PENDAHULUAN
Kimia organik adalah percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai
struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik
dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur
lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang.
Definisi asli dari kimia organik ini berasal dari kesalahpahaman bahwa
semua senyawa organik pasti berasal dari organisme hidup, namun telah
dibuktikan bahwa ada beberapa perkecualian. Bahkan sebenarnya, kehidupan juga
sangat bergantung pada kimia anorganik; sebagai contoh, banyak enzim yang
mendasarkan kerjanya pada logam transisi seperti besi dan tembaga, juga gigi dan
tulang yang komposisinya merupakan campuran dari senyama organik maupun
anorganik. Contoh lainnya adalah larutan HCl, larutan ini berperan besar dalam
proses pencernaan makanan yang hampir seluruh organisme (terutama organisme
tingkat tinggi) memakai larutan HCl untuk mencerna makanannya, yang juga
digolongkan dalam senyawa anorganik.
1
BAB II
HIDROKARBON
HIDROKARBON
ALIFATIK SIKLIK
NAPHTEN AROMATIC
A. ALIFATIK
Alifatik merupakan senyawa hidrokaron rantai terbuka, baik jenuh maupun
tidak jenuh.
1. Parafinik
a. Rumus Umum
2
b. Aturan tata nama alkana
1) Rantai tidak bercabang (lurus) Jika rantai karbon terdiri dari n atom
karbon , maka nama alkana diberi awalan n- (normal)
1 CH4 Metana
2 C2H6 Etana
3 C3H8 Propana
4 C4H10 n-Butana
5 C5H12 n-Pentana
dst ..... .......
Untuk metana, etana dan propana semua dalam keadaan normal
a) Tentukan rantai induk, yaitu rantai karbon terpanjang dari ujung satu
ke ujung yang lain. Rantai induk diberi nama alkana.
b) Penomoran
3
c) Tentukan cabang, yaitu atom C yang yang terikat pada rantai induk.
Cabang merupakan gugus alkil dan beri nama alkil sesuai struktur
alkilnya. Perhatikan beberapa gugus alkil berikut :
d) Tabel Nama Alkil
CH3- Metil
CH3
CH3
CH3
4
(1) Jika terdapat lebih dari satu alkil sejenis, maka tulis nonor-nonor
cabang dari alkil sejenis dan beri awalan alkil dengan di, tri, tetra,
penta dan seterusnya sesuai dengan jumlah alkil sejenis
CH3
CH3 3
CH CH
4 5
CH2 6
CH3
2
CH CH3
1
CH3
2,3,4 Tri metil Heksana
(2) Jika terdapat dua atau lebih jenis alkil, maka nama-mana alkil
disusun menurut abjad
CH3
CH2
CH3 3
CH 4
CH 5
CH2 6
CH3
2
CH CH3
1
CH3
a) Jika terdapat beberapa pilihan rantai induk yang sama panjang, maka
pilih rantai induk yang mempunyai cabang lebih terbanyak.
CH3 CH3
CH2 CH3 CH
4
1
CH3 2
CH 3
CH CH2 5CH3
4 3
CH CH 5
CH2
CH3
2
CH
1
CH3
5
b) Gugus alkil dengan jumlah atom C lebih banyak diberi nomor yang lebih
kecil.
CH3
CH2
1
CH3 2
CH2 3CH 4
CH2 5CH2 6CH3
CH3
c. Sifat
1) Sifat Fisik
a) Semua alkana merupakan senyawa polar sehingga sukar larut dalam air.
Pelarut yang baik untuk alkana adalah pelarut non polar, misalnya eter.
Jika alkana bercampur dengan air, lapisan alkana berada di atas, sebab
massa jenisnya lebih kecil dari pada air.
6
b) Pada suhu kamar, empat suku pertama berwujud gas, suku ke 5 hingga
suku ke 16 berwujud cair, dan suku diatasnya berwujud padat.
c) Semakin banyak atom C, titik didih semakin tinggi. Untuk alkana yang
berisomer (jumlah atom C sama banyak), semakin banyak cabang, titik
didih semakin rendah.
Beberapa sifat fisik alkana
Nama alkana Rumus MW Titik Titik Kerapatan Fase pada
Molekul leleh didih OC (g/Cm3) 250C
O
C
Metana CH4 16 -182 -162 0,423 Gas
… … … … … … …
… … … … … … …
2) Sifat Kimia
3 n+1
CnH2n+2 + O2 → n CO2 + (n+1) H2O + Energi
2
7
c) Jika alkana direaksikan dengan unsur-unsur halogen (F2, Cl2, Br2, I2),
atom -atom H pada alkana akan digantikan oleh atom-atom halogen.
d. Penggunaan.
1) Metana : zat bakar, sintesis, dan carbon black (tinta,cat,semir,ban)
2) Propana, Butana, Isobutana : zat bakar LPG (Liquified Petrolium Gases)
3) Pentana, Heksana, Heptana : sebagai pelarut pada sintesis
Sisa destilasi berupa: minyak mudah menguap, minyak pelumas, lilin dan
vaselin. Bahan yang tidak mudah menguap, aspal dan kokas dari minyak bumi
2. Olifin
a. Alkena
1) Tata Nama
Nama alkena sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran - ana
menjadi -ena. Tabel berikut merupakan nama-nama alkena
8
Jumlah C Rumus Nama
2 C2H4 Etena
3 C3H5 Propena
4 C4H8 Butena
5 C5H10 Pentena
6 C6H102 Heksena
3) Sifat-Sifat
a) Sifat Fisika
Sifat fisika alkena (tetapi bukan sifat kimia) praktis identik dengan
alkana induknya.
Tabel 2.1 dicantumkan titik didih beberapa alkena. Titik didih deret
homolog alkena naik kira-kira 30° tiap gugus CH2. Kenaikan ini sama
dengan yang diamati pada deret homolog alkana. Seperti dengan
alkana,percabangan dalam alkena menunjukan sedikit titik didih itu.
9
Meskipun alkena dianggap nonpolar, mereka sedikit lebih mudah larut
dalam air dari pada alkana padanannya, sebab elektron pi, yang agak
terbuka itu, ditarik oleh hidrogen (dari air) yang bermuatan positif parsial
(sebagian).
1-butena CH3CH2CH=CH2 -6
1-pentena CH3CH2CH2CH=CH2 30
b) Sifat Kimia
(1) Gas tak berwarna, dapat dibakar, bau yang khas, eksplosif dalam
udara (pada konsentrasi 3 – 34 %)
10
b. Alkuna
1) Tata Nama
11
c) Alkapoliena
C C C C C C C C Atau C10H16
C C
2) Alkuna.
Alkuna merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan
rangkap tiga C≡C. Suku alkuna yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu
etuna.
Nama alkuna sesuai dengan nama alkana dengan mengganti akhiran - ana
menjadi -una
a) Sifat Fisik
Tiga alkuna dengan rantai anggota terpendek (etuna, propuna, dan
butuna) merupakan gas tak berwarna dan tak berbau. Adanya pengotor
berupa gas fosgen (ClCOCl), etuna (asetilena) berbau seperti bawang putih.
Delapan anggota selanjutnya berwujud cair, dan jika rantai semakin panjang
maka wujud alkuna adalah padatan pada tekanan dan temperatur standar.
Semua alkuna mempunyai massa jenis lebih kecil daripada air.
Alkuna tidak larut dalam air, namun cukup larut dalam pelarut organik
seperti benzena, eter, dan karbon tetraklorida.
Titik leleh dan titik didih alkuna semakin meningkat seiring dengan
kenaikan massa molekul. Selain itu, titik leleh dan titik didih alkuna
dipengaruhi oleh percabangan, seperti halnya alkana dan alkena. Contoh
titik leleh alkuna adalah:
12
etuna -83
propuna -27
1-butuna 8
2-butuna 29
1-pentuna 48
2-pentuna 55
b) Sifat Kimia
1) Reaksi dengan Brom (HX)
CH CH HX
CH2 CHX HX
CH3 CHX2
Asetilene suatu vinil halida suatu 1,1-dihaloetana
B. SIKLIS
13
Rantai karbon siklis, yaitu rantai karbon tertutup. Dibedakan atas
karbosiklik dan heterosiklik.
1. Karbosiklik
a. Alisiklik
Senyawa alisiklik adalah senyawa karbosiklik yang hanya mempunyai
ikatan tunggal.
1) Nama dan Struktur
Cyclopentylcyclohexane Bicyclohexyl
C-C
2) Sifat Fisik
14
Cyclopentane 49
Methycyclopenthane 72
-CH3
Cyclohexane 81
Bicyclohexyl 235
-
b. Aromatik
Senyawa aromatis adalah senyawa karbo siklik yang terdiri atas 6 atom
karbon atau lebih yang memiliki ikatan rangkap 2 terkonjugasi
Benxene Naphtalene
Fenantrena
-CH(CH3)2
CH3-
Toluena
Isopropilbenzena
2) Sifat-Sifat
a) Fisika
15
Zat Titik Lebur Titik Didih
Benzena 5,5 80
p-Xilena 13 138
b) Kimia
+ HX → tidak bereaksi
2) Dapat dihidrogenasi
+ H2 →
Bensena Sikloheksana
3. Reksi Susbtitusi
Benzena Klorobenzena
Benzena Nitrobenzena
P-Klroronitro
Klorobenzena O-Klroronitro benzena
benzena
16
2. Heterosiklik
Heterosiklik adalah senyawa cicin yang mengandung lebih dari satu jenis
atom. Dalam senyawa ini umumnya satu atau lebih atom unsur seperti nitrogen
'N', oksigen 'O', atau sulfur 'S' ada di dalam cincin. Atom selain karbon yaitu N, O
atau S yang ada dalam cincin disebut heteroatom.
a. Tata Nama
N
CH3 N
N
Nikotina Kuinolin
OH
N N
N OH
HO N NH
Piridina
Asam Urat
a. Sifat Fisika
17
2) Larut dalam pelarut organik
b. Sifat Kimia
1) Dapat direduksi
H2, Pt/Ni
N (200-250)0C N
H H
Pirol Pirolidin
Zn, HCl
N N
H H
Pirol 3-Pirolin
H2, Ni/Pd
(90-93) %
500C O
O
Furan tetrahidrofura
n
BAB III
DERIVAT-DERIVAT HIDROKARBON
18
Hidrokarbon mempunyai turunan berupa alkanol, alkanon/alkanal, alkanoat,
eter dan ester.
A. ALKANOL
1. Tata Nama
Nama trivial alkanol dinyatakan dengan nama gugus fungsi alkil yang
mengikat gugus hidroksi diikuti dengan kata alkohol. Dengan demikian etanol
yang mempunyai rumus struktur CH3CH2OH mempunyai nama trivial etil
alkohol.
2. Jenis-Jenis Alkohol
a. Alkohol Primer.
Jika karbon tersebut mengikat satu atom karbon lain, maka disebut karbon
primer dan alkoholnya disebut alkohol primer,dengan rumus:
R-OH
19
b. Alkohol Sekunder
Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat dua atom karbon lain,
maka disebut karbon sekunder dan alkoholnya disebut alkohol sekunder,
dengan rumus:
R1-CH-R2
OH
c. Alkohol Tersier
Jika karbon yg mengikat gugus -OH juga mengikat tiga atom karbon lain,
maka disebut karbon tersier dan alkoholnya disebut alkohol tersier, dengan
rumus:
R2
R1-C-R3
3. Sifat-Sifat OH
a. Sifat Fisika
Hasil dari susunan ini, ketika alkohol mempunyai jumlah rantai karbon
yang kecil, maka alkohol akan bersifat polar dan akhirnya dapat larut dalam
air. Semakin panjang rantai alkil, kelarutan alkohol dalam air akan semakin
kecil.
20
Pembentukan ikatan ini menyebabkan titik didih abnormal jika
dibandingkan dengan molekul organik dengan jumlah rantai karbon yang sama.
Inilah perbandingan sifat fisik alkohol dan kelarutan dalam air dibandingkan
dengan senyawa lain yang mempunyai jumlah rantai karbon yang sama, seperti
pada haloalkana.
b. Sifat Kimia
1) Oksidasi
c) Alkohol Tersier.
CH3
H+
CH3-C-OH + K2Cr2O7
CH3
2) Dengan Asam Karboksilat akan membentuk Ester
Reaksi :
O O
CH3-CH2-OH + CH3-C CH3 C
OH O
CH2 CH3
3) Dengan Asam Sulfat Pekat
Dengan asam sulfat pekat akan menghasilkan produk yang berbeda
tergantung pada temperatur pada saat reaksi berlangsung.
a) Suhu 400C
Pada suhu 400C akan terbentuk CH3-CH2-O-SO3-H
Reaksi:
CH3-CH2-OH + H2SO4 CH3-CH2-O-SO3-H + H2O
b) Suhu 1300C
Pada suhu 1300C akan terbentuk eter.
Reaksi:
H2SO4
CH3-CH2-OH + HO-CH2- CH3 CH3-CH2-O-CH2- CH3 + H2O
c) Suhu 1800C
Pada suhu 1800C akan terbentuk Etena
Reaksi:
H2SO4
CH3-CH2-OH CH2= CH2 + H2
B. ALKOKSI
22
Eter dapat digolongkan menjadi dua jenis, yaitu eter simetris dan eter
asimetris. Kalau dalam rumus umum eter R = R', maka eter tersebut dinamakan
eter sederhana atau eter simetrik. Tetapi bila R ≠ R', dinamakan eter campuran
atau eter asimetrik. Di samping yang mempunyai gugus alkil (R) terdapat pula
eter yang mengandung gugus aril (Ar) yang rumus umumnya dinyatakan dengan
Ar-O-Ar' atau Ar-O-'R.
Di antara eter dan alkohol terdapat isomeri gugus fungsi dalam arti
keduanya mempunyai rumus molekul yang sama tetapi gugus fungsinya berbeda.
Contoh untuk isomeri fungsi di antara eter dan alkohol ini adalah CH 3-O-CH3 dan
CH3CH2OH. Perbedaan gugus fungsi tersebut mengakibatkan adanya perbedaan
sifat-sifat fisika dan kimia pada eter dan alkohol.
1. Tata Nama
Penamaan eter secara IUPAC (International Union of Pure and Applied
Chemistry) dilakukan dengan mengganti akhiran –a menjadi –oksi, contohnya
CH3-O-CH3 (C2H6O) disebut metoksimetana. Sedangkan penamaan sederhananya
yaitu alkil alkil eter, dimana nama kedua gugus alkil diikuti dengan kata eter
dalam 3 kata.
Contohnya seperti CH3-O-CH3 di atas, disebut sebagai dimetil eter.
Adapun CH3-CH2-O-CH3 disebut metil etil eter.
Contohnya adalah:
2. Sifat-Sifat
23
a. Sifat Fisika
1) Senyawa eter dengan rantai C pendek berbentuk cair pada suhu kamar
2) Kurang polar sehingga susah/tidak dapat larut dalam air. Pada suhu
kamar, kelarutan eter dalam air hanya 1,5%
3) Semakin panjang rantai C suatu senyawa eter, maka titik didihnya akan
semakin tinggi, namun tetap relatif rendah dibandingkan alkohol
b. Sifat Kimia
1) Eter mudah terbakar membentuk gas karbon dioksida dan uap air
3. Reaksi-Reaksi Eter.
a. Pembakaran
Reaksi pembakaran eter akan menghasilkan gas karbon dioksida dan uap
air. Adapun contoh reaksinya:
24
Eter tidak dapat bereaksi dengan logam aktif seperti natrium.
4. Kegunaan
a. Di bidang medis, banyak sekali eter yang digunakan untuk anestesi (bius).
25
C.ALKANAL
1. Tata Nama
Nama trivial alkanal dinyatakan dengan nama gugus fungsi alkil yang
mengikat gugus karbonil diikuti dengan kata aldehid. Dengan demikian metanal
yang mempunyai rumus struktur HCHO mempunyai nama trivial metil aldehid.
Berikut ini merupakan daftar nama-nama senyawa alkanal
2. Karakteristik
a. Sifat-sifat kimia aldehid dan keton umumnya serupa, hanya berbeda dalam
derajatnya. Unsur C kecil larut dalam air (berkurang + C).
b. Merupakan senyawa polar, TD aldehid > senyawa non polar
c. Sifat fisika formaldehid : suatu gas yang baunya sangat merangsang
d. Akrolein = propanal = CH2=CH-CHO : cairan, baunya tajam, sangat
reaktif.
26
3. Reaksi
a. Oksidasi
Reaksi:
Pada kondisi asam:
RCHO + H2O →RCOOH + 2H+ +2e
Pada kondisi basa:
RCHO + 3OH- → RCOO- + 2H2O +2e
b. Oksidasi Dengan K2Cr2O7
Cr2O7= + 14H+ + 6e → 2Cr3+ + 7H2O
[RCHO + H2O →RCOOH +2H+ + 2e] 3X
Cr2O7= + 8H+ + 3RCHO → 2Cr3+ + 3RCOOH+ 4H2O
D.ALKANON
Keton bisa berarti gugus fungsi yang dikarakterisasikan oleh sebuah gugus
karbonil (O=C) yang terhubung dengan dua atom karbon ataupun senyawa kimia
yang mengandung gugus karbonil.
27
membedakan keton dari alkohol dan eter. Keton yang paling sederhana adalah
aseton (secara sistematis dinamakan 2-propanon).
1. Tata Nama
Okso adalah tatanama IUPAC resmi untuk gugus fungsi keton. Namun
prefiks lainnya juga digunakan dalam berbagai buku dan jurnal. Untuk senyawa-
senyawa yang umum (terutama pada biokimia), keto atau okso adalah istilah yang
digunakan untuk menjelaskan gugus fungsi keton (juga dikenal dengan nama
alkanon). Okso juga merujuk pada atom okesigen tunggal yang berkoordinasi
dengan logam transisi (okso logam).
Penamaan senyawa-senyawa alkanon atau keton juga ada dua cara yaitu :
28
CH3–CO –CH2–CH2–CH3 2, Pentanon Metil Propil Keton
2. Sifat-Sifat
a. Sifat fisika
3) Alkanon seperti aldehide mempunyai titik didih yang relatif lebih tinggi
dari pada senyawa non polar.
b. Sifat Kimia
1) Oksidasi
Oksidasi keton dengan campuran natrium bikarbonat dan asam sulfat akan
menghasilkan asam karboksilat, air, dan karbondioksida.
2) Reduksi
3. Pembuatan
29
e. Reaksi asam klorida dengan organologam
4. Kegunaan
b. Bahan baku pembuatan zat organik lain seperti kloroform yang digunakan
sebagai obat bius.
c. Pelarut untuk lilin, plastik, dan sirlak, selulosa asetat dalam memproduksi
rayon
f. keton digunakan sebagai pelarut dan zat antara dalam industri kimia.
E. ALKANOAT
1. Pengertian
30
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam
karboksilat yang memiliki dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat
(alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat (alkantrioat), dan seterusnya.
Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum
disebut sebagai asam lemak karena sifat-sifat fisiknya.
Meskipun jarang digunakan, tapi nama IUPAC juga tetap ada. Misalnya,
nama IUPAC untuk asam butirat (C3H7COOH) adalah asam butanoat.
31
CH3(CH2)COOH Asam Butanoat Asam Butirat Mentega (Butyrum)
c. Asam alkanoat suku tinggi dengan C10 atau lebih berbentuk padatan yang
sukat larut dalam air.
d. Titik didih asam alkanoat lebih tinggi dibandingkan titik didih alkohol yang
memiliki jumlah atom C yang sama.
Asam Ka Asam Ka
32
HCOOH 10-4 CH3COOH 1,8. 10-5
C2H5COOH 1,3.10-5
f. Reaksi
1) Netralsasi
2) Esterifikasi
a) Asam Etanoat + Metanol
F. ESTER
Asam oksigen adalah suatu asam yang molekulnya memiliki gugus -OH
yang hidrogennya (H) dapat menjadi ion H+.
33
1. Tata Nama
34
Isobutil format raspberi
2. Sifat-Sifat
a. Sifat Fisika
b. Sifat Kimia
3. Reaksi
a. Hidrolisis
35
b. Saponifikasi/Penyabunan
Ester, khususnya ester lemak dan minyak, dapat bereaksi dengan basa
kuat seperti NaOH atau KOH menghasilkan sabun. Reaksi ini disebut
saponifikasi atau penyabunan. Hasil samping reaksi ini adalah gliserol.
BAB IV
REAKSI-REAKSI SENYAWA ORGANIK
A.PENGANTAR
Reaksi senyawa organik dapat berlangsung jika satu molekul atau lebih
memiliki energi yang cukup (energi aktivasi) untuk memutuskan Ikatan.
1. Pemutusan Ikatan
36
Suatu ikatan kovalen bisa diputus dengan 2 cara yaitu:
a. Pemutusan Heterolitik
Penutusan heterolitik yaitu, suatu pemutusan yang menghasilkan ion-ion.
Contoh :
A : B → A+ + :B - atau A : B → :A- + B +
b. Pemutusan Homolitik
A : B → A. + B.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses reaksi adalah : apa yang
terjadi pada gugus fungsional dan sifat pereaksi yang menyerang.
2. Jenis Pereaksi
a. Pereaksi elektrofil
b. Pereaksi nukleofil
1. Reaksi Substitusi
a. Substitusi Nukleofil
37
Sustitusi nukleofil adalah reaksi penggantian suatu gugus dengan gugus
lain, dimana gugus pengganti merupakan pereaksi nukleofil.
b. Substitusi Elektrofil
Contoh : H Ar + E+ - Y- → E Ar + HY
c. Substitusi Radikal Bebas
2. Reaksi Adisi
a. Adisi Nukleofil
b. Adisi Elektrofil
Contoh :
AB + C = C → A – C – C – B
38
Dalam reaksi adisi radikal bebas gugus penyerangnya merupakan radikal
bebas.
Contoh :
d. Adisi Aldehide
1) Dengan H2
Pb,Ni
RCHO + H2 RCH2OH
50 C; 65 atm
0
2) Dengan H2O
OH
RCHO + H2O → R-CH
OH
3) Dengan HCN
OH
RCHO + HCN → R-CH
CN
4) Dengan NH3
OH
RCHO + NH3 → R-CH
NH2
e. Adisi Pada Keton
1) Dengan H2
O OH
R-C-R’ + H2 → R-CH-R’
2) Dengan H2O
O H+
OH
R-C-R’ + H2O → R-C-R’
OH
3) Dengan HCN
O OH
R-C-R’ + HCN → R-C-R’
CN
3. Reaksi Eliminasi
Contoh :
39
X–C–C–Y→ C=C + X–Y
1700C
CH3-CH2-OH CH2=CH2 + H2O
H2SO4
4. Oksidasi
Oksidasi adalah peningkatan bilangan oksidasi atau pelepasan elektron
suatu atom yang dioksidasi, contoh :
OH OH asam
O=C---C=O + KMnO4 O=C=O + H2O
Bil. Oks C=3 Bil. Oks C=4
asam
C2H5OH+ KMnO4 → CH3CHO
Bil. Oks C= -2 Bil. Oks C= -1
5. Reduksi
7. Reaksi Esterifikasi
Esterifikasi adalah reaksi substitusi antara gugus OH- dari asam karboksilat
dengan gugus R-O- dari alkohol.
O O
Reaksi : R-C- OH + H O-R’→ R-C-OR’+ H2O
Tahapan Reaksi:
a. Tahap Pertama
O OH+
40
R-C- OH + H+ ↔ R-C- OH
b. Tahap kedua
OH+ OH H
c. R-C- OH + R’-OH ↔ R─C ─ O+─R’
d. Tahap ketiga
OH H OH
R─C ─ O+─R’↔ R─C ─ O ─R’
OH H2O+
e. Tahap Keempat
OH O
R─C ─ O ─R’↔ R─C ─ O ─R’ + H2O + H+
H2O+
8. Modifikasi Ester Asam Lemak
a. Esterifikasi
O O
R–C–OH + R’OH ↔ R–C–OR’ + H2O
As. Karboksilat Alkohol Ester
b. Interesterifikasi
O O O O
R – C – OR’ + R” –C – OR*↔ R–C–OR* + R”–C–OR’
c. Alkoholisasi
O H2SO4 O
R–C–OR’+ R*OH ↔ R–C–OR*+ R’OH
atau HCl
d. Asidolisis
O O O O
H2SO4
R–C–OR’ + R”–C–OH ↔ R”–C–OR’ + R–C–OH
O
R-C O O
b. O + R’OH → R– C– OR’ + R–C–OH
R-C
O
Anhidrida Alkohol Ester As. Karboksilat
O O
41
c. R–C–O-Ag + R’-Br → R–C–O-R’+ AgBr
Garam Perak Alk.Halida Ester
O BF O
d. R – C – OH + C2H4 → 3R – C – O – C2H5
As. Karboksilat Olefin Ester
O
e. R – O – R’ + CO → R – C – OR’
Eter Karbon monooksida Ester
10. Eleminasi
OH CH3
a. CH3 ─ C ─ CH3 H2SO4
CH=C + H2O
CH3 60oC CH3
11. Halogenasi
a. Halogenasi Pada metana
12. Oksidasi
42
a. Alkana
1) Pembakaran Metana
2) Pembakaran Propana
C3H8 + O2 → CO2 + H2O + 526 Kkal
b. Alkena
H2SO4
CH3-CH=CH2 + KMnO4 CH3-C O + CO2
H
R’
H2SO4
R-C=CH2 + KMnO4 R-C-R’
O + H2O + CO2
H2SO4
R-CH=CH2+ KMnO4 R-C O + CO2 + H2O
c. Alkohol H
1) Alkohol Primer
PCC O
CH3-CH2-CH2-OH + K2Cr2O7 CH -CH2-C
CH2Cl2 3 H
43
2) Alkohol Sekunder
d. Eter.
13. Hidrolisis
a. Asil Halida
1) Suasana Asam
O H+ O
R-C + H2O → R-C + HY
Y OH
2) Suasana Basa
O O
R-C + OH- → R-C + HY
Y O-
O O
R-C - + H+ → R-C
O OH
O O
-C-Br + H2O → -C-Br + HBr
1) Suasana asam
O H+ O
NH2 OH
44
R-C + H2O → R-C + NH4+
2) Suasana Basa
O O
R-C + OH- R-C + NH3
NH2 O-
O O
R-C - + H+ R-C
O OH
BAB V
PENUTUP
45
Modul ini untuk kepentingan proses belajar mengajar di STEM “Akamigas”
sehingga materi materi disesuaikan untuk industri migas dan mineral.
penulis
Daftar Pustaka.:
Louis Schmerling, Dr, (1981), Organic and Petroleum Chemistry for Non
chemists Penn Well Publishing Company 1421 South
Sheridan Road/P. 0. Box 1260 Tulsa, Oklahoma 74101
Ratna dkk, (2010), Aldehida dan Keton
Achmad Syahrani,(2010), ORGANIC CHEMISTRY, Fessenden Dan Fessenden,
Third Edition
46