KUNJUNGAN RUMAH
AN JUDUL
Oleh :
Bhisma Dewabratha
1702612080
Pembimbing :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Rumah ini tepat pada waktunya.
Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya
(KKM) di Departemen/KSM Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I. IDENTITAS PASIEN....................................................................................1
II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH..................................................................1
III. LINGKUNGAN KELUARGA.....................................................................8
IV. LINGKUNGAN RUMAH............................................................................9
V. DENAH RUMAH.......................................................................................10
VI. LINGKUNGAN SOSIAL...........................................................................10
VII. PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................11
VIII. RESUME.....................................................................................................13
IX. DIAGNOSIS BANDING............................................................................14
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL....................................................................14
XI. TERAPI.......................................................................................................14
XII. PROGNOSIS...............................................................................................15
XIII. SIMPULAN.................................................................................................15
XIV. SARAN........................................................................................................16
XV. DOKUMENTASI........................................................................................17
iii
LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI KUNJUNGAN RUMAH
DEPARTEMEN/KSM PSIKIATRI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NNAS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Jalan Ratna, Gang Teratai No.8, Denpasar
Tanggal Kunjungan : Rabu, 31 Agustus 2019
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)
1
tujuan kunjungan rumah yang dilakukan. Selanjutnya pemeriksa memulai
wawancara dengan pasien. Setelah itu pemeriksa mewawancarai suami pasien.
A. KELUHAN UTAMA
Autoanamnesis : Masih mendengar suara-suara
Heteroanamnesis : Mendengar suara-suara
2
keras, tidak bisa dimakan dan digunakan untuk olahraga”. Pasien dapat
melanjutkan peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan
dapat menyebutkan arti peribahasa tersebut.
Pasien saat ini mendengar suara-suara yang dari dulu dia dengar sejak
7 tahun yang lalu. Suara – suara tersebut kadang terdengar di telinganya dan
terkadang di hatinya. Suara yang di dengar berupa suara seorang perempuan
dan laki - laki secara bergantian. Suara - suara tersebut isinya memberikan
perintah seperti menyuruh pasien untuk pergi dari rumah dan berkomentar
apapun yang dilakukan pasien dan suami pasien, suara tersebut juga terkadang
menghina pasien seperti “kamu wanita gampangan”. Suara - suara tersebut
tidak ada wujudnya dan orang lain di sekitar pasien tidak dapat mendengar
suara tersebut. Pertama kali pasien mendapat keluhan ini pasien sampai tidak
bisa tidur, dan jika pasien tertidur akan terbangun dalam waktu 1 jam dan
tidak dapat tidur lagi. Jika pasien tidak bisa tidur pasien mondar-mandir di luar
rumah karena merasa diikuti oleh suaranya. Pasien juga pernah beberapa
mengamuk hingga melempar barang seperti kursi karena tidak tahan dengan
suara yang didengarnya. Pasien juga dadanya seperti di pukul, lehernya di
cekik, rambutnya di jambak dan telapak kakinya terasa sangat dingin seperti
ada sesuatu yang masuk ke tubuhnya, terutama jika pasien mencoba
mengabaikan suaranya. Saat ini pasien masih mendengar suara- suara tersebut,
akan tetapi pasien sudah bisa mengabaikannya dan tidak mengikuti perintah -
perintah dari suara tersebut. Pasien menyangkal melihat bayangan yang tidak
dapat dilihat orang lain. Ketika pemeriksa menanyakan bagaimana
perasaannya saat ini, pasien mengatakan merasa biasa saja, tidak senang dan
juga tidak sedih atau tidak ada yang dominan. Saat mengatakan hal tersebut
pasien tidak ada terlihat murung atau seperti tatapan curiga.
Pasien sering merasa curiga dengan beberapa tetangganya sejak 6
tahun lalu. Pasien mencurigai tetangganya terus membicarakan dirinya,
walaupun pasien tidak pernah mendengarnya secara langsung. Pasien hanya
merasa bahwa mereka membicarakannya dibelakangnya, namun pasien
sekarang mengerti bahwa mungkin itu hanya ada dipikirannya saja.
3
Pasien merasa saat ini tidurnya cukup, dimana pasien tidur jam 10
malam dan bangun pukul 6 pagi dan tidak sempat terbangun saat tengah
malam serta saat bangun pasien merasa segar. Pasien makan 3 kali sehari dan
tidak terdapat penurunan nafsu makan. Pasien mandi teratur 2 kali sehari,
menggunakan sabun mandi serta rutin mengganti pakaiannya. Pasien saat ini
sudah tidak pernah mengamuk lagi, terakhir kali saat sekitar 6 tahun yang lalu
pasien mengamuk sampai melempar kursi akibat suara-suara yang
didengarnya.
Pasien saat ini hanya beraktivitas di rumah saja mengerjakan pekerjaan
rumah tangga, aktivitas lainnya dikatakan pasien hanya diam di rumah dan
terkadang membuat canang serta sesekali keluar ke warung. Pasien merupakan
anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Pasien adalah seseorang yang
pendiam dan cenderung memendam sendiri bila ada masalah, jarang cerita
kepada orang lain dan sejak dulu tidak terlalu banyak memiliki teman.
Pada awal wawancara pasien duduk tenang, memperhatikan dan
menatap pemeriksa, Ditengah wawancara tetap memperhatikan pemeriksa
namun selama wawancara berlangsung pasien selalu menggerakkan badan dan
kedua tangannya sampai akhir wawancara.
4
sedangkan suami pasien bekerja sebagai pengantar koran dari pukul 07.00
pagi-18.00 malam, beberapa bulan setelah berhenti bekerja suami pasien
sempat melihat pasien tampak murung dan tidak bersemangat namun beberapa
bulan kedepannya pasien tampak seperti biasa. Sebelum dibawa ke RSUP
Sanglah, pasien dibawa ke beberapa tempat pengobatan tradisional dan dokter
klinik, namun keluhan tersebut tidak kunjung hilang dan semakin bertambah
disertai dengan tremor pada tangan pasien. Saat dilakukan pengobatan ke
RSUP Sanglah pertama kali tahun 2013 pasien menolak dan mengatakan
dirinya sehat, namun beberapa tahun belakangan pasien sudah mengerti
tentang dirinya dan hingga kini pasien sudah mau berobat dan rajin meminum
obat.
Pasien merupakan anak ke tujuh dari sembilan bersaudara, kedua
orang tua kandung pasien sudah meninggal, dikatakan bahwa adik laki - laki
pasien juga memiliki keluhan yang sama yaitu mendengar suara - suara yang
tidak jelas sumbernya.
Pasien dikatakan pendiam dan tertutup, jarang menceritakan
masalahnya dan cenderung menyimpannya sendiri. Dalam hubungan sosial,
pasien dikatakan jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan tetangga. Pasien
dikatakan bisa makan dan mandi dengan sendirinya tanpa perlu diingatkan.
Nafsu makan pasien baik dan dikatakan pasien sudah jarang marah–marah dan
mengamuk tanpa sebab.
5
D. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA
Pasien mengatakan tidak mengonsumsi minuman beralkohol, merokok.
Pasien terkadang meminum kopi satu gelas per harinya. Riwayat penggunaan
narkotika disangkal oleh pasien.
3. MASA REMAJA
6
Pasien dikatakan lebih sering berada didalam rumah, membantu orang
tuanya dan jarang bermain bersama teman sebayanya, serta tidak
mempunyai banyak teman. Pasin juga mengatakan jarang bercerita
masalah apapun dengan keluarg atau temannya.
4. MASA DEWASA
Setelah lulus SMA, pasien tidak melanjutkan kuliah dengan alasan orang
tua tidak memiliki biaya.
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai pegawai di salah satu bank
swastabnamun pasien berhenti bekerja karena di PHK. Setelah selesau
bekerja pasien sempat mencoba mencari pekerjaan, namun karena anak
pasien masih kecil dan suami bekerja dari pagi hingga sore sehingga
pasien memutuskan tidak bekerja dan hanya diam dirumah
mengerjakan pekerjaan rumah.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah. Suaminya adalah suami pertamanya dan sudah
menikah selama 26 tahun dan memiliki 1 orang anak laki-laki berusia
16 tahun.
c. Aktivitas Sosial
Sebelum pasien menderita gangguan jiwa, pasien memang jarang
berkomunikasi dengan masyarakat di sekelilingnya. Hubungan sosial
pasien dengan lingkungan sekitar rumahnya kurang baik karena pernah
memiliki masalah dengan tetangganya.Pasien juga mengatakan bahwa
dia tidak mengikuti kegiatan banjar disana ataupun di tempat asal
suami di Gianyar pasien lebih sering membayar denda daripada
mengikuti kegiatan, ketika ditanya alasannya pasien hanya mengatakan
malas untuk keluar rumah.
d. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam masalah hukum.
7
dan keluarga berasal dari Balun Denpasar, Bali. Pasien menikah dengan suami
yang berasal dari Gianyar sehingga bila ada upacara keagamaan ataupun
keluarga pasien sekelurga sering menginap di rumah mertua di Gianyar.
Pasien saat ini tinggal di Jalan Ratna, Denpasar. Rumah pasien berdempetan
dengan rumah di sampingnya. Rumah pasien berada di ujung gang, dengan
suasana yang lumayan ramai karena dekat dari jalan utama serta bagian depan
rumahnya dijadikan tempat kos-kosan. Pasien tinggal dengan suami dan
anaknya.
Silsilah Keluarga
8
V. DENAH RUMAH
8 9
7 10
12 11
5
4
3
2
1
Gambar 1. Gambar Denah Rumah Pasien
Keterangan denah rumah:
1. Pintu masuk dan halaman
7. Ruang tamu
2. Kos-kosan
8. Kamar tidur
3. Kos-kosan
9. Dapur
4. Kos-kosan
10. Kamar mandi
5. Merajan
11. Kamar tidur
6. Teras
12. Bale
9
perasaan pasien. Pasien mengatakan jarang berinteraksi di dengan tetangga di
sebelah rumah pasien. Saat masih bekerja di bank pasien juga tidak begitu
sering berinteraksi dengan rekan kerjanya kecuali memang ada hal penting
yang harus didiskusikan.
STATUS GENERALIS
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax :
Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada ke empat ekstremitas
STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N
N N
Gerakan Involunter : tidak ada
10
STATUS LOKALIS
Tidak ada.
STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan pasien tidak wajar, tampak
tidak tenang, kontak verbal dan visual
dengan pemeriksa baik
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Daya ingat : Baik
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutimia
- Afek : Serasi
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : Non logis non realis
- Arus Pikir : Koheren
- Isi Pikir : Waham curiga (+)
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), riwayat halusinasi
taktil ada
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada, riwayat insomnia ada tipe
campuran
- Hipobulia : Tidak ada
- Raptus : Tidak ada, riwayat raptus ada
7. Psikomotor : Meningkat selama pemeriksaan
8. Tilikan : 6 (enam)
VIII. RESUME
Pasien NNAS, perempuan, 50 tahun, asal Denpasar, menikah, agama
Hindu, suku Bali bangsa Indonesia, tidak bekerja, pendidikan terakhir SMA,
datang ke Poliklinik RSUP Sanglah diantar oleh suaminya karena masih
mendengar suara-suara. Pasien mengatakan tidak ada keluhan lainnya selain
masih mendengar suara-suara. Ketika pemeriksa menanyakan bagaimana
perasaannya saat ini, pasien mengatakan saat ini merasa biasa saja, tidak
senang dan juga tidak sedih ataupun tidak ada yang dominan .
Pasien sering merasa curiga dengan beberapa tetangganya sejak 7
tahun lalu. Pasien mencurigai bahwa tetangganya tersebut ingin mengambil
11
sebagian tanah miliknya untuk memperluas rumah dan akan mengambil
sertifikat tanahnya. Pasien tidak pernah mencari tahu kebenaran mengenai apa
yang dicurigai pasien kepada tetangganya. Saat ditanya apakah pasien pernah
melihat dan mendengar tetangganya akan mengambil tanahnya, pasien tetap
bersikukuh tanpa menyebutkan alasannya. Pasien tetap bersikeras dengan
mengatakannya berulang-ulang bahwa tetangganya tersebut mengambil
sebagian tanahnya sampai menunjukkan denah rumah yang pernah ia gambar.
Pasien masih mendengar suara - suara yang tidak jelas sumbernya.
Awalnya pasien mendengar suara yang mengatakan padanya untuk tidak
datang ke upacara agama karena dianggap “sebelan” atau kotor sejak 7 tahun
yang lalu. Kemudian pasien juga mendengar suara seorang perempuan dan
laki - laki secara bergantian. Suara - suara tersebut isinya memberikan
perintah seperti menyuruh pasien untuk pergi dari rumah dan berkomentar
“kamu wanita gampangan”, “itu bukan tirta, itu air WC”. Suara - suara
tersebut tidak ada wujudnya dan orang lain di sekitar pasien tidak dapat
mendengar suara tersebut. Akibat suara tersebut pasien pernah tidak bisa tidur
beberapa hari dan pernah mengamuk hingga melempar barang seperti kursi.
Pasien juga pernah merasakan dadanya seperti di pukul, lehernya di cekik,
rambutnya di jambak dan telapak kakinya terasa sangat dingin seperti ada
sesuatu yang masuk ke tubuhnya. Sampai saat ini pasien hanya masih
mendengar suara–suara tersebut, akan tetapi pasien sudah bisa
mengabaikannya dan tidak mengikuti perintah-perintah dari suara tersebut.
Pasien menyangkal melihat bayangan yang tidak dapat dilihat orang lain.
Heteroanamnesis didapatkan dari suaminya, Pasien dikatakan mulai
mendengar suara yang tidak jelas sumbernya dan berperilaku aneh sejak 7
tahun lalu, saat itu pasien tidak tidur beberapa hari, marah - marah dan
mengamuk melempar–lempar barang di rumahnya hingga melempari tetangga
dengan batu. Pasien juga dikatakan mendengar suara seseorang yang
menyuruhnya untuk tidak datang ke pura.
Keluhan pasien muncul setelah masalah dengan tetangganya, saat itu
tetangganya hanya ingin meminta sedikit lahan untuk membuat tembok
pembatas rumah, akan tetapi hal tersebut tidak disetujui oleh pasien. Sebelum
12
dibawa ke RSUP Sanglah, pasien dibawa ke beberapa tempat pengobatan
tradisional, namun keluhan tersebut tidak kunjung hilang dan semakin
bertambah.
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1 : Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna (F20.04)
Aksis 2 : Ciri Kepribadian Skizoid
Aksis 3 : Tidak Ada
Aksis 4 : Masalah berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan sosial
Aksis 5 : GAF saat ini 70-61
XI. TERAPI
Non Farmakologi
- Psikoterapi suportif kepada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien
Farmakologi
Clozapine 25 mg intra oral (pagi) dan 50 mg intra oral (malam).
Monitoring
- Keluhan
- Efek samping obat
XII. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
Diagnosis : Skizofrenia paranoid : Baik
Onset umur : Dewasa : Baik
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Ada, saudara laki – laki : Buruk
Pendidikan : Tamat SMA : Baik
Jenis Kelamin : Perempuan : Baik
Pekerjaan : Tidak ada : Buruk
Status pernikahan : Menikah : Baik
13
Perhatian keluarga : Cukup : Baik
Lingkungan sosial ekonomi : Kurang : Buruk
Faktor pencetus : Lingkungan Sosial : Baik
Kepatuhan terhadap terapi : Patuh : Baik
Ciri kepribadian : Skizoid : Buruk
Tilikan : Derajat 6 : Baik
Penyakit organik : Tidak ada : Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis
penderita adalah dubius ad bonan (cenderung baik).
XIII. SIMPULAN
XIV. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien
ialah sebagai berikut:
1. Pasien agar minum obat teratur dan rutin kontrol ke RSUP Sanglah apabila
obat habis untuk mencegah muncul kembali gejala sebelumnya seperti
mengamuk dan tidak bisa tidur.
2. Keluarga agar memberi dukungan dalam pengobatan pasien, mengontrol
pasien minum obat dan jadwal kontrol ke RSUP Sanglah.
3. Pasien diharapkan lebih bersosialisasi dengan tetangga di sekitar rumah
pasien, sehingga pasien dapat memiliki teman ngobrol diwaktu luang.
Pasien disarankan menceritakan apapun yang sedang menjadi beban
pikirannya baik pada teman lama pasien maupun pada keluarga pasien.
14
4. Pasien dan keluarga agar lebih semangat dan sabar serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Deteksi dini terhadap Insomnia, hipobulia dan raptus pada pasien
15
XV. DOKUMENTASI