Anda di halaman 1dari 4

Kasus 2

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di seluruh Indonesia dari bulan
November 2013 sampai dengan Agustus 2014, menemukan sebanyak 51 OT-BKO,
dimana 42 diantaranya merupakan produk OT tidak terdaftar (ilegal). Sebagai tindak
lanjut terhadap temuan OT-BKO tersebut, BPOM melakukan penarikan produk dari
peredaran dan pemusnahan. Untuk OT yang telah terdaftar dan ditemukan
mengandung BKO, maka nomor izin edar dicabut serta diproses secara hukum.

Regulasi yang dilanggar:

1) Permenkes RI No. 7 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 2:


“Obat tradisional yang diedarkan di wilayah Indonesia wajib memiliki izin edar.”

2) Permenkes RI No. 7 tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 7 ayat 1:
“Obat tradisional dilarang mengandung: a. etil alkohol lebih dari 1%, kecuali
dalam bentuk sediaan tingtur yang pemakaiannya dengan pengenceran; b. bahan
kimia obat yang merupakan hasil isolasi atau sintetik berkhasiat obat; c. narkotika
atau psikotropika; dan/atau d. bahan lain yang berdasarkan pertimbangan
kesehatan dan/atau berdasarkan penelitian membahayakan kesehatan.”

3) Permenkes RI No. 6 tahun 2012 tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional pasal
37 poin a:
“Setiap industri dan usaha obat tradisional dilarang membuat: (a) segala jenis obat
tradisional yang mengandung bahan kimia hasil isolasi atau sintetik yang
berkhasiat obat.”
Kasus 2 baru

PT Interbat diduga menggelontorkan uang hingga Rp 131 Miliar dalam tiga tahun,
yaitu sejak 2013 hingga 2015. Uang tersebut diberikan kepada dokter dengan tujuan
agar dokter meresepkan obat-obat produksi PT Interbat. Uang tersebut diduga
mengalir ke setidaknya 2.125 dokter dan 151 rumah sakit yang tersebar di lima
provinsi, yaitu Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Praktek kolusi antara dokter dan PT Interbat dilakukan dalam bentuk kerja sama
berupa diskon 10-20% penjualan obat. Mekanismenya, uang dibayar di awal, dokter
wajib meresepkan obat-obat PT Interbat selama periode tertentu, biasanya satu tahun.

Sumber : Ichsan, M.I., 2015, Eksklusif: 2.125 Dokter Diduga Terima Suap Obat Rp
131 M, https://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/715195/eksklusif-2-12
5-dokter-diduga-terima-suap-obat-rp-131-m, diakses pada 28 Oktober 2019 pukul
12.01 WIB

Regulasi yang dilanggar :

1. BPOM No. HK.00.05.3.02706 tentang Promosi Obat pasal 9 :


“Industri Farmasi dan/atau Pedagang Besar Farmasi dilarang :
a. Kerjasama dengan Apotik dan Penulis Resep
b. Kerjasama dalam peresepan obat dengan Apotik dan/atau Penulis Resep dalam
suatu program khusus untuk meningkatkan penjualan obat tertentu
c. Memberikan bonus/hadiah berupa uang (tunai, bank-draft, pinjaman, voucher,
tiket), dan/atau barang kepada Penulis Resep yang meresepkan obat
produksinya dan/atau yang didistribusikannya.”
2. Permenkes RI No.58 tahun 2016 tentang Sponsorship bagi Tenaga Kesehatan
pasal 4 ayat 1:
“Sponsorship yang diberikan kepada Tenaga Kesehatan harus memenuhi prinsip:
a. Tidak mempengaruhi independensi dalam pemberian pelayanan kesehatan
b. Tidak dalam bentuk uang atau setara uang
c. Tidak diberikan secara langsung kepada individu.”
3. UU No.8 Tahun 1998 tentang Pelindungan Konsumen pasal 9 ayat 1 :
“Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan suatu
barang dan/atau jasa secara tidak benar, dan/atau seolah-olah:
a. Barang tersebut telah memenuhi dan/atau memiliki potongan harga, harga
khusus, standar mutu tertentu, gaya atau mode tertentu, karakteristik tertentu,
sejarah atau guna tertentu
b. Barang dan/atau jasa tersebut telah mendapatkan dan/atau memiliki sponsor,
persetujuan, perlengkapan tertentu, keuntungan tertentu, ciri-ciri kerja atau
aksesori tertentu
c. Barang dan/atau jasa tersebut dibuat oleh perusahaan yang mempunyai
sponsor, persetujuan atau afiliasi.”
4. UU No.8 Tahun 1998 tentang Pelindungan Konsumen pasal 13 :
“(1) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan
suatu barang dan/atau jasa dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa
barang dan/atau jasa lain secara cuma-cuma dengan maksud tidak
memberikannya atau memberikan tidak sebagaimana yang dijanjikannya
(2) Pelaku usaha dilarang menawarkan, mempromosikan, atau mengiklankan obat,
obat tradisional, suplemen makanan, alat kesehatan, dan jasa pelayanan kesehatan
dengan cara menjanjikan pemberian hadiah berupa barang dan/atau jasa lain.”
5. UU No.8 Tahun 1998 tentang Pelindungan Konsumen pasal 15 :
“Pelaku usaha dalam menawarkan barang dan/atau jasa dilarang melakukan
dengan cara pemaksaan atau cara lain yang dapat menimbulkan gangguan baik
fisik maupun psikis terhadap konsumen.”
6. Kode Etik Usaha Farmasi Indonesia pasal 5 (PEMBERIAN DAN DONASI
KEPADA PROFESI KESEHATAN)
1. Prinsip Umum
Tidak diperbolehkan menawarkan hadiah/penghargaan, insentif, donasi,
finansial dan bentuk lain yang sejenis kepada profesi kesehatan yang dikaitkan
dengan penulisan resep atau anjuran penggunaan obat/produk perusahaan yang
bersangkutan.
2. Hadiah
2.1 Pemberian hadiah hanya diperbolehkan untuk diberikan kepada institusi,
tidak kepada profesi kesehatan.
2.2 Hadiah seperti yang dimaksud diatas harus bermanfaat bagi pasien
dan/atau pekerjaan atau pendidikan profesi kesehatan di institusi tersebut.
2.3 Pemberian hadiah tidak boleh dihubungkan baik dengan standarisasi
produk maupun dengan pembelian, penulisan resep atau penggunaan
obat/produk perusahaan di institusi tersebut.
7. Permenkes RI No. 14 tahun 2014 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan
Kementerian Kesehatan Bab II KATEGORI GRATIFIKASI Pasal 3 dan 4
Pasal 3
Gratifikasi dikategorikan menjadi:
a. Gratifikasi yang Dianggap Suap; dan
b. Gratifikasi yang Tidak Dianggap Suap.
Pasal 4
Gratifikasi yang Dianggap Suap sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf
a meliputi penerimaan namun tidak terbatas pada:
a. marketing fee atau imbalan yang bersifat transaksional yang terkait
dengan pemasaran suatu produk;
b. cashback yang diterima instansi yang digunakan untuk kepentingan
pribadi;
c. Gratifikasi yang terkait dengan pengadaan barang dan jasa, pelayanan
publik, atau proses lainnya; dan
d. sponsorship yang terkait dengan pemasaran atau penelitian suatu
produk.

Anda mungkin juga menyukai