Anda di halaman 1dari 2

Jelang Munas Golkar yang salah satu agendanya pemilihan Ketum membuat

kondisi internal partai memanas. Dua kubu yang terlibat 'perang dingin',
Airlangga Hartarto yang masih menjabat Ketum Golkar dan juga Menteri
Koordinator bidang Perekonomian dengan Bambang Soesatyo atau Bamsoet,
Ketua MPR.

Pengamat ekonomi dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin


Daeng menyarankan Airlangga untuk fokus membenahi kondisi perekonomian
Indonesia, terlepas dia mencalonkan diri maju sebagai ketum Golkar periode ke
dua. Sebab, masalah perekonomian yang dihadapi Indonesia masih membutuhkan
perhatian besar.

Baca Juga

 Airlangga Diminta Dapat Izin Tertulis Jokowi Sebelum Maju Jadi


Caketum Golkar

"Kalau soal Menko Perekonomian, mestinya fokus, dikarenakan terlalu banyak


masalah ekonomi yang dihadapi pemerintah saat ini," ujar Salamuddin saat
dihubungi, Jumat (29/11).

Salamuddin mengingatkan Presiden Jokowi berharap Indonesia mampu hadapi


tantangan ekonomi global. Apalagi, lanjut dia, Menko Perekonomian memiliki
peran sentral dalam menjalankan roda perekonomian. Bila lengah, menurut dia,
Indonesia bisa gagal hadapi krisis ekonomi global.

"Menteri Airlangga dituntut fokus pada tugas yang dibebankan negara kepadanya
untuk dapat menuntaskan berbagai masalah ekonomi yang dihadapi Indonesia,
seperti impor besar, contohnya cangkul hingga pertanian yang kurang bergairah,"
katanya.

2 dari 3 halaman

Banyak Masalah Ekonomi Indonesia


Dia mencatat, ada tiga faktor utama terjadinya masalah ekonomi di Indonesia.
Pertama, impor yang besar-besaran. Kedua, Indonesia terlalu bergantung dari
utang luar negeri. Ketiga, ada penyebab secara politik.

Salamudin menilai pengambil kebijakan ekonomi bekerja dalam sistem yang


buruk. Akibatnya, mereka gagal dalam menjalankan roda perekonomian dengan
baik.

"Banyak elemen Pemerintahan dan DPR ditenggarai dikendalikan oleh para


importir. Pengambil keputusan dalam pemerintahan semakin tergantung pada
utang, sehingga kebijakan pun dibuat untuk menghasilkan keuntungan sebesar
besarnya bagi para rentenir pemberi utang," katanya.

Anda mungkin juga menyukai