Anda di halaman 1dari 11

MUSLIM YANG INTELEK DAN BERADAB

MENGIKATKAN DIRINYA DENGAN


PENDIDIKAN ISLAM
(Tugas Resumme Pendidikan Agama Islam)

Kelompok 12 :
1. Dita Kusumaningsih
2. Misela Angeliani
3. Meisarah

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA


Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640
Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah resumme tentang Muslim yang Intelek dan Beradab
Mengikatkan Dirinya dengan Pendidikan Islam.

Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I PENDAHULUAN...............................................................................................1
II MUSLIM YANG INTELEK DAN BERADAB.................................................2
A. Perbuatan yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Muslim.................................2
B. Wawasan Seorang Muslim...................................................................................3
C. Wawasan Keilmuan...............................................................................................3
III MENGIKATKAN DIRI DENGAN PENDIDIKAN ISLAM.............................5
A. Problematika Muslim............................................................................................5
B. Unsur-unsur Pokok yang Mendorong Pendidikan Islam dalam Ibadah..........6
IV KESIMPULAN...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 8

Jakarta, 16 November 2019

Penulis

iii
I
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam dalam perkuliahaan hampir semua mahasiswa
berpendapat bahwa iman adalah “percaya”. Jadi, seseorang dapat disebut beriman
jka orang itu percaya akan adanya Allah, percaya akan adanya malaikat-
malaikatnya, percaya akan adanya kitab-kitabnya, percaya akan adanya Rasul-
rasulnya, percaya akan adanya hari akhir, dan percaya terhadap takdir baik dan
buruk. Tetapi, belum tentu setiap muslim pasti beriman (mukmin) karena bisa jadi
imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini dengan keimanan yang
sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota
badannya. Status orang seperti ini hanyalah muslim saja dan tidak tergolong
mukmin dengan iman yang sempurna.
Banyak buku-buku yang dikarang mengenai perhatian Islam terhadap
ilmu, kedudukan, dan keberadaan orang yang memiliki ilmu. Orang yang berilmu
adalah pewaris para nabi, dan malaikat akan memayungi orang yang menuntut
ilmu yang rela terhadap apa yang diperbuat. Karena Allah akan memberikan
kefaqihan pada orang yang menginginkan kebaikan Ilmu hakiki adalah ilmu yang
menunjuki pada keimanan dan iman hakiki adalah sesuatu yang dapat
memberikan fasilitas bagi orang yang menuntut ilmu. Sebagian orang
beranggapan, bahwa ilmu lebih utama dari ibadah dan jihad. Tetapi, ilmu yang
dikehendaki Islam adalah yang mencakup ilmu dunia dan akhirat; ilmu
kehidupan, ilmu eksperimental, dan seluruh ilmu yang dianggap baik untuk
kehidupan.
Umat yang dikehendaki Allah adalah umat yang terbaik di antara umat
lainnya, sementara kebaikan itu sendiri didapat dengan ilmu dan kerja nyata, yang
bisa mengangkat derajat individu dan masyarakat di setiap segi kehidupa, baik
materi, kesehatan dan kemanusiaan. Dengan demikian, sangat naif kalau
tergolong umat yang bodoh dan terbelakang. Masyarakat yang berilmu terbentuk
dari peribadi yang intelek, karena itu seorang Muslim sebagai pengemudi dan
penunjuk jalan harus memiliki kriteria sebagai insan yang berilmu dan berbudaya.

1
II
MUSLIM YANG INTELEK DAN BERADAB
A. Perbuatan yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Muslim
Seorang muslim yang berperan mengajak kebaikan tidak mesti menguasai
seluruh sisi ilmu pengetahuan, karena hal itu suatu tuntutan yang sulit, bahkan
mustahil diraih. Namun kewajiban yang asasi untuk dikuasai adalah:
1. Mengetahui Al-Qur’an dengan sempurna, baik bacaan, tajwid dan
tafsirnya. Mengetahui hadist dan memahami sirah nabi, perjuangan
sahabat serta mengenal baik pemikir-pemikir islam yang mempunyai
kemampuan besar dalam mewujudkan da’wah. Selain itu juga memahami
fiqih secara mendalam. Karena, itu merupakan pedoman dasar untuk
mengetahui hukum islam dan kewajiban agama yang harus dipahami dan
diterapkan.
2. Memahami islam secara universal, meliputi :
a. Islam merupakan tatanan yang komplek. Islam merupakan akidah yang
lurus, mengajarkan ibadah yang benar, mengajak kepada persamaan
dan tidak memilah milah antara satu dengan lainnya.
b. Islam menempatkan tanggung jawab atas pendengaran, penglihatan
dan hati. Itulah agama yang membawa masyarakat kea rah kebaikan
dan membebaskan umat dari penyimpangan keyakinan. Serta
mengajak umat untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an, Sunnah dan
bukan pada taklid buta. Allah SWT berfirman :

‫شوشماً ِّشليهيم ِّقبقه ِّقمين ِّقعيلمم َّ ِّ ِّقإين ِّشيتنقبيعوشن ِّقإنل ِّالظ ننن َّ ِّ ِّشوقإنن ِّالظ ننن ِّشل ِّيييغقنيِ ِّقمشن ِّايلشحققق ِّ ش‬
ً‫شييئئا‬
“Dan mereka tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang itu.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedangkan
sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap
kebenaran.” (QS an-Nazm:28)

c. Bahwa hukum islam diambil dari Al-Qur’an dan Sunnah.


d. Ulama terdahulu yang perkataannya sesuai dengan Al-Qur’an dan
Sunnah dapat diterima. Jika bertolak belakang dengan Al-Qur’an dan
Sunnah sebagai rujukan.

e. Bagi muslim yang belum sampai pada derajat istimbat hukum


diharuskan mengikuti imam mazhabnya.

f. Menyadari bahwa perbedaan pendapat dalam masalah fikih tidak


menjadi sebab perpecahan dan tidak membawa pada permusuhan.

g. Menjaga kesatuan dan melindungi akal dari perpecahan.

2
h. Setinggi-tinggi keyakinan islam yaitu mengetahui Allah,
mentauhidkannya dan menyucikannya. Meyakini sifat yang wajib dan
mustahil bagi Allah SWT.

i. Aqidah merupakan dasar kerja. Perbuatan yang didasarioleh kata hati


paling penting dari perbuatan yang didasari oleh anggota lainnya.

j. Islam memberikan kebebasan akal dan menganjurkannya meneliti


alam.

k. Tidak mengkafirkan sesame muslim, selama masih mengucapkan dua


kalimat syahadat dan mengamalkannya. Karena tugas seorang muslim
adlah mengajak pada kebaikan.
Itulah poin-poin dasar yang disebutkan oleh Imam Hasan al Banna dalam
bukunya At-Ta’lim.

B. Wawasan Seorang Muslim


Yang dimaksud disisni bahwa seorang muslim adalah insan yang
istimewa.keistimewaan itu meliputi:

1. Istimewa dalam sosok diri


2. Istimewa dalam tingkah laku
3. Istimewa dalam keilmuan
Keistimewaan dalam diri ini, tertuang dalam firman Allah SWT:

‫صاًقلئحاً ِّشوشقاًشل ِّقإننقنيِ ِّقمشن ِّايليم ي‬


‫سقلقميشن‬ ‫شوشمين ِّشأيح ش‬
‫سين ِّشقيوئل ِّقمنمين ِّشدشعاً ِّقإشلىَ ِّاللنقه ِّشوشعقمشل ِّ ش‬
“siapakah yang lebih baik perkataannya dari pada orang yang menyeru
kepada Allah, mengerjakan amal yang soleh dan berkata: ‘sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang berserah diri?’” (QS. Fushsilat:33)

Seorang muslim yang sukses adalah orang yang melaksanakan harapan


umat, dengan mendidiknya, membawa pada kebaikan, sabra terhadap
musibah yang menimpa dirinya dan masyarakatnya, selalu mengorbankan
kebahagiaannya demi kesenangan orang lain.

Seorang muslim tidak akan sukses menyikapi hambatan kecuali dengan


menghiasi diri dengan iman, akhlak, ilmu dan wawasan.

C. Wawasan Keilmuan
Ada dua tingkatan manusia: ulama dan fuqaha, yang mempelajari islam,
mendalaminya, dan menulis tentang keilmuan itu. Dan yang lain mempelajari
ilmu modern, baik di sekolah maupun di universitas.

3
Hal ini berpengaruh atas kondisi pergerakan islam. Orang tua melihat
generasi pergerakan islam yang kebanyakan intelektual berwawasan modern
dengan pandangan mengecilkan. Sementara generasi melihat orang tua dengan
pandangan ketidak hormatan, yang tidak memahami gaya Bahasa modern dan
ilmu lainnya.
‫ف ِّشأيلشوانييه ِّشكذشذقلشك َ ِّ ِّقإننشماً ِّشييخ ش‬
‫شىَ ِّاللنشه ِّقمين ِّقعشباًقدقه‬ ‫ب ِّشوايلشينشعاًقم ِّيميخشتقل ف‬ ‫شوقمشن ِّالنناً ق‬
‫س ِّشوالندشوا ق‬
‫ايليعشلشماًيء َ ِّ ِّقإنن ِّاللنشه ِّشعقزيفز ِّشغيفوفر‬

“Dan demikian (pula) di antara manusia, binatang-binatang melata dan


binatang-binatang ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya).
Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah
ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.” (QS. Al-
Fathir:28)

4
III
MENGIKATKAN DIRI DENGAN PENDIDIKAN ISLAM
Seorang muslim harus mengikatkan dirinya dengan pendidikan Islam secara
berkesinambungan, menyelaraskan dengan metode yang komplek, melindungi
setiap jiwa manusia, dengan tidak melupakannya sepanjang zaman dan tidak
mengistimewakan antara satu jiwa dengan yang lainnya. Dengan demikian
sempurnalah pribadinya, yang senantiasa memberikan andil kebaikan pada setiap
manusia. Sebelum beranjak pada masalah manhaj pendidikan dalam generasi
Islam, dengan mempelajari dan analisis, baiknya kita mengetahui problematika
Muslim sekarang.

A. Problematika Muslim
Dunia islam sekarang berada pada tingkatan yang menyerupai periode
ketidakseimbangan. Dimana kebanyakan sektor direbut atas jalan
kemerdekaan secara politik. Sementara fondasinya berada dalam cengkraman
Amerika. Pengecualian dari kemerdekaan secara politik ini, dunia islam selalu
lemah dalam seitap lapangan.

Datangnya orentalis untuk mengisis kekosongan peradaban disetiap


lapangan, menyebabkan perpustakaan Islam dan perjanjian baru (Kitab Injil)
merupakan hasil cetakan yang disempurnakan oleh jiwa orentalis. Di tengah
serangan penghapusan peradaban, tersebarlah pemikiran yang menhancurkan
sisa-sisanilai Islam dan menempatinya dengan pemikiran sekularime Barat.

Inilah kondisi umat muslim sekarang. Suatu keadaan yang menghapus


pribadi Muslim. Mentransfer identitas menjadi suatu yang sulit untuh
dinisbahkan kepada Muslim terdahulu, sebagai umat yang tauladan, agung
dengan konsekwensi agama Tuhannya. Jika gerakan Islam ingin bangkit
mengembalikan persatuan dan keberadaan umat, identitas dan fondasinya
yang berdasarkan agama dan warisan dengan program pendidikan nya
terhadap repormasi umat hendaknya memperhatikan penyakit yang menimpa
jiwa orang Muslim. Karena tak akan mampu mencetak pribadi Muslim dengan
bentuk kompleks dalam satu waktu dengan memerankan diri secara sempurna
dalam pembentukan masyarakat islam.

Pendidikan islam seyogyanya mengembalikan keberadaan dan kemuliaan


Muslim. Di antara pendidikan yang perlu dimiliki kembali adalah :

1. Ilmu, makfirah dan kreadibilitas akal.


2. Membangun rohani, iman dan akhlak.

3. Sebab kemuliaan yaitu kekuatan dari setiap Muslim.

5
B. Unsur-unsur Pokok yang Mendorong Pendidikan Islam dalam Ibadah
1. Komitmen terhadap Sunnah dan menjauhkan bid’ah.

2. Melaksanakn segala yang diwajibkan.

3. Gemar shalat berjamaah.

4. Gemar shalat Sunnah.

5. Gemar bedzikir kepada Allah SWT. Allah SWT berfirman :

‫شياً ِّشأييشهاً ِّالنقذيشن ِّآشمينوا ِّايذيكيروا ِّاللنشه ِّقذيكئرا ِّشكقثيئرا‬


‫صيئل‬‫س قبقيحويه ِّبييكشرئة ِّشوشأ ق‬ ‫شو ش‬
“Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama
Allah) dzikir yangsebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepadanya
diwaktu pagi dan petang.” (QS. Al-Ahzhab: 41,42)

6
IV
KESIMPULAN
Seluruh lapangan pendidikan bertujuan mempersiapkan umat yang shaleh
dan dapat berbakti pada tanah airnya, meskipun atas tunjangan orang lain.
Membimbing akhalaknya atas dasar kemaslahatan kaumnya.
Pelaksanaan pendidikan yang berpengaruh dan efektif adalah pendidikan
yang sejalan dengan kondisi zaman, dapat melindungi masyarakat, mengatasi
kesenjangan dan dapat membentuk insan Muslim yang berkepribadian matang,
serta optimis di setiap kondisi waktu.

7
DAFTAR PUSTAKA
Paristiyanti Nurwandani, et-al., 2016, Pendidikan Agama Islam, Jakarta
(Cetakan 1), Jakarta, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.

Tahhan., Musthafa Muhammad, 2001, Muslim Ideal Masa Kini, Jakarta,


Cendikia.

Anda mungkin juga menyukai