Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

Dosen :

Reni Dwi Susanti, M.Pd

Disusun oleh :

Selvy Ani (201810060311085)

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Malang

2019
Kata pengantar

Puji dan syukur selalu saya panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
nikmat dan karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
hingga selesai. Tak lupa saya ucapan terima kasih kepada orang tua dan teman-teman
yang selalu mendukung saya dalam menyelesaikan tugas makalah berjudul “”.

Dalam penyusunan makalah ini saya seringkali dihadapi dengan hambatan dan
masih kurangnya pengetahuan. Oleh karena itu, saya juga berterima kasih kepada dosen
mata kuliah bahasa indonesia yang telah membimbing saya untuk melancarkan
pembuatan makalah ini.

Harapan saya agar makalah ini kedepannya bias menambah wawasan bagi para
pembaca dan jika ada kekurangan dalam makalah ini, saya mengharapkan kritik dan
saran yang membangun.

Malang, 17 April 2019

Penyusun
Daftar Isi

HALAMAN JUDUL I

KATA PENGANTAR II

DAFTAR ISI III

BAB 1 PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG 1

B. RUMUSAN MAKALAH 2

C. TUJUAN PENULIS 2

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Hak, Kewajiban 3
B. Kode Etik Guru 7
C. Etika guru terhadap wali peserta didik dan masyarakat 9

BAB 3 PENUTUPAN

A. KESIMPULAN...................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................12
BAB 1.

Pendahuluan

A. Latar Belakang
kode etik” itu bila di kaji maka terdiri dari dua kata yakni
“kode” dan “etik”. Secara harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” yang
berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab atau cara
hidup, kesopanan (tata susila), atau hal- hal yang berhubungan dengan
kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaanBagi penyandang profesi guru
mempunyai tugas yang mulia dalam hal kemanusiaan, pemanusiaan, pencerdasan,
pembudayaan, dan pembangun karakter bangsa. Makna strategis guru sekaligus
meniscayakan pengakuan guru sebagai profesi. Lahirnya Undang-undang (UU)
No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, merupakan bentuk nyata pengakuan
atas profesi guru dengan segala dimensinya. Di dalam UU No. 14 Tahun 2005 ini
disebutkan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Seorang guru memiliki peranan terpenting dalam dunia pendidikan. Pendidikan
merupakan upaya dalam pendewasaan peserta didik dengan berbekal ilmu,
pengetahuan, dan pengalaman. Proses pendidikan merupakan proses terpenting
dalam suatu bangsa, karena dengan pendidik menjadikan suatu bangsa itu menuju
kemakmuran. Negara-negara maju sangatlah memperhatikan pendidikan bagi
setiap warganya. Didalam pendidikan terdapat komponen, seperti kurikulum atau
inti dari pendidikan, peranan guru, dan peserta didik.
Peranan guru sangatlah penting dalam pendidikan, terutama dalam sistem
pengajaran karena posisi guru sebagai perantara sebuah ilmu untuk disampaikan
kepada peserta didik. Di Negara-negara maju kualitas guru sangat diperhatikan
demi kemajuan bangsanya. Dari pernyataan tersebut bahwa guru sebagai akar
dalam mengembangkan pendidikan, lalu merambah ke bidang ekonomi, dan
menuju dalam bidang sosial. Apabila dari akar sudah terkategori baik, maka
pendidikan terjamin, ekonomi maju, dan tidak ada kesenjangan sosial. Usaha
pemerintah dalam mensejahterakan guru sangat banyak melalui program-program
pengembangan profesi bahwa profesi guru merupakan profesi yang mulia.
Selain mempunyai tugas, hak dan kewajiban, guru juga mempunyai kode etik
yang harus dijalani. kode etik terdiri dari dua kata yaitu “kode” dan “etik”. Secara
harfiah, “kode” artinya aturan, dan “etik” yang berasal dari bahasa Yunani,
“ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup, kesopanan (tata susila), atau hal-
hal yang berhubungan dengan kesusilaan dalam mengerjakan suatu pekerjaan.
Dalam hal ini guru harus bekerja sesuai dengan kode etik yang telah ditentukan
oleh pemerintah dalam uu.

B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan pada latar belakang diatas, menimbulkan permasalah-
permasalahan yang akan dibahas. Masalah-masalah tersebut antara lain:
1. Apa saja hak dan kewajiban guru?
2. Apa saja kode etik guru?
3. Bagaimana seharusnya etika guru terhadap wali Peserta didik dan
masyarakat?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Untuk menjelaskan apa saja hak dan kewajiban guru
2. Untuk menguraikan apa saja kode etik guru
3. Untuk memaparkan bagaimana seharusnya etika guru terhadap wali
peserta didik dan masyarakat
BAB 2.

Pembahasan

1. Hak dan Kewajiban Guru


Dalam menjalankan tugas dan profesinya, guru memiliki hak dan kewajiban
yang harus dilaksanakan. Hak guru berarti suatu yang harus didapatkan olehnya
setelah ia melaksanakan sejumlah kewajibannya sebagai guru. Sedangkan
kewajiban guru adalah sesuatu yang harus patut di laksanakan oleh guru dalam
menjalankan profesinya.[3]
Adapun hak yang dimiliki oleh seorang guru adalah
1. Mengikuti uji kompetensi untuk memperoleh Sertifikat Pendidik bagi guru
yang telah memiliki Kualifikasi Akademik S-1 atau D-IV
2. Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
3. Mendapat tunjangan profesi, tunjangan fungsional dan subsidi tunjangan
fungsional bagi guru yang memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. memiliki satu atau lebih Sertifikat Pendidik yang telah diberi satu nomor
registrasi Guru oleh Departemen memenuhi beban kerja sebagai Guru;
b. mengajar sebagai Guru mata pelajaran dan/atau Guru kelas pada satuan
pendidikan yang sesuai dengan peruntukan Sertifikat Pendidik yang dimilikinya;
c. terdaftar pada Departemen sebagai Guru Tetap; d. berusia paling tinggi
60 (enam puluh) tahun; dan tidak terikat sebagai tenaga tetap pada instansi selain
satuan pendidikan tempat bertugas.
4. Mendapat Masalahat Tambahan dalam bentuk:
a. tunjangan pendidikan, asuransi pendidikan, beasiswa, atau penghargaan
bagi Guru;
b. kemudahan memperoleh pendidikan bagi putra dan/atau putri Guru,
pelayanan kesehatan, atau bentuk kesejahteraan lain.
5. Mendapat penghargaan dalam bentuk tanda jasa, kenaikan pangkat prestasi
kerja luar biasa baiknya, kenaikan jabatan, uang atau barang, piagam, dan/atau
bentuk penghargaan lain.
6. Mendapat tambahan angka kredit setara untuk kenaikan pangkat setingkat
lebih tinggi 1 (satu) kali bagi Guru yang bertugas di Daerah Khusus.
7. Mendapatkan penghargaan bagi Guru yang gugur dalam melaksanakan tugas
pendidikan.
8. Mendapatkan promosi sesuai dengan tugas dan prestasi kerja dalam bentuk
kenaikan pangkat dan/atau kenaikan jenjang jabatan fungsional.
9. Memberikan penilaian hasil belajar dan menentukan kelulusan kepada
peserta didik
10. Memberikan penghargaan kepada peserta didik yang terkait dengan prestasi
akademik dan/atau prestasi non-akademik
11. Memberikan sanksi kepada peserta didik yang melanggar aturan.
12. Mendapat perlindungan dalam melaksanakan tugas dalam bentuk rasa aman
dan jaminan keselamatan
13. Mendapatkan perlindungan hukum dari tindak kekerasan, ancaman,
perlakuan diskriminatif, intimidasi atau perlakuan tidak adil
14. Mendapatkan perlindungan profesi terhadap :
a. pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
b. pemberian imbalan yang tidak wajar
c. pembatasan dalam menyampaikan pandangan, pelecehan terhadap profesi,
dan
d. pembatasan atau pelarangan lain yang dapat menghambat Guru dalam
melaksanakan tugas.
15. Mendapatkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja dari satuan
pendidikan dan penyelenggara satuan pendidikan terhadap:
a. resiko gangguan keamanan kerja,
b. kecelakaan kerja
c. kebakaran pada waktu kerja
d. bencana alam
e. kesehatan lingkungan kerja dan/atau
f. resiko lain.
16. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan hak atas kekayaan intelektual
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
17. Memperoleh akses memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran
18. Berserikat dalam Organisasi Profesi Guru.
19. Kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan
20. Kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan Kualifikasi
Akademik dan kompetensinya, serta untuk memperoleh pelatihan dan
pengembangan profesi dalam bidangnya berhak memperoleh cuti studi.
Adapun Kewajiban seorang guru antara lain :
1. Memiliki Kualifikasi Akademik yang berlaku (S1 atau D IV)
2. Memiliki Kompetensi Pedagogik, yang meliputi : pemahaman wawasan atau
landasan kependidikan, pemahaman terhadap peserta didik; pengembangan
kurikulum atau silabus; perancangan pembelajaran; pelaksanaan pembelajaran
yang mendidik dan dialogis; pemanfaatan teknologi pembelajaran; evaluasi hasil
belajar; dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai
potensi yang dimilikinya.
3. Memiliki Kompetensi Kepribadian, yang meliputi : beriman dan bertakwa,
berakhlak mulia; arif dan bijaksana; demokratis; mantap; berwibawa; stabil;
dewasa; jujur; sportif; menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; secara
obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara mandiri
dan berkelanjutan.
4. Memiliki Kompetensi Sosial, yang meliputi :
a. berkomunikasi lisan, tulis, dan/atau isyarat secara santun
b. menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;
c. bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga
kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta didik;
d. bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan mengindahkan
norma serta sistem nilai yang berlaku; dan
e. menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.
5. Memiliki Kompetensi Profesional, yang meliputi :
a. mampu menguasai materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan
standar isi program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata
pelajaran yang akan diampu; dan
b. mampu menguasai konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau
seni yang relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan
program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/atau kelompok mata pelajaran
yang akan diampu.
6. Memiliki Sertifikat Pendidik
7. Sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
8. Melaporkan pelanggaran terhadap peraturan satuan pendidikan yang
dilakukan oleh peserta didik kepada pemimpin satuan pendidikan
9. Mentaati peraturan yang ditetapkan oleh satuan pendidikan, penyelenggara
pendidikan, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah.
10. Melaksanakan melaksanakan pembelajaran yang mencakup kegiatan pokok :
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran; menilai hasil
pembelajaran; membimbing dan melatih peserta didik; dan melaksanakan tugas
tambahan yang melekat pada pelaksanaan kegiatan.[4]
Hak dan Kewajiban Guru sebagai pegawai Negeri sipil menurut UU no. 8
tahun 1974
1. Kewajiban Guru
a. Wajib setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, Negara dan
Pemerintah. (pasal 4)
b. Wajib menaati segala peraturan perundang undangan yang berlaku dan
melaksanakan tugas kedinasan yang dipercayakan kepadanya dengan penuh
pengabdian, kesadaran dan tanggung jawab. (pasal 5)
c. Wajib menyimpan rahasia jabatan. (pasal 6)
d. Pegawai Negeri hanya dapat mengemukakan rahasia jabatan kepada dan atas
perintah yang berwajib atas kuasa undang-undang. (pasal 6).
2. Hak Guru
a. Berhak memperoleh gaji yang layak sesuai dengan pekerjaan dan tanggung
jawabnya. (pasal 7)
b. Berhak atas cuti. (pasal 8)
c. Bagi mereka yang ditimpa oleh suatu kecelakaan dalam dan karena tugas
kewajibannya, berhak memperoleh perawatan. (pasal 9)
d. Bagi mereka yang menderita cacat jasmani dalam dan karena menjalankan
tugas kewajibannya yang mengakibatkan tidak dapat bekerja lagi, berhak
memperoleh tunjangan. (pasal 9)
e. Pegawai negeri yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, berhak atas
pensiun. (pasal 10)

v Hak dan Kewajiban guru sebagai pendidik menurut UU SISDIKNAS No. 20


Tahun 2003
1. Kewajiban Guru
a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
c. Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
2. Hak Guru
a. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan
memadai.
b. Memperoleh penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh pembinaan karier sesuai dengan tuntutan pengembangan
kualitas.
d. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas
hasil kekayaan intelektual.
e. Memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas.[5]

v Hak dan Kewajiban guru menurut UU No. 14 Tahun 2005 Ayat 1


1. Kewajiban Guru ( Pasal 20)
a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang
bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran.
b. Mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi
secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, tehnologi
dan seni.
c. Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis
kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga,
dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran.
d. Menjunjung tinggi peraturan perundang undangan, hukum dan kode etik
guru, serta nilai nilai agama dan etika.
e. Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.

2. Hak Guru ( Pasal 14)


a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan
kesejahteraan sosial.
b. Mendapat promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
c. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan
intelektual.
d. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
e. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk
menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
f. Memberikan kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan
kelulusan, penghargaan dan atau sangsi kepada peserta didik sesuai dengan kaidah
pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
g. Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
h. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
i. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan
pendidikan.
j. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan
kualifikasi akademik dan kompetensi.
k. Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.

3. Hak Guru di Daerah Khusus


a. Kenaikan pangkat rutin secara otomatis.
b. Kenaikan pangkat istimewa satu kali.
c. Perlindungan dalam melaksanakan tugas.
d. Pindah tugas setelah bertugas 2 tahun dan tersedia guru penganti.[6]

2. Kode Etik Guru


kode etik keprofesian (professional code of ethic) pada hakekatnya merupakan
suatu sistem peraturan atau perangkat prinsipprinsip keprilakukan yang telah
diterima oleh kelompok orang-orang yang tergabung dalam himpunan organisasi
keprofesian tertentu.
Hornby, dkk. (1962) mendefinisikan kode etik secara leksikal sebagai berikut:
a) code as collection of laws arranged in a system; or, system of rules and
principles that has been accepted by society or a class or group of
people. (kode merupakan kumpulan aturan yang disusun dalam sebuah
sistem; atau sistem aturan dan prinsip-prinsip yang diterima oleh masyarakat atau
sebuah kelas atau sekelompok orang)
b) ethic as system of moral principles, rules of conduct. (etik merupakan
sistem dari prinsip-prinsip moral, aturan dari tingkah laku) Etika, pada hakikatnya
merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang moral
manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat
diartikan sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi
sesama manusia dalam memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang
sebaikbaiknya
berdasarkan timbangan moral-moral yang berlaku. Sementara menurut pendapat
yang lain kode etik profesi merupakan tatanan yang menjadi pedoman dalam
menjalankan tugas dan aktivitas suatu profesi yang harus diikuti dan ditaati oleh
setiap orang yang menjalankan
profesi tersebut. Sedangkan pengertian kode etik guru Indonesia adalah norma
dan asas yang disepakati dan diterima oleh guru-guru Indonesia sebagai pedoman
sikap dan perilaku dalam melaksanakan tugas profesi sebagai pendidik, anggota
masyarakat, dan warga negara.
Kode Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama
lain sesuai dengan yang disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi
guru, merupakan pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam
bentuk nilai-nilai moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian,
guru harus menyadari bahwa jabatan mereka merupakan suatu profesi yang
terhormat, terlindungi, bermartabat, dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru
harus mampu memahami, menghayati, mengamalkan, dan menegakkan
Kode Etik Guru dalam menjalankan tugas-tugas profesional dan menjalani
kehidupan di masyarakat.Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman
yang mengatur hubungan guru dengan teman kerja, murid dan wali murid,
pimpinan dan
masyarakat serta dengan misi tugasnya. Menurut Oteng Sutisna (1986 : 364)
bahwa pentingnya kode etik guru dengan teman kerjanya difungsikan sebagai
penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam
mendidik peserta didik. Adanya sumpah profesi dan kode etik guru, menurut
Achmad Sanusi, sebagai rambu-rambu, rem, dan pedoman dalam tindakan guru
khususnya saat kegiatan mengajar. Alasannya, guru harus bertanggung jawab
dengan profesi maupun hasil dari pengajaran yang ia berikan kepada siswa.
Jangan sampai terjadi malapraktik pendidikan.

3. Etika Guru Terhadap wali Siswa dan Masyarakat


Berprofesi sebagai guru tidak hanya menjalankan tugasnya sebagai pengajar di
kelas, tetapi guru juga haru menjalin hubungan dengan orang tua siswa maupun
dengan masyarat. Setiap Guru seharusnya menerapkan sikap dan perilaku berikut
ini dalam berhubungan dengan Orangtua/Wali Siswa:
1. Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan
2. Guru memberikan informasi kepada Orangtua/Wali siswa secara jujur dan
objektif mengenai perkembangan peserta didik.
3. Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua/walinya.
4. Guru memotivasi orangtua/wali siswa untuk beradaptasi dan berpartisipasi
dalam
memajukan dan meningkatkan kualitas pendidikan.
5. Guru berkomunikasi secara baik dengan orangtua/wali siswa mengenai kondisi
dan
kemajuan peserta didik dan proses kependidikan pada umumnya.
6. Guru menjunjung tinggi hak orangtua/wali siswa untuk berkonsultasi
dengannya
berkaitan dengan kesejahteraan, kemajuan, dan cita-cita anak atau anak-anak akan
pendidikan.
7. Guru tidak boleh melakukan hubungan dan tindakan profesional dengan
orangtua/wali
siswa untuk memperoleh keuntungna-keuntungan pribadi.
Adapun etika guru terhadap masyarakat yaitu diperlukan peningkatan profesi
guru dalam hal berhubungan dengan masyarakat. Guru disamping mampu
melakukan tugasnya masing-masing di sekolah, mereka juga diharapkan dapat
dan mampu melakukan tugas-tugas hubungan dengan masyarakat. Mereka bisa
mengetahui aktivitas-aktivitas masyarakatnya, paham akan adat istiadat, mengerti
aspirasinya, mampu membawa diri di tengah-tengah masyarakat, bisa
berkomunikasi dengan mereka dan mewujudkan cita-cita mereka. Seperti yang
dikatakan oleh IIF Khoiru Ahmadi, dkk, bahwa dalam pasal 8 Undang-Undang
Republik Indonesia nomor 14 tahun 2005 kompetensi guru meliputi kompetensi
pedagigik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi
profesional.[7]
BAB 3
Penutup

A. Kesimpulan
Hak dan kewajiban guru terdapat dalam pasal 14 Undang-Undang No. 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Hak dan Kewajiban guru menurut UU
SISDIKNAS No. 20 Tahun 2003, dan juga Hak dan Kewajiban Guru sebagai
pegawai Negeri sipil menurut UU no. 8 tahun 1974 yang didalamnya terdiri
dari hak-hak yang bisa didapatkan oleh guru, tidak lepas dari hak seorang guru
harus menjalankan kewajibannya sebagai guru agar hak-haknya dapat
diterima dengan baik. Perilaku guru dalam masyarakat dalam meningkatkan
hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain: Membantu sekolah dalam
melaksanakan tehnik-tehnik hubungan sekolah dengan masyarakat, membuat
dirinya lebih baik lagi dalam masyarakat melalui penyesuain diri dengan adat
istiadat masyarakat karena guru adalah tokoh milik masyarakat, guru harus
melaksanakan kode etiknya.
B. Saran
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan disebabkan keterbatasan pengetahuan kami dan oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami berikutnya.
Daftar Pustaka
Depdiknas. 2005. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun
2005. Tentang Guru dan Dosen.
Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Supriadi, D. 1998. Manajemen dan Kepemimpinan. Jakarta: Depdikbud.
Surya, H.M. 1998. Organisasi & Profesi. No. 7/1998. Hlm. 15-17. Tilaar,
H.A.R. 1999. Beberapa Agenda Reformasi Pendidikan Nasional Dalam
Perspektif Abad 21. Magelang: Indonesia Tera.
Ruswandi, Uus. 2010. Pengembangan Kepribadian Guru. Bandung: CV. Insan
Mandiri.
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan,Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada,2009.
Ihsan,Fuad , Dasar-Dasar Kependidikan,Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Ahmadi,Iif Khoiru, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Prestasi
Pustaka: Jakarta, 2011.
Mohammad Noor Syam. Filsafat Pendidikan Dan Dasar Filsafat Pendidikan
Pancasila, Usaha Nasional, Surabaya, 1986, hlm 199.
Fuad Ihsan, Dasar-Dasar Kependidikan,PT Rineka
Cipta:Jakarta,2011,hlm.84. Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, PT Raja
Grapindo:Jakarta,2009,hlm 95.
Iif Khoiru Ahmadi, dkk, Strategi Pembelajaran Sekolah Terpadu, Prestasi
Pustaka: Jakarta, 2011, hlm.237.

Anda mungkin juga menyukai