Anda di halaman 1dari 10

BISNIS INTERNASIONAL

Filed under: Dasar Pemasaran — 1 Comment


December 18, 2010

Rate This

BISNIS INTERNASIONAL adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas


negara. Definisi ini tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di
luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi,
pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar dan
komunikasi massa.

hampir semua perusahaan, besar atau kecil, akan terpengaruh oleh kegiatan dan kompetisi
global, karena sebagian besar menjual keluar dan/atau investor yang aman dari luar negeri
dan/atau bersaing dengan produk dan layanan yang berasal dari luar negeri.

Beberapa perusahaan yang terlibat dalam beberapa bentuk bisnis internasional melakukan
kegiatan ekspor dan impor dalam transaksinya.

1. Hakikat bisnis internasional

Bisnis internasional merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan melewati batas – batas suatu
Negara. Transaksi bisnis seperti ini merupakan transaksi bisnis internasional yang sering
disebut sebagai Bisnis Internasional (International Trade) ada juga yang menybutnya sebagai
Pemasaran Internasional atau International Marketing.

Hambatan dalam melaksanakan perdagangan internasional

- Perbedaan sosial dan budaya antar negara

- Perbedaan ekonomi

- Perbedaan hukum dan politik

Karena bisnis ini di jalankan secara international, jadi kita pasti akan mengenal Perusahaan
Multinasional. Perusahaan multinasional adalah perusahaan yang merancang, memproduksi,
dan memasarkan produk-produk di banyak negara, contoh : ExxonMobil, Nestle, IBM, Ford
dll. Produk dari perusahaan multinasional lebih menguasai pasar, karena produk mereka
mempengaruhi kehidupan ratusan juta konsumen, pesaing, investor, dan bahkan para
pemrotes.
a. Perdagangan Interasional

Perdagangan Internasional adalah perdagangan yang dilakukan lintas negara. Negara


memproduksi sebagian kebutuhannya sendiri dan mengekspor kelebihannya, kemudian
mengimpor apa yang tidak diproduksinya.

Alasan negara melakukan perdagangan internasional didasari oleh teori Keuntungan


Komparatif (comparative advantage), yang akan dijelaskan lebih lanjut di bagian bawah.
Namun secara sederhana, adanya perdagangan akan menciptakan spesialisasi, yaitu setiap
negara dapat menspesialisasikan pada barang dan jasa tertentu. Spesialisasi akan
meningkatkan produktivitas, yang dalam jangka panjang akan meningkatkan standar hidup
semua negara yang terlibat didalamnya. Perdagangan internasional merupakan jalan untuk
menuju kemakmuran negara-negara.

Sumber-sumber Perdagangan Internasional

Ada beberapa hal yang menyebabkan terjadinya perdagangan internasional :

Keragaman/diversitas sumber daya alam. Ini berhubungan erat dengan factor endowment,
yaitu apa yang telah dimiliki secara alamiah oleh sebuah negara. Negara-negara misalnya
dapat kaya akan minyak, hasil laut, memiliki hutan yang luas, dikelilingi oleh laut, dls. Ini
merupakan contoh factor endowment yang dimiliki negara-negara. Negara kemudian
memanfaatkan dengan menspesialisasikan pada factor endowment yang dimilikinya.
Misalnya, negara yang kaya minyak dan bahan tambang lainnya dapat menspesialisasikan
pada produksi minyak dan hasil tambang untuk kemudian di ekspor dan ditukar (mengimpor)
dengan apa yang tidak diproduksinya, negara yang dikelilingi lautan dapat menjadikannya
sebagai pusat pelabuhan dan transit bagi kapal-kapal perdagangan dunia, dls.

1. Perbedaan selera (preferensi).

Misalnya negara A mampu memproduksi daging sapi dalam nilai yang sama dengan negara
B menghasilkan ikan, namun penduduk negara A lebih senang mengkonsumsi ikan dan
penduduk negara B lebih senang mengkonsumsi daging sapi. Ini mendorong terjadinya
perdagangan internasional antar kedua negara.

2. Perbedaan biaya.

Ini berkaitan erat dengan biaya produksi. Jika negara-negara melakukan spesialisasi, maka
skala ekonomis akan tercapai dan biaya produksi per unit akan semakin murah. Produksi
barang/jasa tertentu cenderung difokuskan pada negara tertentu, yang memiliki spesialisasi
untuk barang/jasa tersebut. Misalnya saja, produksi software cenderung dilakukan di
Amerika, produksi fashion kelas dunia di Perancis (kalau yang ini mungkin bukan karena
biaya produksi, tapi keunggulan lokasi yang memberi “brand dan kualitas’ tertentu bagi hasil
produksi), produksi sparepart mobil banyak dilakukan di Brazil, dan masih banyak contoh
lainnya. Selain itu, perbedaan biaya tentunya juga ditentukan oleh harga bahan baku, tenaga
kerja, biaya transportasi, dan lainnya.
b. Pemasaran Internasional

Pemasaran internasional adalah kinerja dari aktivitas-aktivitas bisnis yang dirancang untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mengarahkan barang dan jasa
perusahaan kepada pelanggan di lebih dari satu negara untuk mendapatkan keuntungan.

Kunci pemasaran internasional yang berhasil adalah adaptasi pada perbedaan-perbedaan


lingkungan dari satu pasar ke yang lainnya.

Tugas pemasaran internasional :

 Perusahaan yang akan melakukan pemasaran internasional harus melaksanakan tiga


penanganan lingkungan berbeda yang simultan.
 Sebagian lingkungan dapat dikontrol oleh perusahaan, namun sebagian lainnya hanya
sedikit saja yang bisa dikontrol.
 Lingkungan tersebut terdiri dari lingkungan perusahaan, lingkungan domestic, dan
lingkungan asing.

Factor keputusan pemasaran

Factor-faktor ini berada pada lingkungan perusahaan dimana pemasar dapat


mengendalikannya.

Factor-faktor tersebut adalah :

 Price
 Promotion
 Product
 Place (channels of distribution)

2. Alasan melaksanakan bisnis internasional

Alasan suatu negara melaksanakan bisnis internasional karena sebenarnya tidak ada satu
Negara pun didunia yang dapat mencukupi seluruh kebutuhan negerinya dari barang-barang
atau produk yang dihasilkan oleh Negara itu sendiri. Tidak ada suatu Negara pun yang dapat
memenuhi 100% swasembada. Hal ini disebabkan karena terjadinya penyebaran yang tidak
merata dari sumber daya baik dari sumber daya alam modal maupun sumber daya manusia.

a. Konsep keunggulan absolute

Teori Keunggulan Absolut ( Adam Smith ) Bahwa setiap negara akan memperoleh manfaat
perdagangan internasional karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak, serta mengimpor barang jika negara
tersebut memiliki ketidakunggulan mutlak.

Teori absolute advantage ini didasarkan kepada beberapa asumsi pokok antara lain:

a. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja saja.

b. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.

c. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.

d. Biaya transpor ditiadakan.

b. Konsep keunggulan komparatif

Nama untuk kemampuan satu bisnis entitas untuk terlibat dalam produksi dengan lebih
rendah biaya kesempatan dari entitas lain. Perbandingan keuntungan, daripada keuntungan
absolut , berguna dalam menentukan apa yang harus diproduksi dan apa yang harus diperoleh
meskipun perdagangan .

c. Potensi pasar internasional

Potensi pasar ditentukan oleh tiga faktor yaitu struktur penduduk, daya beli serta pola
konsumsi masyarakat. Dalam hal pasar Internasional inipun potensi pasar Internasional juga
ditentukan oleh ketiga faktor tersebut hanya saja dalam hal ini diberlakukan untuk negara
lain.

3. Tahap-tahap dalam memasuki bisnis internasional

1. Ekspor Insidentil

2. Ekspor Aktif

3. Penjualan Lisensi

4. Franchising

5. Pemasaran di Luar Negeri

6. Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri

EKSPOR INSIDENTIL (INCIDENT At EXPORT)


Dalam rangka untuk masuk ke dalam dunia bisnis Internasional suatu perusahaan pada
umumnya dimulai dari suatu keterlibatan yang paling awal yaitu dengan melakukan ekspor
insidentil. Dalam tahap awal ini pada umumnya terjadi pada saat adanya kedatangan orang
asing di negeri kita kemudian dia membeli barang-barang dan kemudian kita harus
mengirimkannya ke negeri asing itu.

EKSPOR AKTIF (ACTIVE EXPORT)

Tahap terdahulu itu kemudian dapat berkembang terus dan kemudian terjalinlah hubungan
bisnis yang rutin dan kontinyu dan bahkan transaksi tersebut makin lama akan semakin aktif.
Keaktifan hubungan transaksi bisnis tersebut ditandai pada umumnya dengan semakin
berkembangnya jumlah maupun jenis komoditi perdagangan Internasional tersebut. Dalam
tahap aktif ini perusahaan negeri sendiri mulai aktif untuk melaksanakan manajemen atas
transaksi itu. Tidak seperti tahap awal di mana pengusaha hanya bertindak pasif. Oleh karena
itu dalam tahap ini sering pula disebut sebagai tahap “ekspor aktif”, sedangkan tahap pertama
tadi disebut tahap pembelian atau “Purchasing”.

PENJUALAN LISENSI (LICENSING)

Tahap berikutnya adalah tahap penjualan Iisensi. Dalam tahap ini Negara pendatang menjual
lisensi atau merek dari produknya kepada negara penerima. Dalam tahap yang dijual adalah
hanya merek atau lisensinya saja, sehingga negara penerima dapat melakukan manajemen
yang cukup luas terhadap pemasaran maupun proses produksinya termasuk bahan baku serta
peralatannya. Untuk keperluan pemakaian lisensi tersebut maka perusahaan dan negara
penerima harus membayar fee atas lisensi itu kepada perusahaan asing tersebut.

FRANCHISING

Tahap berikutnya merupakan tahap yang lebih aktif lagi yaitu perusahaan di suatu negara
menjual tidak hanya lisensi atau merek dagangnya saja akan tetapi lengkap dengan segala
atributnya termasuk peralatan, proses produksi, resep-resep campuran proses produksinya,
pengendalian mutunya, pengawasan mutu bahan baku maupun barang jadinya, serta bentuk
pelayanannya. Cara ini sering dikenal sebagai bentuk “Franchising”. Dalam hal bentuk
Franchise ini maka perusahaan yang menerima disebut sebagai “Franchisee” sedangkan
perusahaan pemberi disebut sebagai “Franchisor”. Bentuk ini pada umumnya berhasil bagi
jenis usaha tertentu misalnya makanan, restoran, supermarket, fitness centre dan sebagainya.

Beberapa contoh kongkrit dari bentuk ini adalah KFC (Kentucky Fried Chiken), Mc Donalds,
California Fried Chiken dan sebagainya. Bentuk ini pada saat ini berkembang tidak saja
antarnegara akan tetapi saat ini juga terdapat bentuk-bentuk franchise yang terjadi di dalam
suatu negara itu sendiri.

Sebagai contoh untuk Indonesia adaIah Es Teler 77, Ayam Goreng NY. Suharti, Hero
Supermarket dan lain sebagainya. Bentuk Franchise yang pada saat ini populer di negeri kita
dan juga di negara lain dan banyak dilaksanakan di dalam negeri sendiri antar perusahaan
domestik ini memiliki beberapa kebaikan yang antara lain :

a. Manajemen sistem yang sudah teruji.

b. Memiliki nama yang sudah terkenal.

c. Performance record yang sudah mapan untuk alat penilaian.

Sebaliknya bentuk ini juga memiliki kejelekan yaitu :

a. Biaya tinggi untuk menrlapatkan Franchise

b. Keputusan bisnis akan dibatasi oleh Francilisor

c. Sangat dipengaruhi oleh kegagalan dari bentuk Franchise lain. Apabila terdapat kegagalan
yang satu akan timbul anggapan bahwa bentuk franchise yang lain pun jelek juga.

PEMASARAN DI LUAR NEGERI

Tahap berikutnya adalah bentuk Pemasaran di Luar negeri. Bentuk ini akan memerlukan
intensitas manajemen serta keterlibatan yang lebih tinggi karena perusahaan pendatang (Host
Country) haruslah betul-betul secara aktif dan mandiri untuk melakukan manajemen
pemasaran bagi produknya itu di negeri asing (Home Country). Lain dengan tahap-tahap
sebelumnya maka manajemen pemasaran masih tetap berada dalam tanggung jawab dari
perusahaan di negara penerima. Dalam hal itu maka perusahaan itu akan mengetahui lebih
pasti tentang perilaku konsumennya yang tidak lain dan tidak asing baginya karena mereka
adalah juga orang-orang setempat atau penduduk setempat pula. Lain halnya dalam tahap ini
maka pengusaha pendatang yang nota bene adalah orang asing harus mampu untuk
mengetahui perilaku serta kebiasaan yang ada di negeri penerima itu sehingga dapat
dilakukan program-program pemasaran yang efektif. Tahap ini sering pula disebut sebagai
tahap “Pemasaran Aktif” atau “Active Marketing”.

PRODUKSI DAN PEMASARAN DI LUAR NEGERI (Total International Business)

Tahap yang terakhir adalah tahap yang paling intensif dalam melibatkan diri pada bisnis
internasional yaitu tahap “Produksi dan Pemasaran di Luar Negeri”. Tahap ini juga disebut
sebagai “Total International Business”. Bentuk inilah yang menimbulkan MNC (Multy
National Corporation) yaitu Perusahaan Multi Nasional. Dalam tahap ini perusahaan asing
datang dan mendirikan perusahaan di negeri asing itu lengkap dengan segala modalnya, Ialu
melakukan proses produksi di negeri itu, kemudian menjuaI hasil produksinya itu di negeri
itu juga dan bahkan mungkin lalu dijualnya ke negara asing lagi sebagai ekspor dari negeri
penerima tersebut. Bentuk ini memiliki unsur positif bagi negara yang sedang berkembang
karena dalam bentuk ini negara penerima tidak perlu menyediakan modal yang sangat banyak
untuk mendirikan pabrik tersebut yang pada umumnya negara berkembang masih miskin
dana untuk pembangunan bangsanya.
Suatu negara yang ingin melindungi salah satu cabang industrinya di dalam negeri akan
selalu mengenakan tarif bea masuk yang tinggi terhadap masuknya barang-barang hasil
industri yang bersangkutan dari negara asing ke negerinya itu. Hal ini wajar karena apabila
tidak maka impor barang hasil industri dari negara asing itu akan menyaingi dan kemudian
mematikan cabang industri tersebut di dalam negerinya sendiri. Tarif bea masuk tersebut
akan diberlakukan sedemikian rupa tingginya sehingga menjadikan harga jual barang-barang
yang diimpor itu nanti akan lebih tinggi daripada harga barang tersebut yang dibuat oleh
industri di dalam negerinya sendiri itu.

Hambatan perdagangan adalah antara lain berupa pemilihan partner dagang dari suatu negara
tertentu saja yang biasanya partner tersebut dipilih atas dasar pertimbangan baik ekonomis
maupun nonekonomis. Dalam hal ini misalnya saja hanya dari negara-negara yang serumpun
ataupun yang menjadi kelompok ekonomi tertentu seperti MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa
atau Europian Economic Community), begitu pula ASEAN yang pada saat ini membentuk
AFTA (Asean’s Free Trade Area). Selain itu negaia-negara di Amerika Utara dan Kanada
juga membentuk blok perdagangan seperti itu yang disebutnya sebagai NAFTA (North
American Free Trade Agreement) dan sebagainya. Lebih dari itu bahkan seringkali proteksi
macam ini dilakukan atas dasar pertimbangan militer yaitu hanya negara-negara yang
tergabung dalam suatu pakta pertahanan militer tertentu saja.

Suatu cara lain yang sering dipergunakan oleh suatu negara untuk membatasi impor suatu
komoditi tertentu adalah dengan menetapkan “Quota Impor”. Dalam hal ini negara tersebut
menentukan bahwa untuk komoditi tertentu hanya dapat diimpor sampai dengan jumlah
tertentu saja dan tidak diperkenankan melebihi jumlah quota yang telah ditentukan. Oleh
sebab itulah maka bagi Indonesia yang ingin melebarkan jalur perdagangan internasionalnya
selalu mencari negara-negara lain yang tidak mengenakan quota terhadap barang dagangan
kita. Negara yang tidak menetapkan quota lalu disebut sebagai “Negara nonquota”.

Cara lain lagi yang terasa sangat keras adalah dengan melakukan “embargo”. Dengan cara
demikian maka negara tersebut melarang masuknya semua komoditi yang datang dari suatu
negara tertentu yang dikenakan embargo tersebut. Sebagai contoh negara Irak setelah kalah
perang dalam perang teluk dan tidak mau mematuhi ketentuan PBB untuk memusnahkan
senjata nuklirnya lalu dikenai sanksi embargo oleh semua negara di seluruh dunia. Dengan
embargo itu maka Irak mengalami penderitaan ekonomi yang akhirnya lalu memenuhi
tuntutan PBB dan kemudian berhasil mengendorkan embargo tersebut.

Masih ada satu bentuk lain lagi bagi suatu negara untuk membatasi Impor dari negara lain
yaitu dengan cara yang sering disebut sebagai “Exchange Control” atau dalam bahasa
Indonesia sering disebut sebagai “Imbal Beli”. Dengan cara ini maka setiap negara yang akan
menjual barangnya ke suatu negara maka dia harus juga membeli komoditi dari negara
tersebut. Dengan cara ini maka apabila negara itu tidak membeli komoditi imbalan maka
transaksi Impor itu pun akan gagal.

4. Hambatan dalam memasuki bisnis internasional

Melaksanakan bisnis internasional tentu saja akan lebih banyak memiliki hambatan
ketimbang di pasar domestic. Negara lain tentu saja akan memiliki berbagai kepentingan
yang sering kai menghambat terlaksannya transaksi bisnis internasional. Disamping itu
kebiasaan atau budaya Negara lain tentu saja akan berbeda dengan negeri sendiri. Oleh
karena itu maka terdapat beberapa hambatan dalam bisnis internasional yaitu :
1. Batasan perdagangan dan tariff bea masuk

2. Perbedaan bahasa, social budaya/cultural

3. Kondisi politik dan hokum/perundang-undangan

4. Hambatan operasional

BATASAN PERDAGANGAN dan TARIF BEA MASUK

Perdagangan pembatasan batas perdagangan dunia, mengurangi efisiensi ekonomi,


mengurangi total produksi dan kesempatan kerja, menaikkan harga, dan mendorong
pembalasan. Mereka bermanfaat bagi beberapa perusahaan domestik dan pekerja mereka
dengan mengorbankan perusahaan asing dan pekerja, dan konsumen domestik. Sementara
subsidi beberapa keuntungan perusahaan domestik dan pekerja dalam industri ekspor,
mengurangi tarif ekspor. Tarif pergeseran sumber daya dan produksi dari lebih efektif untuk
produsen kurang efektif. Argumen yang digunakan untuk mendukung pembatasan
perdagangan termasuk argumen industri bayi dan keamanan nasional atau argumen industri
strategis.

Tarif, pajak impor, menaikkan harga barang impor, yang meningkatkan permintaan dan harga
untuk barang yang sama yang diproduksi oleh pemasok dalam negeri. Pendapatan dari tarif
dikumpulkan oleh pemerintah dalam negeri.

PERBEDAAN BAHASA, SOSIAL BUDAYA / KULTURAL

Perbedaan dalam hal bahasa seringkali merupakan hambatan bagi kelancaran bisnis
Internasional, hal ini disebabkan karena bahasa adalah merupakan alat komunikasi yang vital
baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Tanpa komunikasi yang baik maka hubungan bisnis
sukar untuk dapat berlangsung dengan Iancar. Hambatan bahasa ini pada saat ini semakin
berkurang berkat adanya bahasa Internasional yaitu bahasa lnggris. Meskipun demikian
perbedaan bahasa ini tetap merupakan hambatan yang harus diwaspadai dan dipelajari
dengan baik karena suatu ungkapan dalam suatu bahasa tertentu tidak dapat diungkapkan
secara begitu saja (letterlijk) dengan kata yang sama dengan bahasa yang lain. Bahkan suatu
merek dagang atau nama produk pun dapat memiliki arti yang lain dan sangat negatif bagi
suatu negara tertentu. Sebagai contoh pabrik mobil Chevrolet yang memberikan nama suatu
jenis mobilnya dengan nama “Chevrolet’s Nova”, pada hal di negara Spanyol kata “No Va”
berarti “tidak dapat berjalan”. Oleh karena itu maka sangat sulit untuk memasarkan produk
tersebut di negara Spanyol tersebut.

Perbedaan kondisi sosial budaya merupakan suatu masalah yang harus dicermati pula dalam
melakukan bisnis Internasional. Misalnya saja pemberian warna terhadap suatu produk
ataupun bungkusnya harus hati-hati karena warna tertentu yang di suatu negara memiliki arti
tertentu di negara lain dapat bermakna yang bertentangan. Perbedaan budaya ataupun
kebiasaan juga perlu diperhatikan. Misalnya orang Jepang memiliki kebiasaan untuk tidak
mau mendekati wanita bila membeli di supermarket, sehingga hal ini membawa konsekuensi
bahwa barang-barang yang berupa alat-alat kosmetik pria jangan ditempatkan berdekatan
dengan kosmetik wanita, sebab tidak akan didekati oleh pembeli pria.

HAMBATAN POLITIK, HUKUM DAN PERUNDANG-UNDANGAN

Hubungan politik yang kurang baik antara satu negara dengan negara yang lain juga akan
mengakibatkan terbatasnya hubungan bisnis dari kedua negara tersebut. Sebagai contoh yang
ekstrim Amerika melakukan embargo terhadap komoditi perdagangan dengan negara-negara
Komunis.

Ketentuan Hukum ataupun Perundang-undang yang berlaku di suatu negara kadang juga
membatasi berlangsungnya bisnis internasional. Misalnya negara-negara Arab melarang
barang-barang mengandung daging maupun minyak babi.

Lebih dan itu undang-undang di negaranya sendiri pun juga dapat membatasi berlangsungnya
bisnis Internasional, misalnya Indonesia melarang ekspor kulit mentah ataupun setengah jadi,
begitu pula rotan mentah dan setengah jadi dan sebagainya.

HAMBATAN OPERASIONAL

Hambatan perdagangan atau bisnis internasional yang lain adalah berupa masalah operasional
yakni transportasi atau pengangkutan barang yang diperdagangkan tersebut dari negara yang
satu ke negara yang lain. Transportasi ini seringkali sukar untuk dilakukan karena antara
kedua negara itu belum memiliki jalur pelayaran kapal laut yang reguler. Hal ini akan dapat
mengakibatkan bahwa biaya pengangkutan atau ekspedisi kapal laut untuk jalur tersebut akan
menjadi sangat mahal. Mahalnya biaya angkut itu dikarenakan selain keadaan bahwa kapal
pengangkutnya hanya melayani satu negara itu saja yang biasanya lalu mahal, maka
kembalinya kapal tersebut dati negara tujuan itu akan menjadi kosong. Perjalan kapal kosong
di samudera luas akan sangat membahayakan bagi keselamatan kapal itu sendiri.

5. PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Perusahaan multinasional pada hakikatnya adalah suatu perusahaan yang melaksanakan


kegiatan secara internasional atau dengan kata lain melakukan operasinya di beberapa
Negara. Perusahaan macam ini sering disebut Multinasional Corporations yang biasanya
disingkat MNC. Era Globalisasi yang melanda dunia pada saat ini dimana dalam kondisi itu
tidak ada satu Negara pun di dunia ini yang terbebas dan tak terjangkau oleh pengaruh dari
Negara lain. Setiap Negara setiap saat akan selalu terpengaruh oleh tindakan yang dilakukan
oleh Negara lain. Hal ini bisa terjadi karena pada saat ini kita berada dalam abad komunikasi,
sehingga dengan cara yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu yang bersamaan kita dapat
mengetahui suatu kejadian yang terjadi di setiap Negara di manapun di dunia ini.

Dari keadaan itu maka seolah-olah tidak ada lagi batas-batas antara negara yang satu dengan
negara yang lain. Kehidupan sehari-hari menjadi lebih bersifat sama. Dengan kecenderungan
yang terjadi pada saat ini bahwa permintaan ataupun kebutuhan masyarakat di mana pun di
dunia ini mendekati hal yang sama. Kebutuhan akan barang-barang konsumsi atau untuk
kehidupan sehari-hari cenderung tidak berbeda antara negara yang satu dengan negara lain.
Kebutuhan akan sabun mandi, sabun cuci, alat-alat tulis, alat-alat kantor, pakaian, juga
perabot rumah tangga dan sebagainya tidaklah banyak berbeda antara masyarakat Indonesia
dengan Filipina, Jepang, Korea, Arab atupun di Eropa dan Amerika.

Kecenderungan untuk adanya kesamaan inilah yang mendorong perusahaan untuk beroperasi
secara Internasional Perusahaan yang demikian akan mencoba untuk mencari tempat pabrik
guna memproduksikan barang-barang tersebut yang paling murah dan kemudian
memasarkannya keseluruh penjuru dunia sehingga akan menjadi lebih ekonomis dan
memiliki daya saing yang lebih tinggi. Di samping itu adanya batasan-batasan ekspor-impor
antar negara mendorong suatu perusahaan untuk memproduksikan saja barang itu di negeri
itu sendiri dan kemudian menjualnya di negeri itu juga meskipun pemiliknya adalah dari luar
negeri. Dengan cara itu maka problem pembatasan ekspor-impor menjadi tidak berlaku lagi
baginya. Banyak contoh perusahaan multinasional ini misalnya saja: Coca Cola, Colgate,
Johnson & Johnson, IBM, General Electric, Mitzubishi Electric, Toyota, Philips dari negeri
Belanda, Nestle dari Switzerland, Unilever dari Belanda dan lnggris, Bayer dati Jerman, Basf
juga dari Jerman, Ciba dari Switzerland dan sebagainya.

SUMBER :

Anda mungkin juga menyukai