Kelompok 12 :
1. Dita Kusumaningsih
2. Misela Angeliani
3. Meisarah
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha
Penyanyang. Kami panjatkan puji syukur kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, serta inayah-NyA kepada kami sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah resumme tentang Muslim yang Intelek dan Beradab
Mengikatkan Dirinya dengan Pendidikan Islam.
Makalah ini sudah kami susun dengan maksimal dan mendapat bantuan
dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari segala hal tersebut, Kami sadar sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karenanya kami dengan lapang dada menerima segala saran dan kritik dari
pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I PENDAHULUAN...............................................................................................1
II MUSLIM YANG INTELEK DAN BERADAB.................................................2
A. Perbuatan yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Muslim.................................2
B. Wawasan Seorang Muslim...................................................................................3
C. Wawasan Keilmuan...............................................................................................3
III MENGIKATKAN DIRI DENGAN PENDIDIKAN ISLAM.............................5
A. Problematika Muslim............................................................................................5
B. Unsur-unsur Pokok yang Mendorong Pendidikan Islam dalam Ibadah..........6
IV KESIMPULAN...................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA 8
Penulis
iii
I
PENDAHULUAN
Pendidikan Agama Islam dalam perkuliahaan hampir semua mahasiswa
berpendapat bahwa iman adalah “percaya”. Jadi, seseorang dapat disebut beriman
jka orang itu percaya akan adanya Allah, percaya akan adanya malaikat-
malaikatnya, percaya akan adanya kitab-kitabnya, percaya akan adanya Rasul-
rasulnya, percaya akan adanya hari akhir, dan percaya terhadap takdir baik dan
buruk. Tetapi, belum tentu setiap muslim pasti beriman (mukmin) karena bisa jadi
imannya sangat lemah sehingga hatinya tidak meyakini dengan keimanan yang
sempurna walaupun dia melakukan amalan-amalan lahir dengan anggota
badannya. Status orang seperti ini hanyalah muslim saja dan tidak tergolong
mukmin dengan iman yang sempurna.
Banyak buku-buku yang dikarang mengenai perhatian Islam terhadap
ilmu, kedudukan, dan keberadaan orang yang memiliki ilmu. Orang yang berilmu
adalah pewaris para nabi, dan malaikat akan memayungi orang yang menuntut
ilmu yang rela terhadap apa yang diperbuat. Karena Allah akan memberikan
kefaqihan pada orang yang menginginkan kebaikan Ilmu hakiki adalah ilmu yang
menunjuki pada keimanan dan iman hakiki adalah sesuatu yang dapat
memberikan fasilitas bagi orang yang menuntut ilmu. Sebagian orang
beranggapan, bahwa ilmu lebih utama dari ibadah dan jihad. Tetapi, ilmu yang
dikehendaki Islam adalah yang mencakup ilmu dunia dan akhirat; ilmu
kehidupan, ilmu eksperimental, dan seluruh ilmu yang dianggap baik untuk
kehidupan.
Umat yang dikehendaki Allah adalah umat yang terbaik di antara umat
lainnya, sementara kebaikan itu sendiri didapat dengan ilmu dan kerja nyata, yang
bisa mengangkat derajat individu dan masyarakat di setiap segi kehidupa, baik
materi, kesehatan dan kemanusiaan. Dengan demikian, sangat naif kalau
tergolong umat yang bodoh dan terbelakang. Masyarakat yang berilmu terbentuk
dari peribadi yang intelek, karena itu seorang Muslim sebagai pengemudi dan
penunjuk jalan harus memiliki kriteria sebagai insan yang berilmu dan berbudaya.
1
II
MUSLIM YANG INTELEK DAN BERADAB
A. Perbuatan yang Harus Dilakukan Oleh Seorang Muslim
Seorang muslim yang berperan mengajak kebaikan tidak mesti menguasai
seluruh sisi ilmu pengetahuan, karena hal itu suatu tuntutan yang sulit, bahkan
mustahil diraih. Namun kewajiban yang asasi untuk dikuasai adalah:
1. Mengetahui Al-Qur’an dengan sempurna, baik bacaan, tajwid dan
tafsirnya. Mengetahui hadist dan memahami sirah nabi, perjuangan
sahabat serta mengenal baik pemikir-pemikir islam yang mempunyai
kemampuan besar dalam mewujudkan da’wah. Selain itu juga memahami
fiqih secara mendalam. Karena, itu merupakan pedoman dasar untuk
mengetahui hukum islam dan kewajiban agama yang harus dipahami dan
diterapkan.
2. Memahami islam secara universal, meliputi :
a. Islam merupakan tatanan yang komplek. Islam merupakan akidah yang
lurus, mengajarkan ibadah yang benar, mengajak kepada persamaan
dan tidak memilah milah antara satu dengan lainnya.
b. Islam menempatkan tanggung jawab atas pendengaran, penglihatan
dan hati. Itulah agama yang membawa masyarakat kea rah kebaikan
dan membebaskan umat dari penyimpangan keyakinan. Serta
mengajak umat untuk berpegang teguh pada Al-Qur’an, Sunnah dan
bukan pada taklid buta. Allah SWT berfirman :
شوشماً ِّشليهيم ِّقبقه ِّقمين ِّقعيلمم َّ ِّ ِّقإين ِّشيتنقبيعوشن ِّقإنل ِّالظ ننن َّ ِّ ِّشوقإنن ِّالظ ننن ِّشل ِّيييغقنيِ ِّقمشن ِّايلشحققق ِّ ش
ًشييئئا
“Dan mereka tidak mempunyai pengetahuan apapun tentang itu.
Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan sedangkan
sesungguhnya persangkaan itu tiada berfaedah sedikitpun terhadap
kebenaran.” (QS an-Nazm:28)
2
h. Setinggi-tinggi keyakinan islam yaitu mengetahui Allah,
mentauhidkannya dan menyucikannya. Meyakini sifat yang wajib dan
mustahil bagi Allah SWT.
C. Wawasan Keilmuan
Ada dua tingkatan manusia: ulama dan fuqaha, yang mempelajari islam,
mendalaminya, dan menulis tentang keilmuan itu. Dan yang lain mempelajari
ilmu modern, baik di sekolah maupun di universitas.
3
Hal ini berpengaruh atas kondisi pergerakan islam. Orang tua melihat
generasi pergerakan islam yang kebanyakan intelektual berwawasan modern
dengan pandangan mengecilkan. Sementara generasi melihat orang tua dengan
pandangan ketidak hormatan, yang tidak memahami gaya Bahasa modern dan
ilmu lainnya.
ف ِّشأيلشوانييه ِّشكذشذقلشك َ ِّ ِّقإننشماً ِّشييخ ش
شىَ ِّاللنشه ِّقمين ِّقعشباًقدقه ب ِّشوايلشينشعاًقم ِّيميخشتقل ف شوقمشن ِّالنناً ق
س ِّشوالندشوا ق
ايليعشلشماًيء َ ِّ ِّقإنن ِّاللنشه ِّشعقزيفز ِّشغيفوفر
4
III
MENGIKATKAN DIRI DENGAN PENDIDIKAN ISLAM
Seorang muslim harus mengikatkan dirinya dengan pendidikan Islam secara
berkesinambungan, menyelaraskan dengan metode yang komplek, melindungi
setiap jiwa manusia, dengan tidak melupakannya sepanjang zaman dan tidak
mengistimewakan antara satu jiwa dengan yang lainnya. Dengan demikian
sempurnalah pribadinya, yang senantiasa memberikan andil kebaikan pada setiap
manusia. Sebelum beranjak pada masalah manhaj pendidikan dalam generasi
Islam, dengan mempelajari dan analisis, baiknya kita mengetahui problematika
Muslim sekarang.
A. Problematika Muslim
Dunia islam sekarang berada pada tingkatan yang menyerupai periode
ketidakseimbangan. Dimana kebanyakan sektor direbut atas jalan
kemerdekaan secara politik. Sementara fondasinya berada dalam cengkraman
Amerika. Pengecualian dari kemerdekaan secara politik ini, dunia islam selalu
lemah dalam seitap lapangan.
5
B. Unsur-unsur Pokok yang Mendorong Pendidikan Islam dalam Ibadah
1. Komitmen terhadap Sunnah dan menjauhkan bid’ah.
6
IV
KESIMPULAN
Seluruh lapangan pendidikan bertujuan mempersiapkan umat yang shaleh
dan dapat berbakti pada tanah airnya, meskipun atas tunjangan orang lain.
Membimbing akhalaknya atas dasar kemaslahatan kaumnya.
Pelaksanaan pendidikan yang berpengaruh dan efektif adalah pendidikan
yang sejalan dengan kondisi zaman, dapat melindungi masyarakat, mengatasi
kesenjangan dan dapat membentuk insan Muslim yang berkepribadian matang,
serta optimis di setiap kondisi waktu.
7
DAFTAR PUSTAKA
Paristiyanti Nurwandani, et-al., 2016, Pendidikan Agama Islam, Jakarta
(Cetakan 1), Jakarta, Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan.