Anda di halaman 1dari 42

PEMERINTAH KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

KECAMATAN DUMOGA TIMUR


DESA AMERTHA BUANA

PERATURAN KEPALA DESA AMERTHA BUANA


KECAMATAN DUMOGA TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

NOMOR : 5 TAHUN 2019

TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA ( RKP DESA )


TAHUN ANGGARAN 2020

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPALA DESA AMERTHA BUANA

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 9


Peraturan Daerah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
20 Tahun 2014 tentang Sumber Pendapatan Desa dan
untuk mewujudkan visi misi Desa yang telah disepakati,
Pemerintah Desa harus menyusun Rencana Kerja
Pembangunan Desa ( RKP Desa );

b. Bahwa RKP Desa sebagaimana dimaksud dalam huruf


a merupakan Rencana Strategis Pembangunan Desa
selama 1 (satu) tahun yang menggambarkan prioritas
rencana pembangunan desa dan kemampuan serta
sumber pendanaannya yang ditetapkan dengan Peraturan
Kepala Desa;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan
Peraturan Kepala Desa tentang Rencana Kerja
Pembangunan Desa (RKP Desa) Desa amertha buana
Tahun 2020

Mengingat : 1. Undang – Undang Negara Republik Indonesia nomor 29


Tahun 2008 tentang Pembentukan Kabupaten Bolaang
Mongondow di Propinsi Sulawesi Utara ( Lembaran
Negara RI Nomor 102, tambahan lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4875);
2. Undang – Undang Republik Indoensia Nomor 10 Tahun
2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4389);
3. Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia
Nomor 4221);
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004
tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana
telah diubah dengan Undang- Undang Nomor 8 Tahun 2005
tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan
atas Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah menjadi Undang-Undang (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
108,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4548);
5. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004
tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat
dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang – Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang
Pengesahan International Covenant On Economic, Social
And Cultural Rights ( Kovenan Internasional Tentang Hak-
Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomo 118, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4557);
7. Undang – Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang
Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 61 Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4846);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang
Penetapan Mulai Berlakunya Undang-Undang Nomor 13
Tahun 1950;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 1999 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat Dalam
Penyelenggaraan Negara (Lembaran Negara Tahun 1999
Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3866);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140,Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor
158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4587);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang
Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4593);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor
97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4664);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang
Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
16. Peraturan Daerah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
9 Tahun 2014 tentang Pengaturan Kewenangan Desa di
Kabupaten bolaang mongondow (Lembaran Daerah
Kabupaten bolaang mongondow Tahun 2014 Nomor 112);
17. Peraturan Daerah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
7 Tahun 2010 tentang Peraturan Desa dan Keputusan
Kepala Desa.
18. Peraturan Daeah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
11 Tahun 2008 Partisipasi Masyarakat Dalam Proses
Kebijakan Publik.
19. Peraturan Daerah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
15 Tahun 2010 tentang Sumber Pendapatan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten bolaang mongondow Tahun
2010 Nomor 85, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
bolaang mongondow Nomor 75);
20. Peraturan Daerah Kabupaten bolaang mongondow Nomor
3 Tahun 2010 tentang Urusan Pemerintahan yang menjadi
Kewenangan Daerah Kabupaten bolaang mongondow
(Lembaran Daerah Kabupaten bolaang mongondow Tahun
2010 Nomor 56);
21. Peraturan Desa amertha buana Nomor 6 Tahun 2015
tentang Rencana Pembangunan Jangkah Menengah Desa
( RPJMDes ) DESA Amertha buana Tahun 2015 - 2020
MEMUTUSKAN :

Menetapka : PERATURAN KEPALA DESA AMERTHA BUANA TENTANG


n RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP Desa) TAHUN
2020

BAB I
KETENTUAN UMUM

Pasal 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud :

1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat


2. Daerah adalah Kabupaten bolaang mongondow
3. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten bolaang mongondow
4. Bupati adalah Bupati bolaang mongondow
5. Kecamatan adalah Wiayah Kerja Camat sebagai Perangkat Daerah.
6. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang
berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam
sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
7. Pemerintahan Desa adalah kegiatan Pemerintahan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa meliputi Pemerintahan,
Pembangunan dan Kemasyarakatan.
8. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa.
9. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disebut BPD adalah Lembaga yang
berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat.
10. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Badan
Permusyawaratan Desa bersama dengan Kepala Desa.
11. Keputusan Kepala Desa adalah Keputusan yang ditetapkan oleh Kepala Desa baik
yang bersifat pengaturan maupun penetapan.
12. Keputusan BPD adalah semua Keputusan BPD yang ditetapkan oleh BPD.
13. RPJMDesa adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka
waktu 5 (lima ) tahun.
14. Rencana Kerja Pembangunan Desa yang selanjutnya disebut RKP Desa merupakan
penjabaran dari RPJMDesa untuk jangka waktu 1 ( satu ) tahun.
15. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa yang selanjutnya disebut APB Desa
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan desa yang dibahas dan disetujui
bersama oleh Pemerintah Desa dan BPD, yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
16. Alokasi Dana Desa yang selanjutnya disingkat ADD adalah dana yang dialokasikan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa, yang bersumber dari bagian dana
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/ Kota.
17. Visi adalah Gambaran tentang Kondisi Ideal Desa yang diinginkan.
18. Misi adalah Pernyataan tentang sesuatu yang harus dilaksanakan sehingga Visi dapat
terwujud secara efektif dan efisien.
BAB II
SISTEMATIKA PENYUSUNAN RKP Desa
Pasal 2
(1) Rencana Kerja Pembangunan Desa Amertha buana Tahun 2020 disusun dengan
sistematika sebagai berikut :

a. BAGIAN I : PENDAHULUAN
- Pendahuluan
- Dasar Hukum
- Tujuan dan Manfaat
- Visi – Misi Desa
b. BAGIAN II : EVALUASI PROGRAM/ KEGIATAN PEMBANGUNAN
- Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan pada RKP Desa
Tahun 2019
- Identifikasi masalah berdasarkan RPJMDes
- Identifikasi masalah berdasarkan Analisa Keadaan
Darurat
- Identifikasi Masalah berdasarkan Prioritas Kebijakan
Pembangunan DESA Tahun 2020
c. BAGIAN III : GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN KEUANGAN DESA
- Kebijakan Pendapatan Desa
- Kebijakan Belanja Desa
d. BAGIAN IV : RUMUSAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN
DESA
- Prioritas Program dan Kegiatan Sekala Desa Tahun
2020
- Prioritas Program dan Kegiatan Sekala Kabupaten,
Propinsi dan Pusat.
- Pagu Indikatif Program & Kegiatan masing-masing
Bidang/ Sektor
e. BAGIAN V : PENUTUP.
LAMPIRAN : 1. Matrik Program dan Kegiatan beserta Plafon dan
Sumber Dana
2. Berita Acara Musrenbangdes RKP Desa
3. Keputusan Kepala Desa tentang Delegasi Desa

( 2 ) Isi Rencana Kerja Pembangunan Desa Tahun 2010 sebagaimana tercantum


dalam Lampiran I dan II Peraturan Kepala Desa yang merupakan satu kesatuan
dan bagian yang tak terpisahkan dari Peraturan Kepala Desa ini.

Pasal 3
Rencana Kerja Pembangunan Desa tahun 2020 merupakan landasan dan pedoman bagi
Pemerintah Desa dan Masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan Desa Tahun 2020

Pasal 4
Berdasarkan Peraturan Kepala Desa ini yang selanjutnya disusun Rencana Program/
Kegiatan dan dimasukan dalam APB Desa Tahun anggaran 2020.
Pasal 5
Pelaksanaan pembangunan tersebut dilaksanakan secara transparan, partisipatif dan
akuntabel oleh Badan Perwusyawaratan Desa dan pengguna angaran lainnya dengan
penggunaan dana melalui penyusunan RAB ( Rencana Anggaran Belanja )

Pasal 6
Hal – hal yang belum diatur dalam Peraturan Kepala Desa ini, sepanjang mengenai teknis
pelaksanaannya diatur lebih lanjut oleh Kepala Desa.

Pasal 7
Peraturan Kepala Desa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Amertha Buana


Pada Tanggal : 22 september 2019

KEPALA DESA AMERTH ABUANA

I DEWA MADE WIRATMA


Lampiran I : PERATURAN KEPALA DESA AMERTHA
BUANA
Nomor : 5 TAHUN 2019
Tanggal: 22 september 2019

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA (RKP DESA) TAHUN 2010


DESA AMERHA BUANA KECAMATAN DUMOGA TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

BAGIAN I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sebagaimana diatur di dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 114 tahun
2014, tentang Pedoman Pembangunan Desa, disebutkan bahwa Perencanaan
Pembangunan Desa adalah proses tahapan kegiatan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah Desa dengan melibatkan Badan Permusyawaratan Desa dan unsur
masyarakat secara partisipatif guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya desa
dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa.

Lebih lanjut dijelaskan, Pembangunan Partisipatif adalah suatu sistem


pengelolaan pembangunan di desa dan kawasan perdesaan yang dikoordinasikan oleh
Kepala Desa dengan mengedepankan kebersamaan, kekeluargaan, dan
kegotongroyongan guna mewujudkan pengarusutamaan perdamaian dan keadilan sosial.

Pemberdayaan Masyarakat Desa adalah upaya mengembangkan kemandirian


dan kesejahteraan masyarakat dengan meningkatkan pengetahuan, sikap, keterampilan,
perilaku, kemampuan, kesadaran, serta memanfaatkan sumber daya melalui penetapan
kebijakan, program, kegiatan, dan pendampingan yang sesuai dengan esensi masalah
dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa.
Pemerintah Desa menyusun perencanaan Pembangunan Desa sesuai dengan
kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan pembangunan Kabupaten/Kota.
Perencanaan dan Pembangunan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Desa dengan
melibatkan seluruh masyarakat Desa dengan semangat gotong royong. Masyarakat Desa
berhak melakukan pemantauan terhadap pelaksanaan Pembangunan Desa

Dalam rangka perencanaan dan pelaksanaan pembangunan Desa, pemerintah


Desa didampingi oleh pemerintah daerah kabupaten/kota yang secara teknis dilaksanakan
oleh satuan kerja perangkat daerah kabupaten/kota. Untuk mengoordinasikan
pembangunan Desa, Kepala Desa dapat didampingi oleh tenaga pendamping profesional,
kader pemberdayaan masyarakat Desa,

dan/atau pihak ketiga. Camat atau sebutan lain akan melakukan koordinasi
pendampingan di wilayahnya.
Pembangunan desa mencakup bidang penyelenggaraan pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa dan pemberdayaan
masyarakat Desa. Perencanaan pembangunan Desa disusun secara berjangka meliputi:

a. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu 6


(enam) tahun; dan
b. Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah Desa (RKP DESA), merupakan penjabaran dari RPJM Desa untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan
Rencana Kerja Pemerintah Desa, ditetapkan dengan
Peraturan Desa.
Dalam rangka pelaksanaan amanat UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, UndangUndang Nomor 17 Tahun
2003 tentang Keuangan Negara dan sesuai dengan pola pemikiran dimaksud di atas,
maka sebuah desa diharuskan mempunyai perencanaan yang matang berlandaskan
partisipasi dan transparansi serta demokratisasi yang berkembang di desa yang
terangkum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa). Hal
tersebut merupakan rencana pembangunan strategis desa dalam waktu 5 (lima) tahun
dan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa) yang merupakan Rencana
Pembangunan Desa yang disusun untuk jangka waktu 1 (satu) tahunan berdasarkan
penjabaran RPJMDesa, hasil evaluasi pelaksanaan pembangunan tahun sebelumnya,
prioritas kebijakan supra desa dan atau halhal yang karena keadaan darurat atau bencana
alam.

Sebagai rencana strategis pembangunan tahunan desa, RKPDesa merupakan


dokumen perencanaan pembangunan yang bersifat regulasi yang pada pelaksanaannya
dilakukan oleh Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD) sebagai lembaga
kemasyarakatan yang mempunyai tugas dan tanggungjawab pembangunan di desa. RKP-
Desa merupakan satusatunya pedoman atau acuan pelaksanaan pembangunan bagi
Pemerintah Desa dalam

jangka waktu 1 (satu) tahun yang selanjutnya dimasukkan dalam Anggaran Pendapatan
dan Belanja Desa (APBDesa) tahun anggaran bersangkutan.
Perencanaan pembangunan desa adalah suatu proses pengambilan keputusan
yang dilakukan secara terpadu bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat desa dengan
memanfaatkan dan memperhitungkan kemampuan sumber daya informasi, ilmu
pengetahuan dan teknologi serta memperhatikan perkembangan global. Untuk maksud
tersebut diperlukan upaya yang tepat dalam mencapai hasil melalui pemahaman
persoalan yang benarbenar nyata dan pada akhirnya mampu untuk di atasi dengan baik
dan tepat sasaran.
Berdasarkan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 79 ayat
2 huruf b, Pemerintah Desa Desa Amertha Buana Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten
Bolaang Mongondow wajib menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa)
Tahun 2020. RKP Desa adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 tahun
yang ditetapkan dengan Peraturan Desa.
Rencana Kerja Pemerintah Desa yang selanjutnya disingkat (RKP Desa) sesuai
dengan Peraturan Menteri dalam Negeri No. 114 Tahun 2015 Tentang Pedoman
Perencanaan Pembangunan Desa menyatakan bahwa Pemerintah Desa dapat
mengusulkan kebutuhan pembangunan desa kepada pemerintah daerah
kabupaten/kota. Usulan kebutuhan pembangunan desa tersebut harus mendapatkan
persetujuan bupati/walikota. Usulan tersebut harus dihasilkan dalam musyawarah
perencanaan pembangunan desa. Jika pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan
pemerintah daerah kabupaten/kota menyetujui usulan tersebut, maka akan dimuat dalam
RKP Desa tahun berikutnya. Rencana Kerja Pemerintah Desa, selanjutnya disingkat
RKP Desa, adalah penjabaran dari RPJM Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun.

Daftar Usulan RKP Desa adalah penjabaran RPJM Desa yang menjadi bagian
dari RKP Desa untuk jangka waktu 1 (satu) tahun yang akan diusulkan Pemerintah Desa
kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota melalui mekanisme perencanaan
pembangunan daerah.

1.2. Landasan Hukum


Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP Desa) Amertha Buana Kecamatan
Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun 2020 disusun dengan mengacu
kepada :

a. UndangUndang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan


Nasional.
b. UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
c. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 sebagai Peraturan Pelaksanaan dari
UndangUndang Nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
d. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
e. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang Bersumber dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
f. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 114 Tahun 2014
tentang Pedoman Pembangunan Desa.
g. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2016.
h. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Nomor 10 Tahun 2013 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bolaang
Mongondow Tahun 2015 – 2020.
i. Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM Desa) Tahun 20152020.
1.3. Maksud dan Tujuan serta Manfaat
Maksud penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKP Desa) Amertha
Buana Kecamatan Dumoga timur Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun Anggaran 2020
mengenai tata cara perhitungan besaran rincian Dana Desa yang diterimakan kepada
desa sehingga upaya Pemerintah Desa untuk mewujudkan pencapaian visi dan misi lebih
maksimal dalam penjabaran dari RPJMDesa Tahun 20152020, serta sebagai tolak ukur
keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa. RKP Desa ini juga
diharapkan lebih menjamin kesinambungan pembangunan di tingkat desa serta dapat
mendorong partisipasi dan swadaya dari masyarakat.

Adapun tujuan penyusunan RKP Desa Amertha Buana Kecamatan Dumoga


Timur Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun Anggaran 2020 adalah untuk menetapkan
strategi dan kebijakan umum pembangunan desa, serta

merumuskan program rencana kerja pembangunan desa selama periode 1 (satu) tahun,
agar desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan yang berkekuatan
hukum tetap sehingga dapat digunakan sebagai landasan operasional dalam penyusunan
APBDesa Amertha Buana Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Tahun Anggaran 2020.
Disamping itu RKP Desa Wlahar Amertha Buana Kecamatan Dumoga TImur
Kabupaten Bolaang Mongondow Tahun Anggaran 2020 bertujuan untuk menjabarkan
RPJM Desa Amertha Buana Kecamatan Dumoga Timur Kabupaten Bolaang Mongondow
Tahun 20152020 dalam suatu rencana kerja tahunan, sehingga memaksimalkan
pencapaian pelaksanaan program/kegiatan pembangunan desa dengan mudah
diidentifikasi dan dievaluasi.
Penyusunan Dokumen Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPDesa)
ini mempunyai tujuan dan manfaat sebagai berikut :
1. Tujuan
a. Agar desa memiliki dokumen perencanaan pembangunan tahunan
yang berkekuatan hukum tetap.
b. Sebagai dasar/pedoman kegiatan atau pelaksanaan pembangunan di
desa.

c. Acuan dalam menyusun rencana operasional dan pelaksanaan


pembangunan desa dalam 1 tahun.
d. Sebagai bahan dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
pembangunan tahunan.
e. Sebagai dasar penyusunan Peraturan Desa tentang Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDesa).
2. Manfaat
a. Lebih menjamin kesinambungan pembangunan di desa.
b. Sebagai pedoman dan acuan pembangunan desa.
c. Pemberi arah kegiatan pembangunan tahunan di desa.
d. Menampung aspirasi kebutuhan masyarakat yang dipadukan dengan
program pembangunan supra desa.
e. Dapat mendorong pembangunan swadaya dari masyarakat.

f. Sebagai ruang pembelajaran bersama warga dan Pemerintahan


Desa.

g. Memastikan bahwa dana desa yang direncanakan dan digunakan


bermanfaat untuk pembagunan desa.
1.4. Visi dan Misi
Sebagai dokumen perencanaan yang menjabarkan dari Dokumen RPJMDes,
maka seluruh rencana program dan kegiatan pembangunan yang akan dilakukan oleh
Desa secara bertahap dan berkesinambungan harus dapat menghantarkan tercapainya
VisiMisi Desa. VisiMisi Desa Amertha buana disamping merupakan VisiMisi Calon Kepala
Desa Terpilih, juga diintegrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa dimana
proses penyusunannya dilakukan secara partisipatif mulai dari tingkat Dusun/RW sampai
tingkat Desa.
Adapun Visi Desa Amertha Buana, sebagai berikut :
“Menuju Pemerintah Desa Amertha Buana Yang Mampu Menyelenggarakan Pelayanan
Cepat Dan Prima Dalam Mendukung Terwujudnya Amertha Buana Yang Sejahtera dan
berbudaya”
Sedangkan Misi Desa Amertha Buana adalah :
1. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan profesional serta responsif;
2. Menyelenggarakan pelayanan masyarakat yang cepat dan prima;
3. Melaksanakan dan memfasilitasi pembangunan yang aspiratif, bermanfaat,
terpelihara dan berkelanjutan serta Peningkatan perwujudan pembangunan fisik
dan infrastruktur;
4. Mengembangkan sistem informasi desa dan tata kelola yang dinamis sebagai
upaya mempromosikan desa dan kegiatan pembangunan desa;
5. Melaksanakan pembinaan kehidupan kemasyarakatan dengan pemberdayaan
masyarakat melalui pembinaan kehidupan sosial budaya seperti bidang kesehatan,
pendidikan, pemuda dan adat istiadat;
6. Penguatan dan manajemen lembaga kemasyarakatan, pembentukan Badan Usaha
Milik Desa, serta kerjasama antar desa;
7. Pembangunan ekonomi kerakyatan berbasis agrobisnis, pertanian, perkebunan dan

kehutanan rakyat dengan kondisi sosial budaya yang berbasis kearifan lokal;

8. Meningkatkan pemanfaatan potensi sumber daya desa, guna mendukung


peningkatan pendapatan desa;

9. Menentukan kebijakan yang akan mendorong perkembangan usaha pedesaan;

10. Menjaga kondisi wilayah yang kondusif;


Mewujudkan pemerataan pembangunan desa dan berkeadila

BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RKP DESA TAHUN SEBELUMNYA

Pelaksanaan RKPDesa Tahun 2019


Pada prinsipnya program dan kegiatan pembangunan Desa Amertha Buana
Tahun Anggaran 2020 mengacu pada RPJM Desa Tahun 2015–2020. Dalam rangka
penyusunan kegiatan pembangunan yang akan diusulkan untuk didanai dari APBN, APBD
Provinsi, APBD Kabupaten, APBDesa (ADD), serta swadaya, mengacu kepada beberapa
kriteria, yaitu:
a. Menjadi prioritas dalam RPJMDes;
b. Tingkat kemendesakan;
c. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat;
e. Kebutuhan biaya;
f. Luas cakupan kegiatan.

2.1 Bidang Infrastruktur


Untuk tahun anggaran 2019 di bidang infrastruktur melalui beberapa kegiatan
yang sudah dilaksanakan yaitu:
No. Jenis Kegiatan Besar Anggaran Sumber Dana
1. Peningkatan Jalan Lingkungan Rabat Rp. 100.000.000 APBD KAB.
Beton di RT.004/RW.002
2. Pembangunan Irigrasi Pertanian Rp. 200.000.000 APBD PROV.
3. Pembangunan Sumber Bor Air Bersih Rp. 100.000.000 APBD KAB
di RT.007/RW.001
4. Pembangunan Drainase Jalan Desa Rp. 120.000.000 APBD PROV
RT.005/RW.002
5. Pembangunan Gorong-Gorong Jalan Rp. 50.000.000 APBD KAB
Desa RT.002/RW.002
6. Pembangunan Drainase Jembatan Rp. 80.000.000 APBD KAB.
Jalan Desa RT.003/RW.003
7. Rehabilitas Jembatan Jalan Desa Rp. 35.000.000 DD
8. Pembangunan Pura Puseh Rp. 85.000.000 APBD KAB.
9. Pembangunan Pintu Air dan Talud Rp. 30.000.000 DD
Irigrasi
10. Pemeliharaan/Rehabilitas Kantor Rp. 50.000.000 PAD
Desa
2.2 Bidang Ekonomi
Untuk tahun anggaran 2019 di bidang ekonomi melalui beberapa
kegiatan yang sudah dilaksanakan yaitu:

No. Jenis Kegiatan Besar Anggaran Sumber Dana


1. Pinjaman Bergulir Desa Rp. 102.000.000 APBD PROV.
Berkembang
2. Simpan Pinjam Kelompok Tani APBD PROV.
(PUAP)

2.3 Bidang
Untuk
kegiatan yang

No. Jenis Kegiatan Besar Anggaran Sumber Dana


1. Pelaksanaan Pembinaan PLKB Rp. 3.324.000 DD
DD Peningkatan Kegiatan Agama Rp. 6.550.000 DD
3. Kegiatan Peringatan Hari Nasional Rp. 10.220.000 PAD
4. Kegiatan Pembinaan Budaya Rp. 6.000.000 DD
Lokal
5. Kegiatan Pembinaan PAUD dan Rp. 5.000.000 DD
TK
6. Kegiatan Pembinaan Karang Rp. 7.000.000 DD
Taruna 2.4 Bidang
Untuk
kegiatan yang

No. Jenis Kegiatan Besar Anggaran Sumber Dana


1. Belanja Modal dan Pemeliharaan Rp. 65.000.000 DD dan PAD
2. Penguatan Lembaga Rp. 60.200.000 DD
Kemasyarakatan Desa (BPD, RT,
RW, PKK, LINMAS)

Selain itu kegiatankegiatan lain yang dilakukan di bidang


pemerintahan, yaitu :
1. Musyawarah Desa untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Desa dalam
Pembentukan Pokmas dan BUMDES Tahun 2019.
2. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 1 Tahun 2019
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa Tahun Anggaran 2018.
3. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 2 Tahun 2015
tentang Badan Kerjasama Desa.
4. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 3 Tahun 2015
tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja
Desa Semester I Tahun Anggaran 2019.
5. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 4 Tahun 2015
tentang Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKP) Desa Amertha Buana
Tahun 2019.
6. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 5 Tahun 2015
tentang Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Amertha Buana
Tahun Anggaran 2019.
7. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 6 Tahun 2015
tentang Penataan Dan Status Kepemilikan Aset Sarana Prasarana Hasil Kegiatan
PnpmMpd TA 2009 S/D 2018.
8. Penyusunan dan Penetapan Peraturan Desa Amertha Buana Nomor 7 Tahun 2015
tentang Pelestarian Lingkungan Hidup.
9. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana

Nomor 1 Tahun 2015 tentang Penunjukan Bendaharawan Desa Tahun 2018.

10. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 2 Tahun 2015 tentang Pembentukan Rekening Kas Desa, Rekening Dana
Cadangan Pilkades Dan Rekening Dana Purna Tugas Kepala Desa Dan Perangat
Sebagai Rekening Pemerintah Desa.
11. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pelaksana Teknis Pengelola Keuangan Desa (Ptpkd)
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Desa Tahun 2019
12. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 4 Tahun 2015 tentang Pelaksana Distribusi Raskin Tahun 2019.
13. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 5 Tahun 2015 tentang KIS, KIM.
14. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana

Nomor 6 Tahun 2015 tentang Tim Tpk Bantuan Keuangan Gubernur TA 2019.
15. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 7 Tahun 2015 tentang Tim Intensifikasi PBB 2019.

16. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 8 Tahun 2015 tentang Penetapan Kelembagaan RT dan RW.

17. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 9 Tahun 2015 tentang Pengukuhan Karang Taruna Pagar Muda XI.

18. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 10 Tahun 2015 tentang Penunjukan Tim Penyusunan Perubahan RKPDes
TA 2019.

19. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 11 Tahun 2015 tentang PLT Sekdes Diganti PLH Sekdes.

20. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pembentukan TPK Pelaksana Pembangunan
Tingkat Desa APBDes TA 2019.

21. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Pembentukan Tim Pengelola Webdesa.

22. Penyusunan dan Penetapan Surat Keputusan Kepala Desa Amertha Buana
Nomor 14 Tahun 2015 tentang Penunjukan Tim Penyusunan RKPDes 2020.

23. Meningkatkan tertib administrasi Pemerintah Desa serta mendorong pemanfaatan


Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pelayanan kepada masyarakat.

24. Melaksanakan intensifikasi penarikan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun
2015. Untuk tahun anggaran 2015 ini jumlah baku PBB Desa Amertha Buana
25. sebesar Rp. 47.211.736, dengan jumlah SPPT sebanyak 1.641 lembar, luas
tanah 2.194.122 m2, luas bangunan 9.120 m2 dan telah lunas 100% pada tanggal
1 Oktober 2015.

26. Melakukan pendistribusian Raskin/Rastra. Untuk tahun 2019 Desa Amertha Buana
menerima Rastra sebanyak 13 kali pengiriman (247 zak/15kg) sebesar 48.165 Kg.
2.5 Prioritas RKPDesa Tahun 2020
Program dan kegiatan pembangunan Desa Amertha Buana Anggaran 2020
mengacu pada RPJM Desa Tahun 20192020. Dalam rangka penyusunan kegiatan
pembangunan yang akan diusulkan untuk didanai dari APBN, APBD Provinsi, APBD
Kabupaten, APBDesa, serta swadaya mengacu kepada beberapa kriteria, yaitu:

a. Menjadi prioritas dalam RPJMDes;


b. Tingkat kemendesakan;
c. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat;
d. Tingkat kemanfaatan bagi peningkatan kualitas hidup masyarakat;
e. Kebutuhan biaya;
f. Luas cakupan kegiatan.

Pada tahun anggaran 2020 program dan kegiatan pembangunan


diprioritaskan untuk peningkatan infrastruktur desa, peningkatan kualitas sumber daya
manusia, peningkatan kapasitas lembaga, baik lembaga pemerintahan maupun lembaga
kemasyarakatan desa, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta pengembangan
generasi muda. Adapun program prioritas tahun 2020 selengkapnya adalah sebagai
berikut :

2.5.1 Bidang Infrastruktur


Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan di bidang infrastruktur untuk tahun
anggaran 2020, yaitu:
No. Jenis Kegiatan Lokasi Volume Rencana Rencana
Aggaran Sumber
Dana
1. Peningkatan Jalan Desa Dusun 1 P = 2000 m Rp. 720.000.000 APBD KAB.
L=3m DD
2. Peningkatan Jalan Dusun 2 P =1,4 km Rp. 654.000.000 APBD KAB.
Alternatif Desa L=3m DD
3. Pembangunan Desa Lanjutan Rp. 60.000.000 APBDes
Kantor Desa APBD KAB.
4. Pembangunan Gedung RT.001 80 m2 Rp. 320.000.000 APBD KAB.
Sekolah TK RW.001 APBN
5. Pembangunan Dusun II 3 unit Rp. 350.000.000 APBD KAB.
Prasarana Air Bersih DD
6. Pembangunan Gedung Desa 60 m2 Rp. 250.000.000 APBD KAB.
Pertanian untuk DD
(GAPOKTAN)
7. Gedung Serbaguna Desa 200 m2 Rp. 450.000.000 APBDes
APBN
8. Pembangunan RW.002 1 Paket Rp. 234.000.000 APBD KAB.
Jembatan DD
Jalan Tani
9. Pembangunan RW.001 2 Paket Rp. 250.000.000 APBD KAB.
Jembatan DD
Jalan Tani
10. Pembangunan RT.008 1 Paket Rp. 450.000.000 APBN KAB.
PengaspalanJalan Desa RW.002 DD
11. Pembangunan RT.001 1 Paket Rp. 367.000.000 APBN KAB.
PengaspalanJalan Desa DD
12. Peningkata Jalan Desa Dusun III P = 1500 m Rp. 890.000.000 APBN
L=3m PROV
13. Peningkata Jalan Desa Dusun P = 1200 m Rp. 690.000.000 APBN
IV L=3m PROV
14. Pembangunan dan Desa 5 Paket Rp. 530.000.000 APBN KAB
Pemeliharaan Saluran
Irigasi Sekunder
15. Pembangunan Talud RW.001 1 Paket Rp. 95.000.000 DD
Irigasi Sekunder
16. Pembangunan Talud RW.002 2 Paket Rp. 120.000.000 DD
Irigasi Sekunder
17. Pembangunan Talud Desa 1 Paket Rp. 430.000.000 DD
Jalan Desa
18. Pengadaan Lampu Desa 25 Unit Rp. 650.000.000 APBD
Penerangan Jalan PROV
(LPJ) Jalur Lintas
Provinsi
19. Energi Terbarukan Desa 19 Paket Rp. 560.000.000 APBD
Kegiatan LPJ Jalur PROV
Jalan Desa

2.5.1 Bidang Ekonomi


Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan di bidang ekonomi untuk tahun
anggaran 2020, yaitu:
No Jenis Kegiatan Lokasi Volume Rencana Rencana
Anggaran Sumber Dana
1. Penguatan Modal Bagi Desa 1 Paket Rp. 100.000.000 APBD KAB
BUMDes Karya APBDes
Kusuma Mandiri DD
2. Program Peningkatan Desa 1 Paket Rp. 120.000.000 APBD KAB
Ketahanan Pangan APBDes
Desa DD
3. Pengembangan Poktan 4 Psket Rp. 320.000.000 APBD KAB
Sarana Produksi dan APBDes
Alat alat Pertanian DD
4. Pelatihan dan Poktan 30 Ekor Rp. 80.000.000 APBD KAB
Pengembangan APBDes
Budidaya Ternak Babi DD
bagi Kelompok Tani/
5. Pelatihan dan Poktan 75 Ekor Rp. 879.000.000 APBD KAB
Pengembangan APBDes
Budidaya Ternak Sapi DD
bagi Kelompok
Tani/Ternak
6. Pelatihan Pokmas 5 Kelompok Rp. 60.000.000 APBD KAB
Kewirausahaan APBDes
bagi Kelompok DD
Usaha Masyarakat
7. Penguatan Modal Pokmas 5 Kelompok Rp.130.000.00 APBD KAB
Usaha bagi Kelompok APBD PROV
Usaha Masyarakat
8. Pengembangan Gapoktan 1 Paket Rp. 100.000.000 APBD KAB
Modal Alat Usaha APBD PROV
bagi Gapoktan
atau Kelompok Tani
9. Pengembangan Unit 4 Kelompok Rp. 140.000.000 APBD KAB
Modal Usaha bagi Usaha APBD PROV
Unit Usaha Kecil Bumdes
dan Menengah
10. Program Penghijauan Desa 1 Paket Rp. 87.000.000 APBD KAB
dan Penanganan APBD PROV
Lahan Kritis

2.5.3 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial


Prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan di bidang infrastruktur
Pemerintahan dan kesejahteraan sosial untuk tahun anggaran 2020, yaitu:
No Jenis Kegiatan Lokasi Volume Rencana Rencana
Anggaran Sumber
Dana
1. Pengembangan RW.002 1 Unit Rp. 110.000.000 APBD KAB.
Sarpras Poliklinik DD
Kesehatan Desa (PKD)
2. Pembangunan Ruang Kantor 3 Unit Rp. 120.000.000 APBDes
Lembaga Desa (ruang Desa
KK, BPD, LKMD)
3. Pembangunan Gedung RW.001 2 Paket Rp. 330.000.000 APBDes
Bumdes dan Gedung DD
Seni/Budaya
4. Pengembangan Balai Desa 1 Paket Rp. 90.000.000 DD
Belajar Bersama
(PKBM)
5. Pengembangan Sarana Pos Paud 7 Paket Rp. 120.000.000 APBD KAB.
dan Prasarana Pos Paud DD
6. Pengembangan Sarana TK 5 Paket Rp. 60.000.000 APBD KAB.
dan Prasarana TK DD
7. Pengembangan Sistem Desa 1 Paket Rp. 80.000.000 APBDes

BAB III
GAMBARAN UMUM KEBIJAKAN KEUANGAN DESA

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang PReraturan


Pelaksanaan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pasal 93 ayat 1,
pengelolaan keuangan desa meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan dan pertanggungjawaban. Mengacu kepada Peraturan Daerah Kabupaten
Bolaang mongondow Nomor 8 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
Desa, keuangan desa dikelola dengan prinsip tertib, taat pada peraturan perundang-
undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung jawab dengan
memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

1.1. Pendapatan Desa


Kebijakan pengelolaan pendapatan desa diarahkan kepada peningkatan
optimalisasi pengelolaan pendapatan dari berbagai sumber dan mendorong peningkatan
sumbersumber pendapatan, terutama Pendapatan Asli Desa (PAD). Sumber Pendapatan
Desa berdasarkan Pasal 72 ayat 1 UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa,
terdiri dari :
a. Pendapatan Asli Desa, yang terdiri atas hasil usaha, hasil aset, swadaya dan
partisipasi, gotong royong, dan lainlain pendapatan asli Desa;
b. Alokasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara;
c. Bagian dari Hasil Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Kabupaten/Kota;
d. Alokasi Dana Desa yang merupakan bagian dari dana perimbangan yang diterima
Kabupaten/Kota;
e. Bantuan Keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota;
f. Hibah dan Sumbangan yang tidak mengikat dari pihak ketiga;
g. Lainlain Pendapatan Desa yang sah.

Pendapatan desa sebagaimana meliputi semua penerimaan uang melalui


rekening desa yang merupakan hak desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak perlu
dibayar kembali oleh desa. Perkiraan pendapatan desa disusun berdasarkan asumsi
realisasi pendapatan desa tahun 2020 dengan perkiraan peningkatan berdasarkan
potensi yang menjadi sumber Pendapatan Asli Desa, Bagi Hasil, Bagian Dana
Perimbangan, Bantuan keuangan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah
Kabupaten, Hibah dan Sumbangan Pihak Ketiga.

Berdasarkan UndangUndang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa pasal 72, bahwa
Desa mempunyai sumber pendapatan Desa yang terdiri atas

pendapatan asli Desa, bagi hasil pajak daerah dan retribusi daerah Kabupaten/Kota,
bagian dari dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh
Kabupaten/Kota, alokasi anggaran dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara,
bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota, serta hibah dan sumbangan yang tidak
mengikat dari pihak ketiga.
Bantuan keuangan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi dan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota kepada Desa diberikan
sesuai dengan kemampuan keuangan Pemerintah Daerah yang bersangkutan. Bantuan
tersebut diarahkan untuk percepatan Pembangunan Desa. Sumber pendapatan lain yang
dapat diusahakan oleh Desa berasal dari Badan Usaha Milik Desa, pengelolaan pasar
Desa, pengelolaan kawasan wisata skala Desa, serta sumber lainnya dan tidak untuk
dijualbelikan.
Bantuan keuangan dari APBD Provinsi dan APBD Kabupaten/Kota dapat bersifat
umum dan khusus. Bila bersifat khusus dikelola dalam APBDesa tetapi tidak diterapkan
dalam ketentuan penggunaan paling sedikit 70% dan paling banyak 30% {diolah dari :
Permendagri No 113/2014, Bab IV, Pasal 10 Ayat (1), (2), dan (3)}.

Sumbersumber pendapatan desa secara keseluruhan digunakan untuk mendanai


seluruh kewenangan yang menjadi tanggungjawab desa. Dana tersebut digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan kewenangan desa yang mencakup penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan kemasyarakatan agar
tugastugas pemerintahan desa dapat berjalan secara efektif. Tanpa dukungan pendapatan
tersebut, Pemerintah Desa tidak mampu membiayai dan melaksanakan programprogram
pembangunan desa sesuai kebutuhan dan prioritas desa secara maksimal.
Asumsi pendapatan Desa Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp.
1.458.590.400, (satu milyar empat ratus lima puluh delapan juta lima ratus sembilan puluh
ribu empat ratus rupiah) yang bersumber dari :
Proyeksi Anggaran Pendapatan Desa
Tahun Anggaran 2020

Kode Uraian Jumlah ket


rekening
1 Pendapatan desa
1.1. Pendapatan Asli Desa Rp. 225.300.000
1.1.1 Hasil Usaha Desa Rp. 55.000.000 PAD
1.1.2 Hasil Aset Desa Rp. 20.000.000 PAD
1.1.3 Pasar Desa Rp. 25.000.000
1.1.4 Swadaya Rp. 75.150.000
1.1.5 Pungutan Rp. 50.150.000

1.2 Pendapatan Transfer Rp. 1.280.560.300


1.2.1 Dana Desa Rp. 500.500.150 APBN
1.2.2 Bagi Hasil Pajak dan Retribusi Rp. 65.000.000 APBD
Daerah Kabupaten Untuk DESA KAB.
1.2.3 Alokasi Dana Desa
1.2.4 Bantuan Keuangan dari Rp. 365.060.150
Pemerintah Provinsi Rp. 350.000.000 APBN
1.2.5 Bantuan Keuangan dari APBD
Pemerintah Kabupaten Rp. 0 PROV.

1.3 Pendapatan Lain – Lain Rp. 55.040.000


1.3.1 Hibah Dana Darurat Dari Rp.45.000.000
Pemerintah dan/atau Pemerintah
Daerah Dalam rangka
Penaggulangan Korban/Kerusakan
Akibat Bencana Alam
1.3.2 Sumbangan Lain Yang Tidak
Mengikat Rp. 10.040.000

Jumlah Pendapatan 1.560.900.300

1.2. Belanja Desa


Kebijakan belanja desa diarahkan kepada optimalisasi Belanja Desa untuk
membiayai kegiatankegiatan prioritas yang dikelola secara efisien, ekonomis, efektif,
transparan, dan bertanggung jawab untuk mencapai visi dan misi Desa.

Belanja desa sebagaimana dimaksud meliputi semua pengeluaran dari rekening


desa yang merupakan kewajiban desa dalam 1 (satu) tahun anggaran yang tidak akan
diperoleh pembayarannya kembali oleh desa. Belanja desa
dipergunakan dalam rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa. Struktur
Belanja Desa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 , Pasal
100 huruf a dan b, terdiri dari :
a. Jumlah Anggaran Belanja Desa digunakan untuk pendanaan yang meliputi:
- Penghasilan Tetap dan Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa;
- Operasional Pemerintah Desa;
- Tunjangan dan Operasional Badan Permusyawaratan Desa;
- Insentif Rukun Tetangga dan Rukun Warga. b. Dan

- Jumlah Anggaran Belanja Desa yang meliputi:


- Penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
- Pelaksanaan Pembangunan Desa;
- Pembinaan Kemasyarakatan Desa;
- Pemberdayaan Masyarakat desa.
- Belanja Tak Terduga

Kelompok belanja di atas dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan desa
yang telah dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Desa (RKPDesa). Kegiatan
sebagaimana disebut diatas, terdiri atas Jenis :
 Belanja Pegawai
 Belanja Barang dan Jasa
 Belanja Modal
Belanja pegawai adalah pengeluaran penghasilan tetap dan tunjangan Kepala
Desa, Perangkat Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Penganggaran belanja
pegawai melalui kelompok belanja Penyelenggaraan Pemerintahan Desa mengunakan
kode rekening kegiatan pembayaran penghasilan tetap dan tunjangan dengan frekuensi
pembayaran dilakukan setiap bulan.

Belanja barang dan jasa adalah pengeluaran pembelian atau pengadaan barang

yang nilai manfaatnya kurang dari 12 (dua belas) bulan, yang meliputi kategori :
- Alat tulis kantor
- Benda pos
- Bahan/material
- Pemeliharaan
- Cetak/penggandaa
n Biaya sewa
tempat
- Sewa perlengkapan
dan perlatan kantor
- Makan dan minum
rapat
- Pakaian dinas dan
atributnya
Perjalanan Dinas
- Upah Kerja
- Honorarium
narasumber/ahll
- Operasional
- Pemerintah Desa
- Operasional BPD
- Insentif RT/RW
- Pemberian barang
pada
masyarakat/kelomp
ok masyarakat

Belanja Modal adalah pengeluaran dalam rangka pembelian atau pengadaan


barang atau bangunan yang nilai manfaatnya lebih dari 12 (dua belas) bulan meliputi
kategori barang atau bangunan yang digunakan untuk kegiatan penyelenggaraan
kewenangan desa.
Belanja tak terduga adalah belanja yang belum tersedia anggarannya dan
dilakukan dalam keadaan darurat dan/atau keadaan luar biasa (KLB), dengan pengertian
keadaan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang dan/ atau mendesak,
contoh : bencana alam, bencana sosial dan kerusakan sarana dan prasarana serta
wabah. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa (KLB) ditetapkan dengan Keputusan
Bupati/Walikota.
Adapun asumsi Belanja Desa Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp.
1.600.000.000, (satu milyar empat ratus rupiah) yang terdiri dari :
Proyeksi Anggaran Belanja Desa
Tahun Anggaran 2020

Kode Uraian Jumlah keterangan


Rekening
2 BELANJA DESA
2.1 Penyelenggaraan Rp. 680.000.000 PAD
Pemerintah Desa ADD
HBP
2.2 Pelaksanaan Rp. 620.000.000 DD
Pembangunan Desa
2.3 Penberdayaan Rp. 135.000.000 DD
Masyarakat Desa
2.4 Pembinaan Rp. 115.000.000 DD
Kemasyarakatan Desa
2.5 Belanja Tak Terduga Rp. 50.000.000 DD

Jumlah belanja Rp. 1.600.000.000


Surplus/ (deficit) Rp. 50.000.000

1.3. Pembiayaan Desa

Pembiayaan Desa meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahuntahun anggaran yang bersangkutan. Pembiayaan desa terdiri atas
kelompok :
1. Penerimaan Pembiayaan, yang terdiri atas jenis :
Sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya
Pencairan dana cadangan
Hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan
2. Pengeluaran Pembiayaan, yang terdiri atas jenis :
Pembentukan dana cadangan
Penyertaan modal desa
Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk sisa lebih perhitungan anggaran
(SiLPA) adalah pelampuan penerimaan pendapatan terhadap belanja, penghematan
belanja, dan sisa dana kegiatan lanjutan. Kegunaan (SiLPA) ini dapat menutupi defisit
anggaran apabila realisasi pendapatan lebih kecil dari realisasi belanja, juga dapat untuk
mendanai pelaksanaan kegiatan lanjutan serta mendanai kewajiban lainnya yang sampai
dengan akhir tahun anggaran belum terselesaikan.

Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk pencairan dana cadangan adalah dana


yang bersumber dari penyisihan atas penerimaan desa, kecuali dari penerimaan yang
penggunaannya telah ditentukan secara khusus berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Dana cadangan tersebut masuk pada rekening tersendiri nantinya yang
ditetapkan dengan peraturan desa melalui rekening kas desa.

Penerimaan pembiayaan pada jenis/bentuk hasil penjualan kekayaan desa yang


terpisahkan adalah kekayaan desa yang dipisahkan yakni kekayaan milik desa baik
bergerak maupun tidak bergerak yang dikelola oleh BUMDesa. Hasil penjualannya
digunakan untuk menganggarkan hasil penjualan kekayaan desa yang dipisahkan.

Pengeluaran pembiayaan pada jenis/bentuk pembentukan dana cadangan


kegunaannya adalah untuk mendanai kegiatan yang penyediaan dananya tidak dapat
sekaligus/sepenuhnya dibebankan dalam satu tahun anggaran. Sumber pembentukan
dana cadangan berasal dari penyisihan atas penerimaan desa,
kecuali dari penerimaan yang penggunaannya telah ditentukan secara khusus
berdasarkan peraturan perundangundangan.
Pembentukan dana cadangan ditetapkan dengan pertauran desa, yang paling
sedikit memuat :
1. Penetapan tujuan pembentukan dana cadangan
2. Program dan kegiatan yang akan dibiayai
3. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan
4. Sumber dana cadangan
5. Tahun anggaran pelaksanaan
Dana cadangan ditempatkan pada rekening tersendiri dan penganggaran
dana cadangan tidak melebihi tahun akhir masa jabatan Kepala Desa.
Adapun asumsi Pembiyaan Desa Tahun Anggaran 2020 adalah sebesar Rp.
30.596.220, (tiga puluh juta lima ratus sembilan puluh enam ribu dua ratus dua puluh
rupiah) yang terdiri dari :

Proyeksi Anggaran Pembiayaan Desa


Tahun Anggaran 2020

Kode Uraian Jumlah Ket


rekening
3 Pembiyaan
3.1 Penerimaan Pembiayaan Rp. 0
3.2 Pengeluaran Pembiayaan Rp. 50.000.000

Jumlah Pembiayaan Rp. 50.000.000


BAB IV
RUMUSAN PRIORITAS MASALAH
DAN KEBIJAKAN PROGRAM PEMBANGUNAN DESA

4.1. Rumusan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah untuk mengetahui sejauh mana masalah itu penting
dan apakah masalah tersebut dapat teratasi. Dalam menentukan prioritas masalah
diperlukan sebuah metode pemecahan masalah. Penentuan prioitas masalah dapat di
lakukan dengan cara kuantitatif atau kualitatif berdasarkan data serta perhitungan
kemudahan dan kemampuan untuk dapat diselesaikan, keinginan masyarakat untuk
mengatasi masalah, berdasarkan situasi lingkungan sosial politik dan budaya yang ada di
masyarakat serta waktu dan dana yang diperlukan untuk mengatasi masalah.

Untuk itu, dalam menentukan prioritas masalah, digunakan metode Delbecq.


Dalam menentukan kriteria prosesnya diawali dengan pembentukan kelompok yang akan
mendiskusikan, merumuskan, dan menetapkan kriteria.
Sumber data dan informasi kebijakan program pembangunan desa tahun sebelumnya

yang diperlukan dalam penetapan prioritas program tahun depan berdasarkan :

Pengetahuan dan pengalaman masingmasing anggota kelompok. Saran


dan pendapat para narasumber.
Peraturan perundangundangan yang berkaitan.
Analisa situasi.
Sumber informasi atau referensi lainnya.

4.1.1. Identifikasi Masalah Pembangunan Tahun 2019


Beberapa rumusan identifikasi masalahmasalah pembangunan yang masih
menjadi kendala adalah sebagai berikut :
A. Bidang Pembangunan Wilayah Fisik (Infrastruktur)
1. Masih terbatasnya anggaran kegiatan bidang pembangunan desa, sehingga ada
beberapa sarana prasarana desa yang seharusnya memerlukan rehabilitasi atau
pemeliharaan di tahun 2019 belum bisa terlaksana.

2. Masih banyak infrastruktur yang belum memadai, terutama infrastruktur/Sarana

Prasarana Desa, ekonomi, pendidikan, kesehatan dan pemukiman.

3. Masih adanya masyarakat yang belum terpenuhi secara layak kebutuhan


dasarnya, terutama tempat tinggal/hunian/papan dan kesehatan.
4. Masih terbatas kesadaran dan peran serta warga/amasyarakat dalam menjaga

pngelolaan asetaset desa yang telah berada di wilayah lingkungan.

5. Belum terbentuk kesadaran masyarakat tentang pembenahan sarana prasarana


nantinya adalah bagian dari kebutuhan utama dan bagian kepemilikan bersama
masyarakat desa, misal ada beberapa lokasi pembangunan drainase jalan desa
tidak boleh bersinggungan atau masuk wilayah tanah hak milik.

6. Asetaset desa yang ada belum seluruhnya tersertifikasi.


7. Asetaset desa yang di hibahkan dan dilaksanakan oleh Dinas/SKPD terkait secara
kualitas kurang maksimal dikarenakan pelaksana pihak ketiga tidak maksimal
melaksanakan mutu pekerjaan sehingga banyak aset yang sebelum di pakai
sudah mengalami kerusakan ringan dan sedang serta berat.

8. Pembangunan berwawasan kawasan perdesaan belum optimal.

B. Bidang Ekonomi
1. Adanya keterbatasan dalam upaya mendorong pemberdayaan ekonomi
masyarakat.
2. Kesempatan kerja dan berusaha yang cukup sempit/belum memadai.
3. Terbatasnya kesempatan pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat, khususnya
bagi usia produktif dalam rangka meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan
kecakapan hidup.
4. Belum adanya persiapan yang konkrit tentang arah konsep BUMDesa yang telah
terbentuk, sehingga butuh bimbingan khusus dari supra desa dalam
pelaksaannya.
5. Terbatasnya informasi dan pengetahuan masyarakat dalam usaha kegiatan serta
menguatkan daya jual produknya di pasaran.
6. Keterbatasan modal dan manajemen bagi pelaku usaha kecil di masyarakat
dikarenakan pemerintah desa bisa bisa melakukan penganggaran modal pada
lembaga BUMDes.

C. Bidang Sosial Budaya

1. Terbatasnya upayaupaya masyarakat pada kebiatan pembinaan generasi muda


dan pengembangan keolahragaan, seni budaya, dan sosial.
2. Belum terwujudnya pola hidup bersih sehat masyarakat.
3. Belum tertatanya sanitasi lingkungan yang baik di masyarakat desa.
4. Semakin berkurangnya sumbersumber mata air untuk memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat.
5. Di Beberapa wilayah pemukiman penduduk rentan terjadi tanah longsor.
6. Masih terbatasnya upaya pengembangan seni dan budaya masyarakat.
7. Keterlibatan perempuan dalam pengambilan keputusan masih relatif rendah.

D. Bidang Pemerintahan
1. Masih relatif rendahnya kapasitas lembaga kemasyarakatan desa yang ada.
2. Pelayanan publik dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi yang
dilakukan Pemerintah Desa belum optimal. Teknologi informasi dan komunikasi
juga belum dimanfaatkan secara baik untuk melakukan tata kelola desa secara
umum.
3. Belum maksimalnya kegiatan pemerintahan desa, dikarenakan aparatur desa
masih belum tertata dalam tugas, wewenang dan tanggungjawabnya, sehingga
pelaku pelaksana kegiatan masih belum berjalan baik dan aktif.
4. Struktur dan tata organisasi Pemerintah Desa saat ini belum maksimal
dikarenakan masingmasing perangkat desa masih mengerjakan tugas tugas
perbantuan dari seksi/urusan kegiatan yang bukan tupoksinya.

4.2. Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Desa


Program dan kegiatan pembangunan Desa Amertha Buana pada prinsipnya
terbagi ke dalam tiga bidang kegiatan utama, yaitu bidang prasarana pengembangan
wilayah, bidang ekonomi, serta bidang pemerintahan dan kesejahteraan sosial. Kegiatan
yang dilakukan di masingmasing bidang adalah kegiatan prioritas yang mengacu pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa Amertha Buana (RPJMDes Wlahar
Wretan) Tahun 2019–2020.
Adapun Program Pembangunan Desa Amertha Buana Tahun 2020 sebagai
penjabaran visi dan misi, yaitu:
1. Menciptakan pemerintahan yang profesional untuk mencapai pelayanan
yang prima.
Program Perencanaan Pembangunan Desa;
Program Pengembangan data Profil Desa berbasis Teknologi Informasi;

Program Peningkatan Pelayanan Administrasi Kependudukan dan


Catatan Sipil;
Program Peningkatan Sumber Daya Aparatur Pemerintah Desa;
Pelayanan Administrasi Pertanahan dan PBB;
Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kerja.

2. Mengembangkan potensi masyarakat untuk mengembangkan kreativitas dan


bakatnya dalam meningkatkan kualitas hidup dan Pemenuhan
Kebutuhan Dasar.
Pengelolaan dan Pembinaan PAUD dan TK serta Sarana Pendidikan
Lainnya;
Pengelolaan dan Pembinaan Posyandu;
Pengembangan Pos Kesehatan dan Polindes;
Program Pengembangan Budaya Baca dan Perpustakaan;
Program Upaya Kesehatan Masyarakat;
Program Perbaikan gizi;
Program Pengembangan Lingkungan yang Sehat;
Program Perbaikan Sarana Prasarana PKD;
Program Kesehatan Ibu, Bayi dan Anak melalui Posyandu;
Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia;
Program Peningkatan Keselamatan Ibu melahirkan dan Anak.
3. Mengembangkan potensi masyarakat melalui potensi produk unggulan. Program
peningkatan Ketahanan pangan;
Program Pedirian dan Pengembangan BUM Desa
Program pengembangan Potensi Ekonomi Lokal
Program Pengembangan SDM Pertanian dan Kelembagan;
Program Pengembangan Industri Rumah Tangga;
Program Peningkatan, Pemasaran hasil Industri Rumah Tangga yang
berbasis pertanian;
Program Peningkatan Hasil Pertanian/Perkebunan/Peternakan
berbasis teknologi tepat guna.
Program pembangunan dan pengelolaan energi Mandiri;

4. Meningkatan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pembangunan


Infrastruktur/ sarana dan Prasarana Desa.
Program Pembangunan Jalan Desa, Jalan Usaha Tani, dan Jembatan; Program
Pembangunan Saluran Drainase/Goronggorong;
Program Pembangunan Talud/Bronjong;
Program Penyediaan Sarana Air Bersih berskala Desa;
Program Penyediaan sanitasi lingkungan;
Program Penyediaan Sarana dan Prasarana Produksi di Desa;
Program Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah;
Program pengelolaan asetaset/infrastruktur pertanian;
Program pembangunan irigasi tersier dan saluran budidaya perikanan; Program
Infrastruktur Perdesaan;

Program Pembangunan energi barudan terbarukan

5. Menjaga kelestarian adat istiadat dan menumbuh kembangkan keseimbangan


pembangunan budaya pedesaan yang berlandaskan
keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Program Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat;
Program Penataan, Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan
pemanfaatan Tanah Desa;
Program Keluarga Berencana;
Program Peningkatan Peran serta Kepemudaan;
Program Peningkatan Sarana Prasarana Olahraga;
Program Pengelolaan Keragaman Seni budaya;
Program Pemberdayaan Masyarakat untuk menjaga Keamanan dan
Ketertiban;
6. Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Lingkungan secara berkelanjutan:
Program Pengelolaa Sampah terpadu;
Program Pengelolaan hutan milik desa

4.3. Rencana Program dan Kegiatan Pembangunan Desa


Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu atau lebih kegiatan yang
dilaksanakan oleh suatu organisasi sebagai upaya untuk mengimplementasikan strategi
dan kebijakan serta dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran suatu organisasi.

Pemerintah Desa Amertha Buana, sebagaimana dalam dokumen RPJMDes 2019-


2020, menetapkan beberapa kebijakan umum yang dijabarkan pada dalam program
pembangunan desa yang harus dilaksanakan yaitu:
1. Kebijakan umum peningkatan ketersediaan, akses, kualitas hidup Masyarakat
Desa, melalui Program Peningkatan Sarana Prasarana Infrastruktur Desa, dengan
indikator kinerja program adalah (1) Meningkatkan Dana Pembangunan dan
Kegiatan Pemberdayaan serta pembinaan Kelelmbagaan pada tahun 2020; (2)
Terbentuknya lembaga lembaga/unitunit usaha yang mengelola dan menguatkan
organisasi BUMDesa (1 lembaga tahun 2020); (3) Meningkatnya peran aktif
masyarakat desa dalam pelaksanaan pembangunan desa; dan (4) Tertanganinya
daerah rawan pangan dan rawan bencana; serta (4) Cakupan layanan/bimbingan
dan sarana penunjang kegiatan dari Pemerintah Kabupaten kepada Desa Amertha
Buana sebagai sentra produksi (70% tahun 2020).

2. Kebijakan umum meningkatkan dan mengembangkan kualitas setiap unit kerja


dalam pelayanan publik untuk mewujudkan clean government and good
government, melalui 3 (tiga) program, yaitu : (1) Program Peningkatan Kualitas Tata
Kelola Pemerintahan Desa, dengan indikator kinerja program adalah : a) rasio
ketersediaan dokumen perencanaan, evaluasi dan pelaporan (100%), dan b) rasio
ketersediaan dokumen penatausahaan, pengendalian dan evaluasi laporan
keuangan. (2) Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas
Aparatur, dengan indikator kinerja program adalah a) rasio penyediaan barang dan
jasa administrasi perkantoran serta pelayanan tatausaha kerumahtanggaan, b)
rasio penyelenggaraan rapat koordinasi dan konsultasi di dalam dan ke luar desa,
c) rasio pembangunan, pengadaan, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana dan
sarana aparatur, dan 4) rasio pembinaan dan peningkatan pelayanan, tata usaha
dan administrasi kepegawaian.

3. Kebijakan umum meningkatkan kualitas data dan informasi pendukung


perencanaan desa dan penyelenggaraan pemerintahan, melalui 1 (satu) program
yaitu Program Penyediaan Data Pembangunan Desa, dengan indikator kinerja
program adalah ketersediaan data dan informasi pembangunan.

Kegiatan adalah bagian dari program, dan terdiri dari sekumpulan tindakan
pengerahan sumberdaya, baik yang berupa personil (SDM), barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis
sumberdaya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa.
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mengimplementasikan program
pembangunan desa adalah :
1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Desa, pencapaian indikator program
akan dilaksanakan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Pembangunan/rehabilitasi
infrastruktur Jalan Desa dan Jalan Usaha Tani;
(2) Kegiatan pembenahan sarana prasarana pendidikan, pembangunan gedung
TK, (3) Pembinaan dan pengembangan bidang pendidikan anak usia dini (4)
Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan Kapasitas Kelembagaan
Kelompok Tani/Gapoktan dari Penyuluhan Pertanian,

Perikanan, dan Kehutanan; (5) Kegiatan Fasilitasi Pembinaan dan Pengembangan


Kapasitas Sumberdaya dan Program Penyuluhan peningkatan usaha/ekonomi
produktif pada masyarakat.

2. Program Peningkatan Kualitas Tata Kelola Pemerintahan Desa, pencapaian


indikator program di arahkan melalui kegiatan : (1) Kegiatan Penyusunan Laporan
Kinerja Keuangan dan Aset Pemerintah Desa; dan (2) Kegiatan Perencanaan,
Evaluasi dan Pelaporan.

3. Program Peningkatan Sarana, Prasarana Perkantoran dan Kapasitas Aparatur,


pencapaian indikator program di arahkan melalui kegiatan antara lain : (1) Kegiatan
Penyediaan Barang dan Jasa Perkantoran; (2) Kegiatan Rapatrapat Koordinasi dan
Konsultasi ke Dalam dan Luar Daerah; (3) Kegiatan Penyediaan dan Pemeliharaan
Sarana dan Prasarana Perkantoran; dan (4) Kegiatan Peningkatan Capacity
Building Aparatur Pemerintah Desa dan Pencitraan Kelembagaan Masyarakat
Desa.

4. Program Penyediaan Data Pembangunan Desa, pencapaian indikator program di


arahkan melalui Kegiatan Pengelolaan dan Penyediaan Data dan Informasi
Pembangunan Desa.

4.3.1. Prioritas Program, Kegiatan dan Anggaran Desa Yang Dikelola Dalam Skala
APBDesa di Tahun 2020
A. Bidang Infrastruktur
1. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Jalan Poros dan Jembatan
Desa
2. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Jalan Usaha Tani
3. Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan Antar
Desa Amertha Buana – Desa Pekaja
4. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Prasarana Air Bersih Dusun I
dan II
5. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Jaringan/Saluran Irigasi
Sekunder
6. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan Drainase dan Talud Jalan
Desa
7. Pembangunan Gedung TK dan PKD
8. Pengembangan dan Pemeliharaan Gedung PAUD
9. Pengembangan dan Pemeliharaan Embung Desa
10. Pembangunan Balai Latihan Ketrampilan Bersama

11. Pembangunan Gedung Serbaguna dan Kesenian


12. Pembangunan, Pengembangan dan Pemeliharaan/Rehabilitasi Lapangan Bola

B. Bidang Ekonomi
1. Penguatan Modal bagi BUMDes Karya Kusuma Mandiri
2. Pelatihan Budidaya Ternak Domba/Kambing
3. Pelatihan Kewirausahaan bagi Kelompok Usia Produktif
4. Pengembangan Budidaya Ternak Domba/Kambing
5. Pengembangan Budidaya Ternak Sapi
6. Pengembangan Budidaya Ikan Air Tawar
7. Pengembangan Manajemen Produk bagi Kelompok Usaha Bersama
(KUB)/Pelaku Usaha Menengah dan Kecil
8. Pengembangan Usaha Ekonomi Masyarakat Dalam Pengembangan wirausaha,
Peningkatan Pendapatan, serta Perluasan Skala Ekonomi Individu Warga atau
Kelompok Masyarakat dan Desa
9. Pelatihan Pengelola BUMDes dan Pengembangan bisnis dan pemetaan
kelayakan BUM Desa dan BUM Antar Desa
10. Pembangunan dan pengelolaan Lumbung pangan
11. Pelatihan Budidaya Tanaman Obat Tradisional
12. Pengembangan benih lokal
13. Pengembangan dan pengelolaan keramba jaring apung
14. Pembuatan Pupuk dan pakan organik
15. Pelatihan Pengolahan Makanan dari Sumbersumber Potensi Lokal
16. Pemberian Bantuan Peralatan Usaha bagi Kelompok Usaha Kecil/Kelompok
PNPM/PKH/UKM
17. Pelatihan Pengolahan Sampah Rumah Tangga bagi Perempuan
18. Pelatihan Kewirausahaan Desa untuk Pemuda.
19. Pelatihan Budidaya Jamur Tiram
20. Pelatihan Budidaya Ikan Air Tawar
21. Pelatihan Pengolahan Limbah Industri Usaha Pengelolaan Tepung Tapioka
22. Pengembangan Teknologi Tepat Guna pengolahan hasil pertanian dan perikanan.

23. Penguatan Modal UP2K


24. Pelatihan Pengelolaan Administrasi Keuangan bagi Kelompok Simpan Pinjam
Perempuan/Masyarakat
25. Pelatihan Pemanfaatan Multimedia untuk Pemasaran Produkproduk Desa

26. Pelatihan Manajemen Usaha Tani


27. Pelatihan membuat barangbarang kerajinan berbahan baku lokal (sabut kelapa,

tempurung kelapa, topeng/ukiran kayu, anyaman bambu/daun dll)

28. Pengembangan keterampilan penduduk di bidang kerajinan tangannya guna


Meningkatkan nilai tambah komiditas ekonomi lokal.
29. Woskhop Business Plan
30. Investasi usaha ekonomi melalui kerjasama BUM Desa
31. Bazar produk kerajinan/produk tangan/produk industri rumah tangga
32. Pelatihan manajemen usaha untuk BUMDesa dan usaha ekonomi rumahan (home
industry)

C. Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Sosial


1. Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
2. Pembangunan Kantor Desa
3. Pengembangan dan Peningkatan Sarana Prasarana Kantor Desa
4. Pengembangan dan Peningkatan Sarana Prasarana Perpustakaan Desa
5. Pengembangan dan Peningkatan Sarana Prasarana LKMD/LPMD
6. Pensertifikatan Tanah Kas Desa
7. Rehabilitasi AlatAlat Kesenian Gamelan
8. Pelatihan Pengelolaan Informasi Desa Berbasis TIK
9. Penguatan Kelembagaan Masyarakat Desa
10. Pelatihan Administrasi bagi Pengurus Lembaga Kemasyarakatan
11. Pengelolaan Sampah Berbasis Masyarakat
12. Pelatihan Kader Pembangunan Desa
13. Pelatihan Penyusunan Peraturan Desa
14. Pembangunan/Pemeliharaan dan Rehabilitasi Gedung/Balai Poskesdes/Polindes

15. Pembangunan Gedung TK Pertiwi Amertha Buana


16. Pengadaan Penunjang Alat Kesehatan untuk Poskesdes/Polindes
17. Pembangunan Gedung Posyandu Amertha Buana
18. Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni
19. Program Revitalisasi Sumbersumber Mata Air
20. Pembangunan Tempat Sanggar Seni Budaya (Kelompok Seni)
4.3.2. Prioritas Program, Kegiatan dan Anggaran Desa Yang Dikelola Melalui
Kerjasama Antar Desa dan Pihak Ketiga
1. Penyelenggaraan kegiatan Pemeliharaan Saluran Irigasi Primer yang dikelola 4
(empat) desa.
2. Pengembangan dan Peningkatan kegiatan pengguna air/P3A sebagai pengelola

aset pertanian dan pembentukan dana cadangan kebutuhan air irigasi pertanian.

3. Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Peningkatan Jalan Antar Desa

bekerjasama dengan Pemerintah Desa Amertha Buana – Desa Amertha Sari.

4. Pembangunan, Pengembangan, Pemeliharaan dan Peningkatan Kerjasama


penguatan BUMDes dengan bekerjasama dalam penguatan dan manajemen
produk desa dalam 1 wilayah kecamatan dalam lingkup Badan Kerjasama Antar
Desa (BKAD).

4.3.3. Rencana Program, Kegiatan dan Anggaran Desa Yang Dikelola Oleh Desa
Sebagai Kewenangan Penugasan Dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten
1. Pengelolaaan Saluran Irigasi Primer milik Pemprov Sulawesi Utara dalam
kegiatan pendanaan bersama untuk pembelian bahan bakar kebutuhan
pompanisasi banjaran.

4.3.4. Pelaksana Kegiatan Desa Yang Terdiri Atas Unsur Perangkat Desa dan/atau
Unsur Masyarakat Desa
Kepala Desa mengokordinasikan kegiatan pembangunan Desa yang dilaksanakan
oleh perangkat Desa dan/atau unsur masyarakat Desa. Pelaksanaan kegiatan
pembangunan Desa meliputi : pembangunan Desa berskala lokal Desa; dan
pembangunan sektoral dan daerah yang masuk ke Desa.

Pelaksanaan pembangunan Desa yang berskala lokal dikelola melalui swakelola


Desa, kerjasama antar Desa dan/atau kerjasama Desa dengan pihak ketiga. Kepala Desa
mengkoordinasikan persiapan dan pelaksanaan pembangunan Desa terhitung sejak
ditetapkan APB Desa.
Pembangunan Desa yang bersumber dari program sektoral dan/atau program
daerah, dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dari Pemerintah, Pemerintah Daerah
Provinsi, atau Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota. Dalam hal ketentuan menyatakan
pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah diintegrasikan ke dalam
pembangunan Desa, program sektor dan/atau program daerah di Desa dicatat dalam APB
Desa.
Dalam hal ketentuan menyatakan pelaksanaan program sektor dan/atau program
daerah didelegasikan kepada Desa, maka Desa mempunyai kewenangan untuk
mengurus. Pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah dibahas dan disepakati
dalam musyawarah Desa yang diselenggarakan oleh BPD.

Dalam hal pembahasan dalam musyawarah Desa tidak menyepakati teknis


pelaksanaan program sektor dan/atau program daerah, Kepala Desa dapat mengajukan
keberatan atas bagian dari teknis pelaksanaan yang tidak disepakati, disertai dasar
pertimbangan keberatan dimaksud kepada Bupati/Walikota.

Kepala Desa mengokordinasikan pelaksanaan program sektor dan/atau program


daerah yang didelegasikan pelaksanaannya kepada Desa. Pelaksanaan program sektor
dan/ atau program daerah dilakukan oleh perangkat desa dan/ atau unsur masyarakat
Desa sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
1. Tahapan Persiapan
Tahapan persiapan meliputi:
a. Penetapan pelaksana kegiatan;
b. Penyusunan rencana kerja;
c. Sosialisasi kegiatan;
d. Pembekalan pelaksana kegiatan;
e. Penyiapan dokumen administrasi;
f. Pengadaan tenaga kerja; dan
g. Pengadaan bahan/material.
2. Penetapan Pelaksana Kegiatan
Kepala Desa memeriksa daftar calon pelaksana kegiatan yang tercantum dalam
dokumen RKP Desa yang ditetapkan dalam APB Desa, dan menetapkan pelaksana
kegiatan dengan keputusan Kepala Desa. Dalam hal pelaksana kegiatan
mengundurkan diri, pindah domisili keluar Desa, dan/ atau dikenai sanksi pidana
Kepala Desa dapat mengubah pelaksana kegiatan. Pelaksana kegiatan bertugas
membantu Kepala Desa dalam tahapan persiapan dan tahapan pelaksanaan kegiatan.
3. Penyusunan Rencana Kerja
Pelaksana kegiatan menyusun rencana kerja bersama Kepala Desa, yang
memuat antara lain :
a. Uraian kegiatan;
b. Biaya;
c. Waktu pelaksanaan;
d. Lokasi;
e. Kelompok sasaran;
f. Tenaga kerja; dan
g. Daftar pelaksana kegiatan.
Rencana kerja dituangkan dalam format rencana kerja untuk ditetapkan dengan
keputusan kepala Desa.
BAB VII
PENUTUP

Keberhasilan pelaksanaan pembangunan di tingkat desa pada dasarnya ditentukan


oleh sejauh mana komitmen dan konsistensi pemerintahan dan masyarakat desa saling
bekerjasama membangun desa. Keberhasilan pembangunan yang dilakukan secara
partisipatif mulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai pada monitoring evaluasi akan
lebih menjamin keberlangsungan pembangunan di desa. Sebaliknya permasalahan dan
ketidakpercayaan satu sama lain akan mudah muncul manakala seluruh komunikasi dan
ruang informasi bagi masyarakat tidak memadahi.

Proses penyusunan RKP Desa yang benarbenar partisipatif dan berorientasi pada
kebutuhan riil masyarakat akan mendorong percepatan pembangunan sekala desa
menuju kemandirian desa.

Ditetapkan di : Amertha Buana


Pada tanggal : 22 September 2019

KEPALA DESA AMERTHA BUANA

I DEWA MADE WIRATMA


DOKUMEN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DESA
(RKPDess)
TAHUN 2020

DESA AMERTHA BUANA


KECAMATAN DUMOGA TIMUR
KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SULAWESI UTARA

42

Anda mungkin juga menyukai