Anda di halaman 1dari 7

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No.

1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1

Penentuan Jenis Turbin Air sungai Cijalupang-Peundeuy


Bandung Jawa Barat
Bachtiyar Budi Siswanto, dan Ridho Hantoro
Jurusan Teknik Fisika, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: bachtiarbudi0@gmail.com
Abstrak— Air merupakan sumber daya alam yang dapat (storage) dibandingkan dengan sumber daya alam lainnya.
dijadikan energi listrik dan mampu menyumbang daya kedua Sumber daya alam ini yang dikonversi menjadi listrik dapat
paling besar pada system pembangkit listrik nasional dari disebut juga dengan energi terbarukan. Sama halnya dengan
energi panas bumi. Di Indonesia, air sangat melimpah dengan
jumlah sungai sekitar ±330 [1] yang dapat dimanfaatkan
energi terbarukan dengan SDA angin, alat yang dapat
menjadi energi listrik. Dalam pembangunannya, pembangkit mengkonversi daya SDA menjadi energi adalah turbin. Hanya
listrik tenaga air perlu dirancang di seuatu lokasi dengan saja terdapat perbedaan berdasarkan sumber adalah densitas
memperhatikan debit dan ketinggian. Kedua besaran ini sangat dengan viskositas fluida. Air memiliki densitas dan viskositas
penting dalam penentuan jenis turbin yang akan digunakan. yang lebih besar dibandingkan angin, sehingga daya sumber
Sistem pembangkit listrik tenaga air membutuhkan jenis turbin dapat diekstraksi lebih besar untuk menjadi energi listrik.
turbin tertentu yang disesuaikan dengan karakteristik aliran Berdasarkan dari sustainabilty sumber, air lebih baik
yang berada di lokasi sungai Cijalupang-Peundeuy Bandung
Jawa Barat.Tujuan pada penelitian ini untuk menentukan jenis dibandingkan dengan angin. Di Indonesia khususnya, air
turbin yang paling sesuai dari data debit aliran dan ketinggian sangat melimpah dengan jumlah sekitar ±330 sungai [1].
air yang digunakan dalam perancangan pembangkit listrik Beda halnya dengan angin, Indonesia yang merupakan
tenaga air. Lingkup penelitian dalam penelitian ini adalah daerah tropis dengan memiliki cuaca yang tidak ekstrim
perhitungan energi listrik yang dihasilkan dari hasil (diantara daerah tropis dan kutup) contohnya seperti di
perhitungan Flow Duration, Mean Discharge, persentase waktu negara eropa, menghasilkan kecepatan angin yang relatif
yang muncul dalam tahunan berdasarkan data debit dan net rendah sekitar ± 4 m/s (sumber: US National World Map dan
head dari sungai. Hasil diperoleh, debit yang selalu muncul
adalah 0,2 m3/s dan relatif dibawah 0,5 m3/s. Rata-rata debit BMKG tahun 2019). Sehingga, tenaga air lebih baik
aliran sungai ini berkisar 0,4 m3/s. hasil mean flow sebesar 0,39 dikembangkan di Indonesia.
m3/s dengan nilai residual flow sebesar 0,2 m3/s dan didapatkan Pembangkit listrik tenaga air perlu dirancang di seuatu
nilai design flow sebesar 0,19 m3/s. Sesuai turbine efficiency lokasi dengan memperhatikan debit air dan ketinggian.
chart, nilai design flow dan net head tersebut sangat sesuai Kedua besaran ini sangat penting dalam penentuan jenis
dengan turbin jenis pelton. Turbin pelton membutuhkan design turbin yang akan digunakan. Sistem pembangkit listrik
flow yang rendah dan memiliki efisiensi yang tinggi. Energi
tenaga air membutuhkan jenis turbin turbin tertentu yang
listrik yang dihasilkan dari instalasi pembangkit listrik tenaga
air ini adalah sebesar 18.731 kWh dalam satu tahun. disesuaikan dengan karakteristik aliran yang berada di lokasi.
Hal ini juga berkaitan dengan nilai kecepatan minimum
Kata Kunci—Turbin air, Pelton, Debit, Net Head aliran yang diperbolehkan masuk menuju turbin agar rutbin
berputar dengan daya luaran yang diharapkan. Kecepatan
aliran perlu dikendalikan agar tidak merusak komponen
I. PENDAHULUAN turbin apabila kecepatan aliran besar yang tidak sebanding

D alam situasi sekarang ini, secara global dalam faktor


penggunaan listrik berperanan penting dalam
kebutuhan setiap masyarakat. Turbin air merupakan istilah
dengan pilihan turbin. Sebaliknya, apabila kecepatan aliran
yang kecil dengan pilihan turbin yang besar dapat
mengakibatkan energi tidak dapat dihasilkan sama sekali.
yang digunakan untuk instalasi pembangkit listrik yang Berdasarkan kondisi tersebut, setelah mengkaji potensi debit
menggunakan energi air pada umumnya. Kondisi air yang aliran air dan ketinggian air selanjutnya dibutuhkan kajian
bisa dimanfaatkan sebagai sumber daya (resources) penghasil tentang tata cara pemilihan turbin berdasarkan data
listrik ialah memiliki kapasitas aliran dan ketinggian kecepatan aliran tahunan yang didapatkan dari pengukuran.
tertentu dari instalasi. Semakin besar kapasitas aliran Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini untuk
maupun ketinggiannya dari instalasi maka semakin besar menentukan jenis turbin yang paling sesuai dari data debit
energi yang bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan energi aliran dan ketinggian air yang digunakan dalam perancangan
listrik. pembangkit listrik tenaga air. Hal tersebut dapat dijadikan
Air dapat dijadikan sumber energi listrik yang ukuran dan perhitungan dalam perancangan pembangkit
menyumbang daya paling besar pada system pembangkit listrik tenaga air baik disungai maupun di kanal berdasarkan
listrik nasional. Air merupakan sumber daya alam yang debit air dan ketinggiannya, sehiggan dalam penentuan jenis
terjangkau dengan densitas tinggi yang dapat simpan turbin dapat menghasilkan daya luaran yang diharapkan .
II. URAIAN PENELITIAN
A. Pengukuran Kecepatan Aliran
Pengukuran kecepatan aliran dapat dilakukan dengan
beberapa cara seperti pengukuran langsung secara vertical,
menggunakan mechanical current-meter, atau dengan
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2

menggunakan magnetic current-meter. Pengukuran ini seperti Gambar 1 dimana terdapat satu belokan yang menukik
dilakukan selama setidaknya setahun untuk mendapatkan ke bawah. Terdapat 7 titik minor losses yang terjadi pada
karakteristik kecepatan aliran pada kanal. Setelah kasus ini. Masing-masing titik memiliki koefisien lossesnya
mendapatkan kecepatan aliran maka debit aliran juga dapat sendiri-sendiri.
ditentukan. Selain pengukuran secara langsung, debit aliran
dapat ditentukan apabila terdapat data air yang sudah ada.
Tentunya selah dari hasil pengukuran, selanjutnya
direkapitulasi dalam sebuah database. Hal ini untuk
mempermudah dalam penentuan potensi pambangkitan
energi listrik tenaga air disuatu daerah. Dalam penelitian ini,
data air dari sungai Cijalupang-Peundeuy Bandung Jawa
Barat tahun 2007 berdasarkan sumber citarum.org diolah
untuk menentukan Flow Duration, Mean Discharge,
persentase waktu yang muncul dalam tahunan, dan energi
listrik yang dihasilkan setelah penentuan jenis turbin
dilakukan. Gambar 1 Bentuk dan Kemiringan Penstock
Penghitungan net head dilakukan dengan
B. Flow Duration Curve (FDC) Plot
mengurangkan nilai head gross terhadap head losses.
Flow Duration Curve menampilkan durasi munculnya
hnet = hg - hl (0)
sebuah debit aliran dalam setahun. Data FDC ditampilkan
dalam bentuk tabel maupun kurva grafik yang diolah dari Head losses terdiri dari 2 bagian, yaitu losses mayor dan
data-data pengukuran kecepatan aliran atau database aliran di losses minor. Penghitungan nilai minor losses dan
suatu lokasi (sungai). FDC dapat digunakan untuk penghitungan mayor losses dilakukan dengan menggunakan persamaan
di bawah ini:
melakukan penilaian terhadap variasi aliran yang berada di
site dan untuk menentukan flow design dari sistem tenaga air. L V2
hl , ma = f (0)
D 2g
C.Perhitungan Regresi
V2
Regresi dilakukan dengan menggunakan program hl ,mi = Kl (0)
bawaan dari Microsoft Excel. Pemilihan jenis regresi 2g
dilakukan dengan menyesuaikan kurva yang didapatkan dari dimana koefisien f merupakan friction factor yang
FDC dengan kurva yang didapatkan dari hasil regresi.
K
Setelah jenis regresi dipilih maka akan didapatkan persamaan ditentukan sesuai dengan jenis penstock dan l merupakan
regresi kurva untuk mengestimasi nilai mean flow tahunan shape factor yang ditentukan sesuai dengan bentuk lintasan.
dari aliran. Pemilihan friction factor dilakukan dengan menggunakan
moody diagram seperti pada Gambar 2 sedangkan pemilihan
D.Estimasi Mean Flow shape factor menggunakan Tabel 1.
Setelah persamaan regresi diperoleh, kemudian
persamaan tersebut digunakan untuk mengestimasi nilai flow
rate setiap 5% dari exceedance dari 0% hingga 100%.
Selanjutnya, dikalikan dengan masing-masing flow rate
dengan 5% untuk mendapatkan luas area parsial. Jumlahkan
semua hasil perkalian untuk mendapatkan mean flow. Hasil
tersebut merupakan hasil pendekatan dalam menentukan
mean flow yang dapat dijadikan dalam penentuan jenis
turbin.
E. Penentuan Residual Flow
Residual flow ditentukan berdasarkan standar tertentu
yang mengatur tentang perencanaan pembuatan pembangkit
listrik tenaga air. Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan
ekosistem sungai yang dapat rusak jika residual flow tidak
Gambar 2 Moody diagram (Sumber: Wikipedia)
direncanakan dengan baik. Kasus ini akan ditentukan Tabel 1 Shape factor untuk penstock
residual flow sebesar 0.2 m3/s.
No Tipe Losses Koefisien
F. Penghitungan Gross Head
Setelah karakteristik aliran ditentukan, selantjunya net 1 Trash Rack 0,007
head dihitung untuk menentukan perbedaan ketinggian 2 Pipe entrance 0,04
antara permukaan air di forebay dengan poros turbin air,
3 First Bend 0,085
dikurangi kerugian gesekan dalam saluran penstock. Pada
kasus ini, akan digunakan contoh kasus penstock slope 4 Second Bend 0,12
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3

5 Third Bend 0,14


6 Confusor 0,02
7 Gate Valve 0,15

Pemilihan bentuk kemiringan penstock juga berpengaruh


pada head losses sehingga hal tersebut juga perlu dijadikan
pertimbangan dalam merencanakan sebuah pembangkit
listrik tenaga air. Akan tetapi hal tersebut juga memerlukan
pertimbangan terhadap kondisi lapangan yang dihadapi.
Bentuk kemiringan penstock yang baik adalah yang lurus
tanpa ada belokan sedikitpun.
G.Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air
Pemanfaatan pembangkit listrik tenaga air
diklasifikasikan menurut besarnya kapasitas daya yang
dihasilkan. Klasifikasi umum pembangkit listrik tenaga air
mengikuti sebagai berikut.

Tabel 2 Klasifikasi Pembangkit Listrik Tenaga Air


Tipe Kapasitas Gambar 3 Turbine Selection Chart (sumber: Wikipedia)
Pico Hidro <500W
Mikro Hidro 1-100 KW Selain melihat biaya dan kondisi lapangan, tinjauan
Mini Hidro 100-1000 KW terhadap efisiensi turbin juga perlu dilakukan agar serapan
Small Hidro 1-15 KW
Medium Hidro 15-100 MW
daya yang diperoleh berada pada titik optimalnya. Pemilihan
Large Hidro >100 MW tersebut dilakukan dengan menggunakan turbine efficiency.
H.Pemilihan Turbin
Pemilihan turbin dilakukan dengan menggunkan III. URAIAN ANALISA
turbine selection chart seperti pada Tabel 33. Dari
karakteristik aliran yang telah didapatkan melalui analisis A. Karakteristik aliran
FDC dan nilai net head yang didapatkan melalui Berdasarkan data debit aliran air sungai Cijalupang-
perhitungan, maka dapat ditarik titik-seleksi pada chart. Peundeuy Bandung Jawa Barat tahun 2007 berdasarkan
Kemudian, melalui titik tersebut dapat ditentukan turbin jenis sumber citarum.org sesuai lampiran I, maka dihitung
apa yang paling sesuai untuk digunakan pada sistem persentase waktu yang sering muncul tiap spesifik debit
pembangkit listrik tenaga air yang akan dibangun. Jika titik dalam satu tahun (365 hari). Data discharge flow dapat
pada chart tersebut berada pada dua area seleksi, maka harus ditunjukkan sesuai Tabel 4. Data debit aliran terhadap
dipertimbangkan biaya, debit minimal dan efisiensi turbin persentase waktu yang sering muncul dapat digambarkan
yang direncanakan. dengan kurva seperti . Selanjutnya, Dari hasil plotting FDC
Tabel 3 Minimum technical flow of turbine. (Sumber buku Guide on how to
tersebut didapatkan persamaan regresi:
develop a small hydropower plant)

Turbine Type Q min (% of Q design) y = 12899e -1, 764 x (0)


dimana y adalah discharge flow dan x adalah
Francis 50
Semi Kaplan 30 Persentase waktu.
Kaplan 15
Pelton 10
Turgo 20
Propeller 75

Debit minimal ditentukan dengan meninjau karakteristik


aliran dan diameter penstock yang akan digunakan. Masing-
masing jenis turbin memiliki nilai debit minimum yang
berbeda. Perbedaan minimum flow juga dapat terjadi jika
Tabel 4 Discharge flow
manufakturnya berbeda. Namun, beberapa literatur
menggunakan rule of thumb pada Tabel 3. Q (m /det)
3
No of Days Time (%)

0,200 365 100%


0,320 329 90%
0,400 292 80%
0,420 256 70%
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4

0,440 219 60% pembangkit listrik tersebut.


0,5 183 50%
Perancangan pembangkit listrik tenaga air perlu
melakukan pemilihan jenis turbin yang sesuai dengan debit
0,5 146 40% air dan ketinggian air agar energi listrik luaran yang
0,6 110 30% diharapkan tercapai. Dalam menentukan jenis turbin, juga
0,6 73 20% perlu diketahui tentang mean flow, residual flow dan debit
minimal. Mean flow merupakan debit aliran rata-rata sebagai
1,01 37 10%
acuan penentuan jenis turbin karena pada batas ini adalah
2,58 0 0% nilai tengah dari debit aliran air yang muncul dalam satu
tahun, sehingga dapat diproyeksikan terhadap energi output
Data debit aliran dalam satuan hari selama satu tahun dan biaya (baik biaya investasi, maintenance and repair,
dapat digambarkan dengan kurva hidrograf yang difasilitasi maupun profit). Sedangkan residual flow merupakan batas
dengan data analisa hidrograf yang ada di Microsoft Excel. debit aliran yang harus ditentukan agar penentuan turbin
Kurva histograf merupakan grafik yang berisi ringkasan dari tidak terlalu kecil yang dapat mengganggu ekosistem hewan
sebaran (dispersi atau variasi) suatu data debit aliran sungai yang hidup di dalam air. Adapun hasil mean flow dari sungai
Cijalupang-Peundeuy Bandung Jawa Barat tersebut adalah
yang menampilkan frekuensi data. Kurva hidrograf debit
sebesar 0,39 m3/s. Dengan nilai residual flow sebesar 0,2
aliran air sungai Cijalupang-Peundeuy Bandung Jawa Barat m3/s, maka didapatkan nilai design flow sebesar 0,19 m 3/s.
ini sesuai dengan Gambar 5. Selsisih nilai tengah debit aliran dengan debit residual
merupakan batas penentuan desain aliran sebagai acuan
dalam pemilihan jenis turbin air

Gambar 4 Durasi Debit Harian Citarum-Cijalupang-Peundeuy Bandung Jawa


Barat Tahun 2007

Gambar 6 Grafik FDC dan debit aliran

B. Net Head Losses


Berdasarkan hasil perhitungan melalui Excel, didapatkan
nilai net head sebagai berikut:

Gambar 5 Hidrograf Debit Sungai Citarum-Cijalupang-Peundeuy 2007

Berdasarkan dari data debit aliran yang digambarkan


dalam bentuk kurva FDC dan histogram line membuktikan
bahwa debit aliran sungai ini relatif kecil. Debit yang selalu Jika ketinggian air diasumsikan sesuai buku Guide on how
muncul adalah 0,2 m3/s dan relatif dibawah 0,5 m 3/s. Rata- to develop a small hydropower plant maka diperoleh net head
rata debit aliran sungai ini berkisar 0,4 m 3/s dan tinggi pada losses sebesar 84,97 m dengan memperhatikan losses-losses
bulan Agustus dan September tahun 2007, hal ini yang terdapat pada titik tertentu pada penstock slope.
dikarenakan terjadi pertambahan volume air dari curah hujan Berdasarkan tipe losses yang ada maka nilai tersebut
yang tinggi (pada musim hujan). Setelah FDC dan hidrograf dikalikan dengan koefisien losses yang telah dijelaskan di
aliran air diketahui maka langkah selanjutnya adalah buku. Sehingga hasil dari perkalian tersebut dengan
menentukan jenis turbin yang akan digunakan dalam keseluruhan dijumlahkan untuk mendapatkan nilai total
losses. Selanjutnya, selisih gross head losses dengan total
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5

losses akan diperoleh nilai net head losses. Skema rancangan


penstock slope ini sesuai dengan Gambar 1.
C.Turbine Selection
Pemilihan Jenis turbin dapat ditentukan berdasarkan
kelebihan dan kekurangan dari jenis-jenis turbin untuk desain
yang sangat spesifik. Tahap awal, pemilihan jenis turbin
dapat diperhitungkan dengan memperhitungkan parameter-
parameter khusus yang mempengaruhi sistem operasi turbin,
yaitu :
1. Faktor tinggi jatuhan efektif air (net head) atau aliran
air (kecepatan) dan debit air yang akan mempengaruhi
pemilihan jenis turbin. Sebagai salah satu contoh
turbin pelton yang beroperasi pada net head yang
tinggi, sedangkan pada turbin propeller sangat efektif
beroperasi pada tinggi jatuh yang rendah dengan
jumlah debit air yang besar.
2. Faktor daya yang diinginkan berkaitan dengan debit
dan net head yang tersedia sesuai Gambar 8.
Gambar 7 Seleksi jenis turbin
3. Faktor kecepatan putar turbin yang akan
ditransmisikan ke generator. Sebagai contoh, untuk
sistem transmisi derect couple antara generator dan
turbin pada ned head rendah, sebuah turbin reaksi
(propeller) dapat mencapai putaran yang diinginkan,
sementara turbin pelton dan crossflow berputar sangat
lambat (low speed) yang akan menyebabkan system
tidak beroperasi.
Ketiga faktor diatas sering digunakan untuk menentukan
(kecepatan spesifik turbin). Pemilihan jenis turbin dapat
dilakukan dengan melihat grafik karakteristik hubungan
antara tinggi jauh net (m) dan debit aliran (m 3/s) agar
didapatkan jenis turbin yang cocok sesuai dengan kondisi Gambar 8 Karakteristik Pemilihan jenis turbin tergantung pada tinggi jatuh (m)
pengoperasiannya. dan debit air (m3/s) sungai dan daya yang dihasilkan
Menentukan laju aliran dan ketinggian air terjun:
1. Mengetahui kuantitas curah hujan tiap tahunnya dengan Dari hasil analisis FDC dan perhitungan nilai net head,
data didapatkan bahwa design flow pada kasus ini adalah sebesar
2. selanjutnya menentukan debit aliran air di setiap air 0,19 m3/s, sementara nilai net head sebesar 84,975 m.
terjun tiap tahunnya Berdasarkan turbine selection chart didapatkan bahwa titik
3. mengklasifikasikan laju aliran terhadap ketinggian air seleksi berada pada area turbin pelton dan turgo. Seleksi
terjun melalui plot diagram penentuan jenis turbin sesuai titik kuning yang terdapat pada
4. menentukan klasifikasi spesifikasi turbin berdasarkan Q Gambar 7.
dan h
5. ketinggian air terjun dihitung dengan perbedaan
ketinggian level aliran atas dan aliran bawa
6. ketinggian dapat diukur menggunakan laser elektronik
atau menggunakan data peta topografi.
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 6

dalam pembuatan penstock dapat menggunakan


persama aan di bawah ini :

 2
D p = 2,69  n p  Q 2  L p / H g  0 ,1875
(0)
Dimana :
n p = Koefisien Manning = 0,009-0,011 untuk PVC
Q = Flow rate (m3/s)
Lp = Panjang penstock (m)
h g = Tinggi gross (m)

Ketebalan minimum pipa :

D p  508
Gambar 9 Kurva efisiensi tipe turbin tp =  1,2 (0)
400
Kemudian, jika dilihat pada turbine efficiency chart, Dimana :
tp = ketebalan minimum pipa (mm)
nilai design flow dan net head tersebut sangat sesuai dengan Dp = Diameter penstock (mm)
turbin jenis pelton. Turbin pelton membutuhkan design flow
yang rendah dan memiliki efisiensi yang tinggi. Jika turbin
pelton dipilih maka minim flow rate yang harus dijaga adalah Tabel 5 Hasil energi listrik yang dihasilkan
sebesar 19% dari design flow. Variabel Nilai Unit
Total energi diperoleh dari hari perkalian dari trip width Q min (% Of Q design) Turbin Pelton & Turgo (recomended)
= 0,05, median flow, ned head, keseluruhan efisiensi (turbin, Head 84,97 m
generator, gearbox, dan transformer), specific weight, dan
Eff Turbin 60%
number of hours in year sesua dengan Persamaan ( 0 ).
Diperoleh hasil energi listrik yang dihasilkan dari instalasi Eff Generator 90%
pembangkit listrik tenaga air ini adalh sebesar 18.731 kWh Eff Gearbox 80%
dalam satu tahun. Eff Transformer 80%
Specific weight of the water 9,81 KN/m3
E = W  Qmedian  H   Turbin   Generator
(0) Number of Hour in a year 3.375
  Gearbox   Tranformer  y  h h
Total Energi 18.731,95 kWh
Dimana :
E = Energi listrik (kWh)
W= Strip width = 0,05 IV. KESIMPULAN/RINGKASAN
H = net head (m) Berdasarkan dari hasil perhitungan dari data debit aliran
η = Efisiensi (Turbin, Generator, Gerabox, Transformer) air pada sungai Cijalupang-Peundeuy Bandung Jawa Barat
y = Specific weight (kN/m3) tahun 2007 sesuai sumber citarum.org didapat jenis turbin air
h = Number of hours in year (jam) yang sesuai untuk diaplikasi sebagai pembangit listrik tenaga
air di lokasi tersebut adalah turbin pelton karena memiliki
Dalam pembangkitan daya dari turbin hydrolik ini net head yang besar dan design flow yang rendah. Dilihat
merupakan fungsi dari ketinggian, laju aliran dan efisiensi dari daya yang dihasilkan dari pemiliha turbin tersebut
dari turbin itu sendiri, dapat ditulis dengan persamaan : adalah sekitar < 100 kW dengan energi listrik yang
dihasilkan sebesar 18.731 kWh.

UCAPAN TERIMA KASIH


P =    g Q  H (0)
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen
Dimana :
Pengajar pascasarjana Institut Teknologi Sepuluh Nopember
P = kapasitas Daya (kW)
Surabaya khususnya kepada Dr. Rodho Hantoro, ST, MT yang
H = Ketinggian air (m)
Q = Debit (m3/s) selalu membina penulis menjadikan mahasiswa yang terus
g = Gravitasi (9,81 m/s2) giat belajar, keras, hingga seperti saat ini dirasa terdapat
peningkatan dalam pola belajarnya. Tanpa bimbingan Bapak
η = efisiensi turbin
pembimbing, mainset yang kurang baik pada sebelumnya
sulit untuk dibenahi. Terakhir, terimakasih atas

Optimum
point
JURNAL TEKNIK ITS Vol. 4, No. 1, (2019) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 7

bimbingannya baik dengan frekuensi tinggi maupun rendah,


tetapi saya yakin inilah yang tepat dijadikan panutan dan
yang terbaik kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Wikipedia
[2] Guide on how to develop a small hydropower plant
[3] Energypedia.info
[4] citarum.org

Anda mungkin juga menyukai