1. Uraikan mengapa putusan hakim dipandang merupakan salah satu sumber
hukum formil, berikan argumentasi saudara dan lengkapi dengan ketentuan yang mengaturnya. Jawaban: Sebagaimana diketahui bahwa tidak ada hukum atau perundang-undangan yang sangat lengkap. Peraturan hukum yang tidak jelas harus dijelaskan, yang tidak lengkap harus dilengkapi dengan jalan menemukan hukumnya agar aturan hukumnya dapat diterapkan terhadap peristiwanya. Dasarnya ialah pasal 10 ayat (1) UndangUndang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman menegaskan bahwa “Pengadilan dilarang menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya”. Ketentuan ini didasarkan atas asas ius curia novit. Apabila hakim tidak menemukan hukum tertulis atau suatu peraturan perundang- undangan belum jelas mengaturnya, hakim harus bertindak berdasarkan insiatifnya sendiri menyelesaikan perkara tersebut. Hakim harus berperan menentukan apa yang merupakan hukum, sekalipun peraturan perundang-undangan belum jelas. Dalam konteks ini, hakim harus aktif berperan untuk menemukan hukum dan membentuk hukum baru serta mengembangkan hukum. 2. Jelaskan bagaimana tugas hakim sebagai pembentuk hukum menurut pandangan tokoh tokoh dibawah ini: Jawaban: a) Van Vollenhoven Peraturan hukum terutama merupakan pencerminan keyakinan hukum dan praktek- praktek yang terdapat dalam kehidupan bersama dan tidak ditetapkan dari atas. Sehingga menurut Von Vollenhoven bahwa yuris harus mengembangkan dan mensistematisasi keyakinan dan praktek-praktek ini. hukum adalah hukum kebiasaan yang tidak cocok dengan kehidupan modern. Sebelum mengkodifikasikan hukum harus mengadakan penelitian yang mendalam lebih dahulu. Setelah itu barulah dapat diadakan kodifikasi. b) Bagir Manan Menurut Bagir Manan harus diakui peranan hakim sangat penting Pertama, hakim yang mewujudkan hukum (dalam arti) konkrit. Melalui putusan hakim, ketentuan undang-undang (hukum) yang abstrak menjadi suatu kenyataan. Kedua, hakim bukan hanya menyatakan (menetapkan) hukum bagi yang berperkara (menciptakan hukum bagi pihak-pihak), tetapi dapat juga menciptakan hukum yang berlaku umum. Ketiga, hakim menjamin aktualisasi hukum, termasuk mengarahkan perkembangan hukum. Atas peran yang demikian, kedudukan hakim sangat strategis. c) Sidharta Hakim dalam menjalankan tugasnya dengan memikul tanggung jawab yang besar dan harus mengerti tanggung jawabnya itu, sebab keputusan hakim itu dapat membawa akibat sangat jauh dari kehidupan para yustiabel dan atau orang-orang lain yang terkena oleh jangkauan keputusan tersebut. Olehnya itu maka Keputusan hakim yang tidak adil dapat mengakibatkan penderitaan lahir batin yang selalu membekas dalam batin para yustiabel yang bersangkutan sepanjang perjalanan hidupnya. 3. Setujukah saudara terhadap pandangan yang menyebutkan bahwa hakim adalah pembentuk undang undang, berikan alasan dan dasar argumentasi saudara. Jawaban: Setuju, bahwa hakim merupakan pembentuk undang-undang, karena hakim merupakan pelaksana dari semua peraturan yang ada (UU). Sehingga sebagai hakim yang diberikan kewenangan oleh UU untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara dan Ketika terjadi kekosongan hukum hakim tidak boleh menolak perkara, hakim dituntut untuk bisa melakukan penemuan hukum. Berdasarkan Pasal 20 AB “Hakim harus mengadili berdasarkan Undang-Undang” dan Pasal 22 AB + Pasal 14 Undang-undang No. 14 tahun 1970 mewajibkan “Hakim untuk tidak menolak mengadili perkara yang diajukan kepadanya dengan alasan tidak lengkap atau tidak jelas Undang-undang yang mengaturnya melainkan wajib mengadilinya”. Jika terdapat kekosongan aturan hukum atau ataurannya tidak jelas maka untuk mengatasinya diatur dalam pasal 27 UU No. 14 Tahun 1970 menyebutkan : “Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum yb ang hidup didalam masyarakat”. Artinya seorang Hakim harus memiliki kemampuan dan keaktifan dalam melakukan penemuan hukum. Hakim membuat Undang-undang karena Undang-undang tertinggal dari perkembangan masyarakat. Hakim sebagai penegak hukum dan keadilan yang juga berfungsi sebagai penemu yang dapat menentukan mana yang merupakan hukum dan mana yang bukan hukum. 4. Mengapa seorang Hakim perlu diberikan wewenang untuk melakukan penemuan hukum dan uraikan metode penafsiran hukum yang anda pahami. Jawaban: Hakim diberikan kewenangan untuk melakukan penemuan hukum karena kehidupan manusia semakin berkembang, hukum akan selalu tertinggal dengan kemajuan yang ada, selain itu para ahli hukum selalu mengatakan memang pada dasarnya UU tidak akan pernah lengkap, namun hakim dalam melakukan penemuan hukum tidak boleh keluar dari metode yang ada, contohnya metode penafsiran hukum Contohnya penafsiran Gramatikal yaitu suatu cara penafsiran Undang-undang menurut arti kata- kata (istilah) yang terdapat pada Undang-undang. Hukum wajib menilai arti kata yang lazim dipakai dalam bahasa sehari-hari yang umum. Mis. [a] Peraturan per.Undang-undangan melarang orang menghentikan “Kenderaannya” pada suatu tempat. Kata kendaraan bisa ditafsirkan beragam, apakah roda dua, roda empat atau kenderaan bermesin, bagaimana dengan sepeda dan lain-lain (E. Utrecht). Jadi harus diperjelas dengan kendaraan mana yang dimaksudkan. [b] Mengenai istilah “dipercayakan” yang tercantum dalam pasal 342 KUHP Mis. sebuah paket yang diserahkan kepada Dinas Perkereta Apian (PJKA). Sedangkan yang berhubungan dengan pengiriman tidak ada selain Dinas tersebut artinya dipercayakan. [c] Istilah “menggelapkan” dalam pasal 41 KUHP sering ditafsirkan sebagai menghilangkan. 5. Uraikan dan berikan analisa saudara bagaimana hakim melaksanakan tanggung jawabnya dalam mengawal perkembangan hukum nasional. Seiring perkembangan yang begitu cepat di masyarakat, hakim harus mengambil peran guna menciptakan hukum yang baru, melakukan terobosan hukum, sekaligus mengisi kekosongan hukum melalui berbagai putusannya yang progresif. Peranan hakim sebagai aparat kekuasaan kehakiman pada prinsipnya tugas Hakim adalah melaksanakan fungsi peradilan sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Dalam menjalankan fungsi peradilan ini tugas hakim menegakkan hukum dan keadilan. Sehubungan dengan hal tersebut, dalam menjatuhkan putusan Hakim harus memperhatikan tiga hal yang sangat esensial, yaitu keadilan (gerechtigheit), kemanfaatan (zwachmatigheit) dan kepastian (rechsecherheit). Sebagaimana pendapat Sudikno Mertokusumo, ketiga asas tersebut harus dilaksanakan secara kompromi, yaitu dengan cara menerapkan ketiga-tiganya secara berimbang atau proposional. Sehingga putusan tidak menimbulkan kekacauan atau keresahan bagi masyarakat, terutama bagi pencari keadilan.