Anda di halaman 1dari 8

Pengendalian Persediaan BBM Di

Spbu Dengan Metode EOQ


Ditengah perkembangan dunia usaha sekarang ini tentu akan muncul persaingan
yang semakin bebas. Persaingan bisnis yang semakin ketat menjadikan
perusahaan mati-matian melakukan berbagai upaya sebagai langkah perusahaan
untuk bisa terus berjalan dan dapat bersaing dengan perusahaan lain. Upaya
yang dilakukan oleh perusahaan bermacam-macam, misalnya dengan
meningkatkan kualitas produk, melakukan inovasi, memberi diskon pada
produknya, serta yang pasti dilakukan adalah dengan meningkatkan pelayanan.
SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) merupakan tempat pengisian bahan
bakar bagi kendaran bermotor. Keberadaan SPBU adalah merupakan kerjasama
antara pihak swasta denga pertamina sebagai pemasok bahan bakar tunggal di
indonesia. Meskipun milik swasta, regulasi atau aturan tentang pelayanan
terhadap konsumen tetap dikendalikan oleh pertamina. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengendalian persediaan di spbu XYZ menggunakan
metodeeoq
Rumusan Masalah

Bagaimana biaya persediaan menggunakan


metode EOQ?
Apakah pemesanan kembali dalam
memenuhi kebutuhan masayarakat bogor?
Tujuan

1. Mengetahui apakah dengan metode EOQ dapat mengurangi biaya persediaan.


2. Membuat perencanaan persediaan bahan bakar minyak (BBM) untuk 1 tahun.
3. Menghitung titik pemesanan kembali (reorder point) dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat disekitar spbu XYZ.
4. Menghitung besaran penerimaan yang optimal sesuai metode EOQ.
Manfaat
-Perusahaan
hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai bahan masukan dalam
mengelolah persediaan, sehingga pihak manajemen dapat memperoleh
tambahan informasi dalam membuat perencanaan pengendalian selanjutnya.
-Penulis
untuk menambah pengetahuan tentang penerapan sistem pengendalian
persediaan bbm.
-Peneliti selanjutnya
hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengendalian persediaan bbm.
-Masyarakat
hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan
pengetahuan terapan khususnya dalam bidang pengendalian persediaan BBM
pada spbu.
BBM
Menurut teori pembentukan minyak bumi, khususnya teori binatang Engler
dan teori Tumbuh-tumbuhan, senyawa-senyawa organik penyusun minyak
bumi merupakan hasil alamiah proses dekomposisi tumbuhan selama
berjuta-juta tahun. Oleh karena itu minyak bumi juga dikenal sebagai bahan
bakar fosil selain batubara dan gas alam (Hofer,1966).
Komponen non-hidrokarbon dapat berupa unsur-unsur logam atau yang
sifatnya menyerupai logam, serta komponen organik lainnya yang bukan
hidrokarbon, seperti belerang, nitrogen dan oksigen. Senyawa hidrokarbon
merupakan senyawa organik yang terdiri atas hidrogen dan karbon,
contohnya benzena, toluena, ethylbenzena dan isomer xylema.
Keberadaan hidrokarbon aromatik di dalam minyak bumi lebih sedikit
dibandingkan dengan hidrokarbon parafin. Aromatik – aromatik murni
adalah molekul – molekul yang hanya mengandung cincin dan rantai
sederhana ialah benzena yang terdiri dari sebuah cincin dasar yang
mengandung 6 atom karbon, dengan ikatan rangkap di antara setiap atom
karbon lainnya sehingga terdapat 3 ikatan ganda dalam cincin dasar
tersebut. Bila kedua cincin benzena tersebut bergabung akan membentuk
senyawa naftalen. Senyawa ini mempunyai rumus CnH2n-6 untuk molekul
cincin tunggal dan CnH2n-12 untuk molekul cincin ganda dan beraroma.
Variabel keputusan

Sistem Entitas Sumber Kontrol Aktivitas Delay Atribut

SPBU XYZ Bahan Pertamina Karyawan dan Menjual bahan -stok kosong Harga bahan
bakar pemilik bakar -telat bakar
pengiriman
DFD

Anda mungkin juga menyukai