Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI

KUNJUNGAN RUMAH

AN JUDUL

Oleh :
Bhisma Dewabratha
1702612080

Pembimbing :

Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K)

DALAM RANGKA MENJALANI KEPANITERAAN KLINIK MADYA


DI DEPARTEMEN/KSM PSIKIATRI
RSUP SANGLAH/ FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Maha Esa, karena atas rahmat-Nya Kami dapat menyelesaikan Laporan
Kunjungan Rumah ini tepat pada waktunya.

Laporan ini dibuat sebagai prasyarat dalam mengikuti Kepaniteraan Klinik Madya
(KKM) di Departemen/KSM Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
Dalam penyusunan laporan kali ini, Penulis memperoleh banyak bimbingan,
petunjuk dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis
mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Ni Ketut Putri Ariani, Sp.KJ selaku ketua Bagian/SMF Psikiatri FK


UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
2. Dr. dr. Cokorda Bagus Jaya Lesmana, Sp.KJ selaku koordinator
pendidikan Bagian/SMF Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah, Denpasar.
3. Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K), selaku pembimbing dalam
penyusunan laporan Kunjungan Rumah ini.
4. Residen di Departemen/KSM Psikiatri FK UNUD/RSUP Sanglah,
Denpasar yang turut membantu dalam penyelesaian laporan Kunjungan
Rumah ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pembuatan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan,
diharapkan adanya saran demi penyempurnaan karya ini. Semoga bisa
memberikan sumbangan ilmiah bagi dunia kedokteran dan manfaat bagi
masyarakat. Terima kasih.

Denpasar, Agustus 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
I. IDENTITAS PASIEN....................................................................................1
II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH..................................................................1
III. LINGKUNGAN KELUARGA.....................................................................8
IV. LINGKUNGAN RUMAH............................................................................9
V. DENAH RUMAH.......................................................................................10
VI. LINGKUNGAN SOSIAL...........................................................................10
VII. PEMERIKSAAN FISIK..............................................................................11
VIII. RESUME.....................................................................................................13
IX. DIAGNOSIS BANDING............................................................................14
X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL....................................................................14
XI. TERAPI.......................................................................................................14
XII. PROGNOSIS...............................................................................................15
XIII. SIMPULAN.................................................................................................15
XIV. SARAN........................................................................................................16
XV. DOKUMENTASI........................................................................................17

iii
LAPORAN KEGIATAN DOKTER MUDA PSIKIATRI KUNJUNGAN RUMAH

DEPARTEMEN/KSM PSIKIATRI 

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

Tanggal Kunjungan : Rabu, 31 Agustus 2019 pk. 19.00 WITA


Pembimbing : Dr. dr. Lely Setyawati K, Sp.KJ (K)
Nama : Bhisma Dewabratha (1702612022)

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : NNAS
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 50 tahun
Agama : Hindu
Status Perkawinan : Menikah
Tingkat Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku/Bangsa : Bali/Indonesia
Alamat : Jalan Ratna, Gang Teratai No.8, Denpasar
Tanggal Kunjungan : Rabu, 31 Agustus 2019
Diagnosis : Skizofrenia Paranoid (F20.0)

II. HASIL KUNJUNGAN RUMAH

Kunjungan rumah dilakukan pada hari Rabu, 31 agustus 2019. Sebelumnya


pemeriksa telah membuat janji dengan pasien sebelum melakukan kunjungan,
waktu kunjungan disepakati bersama yaitu pada pukul 19.00 WITA.
Kunjungan dilakukan ke rumah pasien di Jalan Ratna, Gang Teratai No.8,
Denpasar. Saat berkunjung pemeriksa diterima pertama kali oleh pasien dan
suami pasien, kemudian pemeriksa berbicara dengan pasien. Sebelum
melakukan wawancara pemeriksa memperkenalkan diri dan menjelaskan

1
tujuan kunjungan rumah yang dilakukan. Selanjutnya pemeriksa memulai
wawancara dengan pasien. Setelah itu pemeriksa mewawancarai suami pasien.

A. KELUHAN UTAMA
Autoanamnesis : Masih mendengar suara-suara
Heteroanamnesis : Mendengar suara-suara

B. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


AUTOANAMNESIS
Pasien diwawancara di teras rumah pasien dalam posisi duduk
berhadapan dengan pemeriksa. Pasien mengenakan kaos warna biru, celana
pendek bahan kain berwarna hijau. Rambut pasien tersisir dan diikat, kuku
kaki dan tangan pasien terpotong pendek dan bersih, tidak tercium bau urine,
feses, alkohol maupun bau tidak sedap lainnya dari tubuh pasien. Pasien
berperawakan gemuk dan tinggi dengan kulit berwarna sawo matang. Pasien
diwawancara menggunakan bahasa Indonesia. Selama wawancara pasien
menatap mata pemeriksa namun selama wawancara pasien selalu
menggerakkan badan dan kedua tangannya. Pasien dapat memperhatikan dan
menjawab pertanyaan yang diberikan pemeriksa dengan intonasi bicara yang
lemah namun dapat dimengerti.
Pemeriksa memulai wawancara dengan memperkenalkan diri
kemudian menanyakan nama pasien. Pasien dapat menjawab namanya dengan
benar serta mengetahui dirinya saat ini sedang ada dimana dan waktu
wawancara adalah sore hari. Pasien juga mengetahui siapa saja yang sedang
berada di rumah. Pasien dapat menyebutkan dengan benar nama pemeriksa
yang sudah disebutkan sebelumnya, mengingat apa yang dimakannya tadi
pagi, kegiatannya selama beberapa bulan terakhir, dan mengingat nama
sekolahnya dulu serta bersekolah sampai kelas berapa. Pasien dapat menjawab
dengan benar tanggal kemerdekaan, presiden pertama dan saat ini. Pasien
dapat menjawab dengan benar pengurangan 100 oleh 7 sebanyak 5 kali
berturut-turut dengan respon yang sedikit lambat. Pasien dapat menjawab
perbedaan bola tenis dan buah jeruk, yaitu “Bola tenis” dan “buah jeruk”
sama-sama bulat tapi buah jeruk lunak dan bisa dimakan, kalau bola tenis

2
keras, tidak bisa dimakan dan digunakan untuk olahraga”. Pasien dapat
melanjutkan peribahasa “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian” dan
dapat menyebutkan arti peribahasa tersebut.
Pasien saat ini mendengar suara-suara yang dari dulu dia dengar sejak
7 tahun yang lalu. Suara – suara tersebut kadang terdengar di telinganya dan
terkadang di hatinya. Suara yang di dengar berupa suara seorang perempuan
dan laki - laki secara bergantian. Suara - suara tersebut isinya memberikan
perintah seperti menyuruh pasien untuk pergi dari rumah dan berkomentar
apapun yang dilakukan pasien dan suami pasien, suara tersebut juga terkadang
menghina pasien seperti “kamu wanita gampangan”. Suara - suara tersebut
tidak ada wujudnya dan orang lain di sekitar pasien tidak dapat mendengar
suara tersebut. Pertama kali pasien mendapat keluhan ini pasien sampai tidak
bisa tidur, dan jika pasien tertidur akan terbangun dalam waktu 1 jam dan
tidak dapat tidur lagi. Jika pasien tidak bisa tidur pasien mondar-mandir di luar
rumah karena merasa diikuti oleh suaranya. Pasien juga pernah beberapa
mengamuk hingga melempar barang seperti kursi karena tidak tahan dengan
suara yang didengarnya. Pasien juga dadanya seperti di pukul, lehernya di
cekik, rambutnya di jambak dan telapak kakinya terasa sangat dingin seperti
ada sesuatu yang masuk ke tubuhnya, terutama jika pasien mencoba
mengabaikan suaranya. Saat ini pasien masih mendengar suara- suara tersebut,
akan tetapi pasien sudah bisa mengabaikannya dan tidak mengikuti perintah -
perintah dari suara tersebut. Pasien menyangkal melihat bayangan yang tidak
dapat dilihat orang lain. Ketika pemeriksa menanyakan bagaimana
perasaannya saat ini, pasien mengatakan merasa biasa saja, tidak senang dan
juga tidak sedih atau tidak ada yang dominan. Saat mengatakan hal tersebut
pasien tidak ada terlihat murung atau seperti tatapan curiga.
Pasien sering merasa curiga dengan beberapa tetangganya sejak 6
tahun lalu. Pasien mencurigai tetangganya terus membicarakan dirinya,
walaupun pasien tidak pernah mendengarnya secara langsung. Pasien hanya
merasa bahwa mereka membicarakannya dibelakangnya, namun pasien
sekarang mengerti bahwa mungkin itu hanya ada dipikirannya saja.

3
Pasien merasa saat ini tidurnya cukup, dimana pasien tidur jam 10
malam dan bangun pukul 6 pagi dan tidak sempat terbangun saat tengah
malam serta saat bangun pasien merasa segar. Pasien makan 3 kali sehari dan
tidak terdapat penurunan nafsu makan. Pasien mandi teratur 2 kali sehari,
menggunakan sabun mandi serta rutin mengganti pakaiannya. Pasien saat ini
sudah tidak pernah mengamuk lagi, terakhir kali saat sekitar 6 tahun yang lalu
pasien mengamuk sampai melempar kursi akibat suara-suara yang
didengarnya.
Pasien saat ini hanya beraktivitas di rumah saja mengerjakan pekerjaan
rumah tangga, aktivitas lainnya dikatakan pasien hanya diam di rumah dan
terkadang membuat canang serta sesekali keluar ke warung. Pasien merupakan
anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Pasien adalah seseorang yang
pendiam dan cenderung memendam sendiri bila ada masalah, jarang cerita
kepada orang lain dan sejak dulu tidak terlalu banyak memiliki teman.
Pada awal wawancara pasien duduk tenang, memperhatikan dan
menatap pemeriksa, Ditengah wawancara tetap memperhatikan pemeriksa
namun selama wawancara berlangsung pasien selalu menggerakkan badan dan
kedua tangannya sampai akhir wawancara.

HETEROANAMNESIS (SUAMI PASIEN)


Pasien dikatakan mulai mendengar suara-suara yang tidak jelas
sumbernya serta berperilaku aneh sejak 7 tahun lalu . Saat itu pasien tidak
dapat tidur beberapa hari, marah–marah dan mengamuk, melempar - lempar
barang di rumahnya hingga melempari tetangga dengan batu. Pasien juga
dikatakan mendengar suara seseorang yang terus berkomentar tentang dirinya
dan mengusir pasien dari rumahnya. Pasien juga sering merasa curiga dengan
tetangganya, pasien selalu merasa bahwa tetangganya membicarakan tentang
dirinya.
Pasien sebelumnya berkerja sebagai pegawai bank di sebuah bank
swasta, tahun 2004 pasien berhenti bekerja sebagai pegawai di salah satu bank
swasta karena PHK, setelah itu pasien tidak pernah bekerja dan memutuskan
menjadi ibu rumah tangga karena di rumah anak tidak ada yang mengurus

4
sedangkan suami pasien bekerja sebagai pengantar koran dari pukul 07.00
pagi-18.00 malam, beberapa bulan setelah berhenti bekerja suami pasien
sempat melihat pasien tampak murung dan tidak bersemangat namun beberapa
bulan kedepannya pasien tampak seperti biasa. Sebelum dibawa ke RSUP
Sanglah, pasien dibawa ke beberapa tempat pengobatan tradisional dan dokter
klinik, namun keluhan tersebut tidak kunjung hilang dan semakin bertambah
disertai dengan tremor pada tangan pasien. Saat dilakukan pengobatan ke
RSUP Sanglah pertama kali tahun 2013 pasien menolak dan mengatakan
dirinya sehat, namun beberapa tahun belakangan pasien sudah mengerti
tentang dirinya dan hingga kini pasien sudah mau berobat dan rajin meminum
obat.
Pasien merupakan anak ke tujuh dari sembilan bersaudara, kedua
orang tua kandung pasien sudah meninggal, dikatakan bahwa adik laki - laki
pasien juga memiliki keluhan yang sama yaitu mendengar suara - suara yang
tidak jelas sumbernya.
Pasien dikatakan pendiam dan tertutup, jarang menceritakan
masalahnya dan cenderung menyimpannya sendiri. Dalam hubungan sosial,
pasien dikatakan jarang keluar rumah dan berinteraksi dengan tetangga. Pasien
dikatakan bisa makan dan mandi dengan sendirinya tanpa perlu diingatkan.
Nafsu makan pasien baik dan dikatakan pasien sudah jarang marah–marah dan
mengamuk tanpa sebab.

C. RIWAYAT PENYAKIT DAHULU


Pasien mulai mengalami keluhan tersebut sejak 7 tahun yang lalu dan
pasien berobat ke psikiater, setiap bulannya pasien rajin kontrol ke poliklinik
setiap sebulan sekali, pasien juga dikatajn rutin minum obat yang diberikan
dari poli. Selama masa pengobatan pasien pernah mengalami tremor pada
tangan saat meminum Risperidon. Pasien tidak pernah mengalami sakit berat
sebelumnya seperti panas tinggi, kejang, trauma kepala. Riwayat penyakit
sistemik seperti hipertensi, diabetes, asma, dan penyakit jantung disangkal
pasien.

5
D. RIWAYAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF/NAPZA
Pasien mengatakan tidak mengonsumsi minuman beralkohol, merokok.
Pasien terkadang meminum kopi satu gelas per harinya. Riwayat penggunaan
narkotika disangkal oleh pasien.

E. RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA


Pasien merupakan anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Pasien
mengatakan ayah dan ibunya sudah meninggal. Di keluarga pasien dikatakan
saudara laki - laki pasien mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

F. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI


1. PRENATAL DAN PERINATAL
Pasien merupakan anak yang diinginkan. Ketika ibu pasien sedang
mengandung pasien, tidak ada masalah emosional maupun kesehatan
apapun. Pasien lahir melalui persalinan normal dibantu dukun bersalin,
cukup bulan, dan langsung menangis. Berat badan lahir dan panjang lahir
dikatakan lupa. Pasien tidak memiliki riwayat dirawat di rumah sakit
untuk waktu yang lama sesaat setelah dilahirkan, tidak memiliki cacat
bawaan, tidak pernah mengalami trauma dan tidak pernah mengalami sakit
berat.
2. MASA KANAK
Pasien merupakan anak ketujuh dari sembilan bersaudara. Hubungan
pasien dengan saudara-saudaranya cukup baik. Pasien mengatakan dirinya
mengalami perkembangan normal seperti teman sebayanya. Pasien diasuh
dan tinggal bersama kedua orangtuanya. Awal bicara dan berjalan serta
vaksinasi saat anak dikatakan pasien lupa. Pasien mengatakan dirinya
tidak pernah mangalami kejadian traumatik selama masa kanak-kanaknya.
Pendidikannya dari SD hingga SMA baik-baik saja tanpa ada masalah
yang berat serta tidak pernah sampai turun kelas. Pasien juga diajarkan
mandiri oleh orangtuanya dengan membantu pekerjaan rumah sepulang
sekolah. Pasien dikatakan lebih sering berada didalam rumah dan jarang
bermain di luar bersama teman-temannya, serta tidak mempunyai banyak
teman.

3. MASA REMAJA

6
Pasien dikatakan lebih sering berada didalam rumah, membantu orang
tuanya dan jarang bermain bersama teman sebayanya, serta tidak
mempunyai banyak teman. Pasin juga mengatakan jarang bercerita
masalah apapun dengan keluarg atau temannya.

4. MASA DEWASA
Setelah lulus SMA, pasien tidak melanjutkan kuliah dengan alasan orang
tua tidak memiliki biaya.
a. Riwayat Pekerjaan
Pasien sempat bekerja sebagai pegawai di salah satu bank
swastabnamun pasien berhenti bekerja karena di PHK. Setelah selesau
bekerja pasien sempat mencoba mencari pekerjaan, namun karena anak
pasien masih kecil dan suami bekerja dari pagi hingga sore sehingga
pasien memutuskan tidak bekerja dan hanya diam dirumah
mengerjakan pekerjaan rumah.
b. Riwayat Perkawinan
Pasien sudah menikah. Suaminya adalah suami pertamanya dan sudah
menikah selama 26 tahun dan memiliki 1 orang anak laki-laki berusia
16 tahun.
c. Aktivitas Sosial
Sebelum pasien menderita gangguan jiwa, pasien memang jarang
berkomunikasi dengan masyarakat di sekelilingnya. Hubungan sosial
pasien dengan lingkungan sekitar rumahnya kurang baik karena pernah
memiliki masalah dengan tetangganya.Pasien juga mengatakan bahwa
dia tidak mengikuti kegiatan banjar disana ataupun di tempat asal
suami di Gianyar pasien lebih sering membayar denda daripada
mengikuti kegiatan, ketika ditanya alasannya pasien hanya mengatakan
malas untuk keluar rumah.

d. Riwayat Hukum
Pasien tidak pernah terlibat dalam masalah hukum.

III. LINGKUNGAN KELUARGA


Pasien merupakan anak ke tujuh dari sembilan bersaudara. Orangtua pasien
tidak pernah melakukan kekerasan pada pasien semua keinginan pasien
diusahan untuk dipenuhi sesuai dengan kemampuan kedua orang tua. Pasien

7
dan keluarga berasal dari Balun Denpasar, Bali. Pasien menikah dengan suami
yang berasal dari Gianyar sehingga bila ada upacara keagamaan ataupun
keluarga pasien sekelurga sering menginap di rumah mertua di Gianyar.
Pasien saat ini tinggal di Jalan Ratna, Denpasar. Rumah pasien berdempetan
dengan rumah di sampingnya. Rumah pasien berada di ujung gang, dengan
suasana yang lumayan ramai karena dekat dari jalan utama serta bagian depan
rumahnya dijadikan tempat kos-kosan. Pasien tinggal dengan suami dan
anaknya.

Silsilah Keluarga

: laki-laki hidup : laki-laki tidak hidup : adik (+)


: perempuan hidup : perempuan tidak hidup : pasien

IV. LINGKUNGAN RUMAH


Pasien tinggal di Jalan Ratna, Denpasar. Rumah pasien berada di ujung gang
dengan ukuran ± 12m x 10m. Terdapat 3 kamar kos-kosan di bagian depan
rumah pasien yang mereka kelola sendiri. Rumah utama pasien terdiri dari dua
kamar tidur yang digabung dengan ruang tamu dan ruang TV, dapur, serta satu
kamar mandi. Dinding rumah pasien dicat putih dengan lantai yang
berkeramik. Rumah pasien berdempetan dengan rumah tetangga pasien di
sampingnya. Rumah pasien tampak agak berantakan tampak penuh dengan
barang-barang yang tidak tertata rapi. Rumah pasien cenderung gelap, karena
sedikit terdapat ventilasi udara dan matahari tidak langsung menyinari rumah
pasien karena tertutup pohon.

8
V. DENAH RUMAH

8 9
7 10
12 11

5
4
3
2
1
Gambar 1. Gambar Denah Rumah Pasien
Keterangan denah rumah:
1. Pintu masuk dan halaman
7. Ruang tamu
2. Kos-kosan
8. Kamar tidur
3. Kos-kosan
9. Dapur
4. Kos-kosan
10. Kamar mandi
5. Merajan
11. Kamar tidur
6. Teras
12. Bale

VI. LINGKUNGAN SOSIAL


Sejak kecil pasien jarang bergaul dan memiliki teman yang tidak terlalu
banyak. Setelah lulus SD, pasien melanjutkan pendidikannya ke bangku SMP
dan SMA. Selama sekolah pasien lebih sering berinteraksi dengan teman
perempuan. Pasien mengatakan jika ada masalah pasien lebih memilih
memendamnya sendiri karena merasa orang lain tidak akan mengerti tentang

9
perasaan pasien. Pasien mengatakan jarang berinteraksi di dengan tetangga di
sebelah rumah pasien. Saat masih bekerja di bank pasien juga tidak begitu
sering berinteraksi dengan rekan kerjanya kecuali memang ada hal penting
yang harus didiskusikan.

VII. PEMERIKSAAN FISIK


STATUS PRESENT
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 88 x/mnt
Laju Respirasi : 18 x/mnt
Temperatur Axilla : 36.5oC
Berat Badan : 75 kg
Tinggi Badan : 160 cm

STATUS GENERALIS
Kepala : normocephali
Mata : anemia (-/-), ikterus (-/-), reflek pupil (+/+) isokor
THT : kesan tenang
Leher : pembesaran kelenjar (-), kaku kuduk (-)
Thorax :
Cor : S1 S2 normal, regular, murmur (-)
Pulmo : vesikuler +/+, rhonki -/-, wheezing -/-
Abdomen : distensi (-), bising usus (+) normal, nyeri tekan
epigastrium (-)
Ekstremitas : edema (-), hangat (+) pada ke empat ekstremitas

STATUS NEUROLOGIS
GCS : E4 V5 M6
Kaku Kuduk : tidak ada
Reflek Fisiologis : ++ ++
++ ++
Reflek Patologis : - -
- -
Tenaga : 555 555
555 555
Tonus :N N
N N
Tropik :N N
N N
Gerakan Involunter : tidak ada

10
STATUS LOKALIS
Tidak ada.

STATUS PSIKIATRI
1. Kesan Umum : Penampilan pasien tidak wajar, tampak
tidak tenang, kontak verbal dan visual
dengan pemeriksa baik
2. Sensorium dan Kognitif
- Kesadaran : Jernih
- Fungsi Kognitif : Sesuai tingkat pendidikan
- Daya ingat : Baik
3. Keadaan Mood dan Afek
- Mood : Eutimia
- Afek : Serasi
4. Proses Pikir
- Bentuk Pikir : Non logis non realis
- Arus Pikir : Koheren
- Isi Pikir : Waham curiga (+)
5. Persepsi
- Halusinasi : Halusinasi auditorik (+), riwayat halusinasi
taktil ada
- Ilusi : Ilusi tidak ada
6. Dorongan Instingtual
- Insomnia : Tidak ada, riwayat insomnia ada tipe
campuran
- Hipobulia : Tidak ada
- Raptus : Tidak ada, riwayat raptus ada
7. Psikomotor : Meningkat selama pemeriksaan
8. Tilikan : 6 (enam)

VIII. RESUME
Pasien NNAS, perempuan, 50 tahun, asal Denpasar, menikah, agama
Hindu, suku Bali bangsa Indonesia, tidak bekerja, pendidikan terakhir SMA,
datang ke Poliklinik RSUP Sanglah diantar oleh suaminya karena masih
mendengar suara-suara. Pasien mengatakan tidak ada keluhan lainnya selain
masih mendengar suara-suara. Ketika pemeriksa menanyakan bagaimana
perasaannya saat ini, pasien mengatakan saat ini merasa biasa saja, tidak
senang dan juga tidak sedih ataupun tidak ada yang dominan .
Pasien sering merasa curiga dengan beberapa tetangganya sejak 7
tahun lalu. Pasien mencurigai bahwa tetangganya tersebut ingin mengambil

11
sebagian tanah miliknya untuk memperluas rumah dan akan mengambil
sertifikat tanahnya. Pasien tidak pernah mencari tahu kebenaran mengenai apa
yang dicurigai pasien kepada tetangganya. Saat ditanya apakah pasien pernah
melihat dan mendengar tetangganya akan mengambil tanahnya, pasien tetap
bersikukuh tanpa menyebutkan alasannya. Pasien tetap bersikeras dengan
mengatakannya berulang-ulang bahwa tetangganya tersebut mengambil
sebagian tanahnya sampai menunjukkan denah rumah yang pernah ia gambar.
Pasien masih mendengar suara - suara yang tidak jelas sumbernya.
Awalnya pasien mendengar suara yang mengatakan padanya untuk tidak
datang ke upacara agama karena dianggap “sebelan” atau kotor sejak 7 tahun
yang lalu. Kemudian pasien juga mendengar suara seorang perempuan dan
laki - laki secara bergantian. Suara - suara tersebut isinya memberikan
perintah seperti menyuruh pasien untuk pergi dari rumah dan berkomentar
“kamu wanita gampangan”, “itu bukan tirta, itu air WC”. Suara - suara
tersebut tidak ada wujudnya dan orang lain di sekitar pasien tidak dapat
mendengar suara tersebut. Akibat suara tersebut pasien pernah tidak bisa tidur
beberapa hari dan pernah mengamuk hingga melempar barang seperti kursi.
Pasien juga pernah merasakan dadanya seperti di pukul, lehernya di cekik,
rambutnya di jambak dan telapak kakinya terasa sangat dingin seperti ada
sesuatu yang masuk ke tubuhnya. Sampai saat ini pasien hanya masih
mendengar suara–suara tersebut, akan tetapi pasien sudah bisa
mengabaikannya dan tidak mengikuti perintah-perintah dari suara tersebut.
Pasien menyangkal melihat bayangan yang tidak dapat dilihat orang lain.
Heteroanamnesis didapatkan dari suaminya, Pasien dikatakan mulai
mendengar suara yang tidak jelas sumbernya dan berperilaku aneh sejak 7
tahun lalu, saat itu pasien tidak tidur beberapa hari, marah - marah dan
mengamuk melempar–lempar barang di rumahnya hingga melempari tetangga
dengan batu. Pasien juga dikatakan mendengar suara seseorang yang
menyuruhnya untuk tidak datang ke pura.
Keluhan pasien muncul setelah masalah dengan tetangganya, saat itu
tetangganya hanya ingin meminta sedikit lahan untuk membuat tembok
pembatas rumah, akan tetapi hal tersebut tidak disetujui oleh pasien. Sebelum

12
dibawa ke RSUP Sanglah, pasien dibawa ke beberapa tempat pengobatan
tradisional, namun keluhan tersebut tidak kunjung hilang dan semakin
bertambah.

IX. DIAGNOSIS BANDING

1. Skizofrenia paranoid remisi tidak sempurna (F20.04)


2. Gangguan waham menetap (F22.0)
3. Gangguan kepribadian skizoid (F60.1)

X. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis 1 : Skizofrenia Paranoid Remisi Tak Sempurna (F20.04)
Aksis 2 : Ciri Kepribadian Skizoid
Aksis 3 : Tidak Ada
Aksis 4 : Masalah berkaitan dengan pekerjaan dan lingkungan sosial
Aksis 5 : GAF saat ini 70-61

XI. TERAPI
Non Farmakologi
- Psikoterapi suportif kepada pasien
- Psikoedukasi keluarga pasien
Farmakologi
Clozapine 25 mg intra oral (pagi) dan 50 mg intra oral (malam).
Monitoring
- Keluhan
- Efek samping obat

XII. PROGNOSIS
Untuk menentukan prognosis penderita ada beberapa kriteria antara lain:
Diagnosis : Skizofrenia paranoid : Baik
Onset umur : Dewasa : Baik
Perjalanan penyakit : Kronis : Buruk
Faktor genetik : Ada, saudara laki – laki : Buruk
Pendidikan : Tamat SMA : Baik
Jenis Kelamin : Perempuan : Baik
Pekerjaan : Tidak ada : Buruk
Status pernikahan : Menikah : Baik

13
Perhatian keluarga : Cukup : Baik
Lingkungan sosial ekonomi : Kurang : Buruk
Faktor pencetus : Lingkungan Sosial : Baik
Kepatuhan terhadap terapi : Patuh : Baik
Ciri kepribadian : Skizoid : Buruk
Tilikan : Derajat 6 : Baik
Penyakit organik : Tidak ada : Baik
Berdasarkan beberapa kriteria tersebut di atas, pada kasus ini prognosis
penderita adalah dubius ad bonan (cenderung baik).

XIII. SIMPULAN

1. Pasien inisial NNAS, perempuan, 50 tahun, suku Bali beralamat di Jalan


Ratna, pasien didiagnosis dengan Skizofrenia paranoid dan saat ini
mendapatkan pengobatan berupa Clozapine 25 mg pagi dan 50 mg malam.
2. Pasien memiliki riwayat insomnia. Kondisi pasien saat ini dikatakan sudah
lebih baik dari sebelumnya. Pasien masih mendengar suara-suara yang
menyuruhnya melakukan sesuatu namun pasien tidak menghiraukannya.
3. Pasien tinggal bersama suami dan satu orang anak laki-lakinya. Pada
keluarga pasien, adik pasien memiliki gejala seperti pasien.
4. Pasien saat ini tidak bekerja dan hanya tinggal dirumah membantu
mengurus urusan rumah tangga.

XIV. SARAN
Adapun saran yang dapat saya berikan kepada pasien dan keluarga pasien
ialah sebagai berikut:
1. Pasien agar minum obat teratur dan rutin kontrol ke RSUP Sanglah apabila
obat habis untuk mencegah muncul kembali gejala sebelumnya seperti
mengamuk dan tidak bisa tidur.
2. Keluarga agar memberi dukungan dalam pengobatan pasien, mengontrol
pasien minum obat dan jadwal kontrol ke RSUP Sanglah.
3. Pasien diharapkan lebih bersosialisasi dengan tetangga di sekitar rumah
pasien, sehingga pasien dapat memiliki teman ngobrol diwaktu luang.
Pasien disarankan menceritakan apapun yang sedang menjadi beban
pikirannya baik pada teman lama pasien maupun pada keluarga pasien.

14
4. Pasien dan keluarga agar lebih semangat dan sabar serta lebih
mendekatkan diri kepada Tuhan.
5. Deteksi dini terhadap Insomnia, hipobulia dan raptus pada pasien

15
XV. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai