tampak depan disesuaikan dengan gambar
- Penggunaan material sederhana disesuaikan dg anggaran, untuk
bagian dalam dan luar bangunan
- Untuk kusen disetarakan dg yang ada di lokasi,tinggal penambahan
daunnya
- Finishing bangunan mengikuti yang ada tinggal di rapihkan saja.
3. Membuat laporan akhir proyek setelah selesai Pengawasan Berkala
Pasal 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA atas
dasar ketentuan-ketentuan yang merupakan bagian dari Surat Perjanjian
ini yaitu :

1. Pedoman Persyaratan (pengarahan penugasan dan pedoman penugasan)


pekerjaan yang diberikan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
2. Semua ketentuan-ketentuan dan peraturan-peraturan administrasi yang
tercantum dalam :

a. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.


b. Algemen Voorwarden Voor de Uitvoering bij aaneming van open bare
werken, yang disahkan dengan Surat Keputusan Pemerintah Hindia
Belanda No. 9 tanggal 28 Mei 1941 dan tambahan lembaran negara No.
14571
c. Keputusan Presiden RI No. 18 Tahun 2000
d. Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia No.
A.147.KU.03.02 tahun 2000.
e. Surat Keputusan Dirjen Cipta Karya No. 295/KPTS/CK/1997 tanggal 1
April 2001.
f. Peraturan Beton Bertulang Indonesia Tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.
g. Peraturan Umum Instalasi Listrik Tahun 1971 yang diterbitkan oleh
Yayasan Normalisasi Indonesia.

Pasal 3
WEWENANG DAN TANGGUNG JAWAB

1. Pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA harus mengikuti


pedoman persyaratan (Pengarahan penugasan dan pedoman penugasan)
yang disetujui Kedua Belah Pihak.
2. PIHAK KEDUA akan melaksanakan tugasnya dengan segala kemampuan
keahlian dan pengalaman yang dimilikinya sehingga pelaksanaan
pekerjaan pelaksanaan dan pengawasan sesuai dengan pedoman
persyaratan dan ketentuan yang berlaku.
3. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan memberikan tugas yang diterima dari
PIHAK PERTAMA kepada pihak lain kecuali dengan persetujuan PIHAK
PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA harus bersedia memberikan cetakan-cetakan dari dokumen
pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA apabila sewaktu-waktu dibutuhkan
dengan tanggungan biaya dari PIHAK PERTAMA.
5. PIHAK KEDUA harus memberikan memberikan penjelasan terhadap
perencanaan yang baru diketahui pada saat pelaksanaan pekerjaan.
6. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kebenaran pekerjaan yang
dihasilkan dan kesalahan-kesalahan perencanaan yang baru diketahui
pada saat pelaksanaan pekerjaan.
7. PIHAK KEDUA diharuskan melaksanakan pengawasan berkala segi
arsitektur dilapangan selama pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 4
BIAYA JASA BORONGAN

1. Besarnya biaya Upah Borongan Dan Pengawasan tersebut dalam pasal 1


Surat Perjanjian ini adalah sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima
Puluh Juta Rupiah). Untuk Biaya Yang dibebankan kepada PIHAK PERTAMA
sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 5
CARA PEMBAYARAN

Pembayaran biaya perencanaan tersebut dalam Pasal 6 (enam) dilaksanakan


secara bertahap sesuai dengan keputusan bersama dengan PIHAK
PERTAMA serta Berita Acara Kemajuan Pekerjaan sebagai berikut :
Pembayaran sebesar Rp. 150.000.000,- (Seratus Lima Puluh Juta Rupiah)
kwitansi terlampir

Jadwal Pembayaran di sepakati oleh kedua belah pihak.

Pasal 6
TENAGA KERJA DAN UPAH

1. Agar pekerjaan perencanaan berjalan seperti yang ditetapkan, PIHAK


KEDUA harus menyediakan tenaga kerja yang cukup jumlah keahlian dan
ketrampilan.

2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas segala kerugian PIHAK PERTAMA


sebagai akibat perbuatan orang yang dipekerjakan oleh PIHAK KEDUA.

3. Ongkos-ongkos dan upah kerja untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut


ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

Pasal 7
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa dalam perjanjian ini adalah


peristiwa sebagai berikut :
a. Bencana alam (gempa bumi, tanah longsor dan banjir)
b. Kebakaran
c. Perang, huru-hara, pemogokan, pemerontakan dan epidemi yang
secara masing-masing ada hubungan langsung dengan penyelesaian
pekerjaan .
2. Apabila terjadi keadaan memaksa PIHAK KEDUA harus memberitahukan
kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sejak terjadinya keadaan memaksa disertai bukti-bukti yang
sah, demikian juga pada waktu keadaan memaksa berakhir.
3. Ataspemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau
menolak secara tertulis keadaan memaksa itu dalam waktu 3 x 24 jam,
sejak adanya pemberitahuan tersebut.
4. Jika dalam waktu 3 x 24 jam sejak pemberitahuan PIHAK KEDUA diterima
oleh PIHAK PERTAMA tentang keadaan memaksa tersebut PIHAK PERTAMA
memberikan jawabannya, maka PIHAK PERTAMA dianggap telah
menyetujui adanya keadaan memaksa tersebut.

Pasal 8
PERUBAHAN TUGAS PEKERJAAN

1. Jika PIHAK PERTAMA mengadakan perubahan-perubahan atau penambahan


dalam bagian pekerjaan perencanaan menurut pasal 1 Surat Perjanjian ini,
maka pada saat itu pula PIHAK PERTAMA bersama-sama PIHAK KEDUA
mengadakan penilaian terhadap bagian pekerjaan yang telah dilakukan
PIHAK KEDUA.
2. Biaya pekerjaan bagian-bagian pekerjaan yang telah disahkan dan
diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA dan dibayarkan kepada PIHAK
KEDUA.

Pasal 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara Kedua Belah Pihak, maka pada dasarnya
diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan ini tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka
akan diselesaikan oleh Pendamai yang berfungsi sebagai Juri/Wasit,
dibentuk dan diangkat oleh Kedua Belah Pihak yang terdiri dari :
- Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
- Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota
- Seorang Pihak Ketiga yang ahli sebagai Ketua yang dipilih dan disetujui
oleh Kedua Belah Piahak tersebut.
3. Keputusan Arbitrage ini mengikat Kedua Belah Pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan dipikul bersama.
4. Eksekusi keputusan sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini dapat
dimintakan pelaksanaannya melalui pengadilan negeri sebagaimanan
dimaksud dalam pasal 16.
Pasal 10
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Jika PIHAK KEDUA tidak melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang
tersebut dalam pasal 1,2,3,4,5,6,7,8, Surat Perjanjian ini dan diperingati
secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut oleh PIHAK PERTAMA maka PIHAK
KEDUA dapat memutuskan perjanjian ini secara sepihak dengan
pemberitahuan tertulis.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk
Kontraktor lain untuk menyelesaikan pekerjaan.
3. Selain yang tersebut dalam ayat 1 pasal ini, maka perjanjian hanya dapat
dibatalkan dengan persetujuam tertulis dari Kedua Belah Pihak.

Pasal 11
BEA METERAI

Bea meterai Surat Perjanjian ini dibebankan kepada PIHAK KEDUA dilunasi
sesuai ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Pasal 12
TEMPAT KEDUDUKAN (DOMISILI)

Segala akibat yang terjadi dari pelaksanaan ini Kedua Belah Pihak telah
memilih tempat kedudukan yang tetap (domisili) di Kantor Pengadilan Negeri
Manado.

Pasal 13
LAIN LAIN

1. Segala akibat yang belum diatur dalam surat Perjanjian ini dan perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh Kedua Belah Pihak akan diatur lebih
lanjut dalam surat Perjanjian Tambahan (Addemdum) dan merupakan
perjanjian yang tidak terpisah dari Surat Perjanjian ini.

2. Surat Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli bermeterai cukup
yang sama kuatnya untuk PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, selebihnya
Copian diberikan kepada pihak yang dianggap berkepentingan.

Pasal 14
PENUTUP

Perjanjian Surat Pekerjaan Borongan ini ditanda tangani oleh Kedua Belah
Pihak di Manado, pada hari, tanggal, bulan dan tahun tersebut diatas
Surat Perjanjian Pekerjaan Borongan ini berlaku dan mengikat sejak ditanda
tangani oleh Kedua Belah Pihak.

Manado, 6 Mei 2014


PIHAK KEDUA PIHAK PERTAMA
KONTRAKTOR PELAKSANA PEMILIK BANGUNAN

HENGKY WONGKAR, ST TIMOTIUS S


KARUNDENG

Anda mungkin juga menyukai