Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL PENELITIAN 2

GAMBARAN MOTIVASI PESERTA DIDIK NON REULER di


LEMBAGA KURSUS dan PELATIHAN MENJAHIT TATA
BUSANA ANGGREK PADANG

OLEH

NAMA : ISRAK MELIZA

NIM : 16005064

DOSEN PEMBIMBING

Dra. Syur’aini, M.Si

JURUSAN PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGRI PADANG

2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia pada kemajuan negara yang semakin meningkat,
indonesia di tuntut untuk mampu bersaing dalam bidang apapun dalam
mewujudkan keungulan produktivitas yang dapat meningkatkan taraf
hidup. Dengan demikian dapat di katakan masyarakat harus mampu
mengusai berbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi serta keahlian
profesional yang mampu menigkatkan pemerataan ekonomi secara
bekerlanjutan.

Motivasi merupakan dorongan seseorang indvidu yang dapat mengerakan


individu dalam hal penyusaian suatu perbuatan dengan pencapaian tujuan
tertentu. motivasi peserta didik tidak terlepas dari rangsangan peserta
didik dalam berbuat sesuatu. Perbuatan untuk mencapai tujuan yang di
harapakan sehinga motivasi yang ada dalam diri individu dan dorongan
yang berasal tidak terlepas dalam lingkungan untuk mencapai sebuah prestasi
yang di harapkan.
Pendidikan dan pelatihan akan dapat meningkat dan berdaya guna dalam
keberhasilan dalam mengembangkan misi organisasi apabila pengelolah
program pelatihan mengembangkan dengan baik dalam pelaksanaan dalam
suatu program pelatihan dalam hal prinsip dasar dalam sebuah pelatihan dan
karakteristik kebutuhan dalam pelatihan dalam meningkatkan kebutuhan
individu dalam suatu kelompok. Serta dalam kegiatan pendidikan dan
pelatihan harus dapat menjadikan sumber daya manusia yang dapat mencetak
lulusan yang siap guna untuk dapat berkompeten dalam memenuhi kebutuhan
dalam bekerja.

Pendidikan dan pelatihan akan berdaya guna dan berhasil guna dalam
mengembangkan misi organisasi apabila para pengelolah program pelatihan
memperhatikan prinsip dasar dan karakteristik kebutuhan organisasi serta
kebutuhan individu atau kebutuhan masyarakat sebagai dasar pengelolaaan
program pelatihan yang di lakukan oleh lembaga pendidikan dan latihan.
selain itu output dari pendidikan dan pelatihan itu pun menjadikan sumber daya
manusia yang ada pendidikan dan pelatihan dapat mencetak lulusan yang siap
guna untuk dapat berkompeten dalam memenuhi kebutuhan dalam bekerja.
Dalam upaya membentuk sumber daya manusia yang berkualitas dan
berketerampilan diadakanlah Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP).
Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) adalah suatu bentuk pendidikan luar
sekolah (non formal education) dalam upaya penyelengaraan bagi masyarakat
untuk mengembangkan potensi yang dimiliki, mencari penghasilan, bekerja ,
dan usaha mandiri. Lembaga Kursus dan Pelatihan memiliki satu dan lebih
program kursus dan pelatihan. Dalam hal ini (LKP) Tata Busana Anggrek
Padang merupakan Lembaga Kursus dan Pelatihan yang bergerak dalam hal
ini. lembaga kursus dan pelatihan Tata Busana Anggrek Padang dirikan di
Padang tanggal 1 Oktober 1984 dan diaktenotariskan dengan No 03 tanggal
21 April 2008. Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 25 Januari 2019,
LKP Tata Busana Anggrek Padang merupakan lembaga yang tidak hanya
memberikan keterampilan menjahit melainkan memberikan keterampilan
kewirausahan. Hal ini terlihat di LKP Tata busana anggrek padang
mempunyai dua jalur masuk dimana melalui reguler mandiri dan non reguler.
Dimana jalur reguler mandiri di LKP Tata Busana Anggrek Padang merupakan
jalur pembiayaan per orangan. Sedangkan jalur non reguler di LKP Tata
Busana Anggrek Padang merupakan jalur masuk melalui bantuan pemerintah.
Dengan hal tersebut dilihat di lapangan bahwa ada pembeda antara jalur
reguler mandiri dan non reguler dimana jalur reguler mendapatkan pelatihan
kewirausahaan. Dimana diharapkan setelah kegiatan di lakukan peserta didik
dapat mengaplikasikan dalam kehidupan. Seperti membukak usaha jahitan
tersendiri, bekerja di tempat orang lain dan lainnya.

Lembaga Kursus dan Pelatihan di LKP Anggrek Non Reguler memiliki


keungulan yang berbeda dengan reguler dimana peserta yang melalui seleksi
dari Dinas Perindustrian Padang. Langsung di awasi dalam proses pelatihan di
LKP Anggrek Padang secara sekali dalam seminggu pada kegiatan
berlangsung. Serta setelah kegiatan berlangsung peserta akan mendapatkan
satu mesin jahit perindividu yang membuat peserta non reguler termotivasi
dalam pembelajaran. Dimana terlihat dari absensi kehadiran peserta non
reguler yang selalu hadir setiap proses pembelajaran berlangsung.

Lembaga Kursus dan Pelatihan di LKP Anggrek Non Reguler memiliki


keungulan yang berbeda dengan reguler dimana peserta yang melalui seleksi
dari Dinas Perindustrian Padang. Langsung di awasi dalam proses pelatihan di
LKP Anggrek Padang secara sekali dalam seminggu pada kegiatan
berlangsung. Serta setelah kegiatan berlangsung peserta akan mendapatkan satu
mesin jahit perindividu yang membuat peserta non reguler termotivasi dalam
pembelajaran. Dimana terlihat dari absensi kehadiran peserta non reguler yang
selalu hadir setiap proses pembelajaran berlangsung

Pelatihan di LKP Anggrek Padang memiliki sistem pembelajaran yang


sama dengan peserta didik lainya dimana terlihat dari setiap pembelajaran
yang di berikan oleh tutornya dengan memperagakan satu kegiatan
pembelajaran peserta lain juga melakukan hal yang sama. Dengan demikian
terlihat dari motivasi ekstrintik dan instristik dari peserta yang aktif saat
pembelajaran berlangsung dengan selalu bertanya jika belum memahami
materi yang telah di ajarkan.
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti melihat lebih jauh tentang
Gambaran Motivasi Peserta Didik Jalur Non Reguler Di Lembaga Kursus
Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah dikemukakan di atas, keadaan yang ditemui di


Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang adalah sebagai
berikut:
1. Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang
menjalankan tugas pokok yang telah di tetapkan.
2. Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang
menjalankan kompetensi sesuai dalam kegiatan pembelajaran.
3. Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang memiliki
motivasi yang tinggi.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti membuat pembatasan masalah


yaitu Gambaran Motivasi Peserta Didik Jalur Non Reguler Di Lembaga
Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah apakah terdapat Motivasi peserta didik terhadap
Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
E. Asumsi Penelitian

1. Faktor ekstrinstik dan faktor instrinsik di perlukan dalam motivasi kegiatan


pembelajaran
2. Para peserta yang mengikuti kegiatan pelatihan menjahit dapat
memperoleh penguasan pembelajaran dan dapat mengaplikasikan setelah
kegiatan pembelajar usai

F. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian


ini adalah untuk mengetahui Gambaran semangat Peserta Didik Jalur Non
Reguler Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
1. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur dalam kegiatan
pembelajaran berlangusng di LKP Anggrek Padang.
2. Memperoleh gambaran tentang usaha instruktur yang dominan dalam
memotivasi belajar peserta didik di LKP Anggrek Padang.
3. Memperoleh gambaran motivasi yang mendorong peserta pelatihan
menjahit dalam kegiatan pembelajaran di LKP Anggrek Padang.

G. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Manfaat Teoritis

Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam


penerapan ilmu metode penelitian , khususnya Gambaran semangat Peserta
Didik Jalur Non Reguler Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana
Anggrek Padang.
2. Manfaat Praktis

Bagi penulis untuk menambah ilmu pengetahuan mengenai Gambaran


semangat Peserta Didik Jalur Non Reguler Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan
Tata Busana Anggrek Padang.

H. Pertanyaan penelitian
Apakah terdapat Motivasi peserta didik terhadap Lembaga Kursus Dan
Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang ?
I. Defenisi Operasional
Dalam bukunya Ngalim Purwanto, Sartain mengatakan bahwa motivasi
adalah suatu pernyataan yang kompleks di dalam suatu organisme yang
mengarahkan tingkah laku terhadap suatu tujuan (goal) atau perangsang
(incentive). Tujuan adalah yang membatasi/menentukan tingkah laku
organisme itu (Ngalim Purwanto, 2007 : 61).

Menurut Sardiman, (1986: 75) Motivasi belajar adalah keseluruhan daya


penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang
menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada
kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu
dapat tercapai

Jadi dapat di tarik kesimpulan bahwa motivasi dalam proses pembelajaran


sangat di butuhkan untuk terjadinya percepatan dalam mencapai tujuan
pembelajaran dan proses kegiatan yang akan di capai dalam kegiatan
pembelajaran.

J. Hipotesis Penelitian
Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari
perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan
tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan
yang sifatnya masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan
jawaban dari masalah yang diajukan. Hipotesis timbul sebagai dugaan yang
bijaksana dari peneliti atau diturunkan (deduced) dari teori yang telah ada.

Masalah penelitian yang telah dirumuskan pada bagian pendahuluan


sebagai landasan dari penelitian ini, maka hipotesis yang akan diuji sebagi
berikut:
Ho: Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifitkan antara
semangat peserta didik jalur non reguler dengan hasil belajar di Lembaga
Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
Ha: Terdapat hubungan yang positif dan signifitkan antara semangat
peserta didik jalur non reguler dengan hasil belajar di Lembaga Kursus Dan
Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori Motivasi


a. Pengertian Motivasi
Motivasi menurut robbins (2001:46) kompetensi adalah suatu kapasitas
individu untuk mengerjakan berbagai tugas dalam suatu pekerjaaan.selain itu
pula disebutkan bahwa seluruh kemampuan seorang individu pada
hakekatnyatersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan itelaktual dan
kemampuan fisik.
Jadi motivasi merupakan dorongan internal dan dorongan eksternal dalam
diri seseorang individu dengan memiliki minat dan kebutuhan yang akan di
capai untuk melanjutkan kelangsungan hidup agar kehidupan dapat sesuai
dengan keingan individu tersebut.

Teori Motivasi Belajar yang Perlu Diketahui :

1. Teori Motivasi Maslow

Pada dasarnya teori maslow merupakan bagian dari teori humanistik.


Menurut teori ini seorang peserta didik dengan kondisi fisik yang tidak stabil,
maka akan memiliki kemauan belajar yang rendah, begitu pula jika
sebaliknya. Di samping faktor lain seperti sikap menghargai juga dapat
mempengaruhi tingginya kemauan siswa untuk belajar.

2. Teori Motivasi Behavioristik

Menurut teori ini, motivasi siswa dalam belajar akan semakin tinggi jika
diberikan respon melalui sikap-sikap tertentu. Misalnya sikap yang
memberikan penguatan kepada siswa berupa menepuk pundak. Dengan sikap
demikian itu, maka dapat menimbulkan kemauan lebih dari dalam diri siswa
untuk belajar.

3. Teori Motivasi Kognitif

Teori kognitif ini sangat berkaitan erat dengan kemampuan kognisi yang
dimiliki peserta didik. Seorang peserta didik akan memiliki Motivasi belajar
yang kuat, jika Ia mengalami kendala dalam belajarnya. Sehingga Ia akan
berusaha untuk memahami materi dari proses belajar yang dilakukannya
tersebut. Dengan kata lain menurut teori ini, keinginan siswa untuk belajar
akan muncul secara alami seiring dengan kebutuhannya dalam memahami
materi pelajaran.

4. Teori Sel-Efficay

Teori ini menjelaskan bahwa keinginan peserta didik dalam belajar akan
tumbuh sesuai dengan keyakinan dirinya atas kemampuan yang dimiliki
(Self-Efficay). Misalnya ketika seseorang yang merasa memiliki kemampuan
lebih dalam bidang fisika, maka akan lebih termotivasi untuk menyelesaikan
segala persoalan yang terkait dengan bidang tersebut.

5. Teori Expentancy X Value

Kemudian teori motivasi belajar yang terakhir adalah teori Expentancy X


Value. Teori ini menjelaskan bahwa seorang peserta didikan akan lebih
termotivasi dalam belajar, jika Dia dapat melihat peluang keberhasilannya
dalam proses belajar tersebut. Dengan kata lain, ketika peserta didik
beranggapan Ia mampu menuntaskan proses belajar tersebut, maka akan
muncul sebuah dorongan dari dalam dirinya

A. Kajian Teori
1. Gambaran Materi Pembelajaran

Berdasarkan hasil temuan di lapangan dapat dilihat dalam segi


Pengelolahan Data dalam segi Gambaran Pelatihan Keterampilan Tata Busana
Anggrek Padang dalam proses memilihi materi yang akan di ajarkan dalam
melakukan pelatihan keterampilan tata busana anggrek padang yang di
kategori baik. Dapat dilihat dari tujuan pembelajaran dengan kesesuaian materi
yang di ajarkan telah memenuhi tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.

Dimana dilihat dari minggu pertama sampai minggu pertengahan telah


seuai dengan standar pelaksanaaan pembelajaran yang di ajarkan seorang tutor
atau insturktur dalam menyesuaian pembelajaran yang telah di tetapkan.
insturktur dalam Pelatihan Keterampilan menjahit di tata busana anggrek
padang dalam menyesuaian pembelajaran dengan peserta didik melihat
kemampuan peserta didik yang di berikan pelatihan.Kesesuaian materi dengan
pembelajaran. Materi diberikan sesuai dengan kebutuhan peserta yang
mengikuti pelatihan. Dalam segi pelatihan materi yang di sampaikan tutor
pada saat penyemapaian pembelajaran sangat mudah di pahami dimana
dilihat dari proses pembelajaran seorang tutor tidak hanya memberikan
materi yang di ajarkan tetapi juga langsung memberikan praktek agar
peserta mudah memahami pembelajaran walaupun peserta didik memiliki
usia 40 sampai 50 tahun yang melaksankan pelatihan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1993) yang menyatakan
bahwa materi tidak terlepas dari kegiatan pembelajaran karena materi
pembelajaran akan berdaya guna dengan tujuan pembelajaran. Jadi materi
pembelajaran akan bermanfaat jika telah di sesuaikan dengan peserta didik
tersebut.

2. Gambaran Metode Pembelajaran

Berdasarkan temuan di lapangan dalam pengelolahan data dapat di


lihat dari Profil Lembaga Pelatihan Keterempilan Menjahit Tata Busana
Anggrek Padang dalam pelaksanaan pengunaan metode pembelajaran
diklasifikasikan pada kateogri Baik. Dalam pelaksanaan pengunaan metode
pembelajan dengan mengunakan metode yang bervariasi tidak hanya
terfokus dengan metode ceramah melainkan dengan metode simulasi dan
praktek yang di ajarkan kepada Peserta Didik. Metode yang di ajarkan
kepada peserta didik, Peserta Didik mengikuti melaksanakan proses kegiatan
pembelajaran sangat baik.

Sebagaimana yang dijelaskan Ali (1986), metode pembelajaran tidak


terlepas dari ke sesuai dengan tujuan diantarnya pembelajaran, materi
pembelajaran, sumber pembelajaran, fasilitas yang tersedia, situasi dan
kondisi peserta didik, serta kondisi belajar dan waktu yang tersedia. Metode
pembelajaran dapat diartikan sebagai cara atau prosedur yang teratur secara
sistematis dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.

3.Gambaran Sumber Pembelajaran

Berdasarkan temuan di lapangan dalam pelaksanaan pengelolahaan data


dilihat dari segi sumber pembelajaran Pelatihan Keterampilan Menjahit Tata
Busana Angggrek Padang dapat diklasifikasikan pada kategori baik. Hal
ini dapat dilihat dari sumber belajar yang di kelolah telah sesuai dengan
sumber belajar yang dalam pelaksanaan pelatihan yang di laksanakan,
peserta pelatihan dalam menguasai pemahaman sumber belajar terhadap
materi yang di ajar telah di laksanakan sesuai dengan visi dan missi dari
Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang dan kemampuan sumber belajar
dalam memberikan motivasi secara ekstirnsik dan instrinsik kepada peserta
latihan yang mengikuti pelatihan menjahit di Tata Busana Anggrek Padang .

Hal ini sesuai dengan pendapat Sihombing (2001) menyatakan bahwa


sumber belajar adalah warga belajar yang berdaya guna jika melihat dalam
segi bidang pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kemauan peseerta
pelatihan dalam pelaksanaan pelatihan dalam menyerap materi yang diberikan
oleh pelatih dalam kegiatan waktu kegiatan pembelajaran. dengan diberikan
sebuah pengetahuan dan keterampilan yang berpengaruh dalam perubahan
kearah yang lebih baik seperti yang tidak tau menjadi tau, yang tidak mahir
menjadi mahir, belum terampil menjadi terampil dalam pelaksanaan pelatihan
di tata busana anggrek padang.

4. Gambaran Sarana dan Prasarana


Berdasarkan temuan di lapangan dapat dilihat dari Profil Lembaga
Pelatihan Keterampilan Menjahit Tata Busana Anggrek Padang segi ketersedian
utama dalam sarana dan prasarana dapat tergolong kategori baik. Dilihat dari
kondisi tempat pelaksanaan pembelajaran strategi yang berada di pemungkiman
warga dan berada di pingiran jalan, terlihat dari fasilitas yang ada dalam Lembaga
Tata Busana Angggrek Padang dari 15 mesin jahit, gunting, pola disain, 5 orang
tutor, kain, dan lain – lain. Dalam pelaksanaan keefektifan pengunaan
ketersedian peralatan dalam proses pembelajaran
Sebagaimana yang dijelaskan Tatang (2011) Syarat dalam
pelaksanaan pelatihan dari segi tata ruangan sebagai salah satu prasarana yang
baik seperti yang di paparkan adalah: (1) Tersedianya lokasi belajar jauh dari
keramaian agar dalam pembelajaran peserta dapat menerima pembelajaran (2)
Mudah dijangkau oleh anggota atau peserta pelatihan yang mengikuti kegiatan
pelatihan agar dapat menghadir setiap saat (3) Tempatnya strategis dimana
kegiatan pelatihan harus sesuai dengan pelatihan yang akan diberikan dengan
kebutuhan belajar (4 ) Ada alat-alat penerangan atau lampu dalam kegiatan
pembelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelatihan karna melihat dari
usia peserta pelatihan yang mengikutinya (6) Memiliki ventilasi yang baik
agar kenyaman dalam proses pembelajaran dapat terlaksana (8) Tersedianya
fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran. Dalam pelaksanaan
pelatihan penyelenggara program pendidikan mampu menyediakan sarana
dan prasarana yang dapat menunjang terjadinya proses pembelajaran.
5. Gambaran Profil Pelatihan
Berdasarkan hasil temuan dapat diketahui bahwa profil pelatihan
keterampilan menjahit di tata busana anggrek padang dari segi profil
lembaga dapat diklasifikasikan pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat
dari kondisi tempat belajar yang memadai, ketersediaan fasilitas penunjang,
dan keefektifan penggunaan sarana dan prasana di lembaga tata busana
anggrek padang.
Berdasarkan hasil temuan dapat diketahui bahwa profil pelatihan
keterampilan menjahit di tata busana anggrek Padang dari segi ketersediaan
sumber daya manusia dapat dilihat pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat
dari kondisi tempat belajar yang memadai, ketersediaan fasilitas penunjang,
dan alat – alat yang di pakai para peserta yang telah memenuhi standar yang
ada.
Dengan hal tersebut profil lembaga sangat berpengaruh terhadap
kelangsung dalam kegiatan proses pembelajaran dan keberhasilan dalam
lembaga untuk dapat mencapai tujuan pada lembaga pelatihan menjahit di tata
busana anggrek padang.
A. Penelitian Relevan
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini
menurut penelitian adalah sebagai berikut ini :
Hubungan hasil pelatihan tata rias pengantin dengan minat berwirausaha
peserta pelatihan di lembaga kursus dan pelatihan yuli kabupaten jember.
Universitas Jember Oleh Ika Nurjanah.

Pengaruh pelatihan keterampilan tata kecantikan rambut terhadap


motivasi kewirausahaan peserta didik di lembaga kursus dan pleatihan
lussy JlN Wiyung Praja No 408 Surabaya.
Universitas Negri Surabaya Oleh Yusneni Ardilla

B. Kerangka koseptual

Motivasi Belajar Minat Peserta Didik


C. Hipotesis
Menurut Margono (2004) menyatakan bahwa hipotesis berasal dari
perkataan hipo (hypo) dan tesis (thesis). Hipo berarti kurang dari, sedangkan
tesis berarti pendapat. Jadi hipotesis adalah suatu pendapat atau kesimpulan
yang sifatnya masih sementara. Hipotesis merupakan suatu kemungkinan
jawaban dari masalah yang diajukan.
Hipotesis timbul sebagai dugaan yang bijaksana dari peneliti atau diturunkan
(deduced) dari teori yang telah ada.
berdasarkan masalah penelitian yang telah dirumuskan pada bagian
pendahuluan sebagai landasan dari penelitian ini, maka hipotesis yang
akan diuji sebagi berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan semangat peserta didik jalur non reguler dengan
hasil belajar di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.

Ha: Terdapat hubungan antara motivasi peserta didik jalur non reguler dengan
hasil belajar di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan deduktif. Menurut
Sugiyono(2012:35) deskriptif adalah suatu masalah yang berkenaan dengan
pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Sedangkan assosiatif adalah
suatu masalah penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel
atau lebih.
Berdasarkan penjelasan di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar terdapat hubungan antara semangat peserta didik jalur
non reguler dengan hasil belajar di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana
Anggrek Padang serta untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan
melalui pengumpulan data di lapangan.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitiaan ini akan di laksanakan di Lembaga Kursus dan Pelatihan Tata
Busana Anggrek Padang. Waktu saat pembelajaran pelatihan menjahit di tata
busana anggrek padang dalam jangka waktu 2 bulan dan jangka watu 10 hari bagi
ibuk KUB lubuk buaya.

Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono (2012:119). Jadi,
populasi dalam penelitian ini adalah sebagian dari sampel yang di acak.
Dimana populasinya berjumlah 30 orang peserta didik, seperti yang terlihat
pada tabel berikut ini
Tabel 8. Populasi berdasarkan bidang Kursus Dan Pelatihan Tata
Busana Anggrek Padang tahun 2019

No Peserta lkp Anggrek Jumlah


1 Peserta non reguler(kampung kb) 15 orang
2 Peserta non reguler (ibuk KUB) 15 orang
Jumlah 30 orang
(Sumber : Peserta Non Reguler Kursus Dan Pelatihan Tata Busana
Anggrek Padang)

2. Sampel
Teknik sampel dalam penelitian ini menggunakan Total Sampling artian
dengan sampel acak semua populasi berjumlah 30 orang di jadikan sampel
15 orang.

C. Teknik Pengumpulan Data


1. Angket
Menurut Arikunto (2010:194) angket adalah pernyataan tertulis yang
digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang
pribadi atau hal-hal yang ia ketahui. Angket merupakan bentuk dari data primer
yang diberikan langsung kepada Peserta Didik Jalur Non Reguler Di Lembaga
Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang. angket ini digunakan untuk
memperoleh dan mengumpulkan data jawaban angket mengenai semangat peserta
didik.
2. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2010:201) dokumentasi adalah mencari dan


mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, notulen, rapot, agenda, dan sebagainya. Metode dokumentasi ini
dimaksudkan untuk memperoleh data berdasarkan sumber data yang ada di
Lembaga Krusus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang Teknik
dokumentasi yaitu mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
permasalah penelitian berupa data Gambaran semangat Peserta Didik Jalur Non
Reguler Di Lembaga Kursus Dan Pelatihan Tata Busana Anggrek Padang.
3. wawancara

Wawancara adalah merupakan percakapan yang terjadi diantara dua orang


yang di lakukan bertatap mungka dan melakukan komunikasi yang terarah yang
membahas pokok permasalahan yang akan di bicarakan dengan tujuan
pengambilan data penelitian. Wawancara yang di lakukan dengan mengunakan
angket yang telah di rancang sehinga pokok permasalahan yang di bahas sesuai
dengan pemabahasan yang akan di lihat. Jawaban dari hasil wawancara yang di
laksanakan merupakan data yang akan di kelolah peneliti. wawancara di laksankan
dengan cara terbukak, akrab dan penuh kekeluargaaan.

D. Teknik Analisis Data


1. Bentuk Instrumen Penelitian
Instrumen digunakan untuk mempermudah dalam penelitian dan hasilnya
lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah, instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Menurut Arikunto (2010:194)
mengatakan bahwa sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau
hal-hal yang ia ketahui. Angket yang digunakan dalam penelitian ini
adalah angket tertutup, yaitu angket yang telah dilengkapi dengan pilihan
jawaban sehingga peserta didikyang mengikuti pelatihan menjahit hanya memberi
tanda pada jawaban yang telah dipilih.

Peneltian ini mengunakan teknik deskriptif kuantitatif dengan melihat


perhitungan persentase dari data yang di dapat di lapangan. Sehingga data yang di
kelolaah dengan mengunakan rumus perhitungan persentase
P = f/n x 100%

Keterangan :
P: presentase hasil yang di perloleh
F:frekuensi jawaban dari altenatif jawaban yang di berikan atas pertanyaan yang
di ajukan
N:jumlah frekuensi dari jumlah altenatif yang menjadi pililihan responden.
DAFTAR REFERENSI

Uno, Hamzah B, 2009.Metode pembelajaran. Jakarta:PT.Bumi Aksara

Sudjana. D. (2005). Strategi Pembelajaran Pendidikan Luar Sekolah.


Bandung:Falah Production.

sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan . Bandung:Alfabeta

Uno. Hamzah B, 2009, Model Pembelajaran. Jakarta :PT.Bumi Aksara.

Wikipedia.12 juni 2011.Bahasa Indonesia. wikipedia.

yusuf, 1982.Kosep Dasar Pendidikan Luar Sekolah.rinekha cipta

https://jurnal mahasiswa. unesa. ac. id / index. php / jurnal – pendidikan – luar


sekolah / article / download / 7600 / 8007.

https://www.zonareferensi.com/pengertian-motivasi-belajar/.

Anda mungkin juga menyukai