Anda di halaman 1dari 3

NAMA : YUSNA ARSYAD

NIM : 710522032
KELAS :B
UAS PENEMUAN HUKUM

PEMBAHASAN

1. Uraikan mengapa putusan hakim dipandang merupakan salah satu sumber


hukum formil, berikan argumentasi saudara dan lengkapi dengan ketentuan
yang mengaturnya.
Jawaban:
Sebagaimana diketahui bahwa tidak ada hukum atau perundang-undangan yang
sangat lengkap. Peraturan hukum yang tidak jelas harus dijelaskan, yang tidak
lengkap harus dilengkapi dengan jalan menemukan hukumnya agar aturan
hukumnya dapat diterapkan terhadap peristiwanya.
Dasarnya ialah pasal 10 ayat (1) UndangUndang No. 48 Tahun 2009 tentang
Kekuasaan Kehakiman menegaskan bahwa “Pengadilan dilarang menolak
untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan
dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk
memeriksa dan mengadilinya”. Ketentuan ini didasarkan atas asas ius curia novit.
Apabila hakim tidak menemukan hukum tertulis atau suatu peraturan perundang-
undangan belum jelas mengaturnya, hakim harus bertindak berdasarkan insiatifnya
sendiri menyelesaikan perkara tersebut. Hakim harus berperan menentukan apa
yang merupakan hukum, sekalipun peraturan perundang-undangan belum jelas.
Dalam konteks ini, hakim harus aktif berperan untuk menemukan hukum dan
membentuk hukum baru serta mengembangkan hukum.
2. Jelaskan bagaimana tugas hakim sebagai pembentuk hukum menurut
pandangan tokoh tokoh dibawah ini:
Jawaban:
a) Van Vollenhoven
Peraturan hukum terutama merupakan pencerminan keyakinan hukum dan praktek-
praktek yang terdapat dalam kehidupan bersama dan tidak ditetapkan dari atas.
Sehingga menurut Von Vollenhoven bahwa yuris harus mengembangkan dan
mensistematisasi keyakinan dan praktek-praktek ini. hukum adalah hukum
kebiasaan yang tidak cocok dengan kehidupan modern. Sebelum mengkodifikasikan
hukum harus mengadakan penelitian yang mendalam lebih dahulu. Setelah itu
barulah dapat diadakan kodifikasi.
b) Bagir Manan
Menurut Bagir Manan harus diakui peranan hakim sangat penting Pertama, hakim
yang mewujudkan hukum (dalam arti) konkrit. Melalui putusan hakim, ketentuan
undang-undang (hukum) yang abstrak menjadi suatu kenyataan. Kedua, hakim
bukan hanya menyatakan (menetapkan) hukum bagi yang berperkara (menciptakan
hukum bagi pihak-pihak), tetapi dapat juga menciptakan hukum yang berlaku umum.
Ketiga, hakim menjamin aktualisasi hukum, termasuk mengarahkan perkembangan
hukum. Atas peran yang demikian, kedudukan hakim sangat strategis.
c) Sidharta
Hakim dalam menjalankan tugasnya dengan memikul tanggung jawab yang besar
dan harus mengerti tanggung jawabnya itu, sebab keputusan hakim itu dapat
membawa akibat sangat jauh dari kehidupan para yustiabel dan atau orang-orang
lain yang terkena oleh jangkauan keputusan tersebut. Olehnya itu maka Keputusan
hakim yang tidak adil dapat mengakibatkan penderitaan lahir batin yang selalu
membekas dalam batin para yustiabel yang bersangkutan sepanjang perjalanan
hidupnya.
3. Setujukah saudara terhadap pandangan yang menyebutkan bahwa hakim
adalah pembentuk undang undang, berikan alasan dan dasar argumentasi
saudara.
Jawaban:
Setuju, bahwa hakim merupakan pembentuk undang-undang, karena hakim
merupakan pelaksana dari semua peraturan yang ada (UU). Sehingga sebagai
hakim yang diberikan kewenangan oleh UU untuk memeriksa dan mengadili suatu
perkara dan Ketika terjadi kekosongan hukum hakim tidak boleh menolak perkara,
hakim dituntut untuk bisa melakukan penemuan hukum. Berdasarkan Pasal 20 AB
“Hakim harus mengadili berdasarkan Undang-Undang” dan Pasal 22 AB + Pasal 14
Undang-undang No. 14 tahun 1970 mewajibkan “Hakim untuk tidak menolak
mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan tidak lengkap atau tidak
jelas Undang-undang yang mengaturnya melainkan wajib mengadilinya”.
Jika terdapat kekosongan aturan hukum atau ataurannya tidak jelas maka untuk
mengatasinya diatur dalam pasal 27 UU No. 14 Tahun 1970 menyebutkan : “Hakim
sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami
nilai-nilai hukum yb ang hidup didalam masyarakat”. Artinya seorang Hakim harus
memiliki kemampuan dan keaktifan dalam melakukan penemuan hukum. Hakim
membuat Undang-undang karena Undang-undang tertinggal dari perkembangan
masyarakat. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan yang juga berfungsi
sebagai penemu yang dapat menentukan mana yang merupakan hukum dan mana
yang bukan hukum.
4. Mengapa seorang Hakim perlu diberikan wewenang untuk melakukan
penemuan hukum dan uraikan metode penafsiran hukum yang anda
pahami.
Jawaban:
Hakim diberikan kewenangan untuk melakukan penemuan hukum karena kehidupan
manusia semakin berkembang, hukum akan selalu tertinggal dengan kemajuan yang
ada, selain itu para ahli hukum selalu mengatakan memang pada dasarnya UU tidak
akan pernah lengkap, namun hakim dalam melakukan penemuan hukum tidak boleh
keluar dari metode yang ada, contohnya metode penafsiran hukum
Contohnya penafsiran Gramatikal yaitu suatu cara penafsiran Undang-undang
menurut arti kata- kata (istilah) yang terdapat pada Undang-undang. Hukum wajib
menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum. Mis. [a]
Peraturan per.Undang-undangan melarang orang menghentikan “Kenderaannya”
pada suatu tempat. Kata kendaraan bisa ditafsirkan beragam, apakah roda dua,
roda empat atau kenderaan bermesin, bagaimana dengan sepeda dan lain-lain (E.
Utrecht). Jadi harus diperjelas dengan kendaraan mana yang dimaksudkan. [b]
Mengenai istilah “dipercayakan” yang tercantum dalam pasal 342 KUHP Mis.
sebuah paket yang diserahkan kepada Dinas Perkereta Apian (PJKA). Sedangkan
yang berhubungan dengan pengiriman tidak ada selain Dinas tersebut artinya
dipercayakan. [c] Istilah “menggelapkan” dalam pasal 41 KUHP sering ditafsirkan
sebagai menghilangkan.
5. Uraikan dan berikan analisa saudara bagaimana hakim melaksanakan
tanggung jawabnya dalam mengawal perkembangan hukum nasional.
Seiring perkembangan yang begitu cepat di masyarakat, hakim harus mengambil
peran guna menciptakan hukum yang baru, melakukan terobosan hukum, sekaligus
mengisi kekosongan hukum melalui berbagai putusannya yang progresif. Peranan
hakim sebagai aparat kekuasaan kehakiman pada prinsipnya tugas Hakim adalah
melaksanakan fungsi peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.
Dalam menjalankan fungsi peradilan ini tugas hakim menegakkan hukum dan
keadilan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menjatuhkan putusan Hakim
harus memperhatikan tiga hal yang sangat esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit),
kemanfaatan (zwachmatigheit) dan kepastian (rechsecherheit). Sebagaimana
pendapat Sudikno Mertokusumo, ketiga asas tersebut harus dilaksanakan secara
kompromi, yaitu dengan cara menerapkan ketiga-tiganya secara berimbang atau
proposional. Sehingga putusan tidak menimbulkan kekacauan atau keresahan bagi
masyarakat, terutama bagi pencari keadilan.

Anda mungkin juga menyukai