Anda di halaman 1dari 2

Keterlibatan Orang-Orang Sosialis dan Komunis

dalam Gerakan Sarekat Buruh di Semarang


Semarang adalah kota industri yang berkembang sejak masa kolonial. Kala itu, Semarang
telah menjadi lalu lintas perdagangan gula yang memiliki peran ekonomis dan administratif bagi
pemerintah kolonial. Buruh Semarang bekerja di pabrik-pabrik, perkebunan, pelabuhan, dan kereta
api. Kaum buruh bekerja dengan upah yang minim, sehingga mereka terdorong untuk membentuk
suatu sarekat. Tahun 1913 hingga tahun 1925 adalah tahun kebangkitan sarekat buruh Semarang.
Di sekitar tahun tersebut sarekat buruh Semarang berkembang sejalan dengan perkembangan
komunisme di kota ini. Gerakan sarekat buruh Semarang diwarnai dengan berbagai aksi
pemogokan sebagai bentuk perlawanan Kaum Proletar terhadap kesewenang-wenangan dari
Kaum Kapital. Pemogokan terbesar oleh sarekat buruh ini terjadi di tahun 1923 oleh Sarekat Buruh
Kereta Api (VSTP) dan di tahun 1925 oleh Sarekat Buruh Pelabuhan (SPPL). Pemogokan tersebut
besar karena diikuti ribuan bahkan puluhan ribu buruh dan berdampak meluas. Di tahun 1926
sarekat buruh Semarang mengalami kemunduran karena Komunisme yang sangat memengaruhi
pergerakan sarekat buruh telah menjadi paham terlarang. Kehancuran Komunisme di Semarang
membawa gerakan sarekat buruh Semarang mengalami kemunduran1. Lahirnya sarekat buruh
Semarang didorong oleh rasa ketidak adilan yang diterima kaum buruh kala itu

Perkembangan komunisme yang sangat pesat pada tahun 1950-1960-an tidak dapat
dilepaskan dari awal mula kemunculan dan inkorporasinya dalam organisasi massa pada periode
Pergerakan Nasional. Perkembangan komunisme memiliki hubungan erat dengan organisasi
Sarekat Islam yang berada di Semarang. Sarekat Islam dapat dikatakan berperan sebagai embrio
penyebaran komunisme di kalangan masyarakat luas. Gagasan komunisme ternyata memiliki
pendukung dari sebagian kalangan Sarekat Islam. Namun demikian, dalam perkembangannya
muncul perdebatan. Perdebatan ini bahkan berujung pada pecahnya Sarekat Islam. Hasil dari
perpecahan Sarekat Islam inilah yang kelak menjadi embrio dari partai komunis di Indonesia2. Di

1
GERAKAN SAREKAT BURUH SEMARANG TAHUN 1913-1925 Angghi Novita Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang historiaunnes@gmail.com
2
SAREKAT ISLAM DAN GERAKAN KIRI DI SEMARANG 1917-1920 Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah,
Universitas Negeri Semarang
Semarang sendiri Sarekat Islam memiliki jumlah anggota yang semakin bertambah pesat, di bulan
April 1913 memiliki jumlah anggota 12.216 orang dan di akhir tahun 1915 hampir dua kali lipat.

Pada tanggal 6 Mei 1917 kepemimpinan Sarekat Islam di Semarang beralih dari M. Joesof
ke Semaoen. Perubahan dalam kepemimpinan Sarekat Islam Semarang mencerminkan adanya
perubahan pendukung, yakni para pendukung Sarekat Islam banyak yang berasal dari kaum buruh
dan rakyat kecil (Gie, 1999:6)3. Dengan begitu perkembangan komunisme pada tubuh Sarekat
Islam di Semarang tidak terhindar dari tokoh Semaoen. Sarekat Islam memiliki media gerak
bernama Sinar Djawa, harian ini menjadi salah satu senjata bagi Sarekat Islam untuk memperluas
pemikiran komunisme, disini Semaoen menjadi pemimpin redaksi.

3
Podo meneh tsabit

Anda mungkin juga menyukai