AKUNTANSI PERPAJAKAN
Oleh :
(1601020819)
2019
A. AKUNTANSI PERPAJAKAN
Pajak merupakan iuran wajib yang diberikan oleh Wajib Pajak (WP) baik
pribadi maupu badan kepada Negara dengan mendapatkan imbalan secara tidak
pembukuan yang harus dilakukan oleh wajib pajak (WP). Yang ditekankan dalam
3. Pada setiap tahun pajak berakhir, wajib pajak harus menutup pembukuannya
5. Pembukuan dengan menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang
rupiah dan disusun dalam Bahasa Indonesia atau bahasa asing yang diizinkan oleh
Menteri Keuangan.
6. Pembukuan atau pencatatan, dokumen yang menjadi dasarnya, serta dokumen lain
yang berhubungan dengan kegiatan usaha atau pekerjaan bebas dari wajib pajak
Pentingnya penerimaan negara dari sektor pajak, maka bagi wajib pajak
akan dikenakan sanksi apabila tidak mematuhi ketentuan perpajakan. Dimana atas
sanksi tersebut juga dapat dikategorikan sebagai tindak pidana perpajakan yang
pencatatan sesuai dengan pasal 28 dan 29 ayat 3. Adapun sanksi atas kondisi ini
adalah :
1. Sanksi Administrasi
Sanksi administrasi ini di atur dalam pasal 13 ayat 1 huruf d UU KUP yaitu
sehingga tidak dapat diketahui besarnya pajak yang terutang, maka atas
a. 50 % (lima puluh persen) dari PPh yang tidak atau kurang dibayar dalam satu
Tahun Pajak;
b. 100 % (seratus persen) dari PPh yang tidak atau kurang dipotong, tidak atau
kurang dipungut, tidak atau kurang disetor, dan dipotong atau dipungut tetapi
c. 100 % (seratus persen) dari PPN dan PPn BM yang tidak atau kurang dibayar.
2. Sanksi Pidana
Sesuai dengan Pasal 39 ayat 1 UU KUP yang mengatakan bahwa Setiap
sebenarnya; atau
memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lain; atau
c. Tidak menyimpan buku, catatan, atau dokumen yang menjadi dasar pembukuan
atau pencatatan dan dokumen lain termasuk hasil pengolahan data dari
dengan pidana penjara paling singkat 6 (enam) bulan dan paling lama 6 (enam)
tahun dan denda paling sedikit 2 (dua) kali jumlah pajak terutang yang tidak atau
kurang dibayar dan paling banyak 4 (empat) kali jumlah pajak terutang yang tidak
periode tertentu bagi manajemen atau pihak – pihak lain yang berkepentingan
dengan tujuan untuk menilai kondisi dan kinerja perusahaan. Sedangkan dalam
unsur spesialisasi yang menuntut keahlian dalam bidang tertentu. Akuntansi pajak
tercipta karena adanya suatu prinsip dasar yang diatur dalam UU perpajakan dan
berdasarkan SAK.
akuntansi bersifat netral atau tidak memihak. Laporan keuangan fiskal adalah
mengindahkan semua peraturan perpajakan. Hal - hal yang perlu tercakup dalam
1. Neraca fiskal;
keuangan fiskal maka dilakukan koreksi fiskal. Ada dua cara untuk membuat
1. Pendekatan terpisah dimana Wajib Pajak mencatat semua transaksi atau informasi
berdasarkan prinsip akuntansi dimana pada akhir tahun Wajib Pajak melakukan
memiliki kaitan yang erat dengan laporan keuangan fiskal karena laporan
keuangan komersial merupakan dasar yang digunakan oleh Wajib Pajak untuk
(PPN).
Pasal 6 ayat (1) huruf h UU No.36 Tahun 2008 mengatur, beban piutang
tidak tertagih yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto adalah piutang yang
2. Wajib Pajak harus menyerahkan daftar piutang yang tidak dapat ditagih kepada
pasal 4 ayat (1) huruf k; yang pelaksanaamya diatur lebih lanjut dengan
biaya sepanjang Wajib Pajak telah mengakuinya sebagai biaya dalam laporan
atau terakhir. Yang dimaksud usaha maksimal atau terakhir apabila merujuk pada
Pasal 6 ayat (1) huruf h UU PPh dan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
piutang yang tidak dapat ditagih yang telah memenuhi syarat yang ditentukan
peraturan perpajakan.
B. PEMERIKSAAN PAJAK
82/PMK.03/2011 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak Pasal 1 ayat (2) yang
berbunyi :
data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional
usaha;
e. WP OP yang akan meninggalkan Indonesia untuk selama-lamanya; atau
1. Satu atau beberapa bulan (masa): ruang lingkup untuk menguji kewajiban
pemungutan atau pemotongan. Seperti PPn, PPnBM, PPh pasal 21, PPh pasal
2. Bagian tahun pajak atau tahun pajak: menguji kewajiban PPh badan atau PPh
OP. Tidak selalu 12 bulan. Contoh: bulan Mei sebuah perusahaan dibubarkan
dan likuidasi bulan Agustus. Maka pemeriksaan tahun tersebut disebut bagian
tahun pajak.
1. Jenis Pemeriksaan:
beberapa jenis pajak atau seluruh jenis pajak, untuk tahuntahun yang lalu
Jenderal Pajak.
2. Jangka Waktu:
bulan dan dapat diperpanjang menjadi paling lama 8 (delapan) bulan yang
dihitung sejak tanggal Surat perintah Pemeriksaan sampai dengan tanggal
dan dapat diperpanjang menjadi 6 (enam) bulan yang dihitung sejak tanggal
dengan transfer pricing dan atau transaksi khusus lain. Dalam hal pemeriksaan
METODEPEMERIKSAAN PAJAK :
dokumen terkait.
Pendekatan:
c. Evaluasi;
d. Analisis angka-angka
f. Penelusuran bukti
g. Pengujian keterkaitan
j. Konfirmasi
k. Inspeksi
n. Wawancara
q. Teknik-teknik lainnya.
C. Akuntansi perpajakan PPh Pasal 21 dan Pasal 26