Anda di halaman 1dari 4

I.

TUJUAN
1. Menentukan porositas batuan pada tiga contoh batuan padat yang berbeda jenis.
2. Membandingkan hasil penentuan porositas batuan dengan literatur.
3. Menentukan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi akurasi penentuan porositas
batuan.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Jangka sorong
2. Neraca teknis Ohaus
3. Sampel batuan dengan kode PE3, PC4, dan PB3,
4. Oven
5. Desikator

III. TEORI DASAR


Porositas merupakan hal yang sangat penting untuk mengukur ruang kosong yang tersedia
bagi tempat menyimpan fluida hidrokarbon. Porositas (Φ) adalah kemampuan suatu batuan
untuk menyimpan fluida. Porositas adalah perbandingan ruang kosong /pori-pori dalam
batuan dengan keseluruhan volume batuan dikali 100 (untuk menyatakan persen).
Porositas dapat disebut efektif apabila lebih kecil daripada rongga pori-pori total.Besar
persentasenya diantara 10%-15%

IV. LANGKAH PENGERJAAN


Secara garis besar yang dilakukan dalam pengukuran porositas ini adalah mengukur besar
volume air yang diasumsikan mengisi seluruh rongga batuan, sehingga dapat dianggap besar
volume air ini dapat dianggap sebagai volume rongga. Kemudian dengan volume rongga yang
telah diperoleh dibandingkan dengan volume total batuan menggunakan persamaan yang telah
disebutkan di atas. Terdapat tiga sampel batuan yang digunakan, yakni sampel batuan dengan
kode PE3, PC4, dan PB3..

Masing-masing sampel dilakukan pengukuran terhadap diameter dan tinggi menggunakan


jangka sorong. Hal ini bertujuan untuk memperoleh besar volume batuan. Pengukuran
dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing sampel yang selanjutnya dirata-ratakan
untuk memperoleh hasil yang lebih akurat. Kemudian sampel batuan dimasukkan ke dalam
oven selama 2 jam untuk menghilangkan kadar air yang terkandung. Hal ini perlu dilakukan
agar mendapatkan volume total batuan yang sebenarnya. Ketiga sampel yang telah dipanaskan,
diukur menggunakan neraca Ohaus untuk memperoleh massa keringnya.

Untuk pengukuran rongga besar rongga pada batuan, pertama-taman batuan harus dimasukkan
ke dalam desikator yang telah berisi air. Sampel dibiarkan selama dua jam dengan batas
tekanan tertentu sehingga akan diperoleh sampel batuan yang jenuh air. Sampel batuan yang
jenuh air ini kemudian ditimbang untuk mendapatkan massa basahnya menggunakan neraca
Ohauss. Baik pengukuran massa basah ataupun massa kering, dilakukan sebanyak tiga kali
untuk tiap sampel, hal ini dilakukan untuk memperoleh hasil yang lebih akurat.

Kemudian dilakukan perhitungan selisih terhadap massa basah dan massa kering sampel.
Perbedaan besar massa tersebut diasumsikan sebagai massa air yang terkandung dalam rongga
batuan. Dengan asumsi besar densitas air (ρair) sebesar 1 gr/cc, dapat dihitung besar volume
rongga dalam batuan. Besar porositas sampel dihitung dengan menggunakan perbandingan
volume rongga dengan volume batuan yang diperoleh pada awal pengukuran.

Saat sampel diambil dari desikator didapati terdapat bagian dari batuan yang terlepas. Hal ini
mungkin disebabkan karena air menyebabkan material kehilangan kerekatannya sehingga
menyebabkan antar sedimen dalam sampel loose. Hal ini juga menyebabkan batuan batuan
mengembang dan volume berubah. Sehingga untuk sampel batuan dengan kode PB3, volume
yang digunakan merupakan volume rata-rata sebelum dan sesudah dalam desikator. Hal ini
ditinjau dari massa kering yang digunakan merupakan massa sebelum terjadi pelepasan
material, sedangkan yang massa basah yang digunakan merupakan massa setelah terjadi
pelepasan.
V. DATA DAN PENGOLAHAN

Data yang diperoleh dalam pengukuran diinput dalam excel, sehingga pengolahan dan
perhitungan akan lebih mudah. Berikut adalah hasil pengolahan data untuk ketiga sampel.

PB3 sebelum
Kode PE3 PC4 PB3 Setelah desikator
desikator
Tinggi (mm) 9,24 11,88 9,54 10,12
9,3 11,740 9,7 9,7
9,3 12,000 9,68 9,8
9,28 11,87333333 9,64 9,873333333
Diameter (mm) 44,78 44,8200 45,3 45,76
44,84 44,7000 45,22 45,44
44,82 44,84 45,32 45,34
44,81333333 44,78666667 45,28 45,51333333
Volume (cm2) 146,3700953 187,050995 155,2314634 160,6315938
157,9315286
Massa kering (gr) 52,3877 44,0887 31,2283
52,3881 44,0888 31,2271
52,3885 44,0902 31,2286
52,3881 44,08923333 31,228
Massa basah (gr) 54,4524 44,6047 32,9039
54,4089 44,6003 32,8417
54,3722 44,5943 32,8099
54,41116667 44,59976667 32,85183333
Massa air (gr) 2,023066667 0,510533333 1,623833333
volume Rongga
2,023066667 0,510533 1,623833333
(cm2)
Porositas (%) 1,382158467 0,272938046 1,046072296
VI. ANALISIS

VII. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai