Anda di halaman 1dari 1

BENCANA banjir bandang Sungai Cimanuk Digarut jawa barat (Jabar) yang terjdi pada

21 september 2016 diduga karena pelanggaran hukum dan korupsi yang menyebabkan
kerusakan lingkungan.

Untuk itu, npolda jabar memeriksa 11 saksi dari perum perhutani juabar dan dinas tata
ruang kabupaten Garut. Selain itu, polisinjuga memeriksa pejabat dinas kehutanan
kabupaten garut, saksi dari PT Agro, para pemilik wisata dikawasan itu, serta pihak
terkait lainnya.

“inti pemeriksaa, yakni adanya fakta kerusakan di hulu sungai cimanuk dan kawasan
hutan lainnya yang diduga sebagai penyebab bencana. Kita lihat nanti apakah akan di
tingkatkan dari penyelidikan ke penyidik,” kata kepala humas polda jabar kombes yusri
yunus kemarin.

Hingga kemarin ke-11 saksi masih di mintai keterangan. Namun, menurut yusri, ada
kemungkinan jumlahnya bertambah jika dari hasil penyelidikan di perlukan adanya
keterangan tambahan. Yusri juga tidak menampik adanya dugaan korupsi dalam
perusakan hutan tersebut.

“untuk hal korupsi, kami juga masih mendalami terkait kerugian negara. Nanti kita lihat
lagi karena ada tiga undang – undang yang akan dikenakan, yakni UU lingkungan hidup,
kehutanan, dan korupsi,” tambahnya.

Disisi lain, menurut forum komunikasi kader konservasi indonesia(FK3I), penyumbang


terbesar terjadinya bencana tersebut ialah rusaknya (85%) kawasan perhutani, dan
sisanya di balai besar konservasi dan sumber daya alam (BBKSDA) dan tanah
masyarakat.

“kerusakan tersebut akibat pembiaran berkepanjangan oleh perhutani sebagai


pengelola kawasan. Di kawasan itu di tanami jenis tanaman produksi, tetapi tidak
memperhatikan aspek kemiringan, fungsi penyangga, dan dampak kedepan,” ujar ketua
FK3I dedi kurniawan dalam rilisnya.

Untuk itu, lanjut dedi perhutani harus bertanggung jawab terhadap korban dan
memperbaiki kawasan yang rusak tersebut. Kementrian lingkungan hidup dan
kehutanan juga diminta memberikan sanksi keras kepada mereka yeng telah lalai.

Berdasarkan catatan walhid jabar, penyebab kerusakan lingkungan di hulu sungai


Cimanuk seluas 16,367,74 ha ialah adanya aktivitas pertanian, wisata alam, tambang
dan geotermal.

Kejadian banjir bandang itu merupakan akumulasi dari kerusakan DAS Cimanuk juga
daya guna lahan yang semakin memburuk.

KOMENTAR: Seharusnya di tingkatkan lagi kinerjanya sebagai pengawasan perhutani


dan mengawasi atau memberikan pengarahan kepada petani terhadap penanggulangan
mencegah bencana longsor maupun bajir tersebut.

Anda mungkin juga menyukai