PENDAHULUAN
1
Diabetes Melitus terdiri dari dua tipe yaitu tipe pertama DM yang
disebabkan keturunan dan tipe kedua disebabkan life style atau gaya hidup.
Secara umum, hampir 80 % prevalensi diabetes melitus adalah DM tipe 2. Ini
berarti gaya hidup/life style yang tidak sehat menjadi pemicu utama
meningkatnya prevalensi DM. Bila dicermati, penduduk dengan obes
mempunyai risiko terkena DM lebih besar dari penduduk yang tidak obes
(Susanto, 2009).
1.3. Tujuan
1. Bagaimana konsep lansia dengan diabetes mellitus?
2. Bagaimana asuhan keperawatan pada lansia dengan diabetes mellitus?
2
BAB 2
TINJAUN TEORI
2.1.2. Etiologi
Keluhan umum pasien DM seperti poliuria, polidipsia, polifagia pada
DM umumnya tidak ada. Sebaliknya yang sering mengganggu pasien
adalah keluhan akibat komplikasi degeneratif kronik pada pembuluh darah
dan saraf. Pada DM lansia terdapat perubahan patofisiologi akibat proses
menua, sehingga gambaran klinisnya bervariasi dari kasus tanpa gejala
sampai kasus dengan komplikasi yang luas. Keluhan yang sering muncul
adalah adanya gangguan penglihatan karena katarak, rasa kesemutan pada
3
tungkai serta kelemahan otot (neuropati perifer) dan luka pada tungkai
yang sukar sembuh dengan pengobatan lazim.
3. Klasifikasi
1. Diabetes mellitus tipe 1 : IDDM
Disebabkan oleh kerusakan sel serta pulau langerhans akibat proses
autoimun (amin & Hardhi, 2013). Kerusakan sel beta ini dapat
disebabkan oleh factor genetic yang dipicu oleh factor lingkungan
yang menyebabkan terjadinya autoimun. hal ini menyebabkan diabetes
tipe 1 memiliki karakteristik yaitu ketiadaan insulin absolute dalam
tubuh. Sehingga terapi bagi penderita diabetes tipe 1 yaitu harus
mendapat insulin pengganti. Biasanya tipe 1 ini dijumpai pada
penderita yang tidak gemuk. Berusia kurang dari 30 tahun, dengan
perbandingan perempuan lebih rentan terkena dari pada laki-laki
(Corwin, 2009).
2. Diabetes mellitus tipe 2 : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin ini berarti penurunan kemampuan insulin untuk
merangsan pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk
menghambat produksi glukosa oleh hati (Amin & Hardhi, 2013).
4. Patofisiologi
Dalam proses metabolisme, insulin memegang perana penting yaitu
memasukkan glukosa kedalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar.
Insulin adalah suatu zat atau hormone yang dihasilkan oleh sel beta di
prankeas. Bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel
dengan akibat glukosa akan tetap berada di poembuluh darah yang artinya
kadar glukosa di dalam darah meningkat (Siswandi, 2009).
Pada diabetes mellitus tipe 1 terjadi kelainan sekresi insulin oleh sel
beta pancreas. Pasien diabetes tipe ini mewarisi kerentanan yang
merupakan predisposisi untuk kerusakan autoimun sel beta pancreas.
Respon autoimun dipicu oleh aktivitas limfosit, antibody terhadap sel
4
pulau langerhans dan terhadap insulin itu sendiri. Sedangkan pada diabetes
mellitus tipe 2 yang sering terjadi pada lansia, jumlah insulin normal
tetapi jumlah reseptor insulin yang pada permukaan sel yang kurang
sehingga glukosa yang masuk ke dalam sel sedikit dan glukosa ndalam
darah menjadi meningkat (kushariadi, 2010).
5
6. Pathway
Kegagalan Produksi
Produksi glukagon berlebih
insulin
Risiko
kekurangan Meningkatkan Produksi
volume cairan Gula darah gula dari
lemak dan
Osmolaritas protein
meningkat
Membuang
Massa tubuh Fatique
Poliuri Polidipsi Poliphagi
Poliuri Poliuri Berat badan
turun ↓
BB turun Peningkatan gula darah
kronik
Risiko kekurangan
nutrisi
Nekrosis Kerusakan
Gangguan perfusi integritas ku
jaringan
Pembedahan: amputasi
6
7. Penatalaksanaan
Menurut Amin & Hardhi, 2013 adalah sebagai berikut:
1. Pemberian insulin rutin, khususnya bagi penderita diabetes tipe 1
2. Rutin melakukan olahraga
3. Mempertahankan berat badan ideal
4. Kurangi nmakanan yang banyak mengandung karbihidrat dan gula
5. Hindari makanan yang tinggi lemak dan mengandung kolesterol LDL
(seperti, daging merah, produk susu, kuning telur, mentega, saus
salad).
6. Hindari minuman beralkohol
7. Kurangi konsumsi garam
7
mengakibatkan perdarahan vitreous. Perdarahan ini bisa
mengakibatkan ablasio retina atau berulang yang mengakibatkan
kebutaan permanen.
b. Nefropati diabetic
Lesi renal yang khas dari nefropati diabetic adalah
glomerulosklerosis yang nodular yang tersebar dikedua ginjal
yang disebut sindrom Kommelstiel-Wilson. Glomeruloskleriosis
nodular dikaitkan dengan proteinuria, edema dan hipertensi. Lesi
sindrom Kommelstiel-Wilson ditemukan hanya pada DM.
c. Neuropati
Neuropati diabetic terjadi pada 60 – 70% individu DM. neuropati
diabetic yang paling sering ditemukan adalah neuropati perifer dan
autonomic.
d. Displidemia
Lima puluh persen individu dengan DM mengalami dislipidemia.
e. Hipertensi
Hipertensi pada pasien dengan DM tipe 1 menunjukkan penyakit
ginjal, mikroalbuminuria, atau proteinuria. Pada pasien dengan
DM tipe 2, hipertensi bisa menjadi hipertensi esensial. Hipertensi
harus secepat mungkin diketahuin dan ditangani karena bisa
memperberat retinopati, nepropati, dan penyakit makrovaskular.
f. Kaki diabetic
Ada tiga factor yang berperan dalam kaki diabetic yaitu neuropati,
iskemia, dan sepsis. Biasanya amputasi harus dilakukan.
Hilanggnya sensori pada kaki mengakibatkan trauma dan potensial
untuk ulkus. Perubahan mikrovaskuler dan makrovaskuler dapat
mengakibatkan iskemia jaringan dan sepsis. Neuropati, iskemia,
dan sepsis bisa menyebabkan gangrene dan amputasi.
g. Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah keadaan dengan kadar glukosa darah di
bawah 60 mg/dl, yang merupakan komplikasi potensial terapi
insulin atau obat hipoglikemik oral. Penyebab hipoglikemia pada
8
pasien sedang menerima pengobatan insulin eksogen atau
hipoglikemik oral.
9
BAB 3
ASUHAN KEPERAWATAN
10
10. Pernafasan
Batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergangung adanya infeksi /
tidak)
11. Keamanan
Kulit kering, gatal, ulkus kulit.
12. Pemeriksaan fisik
Pengukuran tinggi dan berat badan, pengukuran tekanan darah,
termasuk pengukuran tekanan darah dalam posisi berdiri untuk
mencari kemungkinan adanya hipotensi ortostatik, pemeriksaan
funduskopi, pemeriksaan rongga mulut dan kelenjar tiroid,
pemeriksaan jantung, evaluasi nadi baik secara palpasi maupun dengan
stetoskop, pemeriksaan ekstremitas atas dan bawah, termasuk jari,
pemeriksaan kulit (acantosis nigrican dan bekas tempat, penyuntikan
insulin) dan pemeriksaan neurologis, tanda-tanda penyakit lain yang
dapat menimbulkan DM tipe lain.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Pemeliharaan kesehatan tidak efektif berhubungan dengan
ketidakmampuan mengatasi masalah
2. Nyeri akut berhubungan dengan agens pencedera fisik
3. Gangguan integritas kulit / jaringan berhubungan dengan perubahan
status metabolik (neuropati perifer).
4. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang
berarti
C. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. Pemeliharaan (L.12107) Perilaku (I.12383) Edukasi
kesehatan tidak efektif kesehatan kesehatan
berhubungan dengan a. Kemampuan
ketidakmampuan melakukan a. Identifikasi
mengatasi masalah tindakan factor-faktor
pencegahan yang dapat
masalah meningkatkan
kesehatan dan
b. Kemampuan menurunkan
peningkatan motivasi
kesehatan perilaku hidup
11
c. Pencapaian bersih dan
pengendalian sehat
kesehatan b. Jelaskan factor
resiko yang
dapat
mempengaruhi
kesehatan
c. Ajarkan
perilaku hidup
bersih dan
sehat
2. Nyeri akut (L.08066) Tingkat (I.08238)
berhubungan dengan nyeri Manajemen nyeri
agens pencedera fisik a. Keluhan nyeri a. Identifikasi
b. Kesulitan tidur skala nyeri
c. Perasaan takut b. Identifikasi
mengalami faktor yang
cedera berulang memperberat
dan
memperingan
nyeri
c. Fasilitasi
istirahat dan
tidur
3. Gangguan integritas (L.14125) Integritas (I.11353)
kulit / jaringan kulit dan jaringan Perawatan
berhubungan dengan integritas kulit
perubahan status a. Kerusakan a. Identifikasi
metabolik (neuropati jaringan penyebab
perifer). kerusakan kulit gangguan
b. Nyeri integritas kulit
c. Tekstur b. Anjurkan
meningkatkan
asupan gizi
c. Anjurkan
menghindari
terpapar suhu
yang ekstrem
4. Berduka berhubungan (L.09094) Tingkat (I.09256)
dengan kematian berduka Dukungan
keluarga atau orang a. Verbalisasi emosional
yang berarti menerima a. Identifikasi
kehilangan hal yang telah
b. Verbalisasi memicu emosi
perasaan sedih b. Fasilitasi
c. Menangis mengungkapk
12
an perasaan
cemas, marah,
atau sedih
c. Lakukan
sentuhan
untuk
memberikan
dukungan
13
BAB 4
KASUS
14
6. Riwayat vaksinasi
Ny.S mengatakan lupa tentang vaksin yang pernah ia lakukan, Tetapi
Ny.S mengatakan belum pernah melakukan vaksin selama tinggal
dipanti.
7. Skrining kesehatan yang dilakukan
Ny.S mengatakan biasanya melakukan pemeriksaan tekanan darah
pada petugas puskesmas, yang diadakan oleh posyandu selama sebulan
satu kali pada tanggal 25, dengan pemeriksaaan tekanan darah,
pengukuran tinggi badan dan pemeriksaan berat badan.
8. Status gizi
a. BB : 40 kg
b. TB : 150 cm
𝐵𝐵 40
c. IMT : 𝑇𝐵² = (1,50)²
= 26,66 (normal)
d. Masalah kesehatan terkait gizi
1) Masalah pada mulut
Ny.S mengatakan menjaga kebersihan gigi, giginya tidak
berlubang dan tidak ada yang rontok.
2) Masalah berat badan
Ny.S mengatakan tidak memiliki masalah mengenai berat
badannya dan berat badannya masih tetap.
3) Masalah nutrisi
Ny.S mengatakan kurang memiliki nafsu makan, karena
makanan dipandi sayur yang disediakan tidak ada rasanya.
4) Masalah kesehatan yang dialami saat ini
Ny.S mengatakan sering pusing, lehernya kadang terasa kaku,
selain itu kadang tangannya terasa kram, dan kakinya sering
kesemutan, Ny.S mengatakan sakit dibagian tengkuk, tensinya
tinggi, dan ketika malam hari sulit tidur karena pusing pada
kepalanya.
P : Klien mengatakan nyeri kepala ketika bangun tidur
Q : Klien mengatakan nyeri kepala seperti diupukul
15
R : Nyeri pada kepala bagian belakangan tengkuk leher
T : Nyeri terjadi mulai 2-3 menit, mulai muncul saat bangun
dari posisi berbangun ke posisi duduk
5) Obat-obatan yang dikonsumsi saat ini
Ny.S mengkonsumsi metformen, kalk, vitamin b komplek dan
vitamin c.
6) Tindakan spesifik yang dilakukan saat ini
Ny.S mengatakan setiap harinya melakukan gerakan ROM.
7) Status fungsional
1) Mobilisasi : Mandiri
2) Berpakaian : Mandiri
3) Makanan dan minum : Mandiri
4) Toileting : Mandiri
5) Personal hygiene : Mandiri
6) Mandi : Mandiri
Ny.S memiliki Indeks KATZ dalam kategori A yaitu
mandiri dalam semua fungsional (6 fungsi).
9. Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Mobilisasi
Ny.S mengatakan bias berjalan sendiri dengan menggunakan
tongkat
b. Berpakaian
Ny.S mengatakan bisa berganti baju sendiri
c. Makan dan minum
Ny.S bisa makan sendiri, tetapi Ny.S masih suka mengkonsumsi
makana yang manis dan asin apabila tidak mengkonsumsi makanan
tersebut Ny.S tidak nafsu makan.
d. Toileting
Ny.S mengatakan bisa melakukan ke toilet secara mandiri.
e. Personal hygiene
Ny.S mengatakan bisa melakukan secara mandiri seperti mandi,
menggosok gigi dan membersihkan tempat tidur.
16
f. Mandi
Ny.S mengatakan apabila pagi hari tidak mandi karena dingin dan
mandi 2 kali sehari.
10. Dimensi psikologi
a. Status kognitif
SHORT PORTABLE MENTAL STATE QUESIONNARE
Pertanyaan Jawaban
Benar Salah
1. Tanggal Berapa Hari ini ? √
2. Hari apakah hari ini? √
3. Apakah nama tempat ini? √
4. Berapa no. Telpon rumah anda? √
5. Berapa usia anda? √
6. Kapan anda lahir (Tgl/Bln/Thn)? √
7. Siapakah nama presiden sekarang? √
8. Siapakah nama presiden √
sebelumnya?
9. Siapakah nama ibu anda? √
10. 5+6 adalah √
17
aktivitas dan minat anda?
3. Apakah anda merasa hidup Ya Ya
anda kosong?
4. Apakah anda sering bosan? Ya Ya
5. Apakah anda mempunyai Tidak Tidak
semangat setiap waktu?
6. Apakah anda takut sesuatu Ya Ya
akan terjadi pada anda?
7. Apakah anda merasa bahagia Tidak Tidak
setiap waktu?
8. Apakah anda merasa jenuh? Ya Ya
9. Apakah anda merasa lebih suka Ya Ya
tinggal di rumah pada malam
hari, dari pada pergi melakukan
sesuatu yang baru?
10. Apakah anda merasa bahwa Ya Tidak
anda lebih banyak mengalami
masalah dengan ingatan anda
daripada yang lainnya?
11. Apakah anda berfikir sangat Tidak Tidak
menyenangkan hidup sekarang
ini?
12. Apakah anda merasa tidak Ya Ya
berguna saat ini?
13. Apakah anda merasa penuh Tidak Tidak
berenergi saat ini?
14. Apakah anda saat ini sudah Ya Ya
tidak ada harapan lagi?
15. Apakah anda berfikir banyak Ya Ya
orang yang lebih baik dari
anda?
Keterangan : nilai ≥ 5 menandakan depresi
18
b) Dampak yang timbul terkait status depresi
Ny. S mengatakan sudah pasrah sama Allah swt jika
dirinya harus tinggal dipanti dan Ny. S mengatakan sudah
siap jika Allah swt memanggilnya.
c) Keadaan emosi
Ansietas
Ny.S mengatakan merasa takut jika ia sakit tidak ada
yang merawatnya, selai itu juga tidak ada keluarga yang
mengetahui bahwa Ny.S tinggal di panti saat ini.
Skala kecemasan Hamilton Antixiety Rate Scale
(HARS).
No Pertanyaan Jawaban
0 1 2 3 4
1 Perasaan cemas: √
a. Kecemasan
b. Firasat buruk,
c. Takut akan pikiran
sendiri,
d. Mudah tersinggung.
2 Ketegangan: √
a. Merasa tegang,
Lesu,
b. Tidak dapat istirahat
tenang,
c. Mudah terkejut,
d. Gemetar
3 Ketakutan : √
a. Ketakutan pada
gelap,
b. Ketakutan ditinggal
sendiri,
c. Ketakutan pada
orang asing,
d. Ketakutan pada
binatang besar,
e. Ketakutan pada
keramaian lalu
lintas.
4 Gangguan tidur: √
a. Sukar untuk tidur,
b. Terbangun malam
19
hari,
c. Tidur tidak
nyenyak,
d. Bangun dengan lesu
e. Mimpi buruk.
5 Gangguan kecerdasan: √
a. Sukar konsentrasi,
b. Daya ingat buruk,
c. Daya ingat
menurun.
6 Perasaan depresi: √
a. Kehilangan minat,
b. Sedih,
c. Bangun dini hari,
d. Kurangnya
kesenangan pada hoby,
e. Perasaan berubah
sepanjang hari.
7 Gejala somatik: √
a. Nyeri pada otot,
b. Kaku,
c. Kedutan otot,
d. Gigi gemeretak,
e. Suara tidak stabil.
8 Gejala sensorik: √
a. Perasaan di tusuk-
tusuk,
b. Penglihatan kabur,
c. Muka merah
d. Pucat
e. Merasa lemah
9 Gejala kardiovaskuler: √
a. Takikardi,
b. Nyeri di dada,
c. Denyut nadi
mengeras
d. Detak jantung hilang
sekejap.
10 Gejala pernapasan: √
a. Rasa tertekan di
dada,
b. Perasaan tercekik,
c. Sering menarik napas
panjang
d. Merasa napas
pendek.
11 Gejala gastrointestinal: √
a. Sulit menelan,
20
b. Mual,
c. Perut melilit,
d. Gangguan
pencernaan,
e. Nyeri lambung
sebelum dan sesudah
makan.
12 Gejala urogenital: √
a. Sering kencing,
b. Tidak dapat menahan
kencing,
c. Amenorrhoe,
d. Masa haid
berkepanjangan atau
pendek,
e. Haid beberapa kali
dalam sebulan,
13 Gejala vegetatif : √
a. Mulut kering,
b. Mudah berkeringat,
c. Muka merah,
d. Bulu roma berdiri,
e. Pusing atau sakit
kepala.
14 Perilaku sewaktu √
wawancara:
a. Gelisah,
b. Jari-jari gemetar,
c. Mengkerut kan dahi
atau kening,
d. Muka tegang,
e. Tonus otot
meningkat.
Total Skor 16 (kategori sedang)
SkalaKecemasan Hamilt
Penilaian:
Skor 0 = Tidak ada gejala
Skor 1 = Ringan ( Satu gejala)
Skor 2 = Sedang ( Satu atau dua gejala)
Skor 3 = Berat (Lebih dua gejala)
Skor 4 = Sangat berat (Semua Gejala)
21
Kategori :
Skor < 6 = Tidak ada kecemasan
Skor 6-14 = Kecemasan Ringan
Skor 15 – 27 = Kecemasan sedang
Skor > 27 = Kecemasan Berat
Perubahan perilaku
Ny. S mengikuti setiap kegiatan yang dilakukan oleh
panti seperti senam, kerja bakti, pemeriksaaan
kesehatan lansia dan TAK.
Mood
Ny. S kooperatif saat dilakukan wawancara. Ny. S
mudah diajak bicara dan terbuka menceritakan
kehidupannya yang dulu. Ny. S terlihat sangat sedih
saat menceritakan kesendiriannya dan kematian
suaminya sehingga harus tinggal dipanti.
11. Dimensi fisik
a. Luas panti
Luas tanah 3.783 m2. Luas bangunan 2.860 m2
1) Keadaan lingkungan di dalam panti
a) Penerangan
Kondisi penerangan dalam ruangan cukup baik, pencahayaan
matahari sangat baik karena terdapat banyak jendela di ruang
mawar dan ruang anggrek sehingga cahaya matahari dapat
masuk ke ruangan.
b) Kebersihan dan kerapian
Kebersihan dalam panti selalu di jaga, karena setiap pagi
disapu dan dipel oleh pengasuh panti.
c) Pemisahan ruangan antara pria dan wanita
Tidak ada pemisah ruangan karena tidak terdapat panti laki-
laki. Di panti harapan ibu hanya terdapat satu lansia laki-laki,
beliau tidur di kamar bagian belakang sehingga tidak
mengganggu lansia perempuan.
22
d) Sirkulasi udara
Kondisi ventilasi sangat baik, banyak ventilasi di setiap
ruangan, jendela di ruangan setiap hari dibuka.
e) Keamanan
Lantai kamar tidur tidak licin, di panti tidak memiliki alarm
tanda bahaya, terdapat pegangan di kamar mandi dan tempat
mencuci. Pengasuh menjaga 24 jam.
f) Sumber air minum
Sumber air minum yang digunakan adalah sumur dengan
kualitas baik dan air galon.
g) Ruang berkumpul bersama
Ruang berkumpul terletak di bagian depan panti. Terdapat
televisi, DVD/VCD, microphone, 2 toilet dan kursi yang tertata
rapi di ruang berkumpul.
h) Keadaan lingkungan diluar panti
Pemanfaatan halaman
Halaman di samping panti ditumbuhi oleh pepohonan,
bunga dan rumput. Halaman dapat digunakan untuk tempat
senam serta kerja bakti menyapu.
Pembuangan air limbah
Pembuangan air terdapat di belakang panti, kondisi saluran
saat ini masih baik.
Pembuangan sampah
Terdapat tempat pengumpulan sampah disamping panti.
Sampah yang telah terkumpul lalu dibakar oleh pengurus
panti.
Sanitasi
Terdapat selokan dipanti.
Sumber pencemaran
Sumber pencemaran panti yaitu polusi udara dan polusi
suara yaitu suara bising karena letak panti tepat di tepi jalan
yang sangat ramai.
23
12. Dimensi social
a. Hubungan lansia dengan lansia di dalam panti
Ny.S mengatakan jarang berkomunikasi dengan lansia lainnya.
b. Hubungan antara lansia diluar panti
Ny.S mengatakan jarang keluar kamar, dan Ny.S mengalami kebutaan
jadi apabila mau keluar pantipun susah.
c. Hubungan lansia dengan anggota keluarga
Ny.S mengatakan sudah tidak memiliki saudara karena saudaranya
sudah tidak perduli dengan Ny.S.
d. Hubungan lansia dengan pengasuh panti
Ny.S mengatakan hubungan dengan pengasuh panti baik-baik saja
tetapi ada juga salah satu pengasuh panti yang sedikit galak.
e. Kegiatan organisasi social
Ny.S mengatakan rutin mengikuti pengajian setiap hari kamis, senam
lansia setiap hari jumat dan kegiatan kerja bakti.
13. Dimensi tingkah laku
a. Pola makan
Ny. S mengatakan makan 3 kali sehari, jika lauk dari panti tidak cocok
biasanya Ny. S membeli sendiri lauk dari penjual sayur yang biasanya
berjualan di panti. Ny. S minum air putih dan setiap pagi minum teh
manis.
b. Pola tidur
Ny. S mengatakan tidur malam pukul 22.00 WIB bangun pukul 05.00
WIB, jumlah tidur malam 7 jam, Ny. S tidak pernah tidur siang.
c. Pola eliminasi
Ny.s mengatakan BAK : 3-6 kali dalam sehari, urin warna kuning,
tidak merasakan nyeri saat BAK. Tidak ada inkontinensia urine
BAB : 1 hari sekali, konsistensi padat kadang cair, warna kuning dan
bau khas.
d. Kebiasaan buruk lansia
24
Ny. S mengatakan tidak mempunyai kebiasaan buruk. Ny. S tidak
merokok, tidak menggunakan narkoba dan tidak minum minuman
keras.
e. Pelaksanaan pengobatan
Pengobatan dilakukan jika ada lansia yang memerlukan pengobatan
serius. Pemeriksaan kesehatan rutin dilakukan sebulan sekali pada
tanggal 25 saat posyandu lansia. Pengobatan dilakukan oleh petugas
puskesmas.
f. Kegiatan olahraga
Kegiatan olahraga yang diadakan panti biasanya adalah senam
seminggu sekali pada hari jumat.
g. Rekreasi
Ny. S mengatakan saat di panti tidak pernah pergi kemana-mana,
hanya tiduran di kamar.
h. Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan dilakukan oleh lansia dan pengasuh panti dan
pengurus panti.
14. Dimensi sistem kesehatan
a. Perilaku mencari pelayanan kesehatan
Pada saat klien sakit maka pengurus panti akan memberikan obat
sedangkan jika ada anggota panti yang sakit dan memerlukan
penanganan emergensi, ada dokter dari pihak puskesmas untuk
memeriksa dan merujuk apabila kondisi memburuk.
b. Sistem pelayanan kesehatan
1) Fasilitas kesehatan yang tersedia
Terdapat puskesmas pembantu Bringin dekat dengan panti. Bila
diharuskan dirujuk maka akan dibawa kerumah sakit.
2) Jumlah tenaga kesehatan
Tidak terdapat tenaga kesehatan. Pengasuh wisma akan memberi
obat yang tersedia bila ada lansia yang sakit.
3) Tindakan pencegahan terhadap penyakit
Biasanya dilakukan pendidikan kesehatan.
25
4) Jenis pelayanan kesehatan yang tersedia
Terdapat posyandu lansia. Petugas posyandu dari puskesmas
pembantu Bringin akan datang ke panti setiap satu bulan sekali.
5) Frekuensi kegiatan pelayanan kesehatan
Posyandu lansia dilaksanakan 1 bulan sekali pada sekitar tanggal
25 (akhir bulan).
26
15. Pemeriksaan fisik
Bagian/
No Hasil pemeriksaan
region
1. Kepala Mesocephal, rambut berwarna putih, tidak ada lesi, dan tidak ada nyer
pada kepala
2. Wajah/ muka Bentuk wajah oval, kulit wajah keriput, bibir lembab, tidak ada lesi
wajah.
3. Mata Klien tidak memakai kacamata, kedua mata klien sudah tidak bisa m
tidak ikterik.
4. Telinga Kedua telinga simetris, telinga sedikit kotor
5. Mulut dan gigi Bibir lembab, gigi masih lengkap, tidak ada sariawan
6. Leher Tidak ada benjolan/ pembesaran kelenjar tiroid.
7. Dada I: pengembangan dada simetris kanan dan kiri, tulang dada terlihat jelas
P: taktil fremitus teraba sama sama antara kanan dan kiri, depan dan bela
P: perkusi dada redup.
A: bunyi nafas vesikuler.
8. Jantung I: warna kulit sesuai dgn warna kulit bagian tubuh lainnya.
P: tidak ada pembesaran jantung.
P: perkusi suara redup.
A: tidak terdapat bunyi jantung tambahan.
9. Abdomen I: cekung, tidak terdapat lesi
A: bising usus 7x/menit.
P: timpani.
P: tidak ada nyeri tekan.
11. Ekstremitas Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, kekuatan otot 4/4
atas
12. Ekstremitas Kuku bersih, capilary refil kembali <3 detik, telapak kaki pecah
bawah terdapat luka di punggung kaki, kekuatan otot 4/4
27
16. Pengkajian risiko jatoh (skala morse)
28
17. Pengkajian keseimbangan
No Data Skor (0-4)
1 Berdiri dari posisi duduk 2
2 Berdiri tanpa bantuan 3
3 Duduk tanpa bersandar dengan kaki bertumpu ke 4
lantai
4 2
Duduk dari posisi berdiri
5 3
Berpindah tempat
6 1
Berdiri tanpa bantuan dengan mata tertutup
7 1
Berdiri tanpa bantuan dengan kaki dirapatkan
8 Menjangkau kayu/ sedotan dengan tangan lurus ke 3
depan pada posisi berdiri
9 0
Mengambil barang di lantai dari posisi berdiri
10 Menengok ke belakang melewati bahu kiri dan kanan 3
ketika berdiri
11 0
Berputar 360 derajat
12 Menempatkan kaki bergantian pada anak tangga/ 1
bangku kecil ketika berdiri
13 1
Berdiri dengan satu kaki di depan kaki lain
14 0
Berdiri dengan satu kaki
26
Total
Keterangan:
0-20 : harus menggunakan kursi roda
21-40 : keseimbangan cukup
29
sendinya kaya kaku terus buat
digerakin sakit, sering pipis,
sering kesemutan kakinya mbak.
- Ny. S mengatakan sering pusing,
leher terkadang kaku selain itu
juga tangan kram dan kaki
terkadang kesemutan.
- Ny. S mengatakan masih suka
makan yang manis sama asin,
apabila tidak memakan makanan
yang manis dan asin Ny.S tidak
nafsu makan.
- Ny. S mengatakan punya penyakit
gula dan tekanan darah saya tinggi
mbak sudah sejak lama ± 5 tahun
yang lalu.
DO:
- GDS 370 mg/dL BB = 40 kg, TB
= 150 cm, IMT = 26,66 (normal)
- Klien tampak lemas
- Klien tidak menghabiskan
makanannya. Klien hanya
menghabiskan ¼ - ½ porsi
makan.
Hasil pengkajian Short Portable
Mental State Quessionare
menunjukkan gangguan kognitif
ringan.
30
DO :
- TD 150/100 mmHg
- Klien mengalami ansietas sedang
(Skor HARS: 16)
- Klien mengalami depresi (Skor
Geriatric Depression Scale: 13)
- Klien nampak tidak nyaman
3. DS : Berduka berhubungan
- Ny. S mengatakan tidak dengan kematian keluarga
memiliki siapa-siapa, suami atau orang yang berarti
sudah meninggal,
saudaranya sudah tidak
peduli dengan Ny.S.
- Ny. S mengatakan merasa
takut jika nanti Ny.S sakit
tidak ada yang merawatnya,
selain itu juga keluarga
Ny.S tidak ada yang tahu
kalau Ny.S tinggal dipanti.
- Ny. S mengatakan hanya
pasrah sama Allah swt jika
dirinya harus tinggal dipanti
dan Ny. S mengatakan
sudah siap jika Allah swt
memanggilnya.”
Do :
- Ny. S merasa takut jika saat
sakit tidak ada yang
merawat.
- Skor depresi Ny. S yaitu 13
- Ny. S terlihat sedih saat
menceritakan saudaranya
tidak ada yang peduli
- Nilai skala HARS: 16
(kecemasan sedang).
- Ny. S terlihat sering tiduran
dan jarang berkomunikasi
dengan anggota panti
lainnya
31
3. Berduka berhubungan dengan kematian keluarga atau orang yang
berarti
4.1.4. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI
1. Pemeliharaan kesehatan (L.12107) (I.12383)
tidak efektif berhubungan Perilaku Edukasi
dengan ketidakmampuan kesehatan kesehatan
mengatasi masalah a. Kemampuan
melakukan 1. Identifikasi
tindakan faktor-faktor
pencegahan yang dapat
masalah meningkatka
kesehatan n dan
b. Kemampuan menurunkan
peningkatan motivasi
kesehatan perilaku
c. Pencapaian hidup bersih
pengendalian dan sehat
kesehatan 2. Jelaskan
factor resiko
yang dapat
mempengaru
hi kesehatan
3. Ajarkan
perilaku
hidup bersih
dan sehat
32
R: Pasien mampu
mendengarkan dengan
baik, pasien sudah
mampu mengikuti
arahan dari perawat
untuk tmenghindari
makanan yang manis
4.1.6. Evaluasi
Diagnosa Tgl Evaluasi Paraf
Pemeliharaan 25 S:
kesehatan tidak september Ny. S mengatakan masih Ã
efektif berhubungan 2019 suka makan yang manis
dengan sama asin, apabila tidak
ketidakmampuan memakan makanan yang
mengatasi masalah manis dan asin Ny.S tidak
nafsu makan.
O:
Klien kooperatif
A:
Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi
motivasi klien untuk
mengurangi makan
makanan manis dan
asin
Mengecek gula darah
dan tekanan darah
klien
33
BAB 5
KESIMPULAN
5.1. Simpulan
Dari malah yang dibuat, dapat ditarik kesimpulan bahwa penyakit
Diabetes Mellitus (DM) disebabkan oleh beberapa faktor yang menyebabkan
seseorang menderita penyakit diabetes mellitus. Seperti, obasitas (berat
badan berlebih), faktor genetic, pola hidup yang tidak sehat (jarang
berolahraga), kurang tidur, dan masalah banyak yang lain.
5.2. Saran
Adapun saran bagi pembaca dari makalah ini sebagai berikut:
1. Selalu berhati-hati dalam menjaga pola hidup, sering berolahraga dan
istirahat yang cukup.
2. Menjaga pola makan, jangan terlalu sering mengkonsumsi makanan
atau minuman yang terlalu manis, karena itu dapat menyebabkan kadar
gula menjadi meningkat.
34
DAFTAR PUSTAKA
35