Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEMERIKSAAN KUALITAS AIR

Oleh

Hanifah Nofita Ulfasari 1141720012

Kelompok II

1. Dandi Abdul Syaid 1141720008


2. Diki Rustandi 1141720009
3. Fauzan Abdurrahman 1141720010
4. Irfan Surya Saputra 1141720014
5. JP. Glorialdo Fourdian K. 1141720015
6. Kiki Putri Agung 1141720016

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
SERPONG

2019
I. Judul Praktikum
Pemeriksaan Kualitas Air

II. Tujuan
Menentukan jumlah mikroba dalam sample air dengan menggunakan metode
Membran Filter.

III. Dasar Teori


Air merupakan materi esensial bagi kehidupan makhluk hidup karena makhluk hidup
memerlukan air untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara umum fungsi
air dalam tubuh setiap mikroorganisme adalah untuk melarutkan senyawa organik,
menstabilkan suhu tubuh dan melangsungkan berbagai reaksi kimia tingkat seluler.
Air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari harus memenuhi persyaratan
kesehatan. Air bersih menurut Permenkes No. 416 tahun 1990 adalah air yang
digunakan untuk kerperluan sehari-hari yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan
dan dapat diminum apabila telah dimasak sedangkan air minum menurut
Kepmenkes No. 907 tahun 2002 adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun
tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat dan dapat langsung diminum.
Pemeriksaan air secara mikrobiologi sangat penting dilakukan karena air
merupakan substansi yang sangat penting dalam menunjang kehidupan
mikroorganisme yang meliputi pemeriksaan secara mikrobiologi baik secara kualitatif
maupun kuantitatif dapat dipakai sebagai pengukuran derajat pencemaran. Kualitas
air didasarkan pada pengujian ada tidaknya coliform dalam air. Keberadaan bakteri
coli merupakan parameter yang dapat digunakan untuk menentukan kualitas air yang
aman, dimana kehadirannya dapat dijadikan indikator pencemaraan air. Ciri-ciri
bakteri coliform adalah bersifat gram negatif, bentuk morfologi batang pendek, dan
dapat memfermentasi medium laktosa cair dengan membentuk asam dan gas. Menurut
Fardiaz (1989), sifat-sifat bakteri coliform yang paling utama adalah :
a. Mampu tumbuh baik pada beberapa jenis substrat
b. Mempunyai sifat dapat mensintesis vitamin
c. Interval suhu pertumbuhan antara 100 0C – 460 0C
d. Mampu menghasilkan asam dan gas
Bakteri coliform dapat dibedakan atas dua kelompok yaitu coliform fecal
misalnya Escherichia coli dan coliform nonfecal misalnya Enterobacter aerogenes.
Escherichia coli merupakan bakteri yang berasal dari kotoran hewan atau
manusia, sedangkan Enterobacter aerogenes ditemukan pada hewan atau tumbuhan
yang telah mati. Adanya Escherichia coli pada air menandakan air tersebut telah
terkontaminasi feses manusia dan mungkin juga mengandung patogen usus
(Dwijoseputro, 2005).
Bakteri coliform adalah golongan bakteri intestinal, yaitu hidup dalam saluran
pencernaan manusia. Bakteri coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri
patogenik lain. Lebih tepatnya, sebenarnya, bakteri coliform fekal adalah bakteri
indikator adanya pencemaran bakteri patogen. Penentuan coliform fekal menjadi
indikator pencemaran dikarenakan jumlah koloninya pasti berkorelasi positif dengan
keberadaan bakteri patogen.
Bakteri coliform merupakan parameter mikrobiologis terpenting bagi kualitas
air. Kelompok bakteri coliform, antara lain Eschericia coli, Enterrobacter aerogenes,
dan Citrobacter fruendii. Keberadaan bakteri di dalam air minum itu menunjukkan
tingkat sanitasi rendah. Keberadaan bakteri ini juga menunjukkan adanya bakteri
patogen lain, misalnya, Shigella sp., yang menyebabkan diare hing muntaber. Materi
fekal yang masuk ke dalam badan air, selain membawa bakteri patogen juga akan
membawa bakteri pencemar yang merupakan flora normal saluran pencernaan
manusia, misalnya Escherichia coli . Kehadiran bakteri ini dapat digunakan sebagi
indicator pencemaran air oleh materi fekal.
Bakteri coliform timbul karena buangan kotoran manusia dan laundry dari
rumah tangga yang merembes dari sungai-sungai dan juga disebabkan oleh
pencemaran mata air atau air baku, serta lemahnya sistem filterisasi. Oleh karena itu,
air minum harus bebas dari semua jenis coliform. Semakin tinggi tingkat kontaminasi
bakteri coliform, semakin tinggi pula risiko kehadiran bakteri-bakteri patogen lain
yang biasa hidup dalam kotoran manusia dan hewan. Escherichia coli jika masuk ke
dalam saluran pencernaan dalam jumlah banyak dapat membahayakan kesehatan.
Menurut Pelczar & Chan (2008) walaupun Escherichia coli merupakan bagian dari
mikroba normal saluran pencernaan, tapi saat ini telah terbukti bahwa galur-galur
tertentu mampu menyebabkan gastroeritris taraf sedang hingga parah pada manusia
dan hewan.
Membrane filter merupakan metoda yang lebih mudah dan memberikan hasil
yang lebih cepat. Metoda ini sangat baik digunakan untuk sampel air minum, tapi
agak susah jika digunakan untuk sampel dengan jumlah bakteri yang sangat banyak
dan kandungan bakteri non coliform yang tinggi. Jumlah sampel sebaiknya dipilih
agar menghasilkan nilai colony forming units sekitar 20 – 60 coloni ( faecal
streptococcus / Enterococcus ) atau 20 – 80 koloni ( coliform bakteria ). Sampel yang
digunakan biasanya 100 ml. Jumlah sampel yang lebih besar dibutuhkan dalam
analisa Pseudomonas aeroginosa dalama air ( 200 ml ) dan dalam air kolam renang (
500 ml ). Membran filter yang digunakan biasanya mempunyai porositas 0,45 mikron
dengan diameter sekitar 50 mm. Jenis bahan filter harus dipilih sehingga bakteri tidak
terganggu oleh komponen bahan membran filter tersebut.
Metoda membran filter sangat mudah dilakukan. Setelah filtering flask atau
mannifold di sterilisasi, masukkan membran filter dengan menggunakan pinset steril
dan kemudian alat dikunci kembali.Alirkan sejumlah sampel sehingga bakteri akan
tertahan di membran filter. Cuci membran filter dengan 30 ml buffer steril atau cairan
pencuci membran. Penggunaan dan jumlah larutan pencuci dianjurkan
untuk divalidasi.Setelah itu , membrane filter diambil kembali dengan menggunakan
pinset steril dan dipindahkan ke media mikrobiologi agar padat. Setelah diinkubasi
jumlah bakteri yang tumbuh akan dihitung sebagai colony forming unit per ml
sampel.

IV. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Pinset 4. Inkubator
2. Alat Filter 5. Erlenmeyer
3. Vacum Pressure Pump

b. Bahan
1. Larutan Alkohol 70 %
2. Kertas Filter
3. Akuades Steril
4. Sampel Air
5. Media Endo Agar
V. Prosedur Kerja
a. Dibersihkan membran filter dengan alkohol.
b. Dipasang kertas saring dalam filter secara aseptis.
c. Dimasukkan 10 ml aquadest steril.
d. Ditambahkan 100 ml air sampel.
e. Dimasukkan 10 ml aquadest steril.
f. Dicuci filter dengan aquadest steril.
g. Diambil kertas saring lalu diletakkan diatas media Endo Agar yang telah
memadat.
h. Dilakukan duplo.
i. Diinkubasi pada suhu 37C dan 42C selama 24 – 48 jam.
j. Dilakukan pengamatan.
VI. Hasil Pengamatan
Total Fecal
Coliform Gambar
Bakteri Coli

37 °C 0 0
42 °C 0 0

Total
0 0
Bakteri

VII. Pembahasan

Keberadaan bakteri patogen dalam sampel air umumnya dalam jumlah kecil dan
karena sukarnya teknik pengisolasian, maka pemeriksaan bakteriologik air minum
untuk mengetahui keberadaan kuman pathogen menjadi tidak praktis. Selain itu,
analisis air tidak memungkinkan dapat menentukan semua jenis kuman patogen.
Oleh karena itu, dilakukan suatu pendekatan dengan melakukan pemeriksaan
bakteriologis terhadap keberadaan kuman komensal usus manusia, yaitu bakteri
koli (koli fekal dan nonfekal) utamanya bakteri Escherichia coli sebagai indikator
terjadinya pencemaran fekal. Digunakannya Escherichia coli sebagai indikator
kualitas air disebabkan Escherichia coli hidup di usus manusia dan hewan dan
keluar melalui tinja sehingga keberadaanya di air memperingatkan tentang
kemungkinan adanya patogen lain yang berasal dari usus atau sistem pencernaan
hewan dan manusia. Selain itu Escherichia coli juga dapat memfermentasikan
laktosa dengan membentuk gas pada suhu kamar, sehingga untuk uji bekteriologik
air merupakan indikator yang terpercaya.
Adanya bakteri coliform dalam air dapat menjadi indikasi kemungkinan
besar adanya organisme patogen lainnya. Bakteri coliform dibedakan menjadi 2
tipe, yaitu faecal coliform dan non-faecal coliform. E. coli adalah bagian dari
faecal coliform. Keberadaan E. coli dalam air dapat menjadi indikator adanya
pencemaran air oleh tinja. E. coli digunakan sebagaiindikator pemeriksaan
kualitas bakteriologis secara universal dalam analisis dengan alasan :
a. E. coli secara normal hanya ditemukan di saluran pencernaan manusia
(sebagai flora normal) atau hewan mamalia, atau bahan yang telah
terkontaminasi dengan tinja manusia atau hewan; jarang sekali ditemukan
dalam air dengan kualitas kebersihan yang tinggi,
b. E. coli mudah diperiksa di laboratorium dan sensitivitasnya tinggi jika
pemeriksaan dilakukan dengan benar,
c. Bila dalam air tersebut ditemukan E. coli, maka air tersebut dianggap
berbahaya baginpenggunaan domestik,
d. Ada kemungkinan bakteri enterik patogen yang lain dapat ditemukan
bersama-sama dengan E. coli dalam air tersebut.
Bakteri Coliform adalah bakteri indikator keberadaan bakteri patogenik
lain. Lebih tepatnya bakteri Coliform fekal adalah bakteri indikator pencemar
bakteri patogen. Penetuan Coliformfekal menjadi indikator pencemaran
dikarenakan jumlah koloninya pasti berkolerasi positif dengan keberadaan bakteri
patogen. Selain itu mendeteksi bakteri petogenik lain. Contoh bakteri Coliform
adalah Escherichia coli dan Enterobacter aerogenes, makin sedikit kandungan
Coliform artinya kualitas air semakin baik.
Pada praktikum kali ini, hasil pada petri E. Coli tidak terdapat
pertumbuhan bakteri sedangkan untuk Coliform ditemukan ada beberapa
belatung, hal ini dimungkinkan dalam pengerjaan ini kurang aseptis dan teliti, dan
adanya kontaminasi dalam media.
Metode membranfilter merupakan metode yang lebih sensitif dalam
mengukur kandungan E. Coli pada air. Metode membran filterdapat menghitung
jumlah koloni kuman dengan. Metode membran filter dapat menganalisa sampel-
sampel dengan volume yang besar dengan tingkat keakuratan yang tinggi. Prinsip
utama metode membran filter yaitu menyaring sampel melewati saringan yang
sangat tipis yang terbuat dari bahan sejenis selulosa, sehingga sel-sel yang
terdapat pada sampel akan terjebak pada permukaan membranfilter. Permenkes
RI no 416/MENKES/PER/IX/1990 mensyaratkanambang batas maksimal
kandungan bakteriMPNE.colidalam airbersih yang bukan perpipaan
50/100mlsampel sedangkan MPN E.coli pada air perpipaan 10/100 ml sampel.
Pada saat inokulasi bakteri, digunakan metode cawan dengan cara pour
plate. Kertas membran dimasukkan kedalam media endo agar yang sudah
dimasukan ke dalam cawan sebelumnya. Kemudian, diinkubasi selama 7 hari.
Mediaendo agar adalah media kultur selektif dan diferensial untuk mendeteksi
keberadaan bakteri koliform fekal dan mikroorganisme lainnya. Selektivitas
media endo agar tersusun atas sodium sulfate atau kombinasi basic fuchsin, yang
menghasilkan suspensi mikroorganisme gram positif. Bakteri koliform
memfermentasi laktosa, menghasilkan koloni berwarna merah muda hingga
warna merah seperti bunga mawar serta berbagai pewarnaan yang mirip. Koloni
organisme yang tidak memfermentasi laktosa tidak berwarna sehingga tampak
kontras dengan latar media yang berwarna merah muda (Dad,2000).
Tabel Standar kualitas fisik air kadar air minum.

Minimum yang Maksimum yang


Parameter Satuan
dianjurkan dianjurkan
Kekeruhan mg/L SiO2 - 5 25
Rasa Tidak berasa Tidak berasa
Warna Unit Pt-Co 5 50
o
Temperatur C suhu air normal suhu air normal
Residu terlarut mg/L 500 1500
Sedangkan berdasarkan jumlah bakteri koliform yang terkandung dalam
100 cc sampel air (Most Probable Number/MPN), kondisi air dibagi ke dalam
beberapa golongan, yaitu:
a. Air tanpa pengotoran ; mata air (artesis) bebas dari kontaminasi bakteri
koliform dan patogen atau zat kimia beracun.
b. Air yang sudah mengalami proses desinfeksi ; MPN < 50/100 cc
c. Air dengan penjernihan lengkap; MPN < 5000/100 cc
d. Air dengan penjernihan tidak lengkap; MPN > 5000/100 cc
e. Air dengan penjernihan khusus (water purification); MPN > 250.000/100
cc
MPN yaitu jumlah perkiraan terdekat dari bakteri koliform dalam 100 cc air.
Bakteri patogen yang terdapat pada air tersebut dapat membentuk toksin
(racun) setelah periode laten yang singkat yaitu beberapa jam. Keberadaan bakteri
coliform yang banyak ditemui di kotoran manusia dan hewan menunjukkan
kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air. Makin tinggi tingkat
kontaminasi bakteri coliform, makin tinggi pula risiko kehadiran bakteri patogen,
seperti bakteri Shigella (penyebab muntaber), Salmonella typhosa (penyebab
tipus), kolera, dan disentri.
Dalam hal ini kualitas air bersih di Indonesia harus
memenuhi persyaratan yang tertuang dalam peraturan Menteri Kesehatan RI
No.173/Men.Kes/Per/VIII/77 dimana setiap komponen yang diperkenankan
berada didalamnya harus sesuai (Widiyanti dan Ristianti, 2004). Menurut
Widiyanti dan Ristianti, 2004, Kualitas air tersebut menyangkut :
a. Kualitas fisik
Meliputi kekeruhan, temperatur, warna, bau dan rasa. Kekeruhan air dapat
ditimbulkan oleh adanya bahan-bahan organik dan anorganik yang
terkandung didalam air seperti lumpur dan bahan-bahan yang berasal dari
buangan. Dari segi estetika, kekeruhan di dalam air dihubungkan dengan
kemungkinan pencemaran oleh air buangan.
b. Kualitas kimia
Berhubungan dengan ion-ion senyawa ataupun logam yang
membahayakan, disamping residu dan senyawa lainnya yang bersifat
racun, seperti antara lain residu pestisida. Dengan adanya senyawa-
senyawa ini kemungkinan besar bau, rasa dan wama air akan berubah,
seperti yang umum disebabkan oleh adanya perubahan pH air. Pada saat
ini kelompok logam berat seperti Hg, Ag, Pb, Cu, Zn, tidak diharapkan
kehadirannya di dalam air.
c. Kualitas biologis
Berhubungan dengan kehadiran mikroba patogen (penyebab penyakit,
terutamapenyakit perut), pencemar (terutama bakteri coli) dan penghasil
toksin.
Berdasarkan hasil pengamatan dan literatur yang ada maka sampel
tersebut diperbolehkan diminum. Namun pemerikasaan sampel air ini masih perlu
dilakukan ulang karena hasilnya masih terdapat kontaminasi berupa belatung.

VIII. Simpulan
Dari praktikum diatas dapat disimpulkan bahwa :
Berdasarkan hasil praktikum sampel yang digunakan tidak mengandung bakteri
E.Coli.
IX. Daftar Pustaka
Anonim. 2012. Bakteri Coliform.
https://jumhirmaeng.wordpress.com/2012/02/21/bakteri-coliform/. Diakses pada
tanggal 02 Agustus 2019
Novia, Sani. 2012. Coliform,enterobacter and MPN.
http://saninovia.blogspot.com/2012/09/coliformenterobacter-and-mpn.html.
Diakses pada tanggal 03 Agustus 2019
Thayib, Soeminarti dkk. 1997. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Teknik.
Serpong. ITI

Anda mungkin juga menyukai