Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN AKHIR

PRAKTIKUM
PENGANTAR PENGENDALIAN MUTU
PRODUK MIGAS

IDENTIFIKASI BBM DENGAN METODE FT-IR


Dr. Oksil Venriza, S.Si., M.Eng.

Disusun Oleh:
Emy Bairika Tutkey

NIM : 201450041
Kelompok : III (Tiga)
Kelas : Logistik IA
Program Studi : Logistik Minyak dan Gas
Asisten Laboratorium : Ika Gita Lestari

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL


BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA ENERGI DAN
SUMBER DAYA MINERAL
POLITEKNIK ENERGI DAN MINERAL AKAMIGAS

PEM AKAMIGAS
Cepu, Maret 2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI....................................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Tujuan Praktikum...................................................................................................... 2
1.3 Manfaat Praktikum.................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 3
2.1 Jenis-Jenis BBM ....................................................................................................... 3
2.2 Spektrofotometri FTIR.............................................................................................. 5
2.3 Prinsip Kerja Spektroskopi FT-IR ............................................................................ 6
2.4 Bagian-bagian dan Fungsi Spektrofotometer FTIR .................................................. 7
BAB III METODOLOGI ................................................................................................. 9
3.1 Waktu dan Tempat .................................................................................................... 9
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................... 9
3.3 Cara Kerja ................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan
dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut
bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan
produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM.
Jenis-jenis BBM diantaranya adalah bensin, solar, biodiesel, dan fame.
Macam-macam bahan bakar yang berasal dari minyak bumi memiliki sifat-
sifat yang berbeda. Produk-produk tersebut dapat dibedakan dengan cara
spektrofotometri FTIR. FTIR merupakan salah satu instrumen yang banyak
digunakan untuk mengetahui spektrum vibrasi molekul yang dapat digunakan
untuk memprediksi struktur senyawa kimia. (Sulistyanidan Huda, 2017)
Di lingkungan masyarakat masih banyak pengoplosan atau pencampuran
BBM dengan air atau kondensat oleh karena itu kita dapat melakukan analisis
dengan FTIR. Dengan FTIR kita dapat mengidentifikasi kandungan serta
campuran senyawa yang ada di dalam produk BBM guna menjamin mutu produk
tersebut.
Spektrofotometri adalah ilmu yang mempelajari materi dari atributnya
bersadarkan cahaya, suara atau partikel yang dipancarkan, diserap atau dipantulkan
oleh materi tersebut. Spektroskopi juga dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari interaksi antara cahaya dan materi. Dalam catatan sejarah,
spektroskopi mengacu kepada cabang ilmu dimana “cahaya tampak” digunakan
dalam teori-teori struktur materi serta analisa kualitatif dan kuantitatif.
Spektroskopi juga digunakan secara intensif dalam astronomi dan penginderaan
jarak jauh. Salah satu jenis spektroskopi adalah spektroskopi infra merah (IR).
Fourier Transform Infrared (FT-IR) spektrometri dikembangkan dalam
rangka untuk mengatasi keterbatasan yang dihadapi dengan instrumen dispersif.
Kesulitan utama adalah proses scanning lambat. Sebuah metode untuk mengukur
semua frekuensi inframerah secara bersamaan, bukan secara individual, diperlukan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

1
Sebuah solusi dikembangkan yang digunakan perangkat optik yang sangat
sederhana disebut interferometer. Interferometer menghasilkan jenis yang unik dari
sinyal yang memiliki semua frekuensi inframerah " dikodekan " ke dalamnya.

1.2 Tujuan Praktikum


1. Untuk mengetahui Spektrofotometer FT-IR.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian dan fungsi Spektrofotometer FT-IR.
3. Untuk mengetahui cara kerja dari Spektrofotometer FT-IR.
4. Untuk mengetahui BBM sudah terkontaminasi dari panjang gelombang.
5. Untuk mengetahui apa saja kandungan yang ada pada produk migas.
6. Untuk meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam penggunaan alat
Spektrofotometer FT-IR.

1.3 Manfaat Praktikum


1. Dapat menerapkan metode FT-IR untuk mengindentifikasi BBM atau
Gasoline dan dapat membedakan struktur beberapa produk BBM.
2. Praktikum ini mencakup perhitungan dalam menganalisis menggunaan alat
Spektrofotometer FT-IR yang digunakan untuk melakukan identifikasi
produk migas.
3. Dapat membedakan beberapa produk migas berdasarkan struktur molekul
yang dimiliki

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jenis-jenis BBM

Jenis Bahan Bakar Minyak Gasoline merupakan nama umum untuk


beberapa jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang
memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini dihitung
berdasarkan nilai RON (Randon Otcane Number). Berdasarkan RON tersebut maka
BBM bensin dibedakan menjadi 3 jenis yaitu:
1. Premium (RON 88)
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna
kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna
tambahan (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan
bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor,
motor tempel dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut motor
gasoline atau petrol.
2. Pertalite (RON 90)
Pertalite diluncurkan pada tanggal 24 Juli 2015, merupakan bahan
bakar gasoline yang memiliki angka oktan 90 serta berwarna hijau terang
dan jernih ini sangat tepat digunakan oleh kendaraan dengan kompresi 9:1
hingga10:1.
3. Pertamax (RON 92)
Ditujukan untuk kendaraan yang mempersyaratkan penggunaan bahan
bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal (unleaded). Pertamax juga
direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990
terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel
injection dan catalytic converters.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

3
Ada juga BBM solar, biosolar dan fame :

1. Solar
Solar adalah bahan bakar destilat berwarna kuning kecoklatan
jernih. Solar memiliki Cetane Number (CN) 48, solar diperoleh dalam
kolom destilasi pada temperature 200-350oC. Di dalam solar terkandung
75% hidrokarbon jenuh (terutama parafin termasuk n- parafin,
isoparafin dan sikloparafin) dan 25% hidrokabon aromatik (naftalena
dan alkilbenzena). Minyak solar memiliki rentan hidrokarbon antara
C10H22 hingga C20H42. Minyak solar hingga saat ini masih
merupakan bahan bakar yang paling banyak dipakai. Hampir semua
jenis kendaraan bermotor diesel dengan putaran tinggi (diatas 1000 rpm)
menggunakan bahan bakar jenis ini. Permintaan solar semakin
bertambah seiring makin banyaknya jumlah kendaraan bermotor.
Sebagai bahan bakar, tentunya solar memiliki karakteristik
tertentu sama halnya dengan jenis bahan bakar lainnya. berikut
karakteristik yang dimiliki fraksi solar:
1) Tidak akan menguap pada temperatur normal.
2) Memiliki kandungan sulfur yang lebih tinggi jika dibandingkan
dengan bensin dan kerosen.
3) Memiliki flash point (titik nyala) sekitar 40°C sampai 100°C.
4) Terbakar spontan pada temperatur 300°C.
5) Menimbulkan panas yang tinggi sekitar 10.500 kcal/kg.

2. Biosolar
Biosolar atau nama lainnya metal ester merupakan sumber bahan
bakar alternatif penggant pengganti solar. Bisolar yang terbuat dari minyak
tumbuhan atau lemak hewann tidak mengandung sulfur dan tidak
beraroma.. Biosolar dihasilkan dengan mereaksikan minyak tumbuhan
dengan alkohol menggunakan basa sebagai katalis pada suhu dan
komposisi tertentu.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

4
Biosolar digunakan untuk bahan bakar mesin diesel, yang biasanya
menggunakan minyak solar seperti pembangkit listrik, mesin- mesin
pabrik yang menggunakandiesel, juga alat transportasi termasuk mobil
yang bermesin diesel.

3. Fame
Salah satu jenis bahan bakar pengganti yang potensial adalah fatty
acid methyl ester (FAME) atau biodiesel, yaitu bahan bakar alternatif
pada mesin diesel. Nama biodiesel telah disetujui oleh Department of
Energi (DOE), Environmental Protection Agency (EPA) dan American
Society of Testing Material (ASTM), biodiesel adalah bahan bakar
alternatif yang menjanjikan yang dapat diperoleh dari minyak
tumbuhan, lemak binatang atau minyak bekas melalui esterifikasi
dengan alkohol (Özgul dan Türkay 1993; Pamuji, dkk. 2004; Gerpen
2004).
Biodiesel dapat digunakan tanpa modifikasi ulang mesin diesel.
Biodiesel juga dapat ditulis dengan B100, yang menunjukkan bahwa
biodiesel tersebut murni 100 % monoalkil ester. Biodiesel campuran
ditandai dengan ”BXX”, yang mana ”XX” menyatakan persentase
komposisi biodiesel yang terdapat dalam campuran. B20 berarti
terdapat biodiesel 20% dan minyak solar 80 % (Zuhdi, 2002).

2.2 Spektrofotometri FTIR


Fourier Transformed Infra Red (FTIR) merupakan salah satu alat atau
instrument yang dapat digunakan untuk mendeteksi gugus fungsi, mengidentifikasi
senyawa dan menganalisis campuran dari sampel yang dianalisis tanpa merusak
sampel. spektroskopi ini didasarkan pada vibrasi suatu molekul. Spektroskopi
inframerah merupakan suatu metode yang mengamati interaksi molekul dengan
radiasi elektromagnetik yang berada pada daerah panjang gelombang 0.75 - 1.000
µm atau pada bilangan gelombang 13.000 - 10 cm-1.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

5
Tabel 2.2. Daerah spektrum infra merah
Dari pembagian daerah spektrum elektromagnetik tersebut di atas, daerah
panjang gelombang yang sering digunakan pada alat spektroskopi inframerah
adalah pada daerah inframerah pertengahan, yaitu pada panjang gelombang
2,5 – 5 0 µ m atau pada bilangan gelombang 4.000 – 200 cm-1. Daerah tersebut adalah
cocok untuk perubahan energi vibrasi dalam molekul. Daerah inframerah yang jauh (400
10cm-1, berguna untuk molekul yang mengandung atom berat, seperti senyawa
anorganik tetapi lebih memerlukan teknik khusus percobaan. Senyawa kimia tertentu (hasil
sintesa atau alami) mempunyai kemampuan menyerap radiasi elektromagnetik
dalam daerah spectrum inframerah. Absorpsi radiasi IR pada material tertentu berkaitan
dengan fenomena bergetarnya molekul atau atom. Metode Spektroskopi inframerah ini
dapat digunakan untuk mengidentifikasi suatu senyawa yang belum diketahui,
karena spektrum yang dihasilkan spesifik untuk senyawa tersebut.

2.3 Prinsip Kerja Spektroskopi FT-IR


Prinsip kerja spektroskopi FTIR adalah adanya interaksi energi dengan materi.
Misalkan dalam suatu percobaan berupa molekul senyawa kompleks yang
ditembak dengan energi dari sumber sinar yang akan menyebabkan molekul
tersebut mengalami vibrasi.
Analisis menggunakan FTIR dapat digunakan untuk mengetahui sifat termal
bahan dari suatu lapisan tipis misalnya. Dari hasil analisis spektrum FTIR
didapatkan analisa tentang disosiasi ligan suatu bahan penumbuhan lapisan tipis
secara sempurna. Misalkan disosiasi ligan berawal pada temperatur 300o C sampai
400o C. Hasil ini menyarankan nilai besaran temperatur substrat saat penumbuhan

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

6
dimana lapisan akan tumbuh diawali pada temperatur 300o C sampai temperatur
400o C. FTIR digunakan untuk melakukan analisa kualitatif yaitu untuk
mengetahui ikatan kimia yang dapat ditentukan dari spektra vibrasi yang dihasilkan
oleh suatu senyawa pada panjang gelombang tertentu. Selain itu digunakan juga
untuk analisa kuantitatif yaitu melakukan perhitungan tertentu dengan
menggunakan intensitas.
Karakterisasi menggunakan FTIR dapat dilakukan dengan menganalisis spektra
yang dihasilkan sesuai dengan puncak-puncak yang dibentuk oleh suatu gugus
fungsi, karena senyawa tersebut dapat menyerap radiasi elektromagnetik pada
daerah inframerah dengan panjang gelombang antara 0.78 – 1000 μm.

2.4 Bagian-bagian dan Fungsi Spektrofotometer FTIR

FTIR terdiri dari 5 bagian utama, yaitu :

1. Sumber sinar, terbuat dari filament nernst atau globar yang dipanaskan
menggunakan listrik hingga temperatur 1000-1800°C. Pemijar globar
merupakan batangan silikon karbida yang dipanasi hingga 1200oC dan
merupakan sumber radiasi yang sangat stabil . Pijar Nernst merupakan bidang
cekung dari sirkonium dan yutrium oksida yang dipanasi hingga sekitar 1500oC
dengan arus listrik serta kurang stabil dibandingkan dengan pemijar globar dan
memerlukan pendingin air.

2. Pencerminan, sistem utama FTIR adalah interferometer yang berfungsi sebagai


kombinasi peralatan atau pengatur seluruh frekuensi inframerah yang
dihasilkan oleh sumber cahaya. Interferometer terdiri dari 3 komponen yaitu
lensa statik, lensa dinamis, dan beamsplitter.

3. Daerah cuplikan, dimana berkas acuan dan cuplikan masuk ke dalam daerah
cuplikan dan masing-masing menembus sel acuan dan cuplikan
secara bersesuaian.Detektor, berfungsi untuk mendeteksi sinar infra merah
atau energi pancaran yang lewat akibat panas yang dihasilkan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

7
4. Detektor yang sering digunakan adalah termokopel, sel golay dan balometer.
Ketiga detektor bekerja berdasarkan efek pemanasan yang ditimbulkan oleh
sinar IR (Sudjadi, 1985).

5. Elektronik, detektor inframerah menghasilkan tegangan yang merespon


interferogram yang masuk melalui sampel, tegangan ini akan membentuk
analog sebelum spektrofotometer dapat mengirim interferogram ke sistem data,
maka sinyal harus dikonversikan dari bentuk analog ke bentuk digital.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

8
BAB III
METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan pada jam pelajaran mata kuliah praktikum
pengendaluan mutu produk migas pada hari jumat pukul 13.30-17.20 WIB dan
bertempat di Laboratorium Quality Control (QC).
3.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini:
1. Spektrofotometer FTIR ;
2. Gelas ukur 100 ml ;
3. Syringe ;
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini:
1. Premium ;
2. Pertalite ;
3. Pertamax ;
4. Solar ;
5. Biosolar ;
6. Fame ;
7. Aseton (pencuci) ;
8. Sampel X.
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Menghidupkan alat
1. Nyalakan alat instrumen FT-IR dengan menekan tombol on/off.
2. Buka software FT-IR yang tersedia pada komputer.
3. Klik kiri opsi “Measure” kemudian pilih “Measurement” lalu
“initialize”. Tunggu hingga muncul tiga icon status berwarna hijau
pada sebelah kanan layar.
4. Perangkat FT-IR siap untuk digunakan.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

9
3.3.2 Mengukur Sampel Liquid film / kaca preparat
1. Masukan holder, penopang yang mana terdapat sebuah lubang bulat
pada bagian tengahnya.
2. Pilih opsi untuk menyimpan data pada komputer. Masukan nama file
dan simpan dalam folder. Dengan demikian, hasilnya akan tersimpan
secara otomatis setelah dilakukan pengukuran.
3. Mengukur background (BKG) dengan mengklik measure.
4. Masukan sampel yang berupa film / kaca preparat, lalu pasangkan
pada holder.
5. Scan sampai 100%.
6. Setiap percobaan klik “new”.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

10
DAFTAR PUSTAKA

Hendrawan, A. (2013), Analisa Pengaruh Jenis Bahan Bakar (Premium, Pertamax,


Pertamax Plus) dan Putaran terhadap Unjuk Kerja Motor Bensin 4 Langkah.
Jurusan Teknik Mesin, Muhammadiyah Malang.
Suhartono, A., 2015, Perbedaan Pertalite dengan BBM Jenis Lain.
Suharyo. 2010. Spektrofotometri. http://suharyo07.student.ipb.ac.id/2010/6/20
spektrofotometri. Diakses tanggal 12 Februari 2021.
R.A.Day.IR/A.I Underwood,Analisis kimia kuantitatif Penerbit Air Langga
Jakarta2001
Hendayana, Sumar, dkk. 1994. Kimia Analitik Instrumen. Semarang : IKIP Press.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI Press.
Kopkar, S, 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, Penerbit Universitas Indonesia
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compund, 3rd Edition. New York: John
Wiley & Sons Ltd Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: UI
Press.

LOGISTIK MINYAK DAN GAS

11

Anda mungkin juga menyukai