Anamnesis pada Pasien Apendisitis • Anamnesis harus diarahkan kepada keluhan-keluhan dan manifestasi klinis apendisitis. • Anamnesis berguna untuk mengeksklusi diagnosis alternatif lain seperti, gastroenteritis viral, konstipasi, infeksi saluran kemih, sindrom hemolitik-uremik, Henoch-Schonlein purpura, Adenitis mesenterik, osteomyelitis pelvis, abses psoas, dan penyakit tuboovarian (KET, torsio kista ovary, PID). • Keluhan utama pasien perlu ditanyakan dan telusuri keluhan utama lebih dalam (gunakan prinsip OLDCART). • Telusuri keluhan tambahan terkait apendisitis. • Telusuri riwayat konsumsi obat-obatan. • Telusuri riwayat penyakit pasien. Manifestasi Klinis Apendisitis • Nyeri awalnya dirasakan pada periumbilical lalu berpindah ke kuadran kanan bawah abdomen (keluhan ini dapat menentukan diagnosis apendisitis dengan sensitivitas & spesifisitas 80%). • Anoreksia dan mual muntah terjadi pada 50-60% kasus. • Abdominal tenderness dan kekakuan sering didapati pada region kanan bawah abdomen (namun tidak spesifik). • Demam ringan dengan temperatur tubuh berkisar antara 37,2°C-38,6°C (demam dengan suhu >38,6°C indikasi perforasi apendisitis). • Peningkatan jumlah leukosit yang tidak terlalu signifikan (apabila jumlah leukosit >14.000/mm³, indikasi perforasi apendisitis). Mekanisme Nyeri Periumbilical
Mekanisme Perpindahan Nyeri ke Bagian Kanan Bawah
Mekanisme Mual Muntah pada Apendisitis
Mekanisme Demam Ringan pada Apendisitis
Peningkatan Leukosit yang tidak terlalu tinggi
• Peningkatan leukosit yang tidak terlalu tinggi dipengaruhi oleh jumlah sitokin yang dihasilkan oleh jaringan tersebut (berdasarkan beratnya inflamasi). • Apabila mediator inflamasi dan sitokin yang dihasilkan sedikit maka sedikit juga perangsangan terhadap leukosit.