Anda di halaman 1dari 8

Tinjauan Umum Bahan Bakar Minyak

Pengertian Bahan Bakar Minyak


Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa hidrokarbon yang dalam
kondisi tekanan dan temperatur atmosfer berupa fasa cair atau padat, termasuk
aspal, lilin mineral atau ozokerit, dan bitumen yang di peroleh dan proses
penambangan, tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon lain yang
berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan usaha minyak dan gas bumi.1
Istilah minyak bumi berasal dari terjemahan bahasa inggris yaitu crude oil,
sedangkan istilah gas bumi berasal dari terjemahan bahasa inggris, yaitu natural
gas.2 Penjelasan minyak dan gas bumi menurut KBBI, yang menjelaskan bahwa
Unsur utama minyak dan gas bumi adalah hidrokarbon. Hidrokarbon adanya
senyawa-senyawa organik di mana setiap molekulnya hanya mempunyai unsur
karbon dan hidrogen saja. Karbon adalah unsur bukan logam yang yang banyak
terdapat dialam, sedangkan hidrogen adalah gas tak berwarna, tak berbau, tak ada
rasanya, menyesakkan, tetapi tidak bersifat racun, dijumpai di alam dalam dalam
senyawa dengan oksigen.3
Bahan Bakar Minyak (BBM) adalah bahan bakar yang berasal dan atau
diolah dari minyak bumi. Minyak bumi adalah hasil proses alami berupa
hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatur berupa fasa cair atau
padat. Termasuk aspal, lilin mineral atau ozokerit dan bitumen yang diperoleh dari
proses petambangan. Tetapi tidak termasuk batubara atau endapan hidrokarbon
lain yang berbentuk padat yang diperoleh dari kegiatan yang tidak berkaitan
dengan usaha minyak dan gas bumi. Gas bumi adalah hasil proses alami berupa
hidrokarbon yang dalam kondisi tekanan dan temperatr atmosfer berupa fasa gas.
Gas bumi diperoleh dari proses petambangan minyak dan gas bumi.
Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) telah
menggolongkan beberapa jenis bahan bakar minyak, yakni :4
1. Aviation Gasoline (Avgas)
1
Lihat Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 dan Peraturan Pemerintah RI
Tahun 2012 Tentang Minyak dan Gas Bumi.
2
Muhammad Firsan Tobuhu. Skripsi. Penyidikan Tindak Pidana Penyelundupan BBM Bersubsidi
Di Kota Gorontalo (Studi Kasus Di Polres Gorontalo Kota).
3
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Bahan Bakar Minyak Avgas merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan
dari fraksi minyak bumi. Avgas didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin sistem pembakaran dalam (internal combution), mesin piston dengan
sistem pengapian. Performa BBM ini ditentukan dengan nilai nomor oktan
(octance number) antara nilai di bawah 100 dan juta di atas nilai 100. Nilai oktan
jenis Avgas yang beredar di Indonesia memiliki nilai 100/130.
2. Aviation Turbine (Avtur)
Bahan Bakar Minyak Avtur merupakan BBM jenis khusus yang dihasilkan
dari fraksi minyak bumi. Avtur didisain untuk bahan bakar pesawat udara dengan
tipe mesin pembakaran luar (external combution), mesin turbin. Performa atau
nilai mutu jenis bahan bakar Avtur ditentukan oleh karakteristik kemurnian bahan
bakar. Model pembakaran turbin dan daya tahan struktur pada suhu yang rendah.
3. Bensin
Jenis Bahan Bakar Minyak Bensin merupakan nama umum untuk beberapa
jenis BBM yang diperuntukkan untuk mesin dengan pembakaran dengan
pengapian. Di Indonesia terdapat beberapa jenis bahan bakar jenis bensin yang
memiliki nilai mutu pembakaran berbeda. Nilai mutu jenis BBM bensin ini
dihitung berdasarkan nilai Randon Octane Number (RON).
4. Minyak Tanah (Kerosene)
Minyak tanah atau kerosene merupakan bagian dari minyak mentah yang
memiliki titik didih antara 150 derajat Celcius dan 300 derajat Celcius dan tidak
berwarna. Minyak tanah digunakan selama bertahun-tahun sebagai alat bantu
penerangan, memasak, pemanas air dan lain-lain. Umumnya digunakan untuk
pemakaian domestik (rumahan) dan usaha kecil.
5. Minyak solar (HSD)
Minyak solar atau High Speed Diesel (HSD) merupakan BBM jenis solar
yang memiliki angka performa cetane number 45. Jenis BBM ini umumnya
digunakan untuk mesin transportasi mesin diesel yang umum dipakai dengan
sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection. Minyak
4
Arum Sutrisni Putri, "Jenis-jenis BBM",
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/08/160000969/jenis-jenis-bbm?page=all. Di akses
pada 8 Januari 2020, 2020)
solar ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin
industri.
6. Minyak diesel (MDF)
Minyak diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang
berbentuk cair pada temperatur rendah. Biasanya memiliki kandungan sulfur yang
rendah dan dapat diterima oleh Medium Speed Diesel Engine di sektor industri.
Maka dari itu, minyak diesel juga disebut Industrial Diesel Oil (IDO) atau Marine
Diesel Fuel (MDF).
7. Minyak Bakar (MFO)
Minyak bakar bukan merupakan produk hasil distilasi tetapi hasil dari jenis
residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan yang
tinggi dibandingkan minyak diesel. Pemakaian BBM jenis ini umumnya untuk
pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar
untuk steam power station. Juga pada beberapa penggunaan yang dari segi
ekonomi lebih murah dengan penggunaan minyak bakar. Minyak bakar tidak jauh
berbeda dengan Marine Fuel Oil (MFO).
8. Biodiesel
Jenis bahan bakar biodiesel merupakan alternatif bagi bahan bakar diesel
berdasar petroleum (petroleum based) dan terbuat dari sumber terbaharui seperti
minyak nabati atau hewani. Secara kimia, ia merupakan bahan bakar yang terdiri
dari campuran mono-alkyl ester dari rantai panjang asam lemak. Jenis produk
yang dipasarkan saat ini merupakan produk biodiesel dengan campuran 95 persen
diesel petroleum dan mengandung 5 persen CPO yang telah dibentuk menjadi
Fatty Acid Methyl Ester (FAME).
9. Pertamina Dex
Pertamina Dex adalah bahan bakar mesin diesel modern yang telah
memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2. Jenis ini memiliki
angka performa tinggi dengan cetane number 53 ke atas. Memiliki kualitas tinggi
dengan kandungan sulfur di bawah 300 ppm. Pertamina Dex direkomendasikan
untuk mesin diesel teknologi injeksi terbaru (Diesel Common Rail System),
sehingga pemakaian bahan bakarnya lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan
tenaga yang lebih besar.
10. Premium (RON 88)
Premium adalah bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan
yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna tambahan (dye).
Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan
bermotor bermesin bensin seperti mobil, sepeda motor, motor tempel dan lain-
lain. BBM Bensin Premium (RON 88) juga sering disebut motor gasoline atau
petrol.
11. Pertamax (RON 92)
BBM Bensin Pertamax (RON 92) ditujukan untuk kendaraan yang
mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan tinggi dan tanpa timbal
(unleaded). Pertamax juga direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi di
atas tahun 1990, terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan
Electronic Fuel Injection dan Catalytic Converters.
12. Pertamax Plus (RON 95)
BBM jenis Pertamax Plus (RON 95) telah memenuhi performa International
World Wide Fuel Charter (WWFC). Jenis ini ditujukan untuk kendaraan
berteknologi mutakhir yang mempersyaratkan penggunaan bahan bakar beroktan
tinggi dan ramah lingkungan. Pertamax Plus sangat direkomendasikan untuk
kendaraan yang memiliki kompresi ratio > 10,5 dan juga menggunakan teknologi
Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), VTI,
Turbochargers dan Catalytic Converters.
Pengaturan Bahan Bakar Minyak di Indonesia
Pemerintah Indonesia mengatur tentang BBM melalui Undang-undang
Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. Dikutip dari situs resmi
Kementerian Sekretariat Negara, UU No. 22 Tahun 2001 tersebut ditetapkan pada
23 November 2001 dan diberlakukan sejak tanggal penetapan tersebut. UU No. 22
Tahun 2001 disahkan oleh Presiden saat itu yaitu Megawati Soekarnoputri di
Jakarta. Dengan adanya UU No. 22 Tahun 2001 maka pemerintah mencabut
peraturan perundang-undangan sebelumnya yaitu:
1. UU No. 8 Tahun 1971 tentang Perusahaan Pertambangan Minyak dan
Gas Bumi Negara.
2. UU No. 15 Tahun 1962 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah
Pengganti UU No. 2 Tahun 1962 tentang Kewajiban Perusahaan Minyak
Memenuhi Kebutuhan Dalam Negeri Menjadi Undang-Undang.
3. Perpu Nomor 44 Tahun 1960.
Penyusunan UU No. 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi
bertujuan sebagai berikut:
1. Terlaksana dan terkendalinya minyak dan gas bumi sebagai sumber daya
alam dan sumber daya pembangunan yang bersifat strategis dan vital.
2. Mendukung dan menumbuhkembangkan kemampuan nasional untuk
lebih mampu bersaing.
3. Meningkatnya pendapatan negara dan memberikan kontribusisebesar-
besarnya bagi perekonomian nasional, mengembangkan dan memperkuat
industri dan perdagangan Indonesia.
4. Menciptakan lapangan kerja, memperbaiki lingkungan, meningkatnya
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.
Asas Usaha Bahan Bakar Minyak
Penyelenggaraan kegiatan usaha minyak dan gas bumi dalam UU No. 22
Tahun 2001 berlandaskan pada asas:
1. Ekonomi kerakyatan
2. Keterpaduan
3. Manfaat
4. Keadilan
5. Keseimbangan
6. Pemerataan
7. Kemakmuran bersama dan kesejahteraan rakyat banyak
8. Keamanan
9. Keselamatan
10. Kepastian hukum
11. Berwawasan lingkungan.5
Badan Pemerintah Dalam Kegiatan Usaha Minyak Dan Gas
Peranan minyak dan gas bumi tersebut terlaksana dengan baik di dalam
Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 di atur mengenai tugas kelembagaan
dalam bidang minyak dan gas bumi, yaitu :
1. Pemerintah (Departemen ESDM cq Direktorat Jenderal Minyak dan Gas
Bumi), bertugas melaksanakan tugas-tugas kebijakan, pengaturan,
pembinaan, dan pengawasan dalam penyelenggaraan penguasaan minyak
dan gas bumi;
2. Badan Pelaksana Minyak Dan Gas Bumi (BP Migas), bertugas
melaksanakan tugas pengendalian ketentuan dalam kontrak kerja sama
pada kegiatan usaha hulu migas;
3. Badan Pengatur Minyak Dan Gas Bumi (BPH Migas), bertugas
mengalokasikan persediaan dan pendistribusian BBM serta menetapkan
tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa.6
Berdasarkan apa yang dipaparkan di atas, penyelenggaraan kegiatan usaha
hulu migas terdiri dari kuasa pertambangan, pembinaan, pengawasan, dan
pengendalian.
Direktori Jenderal Minyak Dan Gas Bumi memiliki tugas dan fungsi
sebagai berikut.
1. Tugas :
Merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standarnisasi teknis bidang
minyak dan gas bumi.
2. Fungsi :
a. Menyiapkan perumusan kebijakan departemen di bidang minyak
dan gas bumi;

5
Arum Sutrisni Putri, "Pengelolaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia",
(https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/07/200000769/pengelolaan-bahan-bakar-minyak-
bbm-di-indonesia?page=all , Di akses pada 7 Januari 2020, 2020

6
Adrian Sutedi. (2012). “Hukum Pertambangan”. Jakarta: Sinar Grafika. Hlm. 71
b. Melaksanakan kebijakan di bidang minyak dan gas bumi sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku;
c. Merumuskan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur
dibidang minyak dan gas bumi;
d. Memberikan bimbingan teknis dan evaluasi;
e. Melaksanakan administrasi Direktori Jenderal.7
Badan pelaksana memiliki fungsi, tugas, dan wewenang, yakni sebagai
berikut.
1. Tugas :
Melakukan pengendalian kegiatan hulu migas, dengan pengaturan khusus
berikut:
a. Memberikan pertimbangan kepada menteri atas kebijaksanaannya
dalam hal penyiapan dan penawaran Wilayah Kerja serta KKS;
b. Melaksanakan penandatanganan KKS;
c. Mengkaji dan menyampaikan rencana pengembangan lapangan
yang pertama kali akan diproduksikan dalam suatu wilayah kerja
kepada menteri untuk mendapatkan persetujuan;
d. Memberikan persetujuan rencana pengembangan lapngan selain
dari yang dimaksud dalam poin sebelumnya;
e. Memberikan persetujuan rencana kerja dan anggaran;
f. Melaksanakan monitoring dan melaporkan kepada menteri
mengenai pelaksanaan KKS;
g. Menunjuk penjual minyak dan/atau gas bumi bagian negara yang
dapat memberikan keuntungan yang sebesar-besarnnya bagi
negara.
2. Fungsi :
Melakukan pengawasan terhadap kegiatan usaha hulu agar pengambilan
sumber daya alam minyak dan gas bumi milik negara dapat memberikan
manfaat dan penerimaan yang maksimal bagi negara untuk sebesar-
besarnya kemakmuran rakyat.

7
Ibid. Hlm. 74
3. Wewenang :
a. Membina kerja sama dalam rangka terwujudnya integrasi dan
singkonisasi kegiatan operasional kontraktor KKS;
b. Merumuskan kebijakan atas anggaran dan program kerja
kontraktor KKS;
c. Mengawasi kegiatan utama operasional kontraktor KKS;
d. Membina seluruh aset kontraktor KKS yang menjadi milik negara;
e. Melakukan koordinasi dengan pihak dan/atau instansi terkait yang
diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan usaha hulu.8

8
Ibid. Hlm. 75

Anda mungkin juga menyukai